460x110-indent-now

pict : http://www.motorsportmagazine.com/

TMCBLog.com – Bro sekalian, saat pertama Kali tmcblog membaca tulisan Mat Oxley tentang membaca Data Grafik telemetri MotoGP, asli nggak cukup hanya sekali membacanya sob untuk mengetahui apa yang terjadi saat Motor melaju di Track ( contoh kasus di T5 Sito Pons Corner Jerez Circuit ). Dalam Satu Grafik yang hanya menjelaskan hanya sekitar 10 detik kejadian di atas, Kita akan dihadapkan dengan bermacam macam hasil informasi yang dideteksi oleh sistem sensor dari MotoGP. Dan Untuk kasus Kali ini tmcblog akan mencoba mambawakan bagaimana Mat menjelaskan cara membaca seperti apa saat kontrol traksi ( Traction Control System /TCS ) bekerja di MotoGP dengan software Championship Magneti Marelli dengan menganalisa Grafik grafik tersebut . . . awalnya terlihat Mumet memang, tapi kalo sobat bisa seperti tmcblog sedikit bisa membacanya, pasti akan hadir rasa senang luar biasa karena bisa membacanya . . . mari kita diskusikan bersama

MBtech - TMC sep16

 tnt25_tmcblog

Yang terjadi menjelang tikungan T5 Jerez tersebut biasannya pebalap motogp menurunkan gear sampai ke gear 3 dan mempertahankan gear ini saat melibas Apex dengan kecepatan 80 mph ( 128 km/jam ) Tikungan ini juga merupakan sebuah ‘wheelspin zone’ atau zona dimana biasannya ban belakang itu mengalami spin. Lepas tikungan pebalap akan masuk ke gear 4 dan 5 sebelum memasuki straight . . nahhh mari kita diskusikan Data Grafik telemetri di tikungan ini dan Grafik telemetri di Gambar pertama akan tmcblog coba pecah dahulu untuk membuatnya lebih mudah dipelajari per bagian . . .

Pada Grafik diatas, Grafik Hijau adalah persentase bukaan Gas/ Throtel dan di Grafik atas sobat bisa lihat bahwa di dekat angka (1) itu bukaan gas terlihat berundak undak. Itu menurut Mat mengindikasikan bahwa pebalap sedang sedikit melakukan penahanan gas, jadi gas nggak di betot langsung 100%, namun perlahan lahan . . Kenapa Perlahan lahan ?

Saat melakukan penahanan bejekan Gas sebanyak kira kira 10%, itu pebalap sedang merasakan Grip Ban Belakang yang berkurang karena ban belakang spin. Untuk sobat ketahui di tahun 2015 Pebalap tidak melakukan hal ini karena ada algoritma TCS ( Traction Control System ) Buatan Factory yang melakukan secara otomatis untuk mereka. tahun 2016, Dengan Software dari Magneti Marelli kemampuan TCS dikurangi.

Kita Bahas dulu Grafik berwarna MERAH nya ya sob  . .  Grafik Merah adalah Grafik acuan Spin ban belakang yang diinginkan. Bagaimana Membaca data diatas? Jadi Gini Spin ban belakang ( satuannya Speed – sama dengan satuan speed dari motor )  Pasti terjadi namun biasannya Pebalap dan team menentukan berapa tingkat toleransi dari speed spin yang mereka inginkan. Biasannya toleransi speed dari Spin ban belakang yang biasannya/ umumnya di inginkan sekitar 12 sampai 15 persen saja lebih tinggi dari speed actual .  . . masih Bingung  sama speed spin ban belakang dan speed actual ?

Jadi Gini Kalo ban spin itu kan seakan akan putaran ban nya lebih tinggi dari pada putaran yang seharusnya terjadi dengan speed motor yang sebenarnya ( speed actual ) bener gitu kan ? . . Oleh sebab itu ketika di aragon 2014 speed sensor belakang Pedrosa putus, maka sistem tidak bisa mendeteksi putaran spin dari ban belakang

Nah sekarang Kita bisa lihat Grafik warna Kuning  di gambar atas yang merupakan Grafik Spin yang actual terjadi di Track .  . terlihat bahwa fluktuasi spin yang terjadi di beberapa titik melebihi dari Referensi toleransi yang diinginkan oleh pebalap

Data telemetri juga memberikan informasi grafis realtime berapa kemiringan yang dilakukan oleh pebalap dalam melibas tikungan. Dalam grafik di atas tmcblog edit menjadi warna Biru cerah karena aslinya di Grafik Mat berwarna putih.  .   Kemiringan yang dilakukan diseting maksimum 62 derajat ..  dan sobat bisa lihat saat miring banget ( grafik biru berada di atas ) maka wheel spin ( sin ban belakang) minim banget terjadi . . ( logikanya kalo miring 62 derajat lalu spin ya bisa gubrakkkss )

Dan Spin Mulai terjadi ketika Pebalap Mulai mengangkat motornya dari kemiringan ( terlihat grafik kemiringan mulai turun – artinya tidak terlalu miring lagi )

Bagaimana membaca Grafik di atas ? Grafik warna Putih merupakan Torsi yang di ‘pesan’/ diinginkan oleh Pebalap. Grafik warna Hijau adalah Torsi yang di’pesan’ / diinginkan oleh Sistem Kontrol Traksi ( TCS). Sedangkan Grafik merah adalah besar Grafik Putih dikurangi grafik Hijau . . yang jadi pertanyaan kenapa pesanan pebalap dan TCS berbeda ?

