Bro sekalian, ngeri banget membayangkan jumlah kendaraan bermotor terutama Roda dua Di Indonesia. Jutaan Unit motor baru di jual di Nusantara tercinta ini per tahunnya. Nah sampai sekarang setahu saya Belum ada lembaga Khusus yang menangani masalah defect/failure teknis kendaraan. Dipikir kendaraan yang sudah lulus tes Uji, berarti sudah Laik Jalan dan bisa dijual tanpa adanya uji berkesinambungan terhadap kendaraan tersebut . . . alhasil beberapa produk bermasalah seperti kasus Anchor pin nya Honda Vario dan Fuel Pump nya Yamaha V-Ixion . . . keduanya terjadi di Produk generasi awal.

Konsumen seperti berada pda situasi/sisi dimana baru hanya mampu dan berhak membeli serta menggunakan . . . tanpa punya kekuatan untuk mendapatkan kepastian keselamatan akan kendaraan yang telah dibelinya dengan susah payah secara berkesinambungan. Jaminan kepastian hanya dilakukan secara subyektif oleh Pabrikan. Bro semua, Di Amerika kampanye recall dilakukan sebagai hasil penyelidikan lembaga Khusus seperti ODI . . . Office of Defect Investigation yang bernaung dibawah National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). Lembaga ini bertugas melakukan Investigasi kelayakan jalan terhadap semua kendaraan di sana dan menghasilkan banyak rekomendasi-rekomendasi recall. Kalo udah kena rekomendasi Recal, pabrikan mau-nggak mau yaaaa…. harus ngikutin dong

Selain menggelontorkan rekomendasi kampanye Recall, Lembaga ini juga bertugas mengawasi kegiatan kampanye recall sehingga diperoleh kepastian bahwa penggantian suku cadang/ perbaikan dilakukan dengan benar. Nah Kalau ada Lembaga Khusus macam ini, maka recall akan terasa lebih Obyektif karena recall bukan berasal dari penilaian subyektif pabrikan terhadap produknya sendiri, dan juga ketenangan hati konsumen karena negara yang memastikan semuanya. Nah harusnya negara ini Juga punya lembaga sejenis, gunakan pajak kendaraan bermotor untuk membiayai oprasional lembaga ini . . . gaji aparatnya dengan cukup agar memiliki integritas kerja, karena keselamatan konsumen berada di pundaknya . . . mudah mudahan pak menteri Perhubungan membaca artikel ini . . . semoga berguna, silahkan share komentar bro semua.

Taufik of BuitenZorg

1 COMMENT

  1. Setujuuuu banget sama Mas Taufik,
    menurutku gak perlu lg dibuat lembaga recall.
    Sebaiknya fungsi AISI bs dioptimalkan utk itu,
    sbg asosiasi industri sepeda motor di Indonesia, AISI jg wajib mengeluarkan aturan recall bg para perodusen.

  2. Bknnya brburuk sangka tp liat aja bgmn uji kendaraan angkutan umum cm asal2an shgga byk angkutan umum yg tdk lyk ttp dpt ijin
Mengenai keselamatan ktnya di mlysia ada lembaga pengaduan trhdp jln yg rusak jd msyrkt bs mnelpon jk ada jln yg rusak

  3. yupz… betul..betul..betul… 😀

    bisa diintegrasikan dengan dinas perhubungan yang melakukan uji kelayakan alias uji kir, atau bahkan bisa pula dengan departemen perindustrian yang melakukan uji tipe pada awal kendaraan bermotor didaftarkan..

    cmiiw 😉

  4. suatu saat…. kita pasti bisa menuju ke sana.. xixixixxi [ngemeng opo kui…] :

    nggak hanya untuk R2, di sekitar kita masih sangat sering melihat moda transportasi yang mungkin sebenernya sudah sangat tidak laik jalan… semisal bus kota di tempatku, sudah rebody berulang2, perawatan seadanya, dan asapnya itu lho… bahkan dulu pernah dijumpai bus kota yang hanya pake 1 ban di sisi kanan [biasanya ban kan ganda kalau roda belakang] di roda belakangnya [asli, ini terjadi dan sempat menjadi bahan pemberitaan di Jogja waktu itu].

    @ardi
    seharusnya juga kena recall tuh, ganti nama kok tanpa selametan dulu.. 😛

  5. setuju saja si Mas Taufik.memang Indonesia membutuhkan lembaga-lembaga yang legalitas dan kinerjanya dapat dipercaya untuk masalah hak dan kewajiban konsumen. tapi.. takutnya tahun pertama saja, program ini bisa berjalan. tapi seterusnya, seperti angin lalu…

