TMCBlog.com – Assalamualaikum Bro seklaian, Mulai terjawab satu persatu kekepoan tmcblog dari hasil analisa FP4 sampai analisa pasca race Seri Pertama MotoGP Losail Qatar terhadap perubahan Perform maverick Vinales. Khusus FP4 tmcblog sampai berani bikin judul mainstream kala itu yakni membahas khusus mengenai Hardwork nya Maverick Vinales dan saat Artikel analisa Pasca race, TMCBlog juga memberianikan diri membuat sub-paragrap mengenai Maverick Vinales .. Bukan apa apa, Melihat Strugglenya Maverick di sesi test Pra-Musim . . titik balik maverick Vinales ternyata dimulai pada Sesi FP4 MotoGP Qatar . . jadi sebenarnya apa yang terjadi . . . ? Oke mari kita diskusikan bersama sob . .

Flash Back Data

Jika kita lihat dari Grafik FP4 , Laptime Yang dilakukan oleh Maverick boleh dibilang cukup Konstan bisa bermain di laptime 1:55 – 1:56 walaupun secara lap time tercepatnya di FP4 ia tidak melakukan Laptime secepat team-matenya valentino Rossi maupun Pembalap Ducati seperti Dovizioso dan Danilo Petrucci. . Dari sisi ini sudah terlihat Maverick sepertinya sudah memperoleh kembali kepercayaannya kepada setup yamaha M1 . .. tinggal masalah pace . .

Dua Grafik di atas memperlihatkan Race Pace Vinales dibandingkan dengan pembalap Pack tengah dan pembalap Pack depan . .. dibanding pembalap seperti crutchlow, petrucci, Zarco dan pedrosa, Vinales boleh dibilang paling kencang terutama di setengah bagian Kedua race . . namun begitu, Vinales berhasil mempertahankan Pace cepatnya bila dibandingkan dengan pembalap pembalap pack terdepan seperti Rossi, Marquez dan Dovizioso . .

Kehilangan 3 Bulan

Masih ingat artikel 11 Feruari 2018 tmcblog dimana disana dikatakan Untuk Musim 2018 Yamaha Movistar akan lebih memperhatikan masukan dan Insight dari Juara dunia 9kali valentino Rossi dalam pengembangan paket Motor Yamaha M1 . . adalah Big Bos team Massimo Maregali yang memberikan penjelasan lugas kala itu bahwa keputusan pemilihan Paket Motor Yamaha M1 yang akan mereka Pakai di Musim 2018 ini akan lebih memperhatikan masukan dari Rossi.

Awalnya tmcblog berfikir bahwa kalimat “memperhatikan masukan dari Rossi” hanya sekedar menerima masukan dan dikombinasi dengan masukan dari Vinales lalu diolah menjadi sebuah paket Yamaha M1 2018 . . Namun sepertinya policy ini mulai terlihat bermasalah setelah Maverick Vinales terseok seok di sesi Latihan bebas ( FP) Qatar, sampai sampai ia harus ‘dicuci’ dulu disesi Q1 untuk bisa masuk Q2

Mengenai apa yang ia dan team yang dikepalai ramon Forcada Lakukan di FP1, Maverick Berkata “we have developed a bike much closer to my feelings, contrary to what Yamaha was doing Vinales menambahkan bahwa Sasis yang ia gunakan masih sama dengan sasis yang rossi gunakan , namun soal setingan benar benar berbeda . . dengan setingan baru ini Yamaha M1 yang dikemudikan Maverick lebih anteng saat memasuki tikungan karena goyang goyang dan getar getar lebih minim sehingga ia bisa lebih berani dan pede dalam menyerang apex dari tikungan untk memperoleh Racing line tertajam khusus untuk melakukan overtake.

Selain setingan, Resep rahasia lainnya adalah perubahan Mapping yang dilakukan Oleh Maverick Vinales di setengah race kedua . . setingan Mapping ini tidak dikomunikasikan Via Dashboard karena sepertinya antara Maverick dan team sudah sepakat dari awal . . setingan ini lah yang menurut analisa team membuat Maverick bisa lebih ngacir dari pembalap pack kedua plus bisa terus mendekati pembalap Pack terdepan . . . ahh kalau , jika, .. . terlepas dari kalau dan Jika . . . Maverick merasa puas dan happy saat meninggalkan Qatar, ia punya sesuatu yang ia bisa andalkan menjelang Seri termas De rio Hondo nanti . . Nggak lagi Blank . . Bisa tidur nyenyaaak
” We must continue with this basis. It’s totally different from the one I was three months ago. My bike is now on one road and Valentino’s on the other

Nah dari sinilah tmcblog berani tulis bahwa FP4 bisa jadi merupakan sebuah titik balik Bagi Maverick Vinales untuk mulai lagi berseberangan dalam hal development Motor ketimbang apa yang dilakukan Oleh Valentino Rossi dan Team yang dipimpin Silvano Galbusera . . keduanya punya riding style yang berbeda jadi ya logis saja punya arah pengembangan yang bebeda atau berseberangan sekalipun . . Yang penting Box tetap adem . .. Bukan begitu sob . .