Untuk Bisa menjawab ini, Grafiknya harus digabung lagi hehehe

Coba cek yang tmcblog beri batas kotak pakai warna Ungu . ..  nah di Grafik section B terlihat bahwa sensor speed di roda belakang mendeteksi bahwa speed dari ban melebihi speed toleransi /referensi dari Motor atau dalam artian terjadi spin ban belakang dan berpotensi melebihi toleransi spin yang diinginkan.

Dan Karena terdeteksi spin yang terlalu lebay maka TCS bekerja yakni dengan mengurangi torsi yang diinginkan oleh pebalap ( Grafik Putih Section D) dengan nilai yang pas ( Grafik warna merah section D ) sehingga diperoleh torsi yang terdeliver ke ban sebesar Grafik warna Hijau . .

Dan Grafik torsi warna Hijau ini lah yang membuat spin Ban belakang terjaga toleransi persentase spinnya seperti yang diinginkan oleh pebalap dan team. Cara Kerja TCS dalam mengurangi torsi di motogp bisa dilakukan saat motor menikung pada kemiringan 60 sampai 40 derajat dengan 3 cara yakni :

  1. memainkan klep kupu kupu di throttle body ( mengatur asupan udara )
  2. memainkan timing pengapian
  3. memotong pengapian

Pada gambar Section E di atas ada dua Grafik warna Hijau dan warna Putih .  Terlihat kedua Grafik awalnya berjalan berbeda beda lalu akhirnnya bergabung menajdi satu ( jadi cuma warna Hijau doang ) . . Gimana itu Bacanya sob ? Jadi Gini  . ..  Grafik tersebut merupakan semacam grafik yang menunjukan aktifitas dari sensor Throttel Possition dimana biasanya untuk masing masing Throttel Body di MotoGP ada sepasang klep Kupu kupu.

Yap sepasang alias dua Buah. Satu Klep biasannya berhubungan langsung ke Throttel dari pebalap, satu lagi berhubungan dengan sistem Kontrol Traksi ( TCS )  dan di gambar atas terlihat  bahwa sepertinya Grafik putih adalah Grafik aktifitas bukaan klep lupu kupu di TB yang dilakukan pebalap sedangkan Yang Hijau adalah yang dilakukan/dikendalikan oleh TCS . . . terlihat Bukaan klep yang dilakukan oleh TCS berbeda( lebih rendah) bila dibandingkan dengan Yang dilakukan oleh Pebalap.

Pebalap mah inginnya buka aja sebesar besarnya gas ( klep kupu kupu ) tapi klep kupu kupu yang satu lagi ( yang di kendalikan TCS) karena sensor spin ban belakang mendeteksi spin yang terlalu lebay ( berlebihan) maka TCS akan ‘mengecilkan’ bukaan klep kupu kupu guna mengecilkan Torsi yang akan di-delivery ke ban untuk mengurangi spin yang terjadi ( baca section D )

Namun sobat tmcblog semua bisa lihat akhirnnya kedua Grafik Putih dan Hijau kembali bersatu  . . yap karena itu sudah melebihi area tikungan menuju straight dimana sudah tidak dibutuhkan lagi sesitivitas traksi ban belakang . .  yang penting di straight adalah full Throttle, Full Power . . . GASSSSS !!

Nah jadi itulah Yang bisa kita sama sama diskusikan dan pelajari dari sekitar 10 detik jalinan informasi dan data data telemetri dari MotoGP di atas . . . semoga Artikel ini bisa membuka wawasan kita semua akan motogp jadi nggak hanya kenal pebalap atau eventnya doang, kita ngerti bagaimana ngejelimetnya analisa dan hardwork yang dilakukan pebalap dan team untuk bisa kompetitif di arena Balap MotoGP . . Semoga banyak pertanyaan sehingga akan lebih membuat kita semakin kepo dan mau terus belajar . ..  semoga berguna

taufik of BuitenZorg

sumber : http://www.motorsportmagazine.com/

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

[GTranslate]

 

40 COMMENTS

  1. itu grafik apakah sama dengan motor berkonfigurasi screamer kang? dimana saat memasuki tukungan,cornering, keluar tikungan kemudian straight secara berbeda dgn konfigurasi bigbang yg lebih soft di traksi ban, tp apakah berlaku utk semua type motor di semua konfigurasi?

