TMCBlog.com – Bro seklaian, Torductor sudah beberapa kali tmcblog bahas . . torductor sendiri merupakan sebuah sensor Torsi yang akan mengukur torsi yang dihasilkan pada output shaft sebelum disalurkan ke final drive ( rantai ) . .. dan hasil yang diperoleh Oleh Torductor ini akan dibaca oleh sistem ecu untuk kemudian dihitung sedemikian rupa sehingga mesin akan bekerja melakukan pembakaran dan menghasilkan power yang sesuai, plus memberikan data pada actuator dan sensor elektronik lain seperti sistem Traksi dengan tujuan saat dipadukan kerjannya dengan seamless gearbox akan meyakinkan setiap milimeter gerakan ban Motor yang ditunggangi

Dan Terlihat dalam foto Yang dirilis oleh Paddock GP bahwa Motor Suzuki GSX-RR Model 2018 yang dibesut oleh Sylvain Guintoli di test misano memiliki sebuah sport yang berbeda pada poros dari sprocket depannya . . rada bolong gede gitu . . dan ini lah yang kemungkinan merupakan tempat dari sensor Torsi tersebut. Motor GSX-RR Current yang dibesut Iannone dan Rins dibagian tersebut hanya sprocket depan doang sob . . cara kerjanya seperti apa sih ?

basics-of-torque-measuring-english-13-638

Torductor sendiri adalah nama yang diberikan oleh sang pembuat alat yakni ABB untuk sebuah sensor torsi yang menggunakan material Magneto elastik dimana material ini akan menghasilkan flux magnet disekitar poros yang berputar ( dalam hal ini poros shaft ke final gear – cek gabar di bawah dan atas )  . Pada dasarnya Torductor itu adalah sebuah sensor Torsi ( torque sensor ) yang akan mengukur torsi yang dihasilkan pada output shaft sebelum disalurkan ke final drive ( rantai ) . ..  Alat ini dijual bebas untuk siapa saja yang sanggup membelinya dan bukan merupakan patent satu pabrikan sepeda motor tertentu walau kita ketahui Honda adalah yang pertama Kali menggunakannya di MotoGP pada RC213V lalu disusul Yamaha M1 dan Aprilia RS-GP.

torductor-abb
pict : ABB

Kenapa Sensor Torsi begitu penting sekarang ini ? Karena Motor motor balap Modern baik di worldSBK dan MotoGP hampir mayoritas sudah mengadopsi sistem tertutup ( close Loop)  dimana  Torsi output yang dirasakan oleh Pebalap secara langsung berhubungan dengan posisi bukaan throtel gas yang dibejek oleh Pebalap . . . sistem ini lah yang dinamakan sebagai torque-by-wire throttle.

Taufik of BuitenZorg

49 COMMENTS

    • Honda mang cerdas2 tau aja teknologi yg bermanfaat…dari ssg terductor dll….si yamaho cuma ngikut2 doang…ngak jualan ga di motogp selalu di bawah telapak honda…..

      honda satu2nya pabrikan yg bisa juara di F1 (mclaren honda) dan motogp….di kelas granprik motor kelas apapun (125,250,500,motogp) selalu juara yg terbanyak…..bahkan kalo di lihat historis winner di wss dan wsbk honda jauuuuuuuuuuh lebih banyak juara di banding yamaho …

      yamaho yamaho bikin pabrik naikin kapasitas tapi jualan 1 bulan cuma setara mbit wkwkwkwk akhirnya tuh kapasitas buat kipas2 dollar receh (1 tahun eksprot cuma 100 ribu)..aku mau pindah ke way of life itulah kata2 kuli yamaho skrg…so sweet cuih

    • ngondah di f1 dg mclaren kerjasamanya tidak sama dg jamannya ayrton senna. musim depan ngondah digandeng toro roso. itu toro roso yg minta. baca detail beritanya dulu sana. ekekekekkkk

    • Salah sendiri sapa suruh buang aleix espargaro..
      Skarang liat Aprilia kemajuannya sangat pesat setelah kehadiran aleix espargaro..
      Suzuki salam gigit jari

  1. Berarti sistem Ride by Wire itu, saat gas ditarik sesuai dengan kondisi mesin, ya? Tanpa jeda yang banyak (atau dalam istilah gampangnya, sistem tanpa jeda antara gas dan rantai motor)?

