Bro sekalian, ini adalah repost yang saya ketik sendiri dari artikel Kolom Hikmah Koran Republika Pagi ini. Diceritakan dalah KitabAn Nawadir karya Ahmad Syihabddin Bin Slamah Al Qalyubiy bahwa pada abad ke 12 (1118 M/797H) seorang Ulama Abdullah ibnu Mubarak berhenti di kota Kuffah Irak dalam upaya menuju Makkah untuk melaksanakan Ibadah Haji. Dlam perjalanannya di Kuffah Ia mendapati seorang wanita mencabuti bulu itik di tempat sampah, dalam hatinya ia yakin Itik tersebut sudah mati dan menjadi bangkai.

Ibnu Mubarak bertanya kepada sang wanita “Apakah itik ini bangkai atau sudah disembelih” dan sang wanita pun menjawab bahwa itik tersebut bangkai dan ia akan tetap mengambilnya untuk dimakan bersama keluarganya. Ibnu Mubarak pun mengingatkan bahwa Rasulullah mengharamkan daging bangkai untuk dimakan namuan sang wanita malah membentak dan menyuruhnya pergi meninggalkan nya. Setelah didesak barulah sang wanita menjelaskan bahwa hal itu terpaksa ia lakukan karena anaknya yang kecil kecil belum makan selama tiga hari terakhir.

Mendengar hal yang dituturkan sang Wanita, sontak Ibnu Mubarak mengambil seluruh perbekalan yang telah ia siapkan untuk berhaji baik itu Uang, pakaian, makanan, bahkan Keledai yang digunakan untuk mengangkut semua perbekalannya untuk berhaji di Baitullah diberikan semua kepada wanita itu. Karena perbekalan sudah tidak ada dan waktu haji telah lewat Ibnu Mubarak tinggal di kota Kuffah untuk sementara waktu dan baru pulang berberengan dengan rombongan haji yang pulang dari Makkah.

Sesampai nya di kotanya orang orang datang dan mengucapkan selamat karena telah menunaikan Ibadah Haji. Ibu Mubarak bingung dan berkata “Tahun ini aku tidak jadi naik Haji” namuan seseorang menegurnya ” subhanallah, bukannya aku telah menitipkan uangku kepada anda, lalu aku ambil kembali di Arafah” Orang yang lain berkata ” Bukan kah anda yang telah memberi minum di suatu tempat dulu? “ . . .dan masih banyak lagi, Ibnu mubarak pun tidak mengerti apa yang telah dikatakan orang orang yang pada intinya mereka telah bertemu dengan Abdullah ibnu Mubarak saat sedang menunaikan Ibadah Haji.

Kebingungan ini seakan terjawab ketika dalam suatu mimpinya Ibnu Mubarak mendengar suara gaib yang berkata ” Hai Abdullah, Sesungguhnya Allah telah menerima sedekahmu dan telah mengutus seorang malaikat menyerupai dirimu untuk melaksanakan ibadah haji sebagai ganti dirimu “  . . .subhanallah . . .  Kolom Hikmah Republika memberikan Kesimpulan intisari Ibrah bahwa tulisan ini seakan memberikan cermin bagi kita agar lebih mementingkan dan mendahulukan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan ketimbang mengerjakan haji berkali kali, terlebih jika niatnya hanya untuk memuaskan nafsu semata . . . wallahu alam bi shawab

taufik of BuitenZorg

91 COMMENTS

  1. Subbhanallah. Setuju bang. Itu lebih prioritas. Dan pahalanya bisa jadi lebih dari haji. Sungguh mulia dan damai hidup ini kalau saja semua orang seperti ibnu mubarok itu.

  2. Subhanalloh… Dia bersedekah tanpa mengharapkan imbalan dan Alloh memberi karuniaNya. Sangat beda dengan sekarang yang orang bersedekah sudah dikalkulasi untuk mendapatkan mobil, rumah, apartemen dll. Lihat saja ceramah seorang ustadz di tv.

  3. subhanallah…. ane juga pernah denger anjuran, lebih baik duit naik haji dibuat sedekah ke tetangga yg kurang mampu atau diberikan kesempatan orang yg ingin naik haji tapi belum mampu, dari pada dibuat naik haji untuk yg ke-2, 3, 4 dst

  4. ane terharu membaca nya gak sadar mata ane basah…subhanallah terima kasih wak haji artikel nya….semoga amtum & kel.selalu di berkahi oleh Allah swt,Amin rarobbalalamin.

  5. subhanallah renungan yg sangat mengena bagi muslim yg sdh berhaji berkali2, marilah kita saling membantu sesama muslim untuk menunaikan rukun islam yg kelima:)

  6. Tul Om, padahal ibadah haji yg wajib cm saat pertama kali dikerjakan selanjutnya ibadah ke 2 dst menjadi ibadah sunnah. CMIIW

  7. Kalau di sekeliling rumah masih banyak yang membutuhkan uluran tangan, sementara seseorang memaksaan berangkat haji dan menghiraukan tetangganya tersebut, maka sia-sialah ibadah hajinya.

