Sesuai tema pesta Blogger 2008. . . blogging for society..sabtu ini saya postingkan salah satu komentar yang saya terima beberapa hari yang lau pada artikel perlunya memakai Riding gear . . . saya pikir berguna buat semua, jadi saya re-post menjadi sebuah artikel tersendiri . . . Terimakasih Pak Hartono atas komentarnya.

Bro Taufik,

Orang bilang ‘main air basah, main api terbakar’, lha kalau ‘main motor ya ….. jatoh (kemungkinannya)’. Artinya antisipasi terhadap jtoh itu hukumnya ‘wajib’. Dan ini bukan ikut arus, tapi salah satu bentuk tanggung jawab kita sebagai pribadi bahkan kepala keluarga. Kalau ada apa2, anak bini mau dikemanain….?

Secara bercanda, saya suka berujar kepada teman2 biker. Jangan bikin malaikat tertawa saat melaksanakan tugasnya. Coba kalau dia sambil menggerutu bilang, “Ninin yang 50 jeti lu bisa beli, masak perlengkapan yang gak seberapa dibanding itu lu ogah. Lu pikir nyawa bisa direset apa?! Nambahin kerjaan gua aja lu!!”

Seloroh seperti di atas mungkin agak kebangetan. Tapi intinya, jangan main-mainlah dengan keselamatan kalau kita memang masih berencana menikmati hidup ini dengan bermotor ria sampai tua.

Dah gitu, ukuran gears mesti pas. Ada contoh pahit, adik saya (cewek) dihajar mobil pick-up (baca: dilindas bagian kepalanya). Statusnya KOMA selama 3 bulan. Setelah sadar baru boleh dioperasi, dagu patah tiga yang telah tersambung jaringan tulangnya harus dipatahkan lagi baru kemudian dioperasi. Sebabnya? Dia pakai helm adiknya yg laki (adik saya juga artinya kan) yang agak kegedean dan tidak diikat dengan kencang. Helmnya? SHOEI! Karena pakai helm itu, kepalanya tidak pecah, tapi karena tidak diikat pas, helmnya bergeser dan dagunya menghantam aspal hingga patah di tiga tempat. That’s the fact, bro. Sad story.

Poin pentingnya: repot sedikit menggunakan gears yang baik secara benar akan menyelamatkan kita untuk jangka panjang.

Hi3x jadi cerewet ya? Gak apa2 ya demi kebaikan kita semua.

GAMBAR : www.ci.arlington.wa.us

Seperti dituliskan Oleh Bro Hartono di komentar artikel :

http://ninja250r.wordpress.com/2008/06/27/mereka-bilang-kostum-saya-mirip-robot-cuekin-aja-ah/#comment-6765

18 COMMENTS

  1. mending cerewet deh mas daripada sok jago, sok cuek, sok nganggap enteng. nyawa cuma satu, kita sendiri yang mesti jaga. saya ngelihat kecelakaan secara langsung depan mata sudah cukup, terlalu sering.
    saya sempat melihat cewek bawa bebek mau nyalip truk polisi udara (yang stir kiri) yang udah ada di jalur paling kanan akhirnya tergilas roda-roda truk itu…. ngelihat terkapar darahnya melebar kemana-mana.
    ngelihat yang ngebut ngesot sana-sini akhirnya mental nabrak mobil… lihat orang naik vespa ngebut di jalan licin akhirnya jatuh dan kepalanya meluncur passss ke arah ban truk yang setengah mati nge-rem dan berhenti passs ketika helmnya nyentuh itu ban…

    semua saya lihat langsung depan mata proses kejadiannya… duh terlalu sering ngeliat kecelakaan, kalau orang cuma lihat korban setelah kejadian, saya ngeliat proses kejadiannya lengkap. jadi bener-bener belajar, jangan sok jago di jalanan. nyawa cuma satu.

  2. setuju. sebaiknya standar SNELL dan ukuran harus pas. jangan lupa helm punya batas kadaluarsa, sebaiknya ganti tiap 5 tahun maksimal (kalau mengutamakan fungsi), atau setahun sekali (kalau ngikutin motoGP he he he). helm jatuh keras sekali, mending ganti, meski tampaknya masih bagus.

    beli helm bagus sekitar 3-5 jt. biaya rumah sakit karena geger otak = Rp 500.000 – Rp 1 jt per HARI, belum lagi kalo operasi.

    1 teman “lewat” beberapa tahun lalu. pakai helm i** (lokal). helm utuh. asli utuh. tapi begitu helm dilepas, dalamnya penuh darah. ternyata helm itu hanya modal tampilan, saat benturan terjadi, tidak diredam tapi disalurkan ke kepala. itu saat terakhir gue pakai helm “biasa”.

    tapi setahun lalu 1 teman saya “lewat”. pake Arai, tapi lupa diikat. pas kejadian, tuh helm lepas saat benturan pertama. helm bagus tanpa pemakaian yang benar ya sama aja.

  3. Safety Apparels, bukan hanya helm aja, tapi minimal juga jaket, sarung tangan, sepatu dan celana yang memadai, sehingga dapal meminimalkan resiko cedera bagi biker.

    Untuk helm di Indonesia sudah ada standarnya, yaitu SNI No. 1811-2007 tentang Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua

    *gimana cara bikin tautan lampiran file pdf di blog ya?, maklum newbie 😛

    copy-paste aja linknya di komentar kang
    biar bisa berguna bagi kita2 😉

  4. @ dr. I Made Cock Wirawan, S.Ked
    makasih pak sudah sudi gabung di marih . . . .
    boleh di share pengalaman menangani pasien korban kecelakaann pak . . . . 😉

  5. hii serem…makanya saya mo beralih maen motor antik aja lah..
    ga ngebut2 amat…diajak ngebut juga sayang..yang enaknya sih ga ditantangin ngebut..

Leave a Reply to kuro22id Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here