Bro sekalian, pada Jumat kali ini saya akan mencoba sedikit share tentang hadist Arbain ke 11 Yang saya dapet di kultum subuh beberapa haru yang lalu yang artinya : Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu ‘anhum telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu “. (HR. Tirmidzi dan berkata Tirmidzi : Ini adalah Hadits Hasan Shahih) . . . Cucu kesayangan Rasulullah ini menyampaikan Perkataan rasul yang sangat singkat padat akan tetapi dalam sekali maknanya . ..  Kita Diperintahkan meninggalkan keraguan . .. hmm gimana contohnya?

Begini bro . . . Hadits singkat ini banyak memiliki contoh di kehidupan keseharian kita. Contoh ketika dalam sholat Ashar kita lupa sudah berapa rakaat yang telah kita kerjakan  . . . tiga . ..  atau empat? Lha ambil saja yang sudah pasti tidak diragukan yakni 3 . . . sempurnakan shalat dan lakukan sujud sahwi. contoh lain saat thawaf di masjidil haram . . . setelah sholat sunah menghadap maqam Ibrahim baru terpikir oleh kita .. .  sudah mengerjakan Thawaf enam atau tujuh kali ? . . . soo lakukan saja sekali lagi putaran thawaf untuk menghindari keraguan. Itu contoh sederhana . . . Contoh lebih kompleks dapat dilihat dari ranah Hukum . . . Asas Praduga tak bersalah . ..  adalah sebuah pengejawantahan Hadits Arbain ke 11. Hukum menghindari keraguan terhadap terdakwa dengan manganggap sang terdakwa ‘seperti’ orang tak bersalah dulu sebelum ada keputusan Pengadilan .. .  Baru nanti bila Hukum membuktikan ia bersalah . .. maka sang terdakwa akan kena Hukuman . . . Wallahu alam, semoga berguna

Taufik of BuitenZorg

1 COMMENT

  1. Misal gini kang. Saya mampir warung TMC, trus pesen kopi 1 gelas. Sambil ngopi, ngobrol anget ngalor ngidul sembari menikmati pisang goreng yang masih kebul2. Giliran mau pulang trus mau bayar, saya kelupaan tuh udah makan berapa potong. Seingat saya dah makan tiga, tapi perasaan dah habis delapan potong. Lah ap trus saya bayar yang tiga aj tuh, trus biar sempurna saya tambahin 2 lg biar bayarnya pas goceng atau bgimana?

  2. subhanallah met menjalankan ibadah puasa bro semua ^^, niatkan dengan mantap jangan ada lagi keraguan dengan niat yg baik …..

  3. @wedusgembolz
    wkwkwk
    di ambil dr kisah nyata bro ?
    Hbisin sepiring skalian trus totalan yg empunya warung, paling2 jg dpt diskon.

  4. @ wedhusgembel
    hahaha… Kalo itu sih maunya kamu aja tuh, tp kalo dliat dr artikel diatas emg begitu ya :mrgreen:

    saya jg kadang lupa om ama rekaat shalat, kira2 solusi biar ga kelupaan gmn ya ❓

  5. @18. WedhulGembes
    gampang, juragan warung tentu tahu berapa pisang yang ditaroh di piring, tinggal hitung sisanya lalu kurangkan . . .lalu bayar deh yang dimakan secara eksak he he he
    kalo lupa juga .. .ya ikuti perasaan yang makan aja . . . saya mah ikhlas insya Allah

  6. misalnya ragu mau ambil byson apa nmp utk menghindari keraguan ambil aja keduanya hehe…
    sujud sahwi itu apa ya mas ?

  7. Mas Taufik, tanya serius nih tentang hal yang meragukan. Sebagai orang tua, kita tentu ingin yang terbaik bagi anak2 kita. salah satunya dengan memberikan imunisasi lengkap…tp akhir2 ini saya sedikit ragu…karena dari temen2 fb yang mengikutiseminar ““SEMINAR MENGUNGKAP KONSPIRASI IMUNISASI DAN BAHAYA VAKSINASI” atau paling tidak membaca bukunya tsb menyimpulkan bahaya imunisasi tsb dg alasan kehalalan dan bahaya yang mungkin timbul dibandingkan manfaat yang diperoleh. saya ragu klo harus ikut meninggalkan jadwal imunisasi tp juga ragu klo melaksanakannya….Gimana menurut Mas Taufik, berdasarkan intuisi Mas Taufik sebagai orang tua yang melek informasi dan Bijak..

  8. Assalaamu ‘alaikum wr.wb
    Wilujeung enjing
    Sampurasun sobat-sobat, kumaha daramang???

    D’Kabayan mencoba memberikan komentar,
    Punten alias maaf, bukan bermaksud menggurui tapi sekedar sharing sajah ….

    Menarik sekali artikel di atas, kata kuncinya adalah:
    “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu “.

    Pertanyaan :
    1. Apa yang menyebabkan hati menjadi ragu ?
    2. Dalam hal apa saja keraguan itu ?
    3. Bagaimana meninggalkan keraguan dan berganti kepada yang tidak meragukan?