  2. selama sikap iannone nggak berubah kayaknya susah,malah lebih prefer ke aleix yg bisa ngembangin RS-GP,benar2 kesalahan besar suzuki ngelepas semua rider padahal gsxrr masih labil apalagi konsesinya udah dicabut.
    Ane rasa Vinales cerdik sekaligus licik sih(meskipun diakui skillnya emang diatas rata2)bikin suzuki kehilangan konsesi biar nggak nambah musuh (lawan honda ducati aja udah susah jangan sampe ketambahan suzuki pula sebagai kuda hitam),kalo suzuki masih dalam konsesi pasti masih bisa ngerecokin tiap seri,imho

    • Setuju bro … seenggaknya kalo aleik masih ada kan projectnya bisa berlanjut … karena aleik kan sudah paham karakter GSX-RR … jadi pengembangannya berlanjut tinggal menentukan rider ke 2 saja sih sebenernya kemarin, gak perlu 2 ridernya baru semua …

  3. Lah simbahRosZonk sekarang juga sudah dimanjain pake ssg&torductor kok tetep memble?Motornya yang letoy apa simbahnya yg sah ngga bisa nghatceung lagi ya?apa dua2nya bener?

  4. wes pernah dibahas dulu teknologi ini di ngondahnya markesot & pedroseng. ngondah emang bajindul. ekekekekkk

  5. Jasi inget lagi kata2 petinggi susuki:
    “Motor semprot susuki bakal bikin heboh…!”
    Tuing-tuing…yang nongol motorkatrok gigi tongos…
    Wkkkkk….

  6. rosidin sudah punya senjata ampuh sejak gp125 sampai motogp, yaitu teknologi pancalor gajulor. ekekekekkkk

    • yahompret itu pioneer & first mover dalam membuat mesin2 failure. copas mesin sebelah judule selalu gagal maning. banyak loh buktinya di d**k web. ekekekekekkkk ekekekekekkkk ekekekekekkkkk

    • ngondah diuntungkan adanya progam bedol desa. makin enak gempurnya. pindah kamar disik lur. ekekekekekkkk

  7. ketika suzuki motogp d kait2kan dengan jonathan rea, rea bilang “my heart only in wsbk”,…… klau seandanyi yg d kaitkan dengan rea adlh m1 faktory, kira2 masih berani nolak gak yah si rea????

  8. wkwkwk teknologi yang bikin mbah gigi dan ducati mencak” ini pas panasnya mbah gigi sama shuei nakamoto. sampe” mbah gigi minta ke dorna buat homologasi torductor punya honda tp nakamoto menolak wkwksk

  9. suzuki sekarang sering banget dibully gara” buang aleix espargaro dan penampilan iannone jauh dibawah ekpetasi wkwk.

    kalo menurut saya coba dituker aja iannone sama salah 1 pembalap ktm pol/smith. iannone masih kebawa” riding style ducati alhasil sering dipaksakan itu gsx dan ndolosor mulu, kalo pol/smith keliatan kesulitan naklukin mesin V4. pas ditangan mika kallio mantan pembalap ducati malah tokcer itu ktm.
    apa tukeran aja smith ke suzuki dan iannone ke ktm ?

    • Suzuki terpuruk lantaran Iannone salah pilih mesin.
       
      Oleh: Oriol Puigdemont , MotoGP Editor

      2017-10-01

       
      Terpuruknya performa Suzuki rupanya disebabkan Andrea Iannone yang salah memilih spesifikasi mesin untuk homologasi tes musim dingin tahun lalu.