  6. ini ide bin usul oke kang-Opik…, tappeiii…, kayaknya msh jauh banget di negri kita bisa gt.
    lhawong kasus uji kelayakan kndaraan umum yg amburadul aja msh trjadi trs2an.
    spt yg sdh d sampeiken bro baridin, saat ini msh sangat bwuaaaanyak angkot, bus, truk, serta kndaraan lain, yg jika d lihat secara kasat mata, sdh waktunya d benahi sblm turun k jalan.
    spt asap knalpotnya sdh sangat menimbulkan polusi (masa pas d blakang bus, aku smpe sulit liat depan gara2 asep snalpote trlalu tebwal, item lg), trs body kndaraan sdh kliatan ancurr, bnyk yg kropos (cntoh kasus: hampir smua angguna d surabaya, bodynya sdh ancurr…..!!)
    nhaaa…..yg jelas2 kudu d benahi aja msh d biarkan dpt izin layak jalan, gimana mau respect smpe pd urusan recall yg notabene cacatnya g kasat mata…?!!
    ini yg jd mslh kyae “mental” kang. jd sulit d benahi.
    tp klo g coba usaha d rubah, kpn bisa jd lbh baik yha..!!?
    ayooo…., ramai2 minta d bikinin lembaga pemerhati kelayakan roda dua yhuuuukk..!!
    biar kita2 para biker g cuman d keruk keuntungane aja sama pabrikan 😉

  7. @pendatangbaru
    weks . . .aku nggak mo jadi jurkam . . .soale image jurkam itu dimata umum cuma ngomong pro konsumen saat kampanye doank xixixixixixi :mrgreen:

    @pirlo
    kalo aku malah berpendapat jangan disatukan dengan AISI . . .karena AISI itu isinya kan kita semua tahu . . .perwakilan2 pabrikan . . .menimbang 2 agar kepentingan konsumen terus disuarakan . .. kayaknya akan lebih obyektif kalo lembaga ini merupakan lembaga Independen, kalo bisa oprasionalnya jangan bergantung dari ATPM-biar nggak ada kebergantungan dengan pengaruh ATPM !! . . .syukur2 menjadi lembaga Nasional yang memiliki legalitas dan pengaruh kuat dan didukung penuh kementrian terkait

    @baridin
    nah butul tuh bro . . . selain itu lebaga ini bisa memiliki semacam lembaga advokasi konsumen, cmiiw

    @FansAyanami
    percaya deh bro kalo lembaga ini dilakukan dengan niatan tulus seperti niatan pembentukan KPK dsb . . .lembaga ini harusnya bisa bertahan lama, dan yang pastinya ada jutaan biker/pengguna jalan mengawasinya sepanjang waktu

  8. sangat setuju bro! tujuannya agar hak-hak konsumen diperhatikan, selama ini kita hanya didikte terus oleh para produsen otomotif. kita punya YLKI tapi belum fokus ke bidang otomotif. kalaupun ada recall itupun semata-mata untuk mengamankan posisi produsen dalam penetrasi pasar.

  9. Setuju dengan juragan warung. mungkin para anggota yang jadi petugas recall dari koboi beserta komentatornya kekekk… karena biasanya masalah defect (cacat produksi) Muncul setelah product itu jadi dan setelah dipakai dalam kurun waktu tertentu. Namanya barang bikinan manusia gak ada yang sempurna, walau pembuatan design dan teknisnya dibuat oleh para ahli sekalipun.

  10. Kita selalu setuju dan mendukung
    apa saja yg ujung2nya memberi rasa
    aman dan nyaman untuk konsumen
    atau pengguna setia produk yg disukai

  11. wah…jadi pabrikan nggak bisa sembunyi-sembunyi lagi ya…
    baguslah mas taufik…..
    kemana nih kita mesti kirim saran?

    departemen perindustrian?

  12. Absen disik…
    cocok karo juragane warung..
    Tp yg jd mslh trbesar ya kultur bangsa kita sndiri bro, nrimo2 ae, n menganggap (smua) merk asing tu wez mesti apik…
    Ad YLKI jg klo ga ad pengaduan, lha trus kepriben???

  13. ada sedikit pertanyaan Mas ……..
    untuk yamaha vixion pompa yang bermasalah itukan keluaran pertama .
    berarti sampai tahun berapa tu Mas …?
    Apa 2008 masih bermasalah pada full pamp nya .
    bro2 yang punya info juga mohon bantuannya ….

  14. Kyknya ini tergantung penguasanya deh,Undang2 dikita dbkn sdh bgs dgn biaya milyaran ujung2nya mandul dipelaksanaan

  15. Betul betul betul..
    Tapi kita disini kan punya Bloger yg independent.. Jadi kalo ada produk yg harusnya di recall atau ada kasus recall yg ditutup-tutupi kita semua jadi tau.. Kalau udah begitu tinggal gimana pabrikannya aja, segera sadar atau masih tetep adem ayem 😉

  16. jangankan bayar pajak buat ndanain lembaga recall, di jakarta ndiri aja jalanan berlubang mbenerinnya lama? kalo dah ada yang KO baru degh DPU turun tangan….padahal tiap tahun bayar pajak kendaraan bermotor,itu aja kena pajak berganda!