    1. Penyebab keraguan
    Penyebab keraguan dikarenakan tidak adanya kepastian, tidak adanya kepastian karena tidak adanya kejelasan. Tidak adanya kejelasan berhubungan dengan ilmu dan pengetahuan/wawasan. Ilmu dan pengetahuan berhubungan dengan informasi/data dan fakta.
    Adapun kepastian itu adalah dalam hal:
    a. Baik dan Buruk
    b. Benar dan Salah ( Hak dan Bathil )
    c. Halal dan Haram
    d. Manfaat dan Mudharat
    e. Prioritas dan bukan prioritas

    2. Dalam hal apa saja keraguan itu?
    a. Dalam hal aqidah dan ibadah
    b. Dalam hal muamalah

    3. Cara menghilangkan/meninggalkan keraguan dan berganti kepada yang tidak diragukan???

    (Tunggu di koment berikutnya, simkuring alias sayah mau menurunkan grip dulu untuk tarik nafas)

    hihihiy

  9. Sambungan dari 39. uDien D’Kabayan
    kembali masuk track …. naikkan grip … jeoossss
    (bukan jaos lho)……

    3. Cara menghilangkan/meninggalkan keraguan dan berganti kepada yang tidak diragukan???

    Pada prinsipnya, untuk menghilangkan keraguan ini kita harus memperoleh penjelasan agar mendapatkan kepastian sehingga kita tidak bingung :
    – apakah ini baik atau tidak?
    – apakah ini boleh dikerjakan atau tidak?
    – apakah ini benar atau salah?
    – apakah ini lebih utama atau tidak?
    – apakah ini bermanfaat atau tidak?
    – apakah ini halal atau haram ?

    Adapun penjelasan ini dapat dicari melalui beberapa jalan:
    a. Mutholaah (mengkaji)ilmu, bisa melalui membaca buku/kitab suci/al-Hadits, mudzakarah (diskusi), dan mendatangi ahli ilmu yang kompeten di bidangnya.
    b. Tabayun
    Mendatangi sumber berita, atau sumber yang diberitakan (konfirmasi)

    Insya Allah jika dua jalan di atas ditempuh maka kita akan memperoleh penjelasan :
    mana yang halal, mana yang haram
    mana yang baik, mana yang salah
    mana yang manfaat, mana yang tidak manfaat, dst…

    sehingga ada kepastian bagi kita untuk menentukan sikap tentang suatu perkara yang kita hadapi ….

    selanjutnya bagaimana prakteknya ???

    ( kembali harus menurunkan grip dan menepi ke pinggir jalan untuk tarik nafas lagi … )

  10. Adapun untuk prakteknya, ada baiknya saya copas dari sebuah blog sbb :

    http://qoululmufid.wordpress.com/2010/02/15/hadits-arbain-091203/

    Dari Abu Abdullah An-Nu’man bin Basyir ra berkata,”Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang Halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara yang samar-samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa menjaga dirinya dari yang samar-samar itu, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang maka hampir-hampir dia terjerumus kedalamnya. Ingatlah setiap raja memiliki larangan dan ingatlah bahwa larangan Alloh apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)

    Pembahasan :
    1. Semua urusan dunia hukum dasarnya adalah halal kecuali ada larangannya.
    2. Keraguan tidak boleh dibuat-buat(bukan dari dalam diri kita), harus datang dari luar dan bisa dipercayai/atau diketahui secara umum.
    3. Keraguan harus dihilangkan dengan hujjah (argumen).
    4. Daerah larangan Allah adalah semua apa2 yang diharamkan dalam syariat, maka sepatutnya seorang muslim tidak boleh mendekatinya apalagi melakukan larangan tsb.
    5. Seorang dihukumi sama dengan pelaku maksiat jika dia bersama pelaku maksiat tsb ketika pelakunya sedang melakukan kemaksiatan.
    6. Boleh bersama/bergaul dengan pelaku maksiat ketika sedang tidak melakukan kemaksiatan.
    7. Berbeda dengan ahlus subhat, maka dilarang untuk bersama/bergaul dengan orangnya.
    8. Subhat ttg perbaiki hati dahulu sebelum jasad.
    9. Seorang tidak bisa mengetahui/mengatur hatinya sendiri apa lagi hati orang lain.
    10. Lahir mempengaruhi bathin, tdk sebaliknya.
    11. Keutamaan hati shahabat rosulullah.
    12. Ruh seseorang sudah ditentukan sebelum adam diciptakan.
    13. Perintah dan larangan dalam hadits sama derajatnya dengan perintah dan larangan dalam alqur’an.
    14. Semua Tanaman2an dan buah2an hukumnya dasarnya halal. Kecuali bila dimakan tidak thoyibah, dan bila ada kepastian tidak thoyibahnya dapat menimbulkan mudhorot maka hukumnya menjadi harom.
    15. Pengecualian untuk menggunakan sutra bagi laki2.

    dari hadits ini, kita dapat penjelasan tentang praktek-praktek menghilangkan keraguan baik dalam hal aqidah, ibadah, maupun muamalah secara umum

    selanjutnya ada sedikit penutup di koment selanjutnya

    (seperti biasa menepi lagi ke pinggir jalan…
    tarik nafas)

  11. Sambungan dari koment D’Kabayan
    ( nomor komentnya gak tau sebab belum nongol)

    PENUTUP

    Adapun yang kang taufik bahas pada artikel di atas adalah contoh-contoh praktek menghilangkan keraguan dalam hal ibadah dan hukum, dan memang ada haditsnya.