       
      Setelah memenangi balapan di Silverstone bersama Maverick Vinales, Suzuki kesulitan menghadapi musim 2017, dengan Iannone dan rookie Alex Rins tercecer di peringkat ke-16 dan ke-20 pada klasemen.

       
      Iannone, direkrut sebagai pengganti Vinales, mengalami kesulitan saat mengendarai GSX-RR, yang mana hasil terbaiknya adalah finis ketujuh (Austin) dan kesembilan (Assen).

       
      Salah satu titik kelemahan Suzuki tahun ini adalah mesin, khususnya pada karakter dan bagaimana reaksinya.

       
      Tahun lalu, Vinales dan Aleix Espargaro menyadari bisa masuk tikungan secara agresif. Tapi kurang akselerasi dan kecepatan puncak saat keluar tikungan.

       
      Untuk mengatasi masalah ini, Suzuki membangun mesin baru yang belum diuji di trek sampai tes Jerez pada November lalu, beberapa hari setelah seri pamungkas Valencia 2016.

       
      Rins tidak ambil bagian dalam tes karena cedera, membuat Iannone mendapat tanggung jawab sepenuhnya dalam hal pengambilan keputusan.

       
      Di Jerez, Iannone mengets dua mesin yang tersedia: satu dengan basis 2016, dan satu dengan set-up baru. Kesimpulan yang dipetik, mesin baru jelas lebih baik.
       
      Mesin baru kemudian lolos homologasi untuk musim 2017. Namun, hasil yang buruk membuat tim berpikir masukan dari Iannone tentang mesin mungkin tidak akurat.
       
      Teori ini nampaknya terbukti setelah kedua pembalap mencoba sebuah mesin yang sangat mirip dengan dasar 2016 setelah balapan Agustus lalu, dan akhirnya merasa senang dengan manfaat dan performanya.
       
      “Saat tes di Brno, Alex mencoba mesin yang spesifikasinya sama dengan 2016 dan sangat senang. Andrea sudah mengetesnya dan memberikan masukan yang sama,” ucap Team Manager, Davide Brivio kepada Motorsport com.
       
      “Masalahnya, kami tidak bisa memakainya, karena regulasi.”
       
      Usai balapan pekan lalu, Suzuki tetap bertahan di Aragon untuk tes privat selama dua hari. Tim melanjutkan perbandingan mesin 2016 dan 2017, serta mengevaluasi perbaikan sasis untuk balapan yang akan datang.
       
      “Kami puas dengan tes dua hari ini karena penting menemukan beberapa waktu, jauh dari tekanan, dan kembali kepada hal yang telah kami coba sebelumnya, serta mencoba perbaikan baru,” kata Brivio.
       
      “Kami bisa menguji konfigurasi baru yang akan digunakan di sisa musim ini, dan juga mengetes beberapa komponen baru untuk motor 2018, yang ingin kami siapkan untuk tes Valencia pada November nanti.
       
      “Kami ingin menguji konfigurasi 2018 yang pertama di sana.”

  10. Masih nggak bisa move on dari era 2004 2005 aja nih anak,kalo gitu rossi suruh leyeh2 dirumah aja sampe teknologi mesin waktu udah jadi,kalo dah jadi suruh ngajak semua pasukan FBR nya ketahun2 kejayaan rossi,terus muter2 deh tuh antara tahun 1999-2009
    SENENG TOOOOOO!!!!!

  11. yahompret akan mengeluarkan teknologi terbaru di semua produk micin, namanya esmart congorjontor. ekekekekekkkkk

  12. inovasi dibilang sukses jika memberikan dampak gelar juara dunia terbanyak, yang paling jelas inovasi yamaha itu adalah M1 dan inovasi honda adalah rc213v, begitu juga vendor2 lain dengan motor prototipenya. Dan yang paling sukses siapa.? Yaitu yang paling banyak jurdunnya.

Leave a Reply to marquez joss Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here