  17. Setujuuuuuuu…!!
    emang harus ada satu lembaga independen yg bisa monitoring kelayakan kendaraan r2/r4.
    sebenernya klo setiap pabrikan punya itikat baik untuk memberikan produk dan servis yg terbaik buat konsumen, lembaga ini gak perlu. tp klo lihat sekarang ada pabrikan yg gak melakukannya, lembaga ini jd mutlak diperlukan untuk memaksa pabrikan melakukan recall produknya yg bermasalah.

  18. ^

    clingak-clinguk gambar mongtor merah di atas… bukan yang pingky loh…. 😛

    bro nick, jawabanku bener gak? hadiahnya jangan lupa dikirim….

  19. Sekarang hukum yang merecall ada ditangan blogger. Misanya Yamaha atau Honda atau yang lain, mempunyai produk gagal yang ditutup-tutupi … Blogger akan berbicara secara berjamaah tentang produk yang gagal itu.. kalau segera tidak difollow up.. maka reputasi Yamaha atau yang lainnya akan redup…

  20. 29. zacky
    vixi keluaran pertama (2007-2008) diatas itu kyknya dah ada perbaikan, bro.. kasus fuel pump vixi macet jg cmn ditemui dibeberapa motor dg perbandingan MUNGKIN 1:100.. katanya juga, itu akibat kualitas bbm yg jelek.. trbukti kog, temen2 gue byk yg pake vixi kluaran awal, ga ada masalah sama skali.. mungkin krna mreka sllu ngisi pertamax 😀

  21. ^
    bisa juga tuh yg sering beli bbm eceran di pinggir2 jalan, kualitasnya perlu dipertanyakan.. pernah temen gue dulu beli dipinggiran jalan, jalannya jd ga enak, ujung2nya MX nya mogok 😀 stlh dicek, ternyata premium yg dia beli banyak campuran minyak tanahnya.. 😀

  22. Setuju kang.
    Sy usul trio bloggerz R2 TST (triatmono, satar, taufik) sbg pengawas-nya….
    Lembaganya dibntuk oleh konsumen kali ya…..

  23. absolutly setuju . . . .
    ya. . . macam BPOM lah yang berhak menarik obat tanpa ijin. . .

    keep brotherhood,

    salam,

  24. masih 50 besar,
    tindakan honda yang merecall produknya secara terang-terangan emang patut kita acungin jempol, sekaligus merupakan jaminan bahwa konsumen selalu diutamakan

    Oke mode = on

  25. yang berani recall secara terang terangan patut kita kasih apresiasi setinggi-tingginya, benari mempertaruhkan nama besarnya demi keselamatan konsumennya. trus yang recal secara diem2 bisa kita anggep perusahaan kelas teri bin gurem yang cuma mikirin untung’y aja, ibarat maling takut ketauan.

  26. Ngeri menatap masa depan transprtasi kita dimasa depan.
    Motor terus bertambah tanpa ada regulasi.
    1. Pembatasan kendaran dari tahun produksi atau uji kelayakan yang diperketat.
    2. Penataan dan pengembangan jalan.
    3. Sistem tranposrtasi massa yang bisa diandalkan terutama di perkotaan.
    4. …..?
    5. dst
    kalo naik kereta bisa lebih nyaman dan murah, orang gak akan susah berpanas ri di jakarta …(Kapan ya..???)

  27. setuju gan,tapi apa mau negara ini? entar diancam sama pabrikan untuk ga investasi di indonesia ntar, gimana gan? 😀

  28. thole thole..

    kan udah pernah dibahas.
    vixionx mas taufik jg nggak pernah bermasalah.
    tapi begitu mas taufik bilang, tolong fuelpumpx diperiksa, mekanikx langsung ngerti.
    fuel pump diganti gratis plus bonus 1 liter yamalube.
    yg dulu dibahas sama mas taufik adalah knapa ni pabrikan kok diam2 aja.gak bikin pengumuman.
    untung mas taufik ada yg kasihtau. padahal waktu itu kalo gak salah ingat,garansix tinggal 3 minggu lg abis.

  29. Bro sekalian di tingkat Blogger . .. isue ini juga saya floorkan . .. dan berikut tanggapan Mas tri :

    secara konseptual memang bagus adanya lembaga recall… !!! Terlepas
    mau bernaung dibawah apa… atau berdiri sendiri…. namun yang perlu
    diperhatikan adalah masalah kompetensi SDM. Lha kalau suatu product
    kita nyatakan kudu direcall… mesti ada metodologi… dan pengetahuan
    teknis … yang mumpuni… sehingga bisa ditarik kesimpulan.. part ini
    yang rusak… dan kudu direcall … !!! Pengujian kudu komprehensif…
    soale kalau salah bilang recall… product tersebut bisa mati
    suriii…. dan bisa terjadi gugatan hukum balik … !!! So…
    implementasinya yang kudu hati-hati… dan well plan…. !!! 😀

  30. setuju aja deh…….metodologi dan standart yang menyatakan OK atau recall harus jelas……..so begitu uji analisa bisa dipertanggung jawabkan!

  31. wah bener banget tuh, gw setuju ama artikel diatas n mudah-mudahan di Indonesia bisa berdiri lembaga yang seperti itu

Leave a Reply to Dani Ramadian Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here