    • Grafik tiap Rider pasti ada variasi perbedaan lah, tergantung style dia dalam memainkan throttle, settingan TCS, dll. di tulisan Mat Oxley grafik tersebut milik satu Rider yang dirahasiakan namanya, jadi gak tahu itu yang dipakai motor dari pabrikan mana, konfigurasi mesin apa

    • Kalo grafik tiap pembalap bisa beda..setting tcs tiap pembalap juga beda..
      Cuma grafik tersebut kan menggambarkan secara umum cara kerja tcs. Baik mesin screamer atau bigbang.
      Cs27 pasti grafiknya beda, gaya slidingnya menggambarkan tidak terlalu banyak intervensi tcs pada ban belakang

      • ya begitulah kira kira setingan TCS nya berbeda . . Bisa jadi yang di serting oleh team/ mekanik elektronik adalah membedakan adalah seberapa referensi dari Speed spin ban belakangnya

  2. Data darimana ecu bisa bandingin speed actual dengan spin om? Apakah dicari perbedaan antara speed roda depan dengan roda belakang?

  3. Wah Taufik …
    Bener gak waktu Sepang Clash 2015 kubu Honda dan Yamaha gak mau publish data “telemetri” ke media karena ini “kesepakatan” mereka… makanya data telemetrinya jadi “unpublished”… makanya isunya sampai sekarang Honda RC213V Marq jatuh bukan karena ditendang Vale…. Tapi data telemetri membeberkan bahwa Vale menahan bukaan gas M1 apex ditikungan saat mau keluar menuju straight… Saat Marq akan membuka gas RC213 miliknya….. Makanya sebenarnya Marc jatuh karena handle remnya terkena lutut kiri Vale saat M1 masih menahan bukaan gas…??

    • Ya anda tepat brow.. n mbah ros lah yang g ngeh tentang hal itu bisa jd bumerang buat dia sendiri… n mongstor marc jatuhnya ban depan kayak ngunci gtu jd pasti entah itu ditendang ato g sengaja kena kaki val rem nya, karena bukaan gas val g dibuka(ditutup)…

    • jujur, saya belum mendengar sedikitpun seperti apa data telemetri keduanya, akeran memang kesepakatan mereka dan FIM/ Dorna untuk tidak membeberkannya ke publik

  4. analisa yg bikin waw. begitu ternyata cara njlimet ala GP, per sektor jd acuan sehingga diolah sedemikian rupa seberapa besar putaran roda yg diinginkan pada tiap tikungan. gak mudah ternyata tuk jd juara seri.

  5. Itu padahal di kelola oleh ecu yg sangat sederhana…coba Pake ECU pabrikan (Lebihnya punya HRC) sensor grafik mungkin bisa ada 10 garis warna yg berbeda dan di rekayasa sedemikian rupa agar pebalap dengan kemiringan 61-62 derajat bisa anteng dengan speed yg konstan dan tanpa spin sehingga power delivery bisa maksimal ke roda belakang setelah keluar tikungan…dan yg nyemplak marquez sisan…yo bablas rek 🙂

  6. Wak mau tanya, dulu sempet baca pernyataan Vinales. Kalo ga salah tangkep apa iya tahun 2015 setting ECU berbeda2 ditiap tikungan sirkuitnya?

    • bener banget, ya setingan dalam hal ini algoritmanya bisa berbeda, jangankan tiap sirkuit, tiap tikungan kan beda tuh karakternya
      seperti di bahasan yang kita diskusikan kali ini yakni di referensi speed spin ban belakang
      nah di tiap tikungan referensi parameternya bisa jadi berbeda tergantung karakter dari tikungannya juga, cmiiw

  7. klo artikel motoGP sya percya sama TMC
    klo artikel bocoran yamaha sya percya mariodevan
    klo artikel bocoran honda sya percya iwebe

  8. Wak haji…
    Mau tanya donk…
    Biasanya pada saat start di motogp semua pembalap menahan bukaan gasnya untuk mencegah whellie kan ya ? Kenapa ga lgsg aja full throttle aja, Nah apakah pada pd saat itu TCS tidak bekerja ?
    1 lg pd saat pembalap finish di depan biasanya bbrp rider sengaja melakukan whellie utk selebrasi. Apakah pd saat tsb TCS jg tidak bekerja ?
    Atau jangan2 bisa switch On/Off ?

    Kepo ni wak… ?

    • saat start mereka biasannya pakai setingan khusus start yang menahan / melimit rpm tertentu dan tidak lebih dari itu kalo nggak salah sob

    • Ada fitur launch controlnya bro. Beberapa moge terbaru juga udah ada fitur ini. Kalo yg saya liat di video penjelasan pengembangan ducati panigale itu sistemnya memadukan tcs sama anti wheelie. Rpm dipatok di posisi optimum pas start secara otomatis sama ecu walaupun jokinya full throttle. Jadi start bisa cepet dan mulus

  9. walahh trus TCS ini udah mulai diaplikasiin di motor legal..trus gmn setting nya ya. ada error sedikit aja bisa ndlosor nih motor macem R1M, Honda RCV,.

  10. Sensor lean angle : zaman dulu masih pakai tabung air raksa yang ada pelampung terhubung resistor bergerak sesuai kemiringan motor terhadap permukaan lintasan (sistem 2 dimensi), sekarang sudah sistem 3 dimensi menggunakan prinsip giroskof yang dapat membaca posisi motor saat menukik/menanjak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here