    Kemudian untuk kehidupan sehari-hari (muamalah), ada praktek-praktek lain yang bisa menghilangkan keraguan dalam mengambil keputusan misalnya:
    1. Konsultasi dengan ahli yang kompeten (ulama, ilmuwan, tekhnisi, dll)
    2. Melihat dan meneliti barangnya langsung (kalo berhubungan dengan barang)
    3. Bertanya langsung kepada sumber baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya kalo mau memilih jodoh….. ayo siapa yang masih jomblo…)
    4. Bermusyawarah atau bermufakat untuk sepakat, kalo berhubungan dengan orang lain atau orang banyak (kasus @18. WedhulGembes bisa diselesaikan dengan cara ini)
    5. Sholat istikhoroh
    6. Bismillah, laahaula….. langsung ambil tindakan (jika keadaan mendesak/darurat)

    Demikian kira-kira komentar dari D’Kabayan
    Yang benar dari Allah yang salah dari kebodohan D’Kabayan
    Mohon koreksi-nya

    @ kang taufik
    Maaf jika komentar D’Kabayan lebih panjang ketimbang artikel-nya kang taufik
    Maklum semalam gak bakar-bakaran, jadi sayah salurkan bakat saya yang jenius dan brilian ini untuk koment di blog ngaji semoga jadi amal ibadah (hihihiy …. bukan sombong tapi ini fakta lho)
    …. canda.asli.com ….
    🙂

    Wassalaamu ‘alaikum wr. wb….

  12. tapi bagi sebagian orang hal ini (keragu-raguan) malah dijadikan alasan untuk ngeles. contoh : sebenernya solat tarawih itu 8 rakaat atau 23 rakaat? bingung saya, hadistnya kan kalo ragu-ragu tinggalkan jadi ya udah saya ngak solat tarawih. meskipun kelihatan konyol tapi ini benar terjadi. semoga kita tidak termasuk golongn orang-orang tersebut.

    tambahan lagi deh, kadang ketika solat suka sakit perut pingin kentut. kemudian timbul keraguan apakah sudah kentut atau belum? dalam hal ini kebanyakan orang untuk menghilangkan keraguan lantas membatalkan solat, mengambil wudhu dan solat lagi. ternyata pada suatu kajian saya diberitahu jika hal ini terjadi maka sikap kita adalah :
    1) jika ada suara atau baunya (kentut), maka segera mengambil wudhu dan solat lagi.
    2) jika tidak ada suara atau bau maka lanjutkan saja solatnya sebab hal ini bagian dari tipu daya setan.

    untuk dalilnya sendiri saya tidak ingat jadi mohon maaf tapi ini bukan hoax. seandainya ini salah ya tanggung jawab si ustad sebab saya hanya menyampaikan ilmu yang saya dapat.

  13. @ artikel Kang Taufik
    O, iya
    Ada satu hal lagi yang menyebabkan keraguan yaitu LUPA. contoh kasus yang kang taufik di atas itu merupakan cara menghilangkan keraguan yang disebabkan oleh lupa dalam hal ibadah kepada Allah SWt, dan cara ini dibenarkan oleh hadits.

    adapun untuk menanggulangi lupa ini memang harus ada yang mengingatkan atau selama ibadah harus khusuk/konsentrasi…..

  14. @ 48 uDien D’Kabayan (sambungan….)
    khusus untuk shalat fardlu memang dianjurkan berjamaah, salah satu hikmahnya agar jika kita sebagai makmum konsentrasi kita tidak terlalu terganggu dengan jumlah raka’at, kita tinggal ikut imam saja. Tapi andai kita yang jadi imam dan kita lupa, maka makmum akan mengingatkan kita dengan mengucapkan “subhanalloh”

  15. @ 47. lordubay – Agustus 27, 2010

    betul bro, keraguan orang ini harusnya
    jangan dijadikan untuk meninggalkan tarawih
    tapi keraguan orang ini harus dihilangkan
    dengan cara tholaah/mengkaji keilmuan.
    Dan kelak di akherat alasan orang seperti ini
    tidak akan diterima oleh Allah sebab orang
    tersebut belum ada usaha tholabul ilmi.

    =====

    adapun kasus kentut di sholat memang betul demikian kajiannya bro ….

  16. @ kang taufik
    Maaf jika komentar D’Kabayan lebih panjang ketimbang artikel-nya kang taufik
    Maklum semalam gak bakar-bakaran, jadi sayah salurkan bakat saya yang jenius dan brilian ini untuk koment di blog ngaji semoga jadi amal ibadah (hihihiy …. bukan sombong tapi ini fakta lho)
    …. canda.asli.com ….
    🙂

    =======================
    ngakaks.com

Leave a Reply to ashley Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here