  8. subhanallah……….

    kang haji artikel seperti ini lah yang saya tunggu sebagai selingan yg sangat menyentuh hati……

    semoga kedepan ada lagi artikel yang lain….

  9. Siapa yg menggerakkan hati Ibnu Mubarok utk menyerahkan bekalnya?
    Siapa yg menggerakkan hati Kang Haji utk merepost artikel ini?

  10. Betul kang tauifik, lebih baik kita membantu saudara kita yang jauh lebih membutuhkan daripada kita melakukan ibadah haji berulang-ulang kali. Saya selalu heran terhadap orang yang lebih terobsesi melakukan ibadah haji lagi, lagi, dan lagi. sementara saudaranya membutuhkan uluran tangan. Ironi memang, karena biaya untuk menunaikan ibadah haji di negeri kita cukup besar.

  11. setuju Om, daripada haji berkali kali tetapi ada tetangga yg kelaparan, mendingan haji sekali saja kalau masih ada uang buat sedekah atau umrah saja. Ibadah Haji katanya memang bikin kecanduan pengin lagi, lagi dan lagi… Nabi SAW saja haji cuma sekali dan lagian kasih kesempatan bagi muslim laginnya untuk berhaji karena keterbatasan kuota, kadang orang nunggu sampai 5 th untuk bisa naik haji. IMHO

    • kabar terakhir untuk naik haji harus antri 10 tahun, dibeberapa daerah bisa 14 th. tergantung kuota masing-masing provinsi juga.

  12. manfaat sedekah itu banyak banged,tidak ada orang miskin karna sedekah,karna 2,5 persen harta kita ya milik yang membutuhkan…semoga bermanfaat

  13. Mudah2an 4JJI SWT semakin banyak memberikan berkah dan rahmat pada kita2 yang ikhlas bersedakah dan berikhtiar dijalanNYA…..amiinn..

  14. seperti inilah yang harus org2 ekonomi tingkat atas tahu, bahwa Allah tidak menghilangkan harta kita yang telah kita berikan sebagai sedekah jika kita ikhlas, namun Allah akan menggantiNya dengan Hal lain yang lebih indah dan berlipat-lipat dari yang sudah kita berikan.

  15. jika kita berbaik sangka kepada orang yang naik haji berulang-kali, maka mungkin diantara penyebabnya adalah:
    – merasa belum mantap, belum sempurna, dan masih banyak kekurangan dalam ibadah hajinya yang pertama.
    – munculnya kerinduan yang sangat kuat untuk kembali ke tanah suci (jamaah haji sebelum pulang ke tanah air, biasanya juga berdoa untuk bisa kembali lagi lho).
    – adanya amanah untuk menghajikan kerabatnya.

  16. Saya 100% yakin hal baik yang Allah janjikan dalam sedekah cuman melihat apa yang terjadi saat ini..Apa mungkin orang sekarang berfikir spt itu mas.(realnya loh) bukan berprasangka buruk..maaf mudah mudahan saya salah. lha wong wis suwi ngumpolke dana wis kari budal haji.. kok malah ga jadi karena sedekah.. kira kira piye mass.. heheh

  17. Sedekah adalah ibadah dan Ibnu mubarrak adalah ulama yg masyur akan kedermawanannya dan kezuhudannya. tapi keshahihan dari dari kisah ini harus dicermati lagi, apakah benar dari sanad yang diperacaya, karena banyak kisah2 palsu yang yang ternyata hanya dongeng belaka (dusta). dalam agama kita dilarang menyebarkan kebohongan walau dengan maksud baik agar manusia semangat bersedekah. masih banyak kisah2 teladan dari para sahabat dan tabi’in yang bisa kita jadikan contoh.

  18. Kolom Hikmah Republika memberikan Kesimpulan intisari Ibrah bahwa tulisan ini seakan memberikan cermin bagi kita agar lebih mementingkan dan mendahulukan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan ketimbang mengerjakan haji berkali kali,

  19. Ada cerita ketika terjadi bencana di Yogyakarta (gunung meletus), ada seseorang yang berniat sekali berhaji padahal kehidupannya sederhana. Dia mengumpulkan uang sedikit demi sedikit.
    Namun Allah berkehendak lain, ketika terjadi musibah itu dia menampung sejumlah orang pengungsi di rumahnya dan memenuhi semua kebutuhan hidup mereka selama mengungsi itu dari tabungan yang akan digunakan untuk berhaji.
    Seorang ustadz berkomentar, “Dia membangun rumah di syurga karena rumah di dunia ini digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Bahkan dia sudah berhaji meskipun belum sedikitpun menginjakkan kakinya di tanah suci karena tabungan hajinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup orang yang membutuhkan.”

    Semoga kerinduannya akan tanah suci dikabulkan oleh Allah, meskipun (mungkin) dia sudah “berhaji”.

Leave a Reply to adibarrosyid Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here