Taufik of BuitenZorg

76 COMMENTS

    • ini media yg membesar-besarkan apa yg komen terlalu banyak wawasan nya yah. ini cuma masalah setingan. kalo vinales punya setingan bagus dg motor M1 sekarang yg notabene lebih didevelop rossi, berarti basis m1 hasil karya rossi itu bagus dong, tinggal vinales nyari setup dr basis tersebut supaya cocok sama dia.

      kalo m1 yg kmaren itu udh salah dr basisnya, mau diseting ky gimana juga tetep ajah hasilnya ga memuaskan. biasa lah bahasa media biar beritanya ngehits

    • Salah dari basisnya dimulai sejak Juni, Rossi protes soal chassis. Dia bilang Vinales nggak tau Yamaha jadi nggak tau pengembangannya. Rossi protes padahal saat itu Vinales lebih sering menang daripada dia. Habis itu Michelin ganti struktur ban… Sejak saat itu Vinales struggle sampai akhir musim. Saat ditanya dengan wartawan sekarang makai chassis mana, dia jawab “mereka nggak bolehin saya ngomong” berikutnya dia jawab nggak tau kalo ditanya wartawan. Mungkin orang dalam marah Vinales jawab se-vulgar itu. Fakta lengkapnya ditulis mat oxley di artikel judulnya “he’s already world champion”

      Kebijakan pengembangan berbeda baru 2018 ini. Tahun kemarin Jarvis sempat ngomong “Kita nggak bisa lakukan itu” waktu ditanya wartawan, kenapa nggak bikin arah development yg berbeda. Seperti yg kita tau, Rossi kemudian menang sekali. Yamaha mikir udah bener arahnya. Kena sirkuit yg grip jelek, semuanya struggle.

      Hal yg sama juga berlaku di Honda. Pedrosa protes karena mesin dibuat cuma buat MM.

      Ducati lebih cair, kelihatan masukan Lorenzo diterima, Dovi dan Lorenzo sering balapan dengan motor berbeda misalnya soal power dan aero fairing..

      Saya yakin saat perpanjangan kontrak, Vinales ngajukan syarat biar bisa development dgn arah yg berbeda dengan Rossi. Di awal musim ini Vinales sempat ngeluh, Aku berulang kali minta motor kayak awal 2017.

      Wajar Yamaha cuma mau satu arah development motor, bisa mempermudah banyak hal kedepannya… Sayangnya, bukan ngikutin rider masa depannya. Toh diujung musim terbukti di Yammov 2017 Vinales lebih baik daripada Rossi.

    • Rossi sudah merasa ada yg tidak beres soal m1 2017, dan ternyata ketika ketemu jerez, terbukti semua ketidak beresan itu. sayangnya saat musim berjalan, mesin sdh tidak bisa dimodifikasi lg. nah loh kalo cuma set sasis dan elektronik tetep harus ikutin mesin yg sdh ada, jd tetep ajah hasilnya ga maksimal.

      hal yg paling jadi konsentrasi rossi itu adl grip belakang yg gampang spin dan cepet aus, handling yg ga natural dan cenderung harus dipaksa, itu sdh jauh dr karakter asli M1 yg mudah dikendarai dan cepat disegala kondisi.

      percaya deh kalo vinales tetep lanjut dg basis 2017nya setelah jerez 2017 dia sama2 terpuruk juga. so dr pada banyak cincaw mending suruh diem sama yamaha .. ekekekek

    • Kalau m1 2017 bagus si zarko gak bakalan makek m1 2016, m1 2017 udah cacat dari lahir, jadi mau diapa-apain juga tetep bermasalah, udah bagus si rosi yang ngembangin motor, dan biarkan vinales yang menikmtinya!!!

    • Kalau m1 2017 bagus si zarko gak bakalan makek m1 2016, m1 2017 udah cacat dari lahir, jadi mau diapa-apain juga tetep bermasalah, udah bagus si rosi yang ngembangin motor, dan biarkan vinales yang menikmtinya!!!

    • Bisa jadi di sirkuit low grip, tapi mungkin setidaknya dia bisa lebih ngumpulin point di sirkuit yg masih oke gripnya.

      Rider style Rossi dgn Vinales beda, nggak bisa langsung pake gitu.

      Awal musim tahun kemarin, pramusim Vinales lebih baik dari Rossi. Yamaha mendengar masukan Vinales, Vinales menang tiga kali, Kalo nggak jatuh di sampai Let man’s, Vinales Rossi bisa finish 1-2. Dengan setting motor awal 2017. Artinya, Di sirkuit grip bagus, Rossi juga bisa beradaptasi dgn setting M1 awal 2017. pasca Barcelona… Low grip sirkuit, hasil jelek, Rossi protes… Sejak saat itu arah setting ke Rossi lagi. Memang Assen dia menang, tapi sekali doang.

  1. saya setuju,sbg bikers yg mantan pebali. beda setingan renggang kopling aj bikin felling beda aplgi klo byk bedanya. hrs disesuaikan dgn kemauan masing” pembalap.

  2. Menang jadi arang kalah jadi abu. Sementara ducati dengan dovi dan honda dengan marc. Yamaha masih ngurus internal menentukan alpha male

  3. karena msg masg ridernya punya misi dan visi yg sama, jadi yach pasti beda .

    dovi /MM visi misi jurdun

    Jl/pedro misi visi menguasai motor msg msg, jadi tdk saling bentrok, wong urgensinya beda tujuan

  4. Kalau menurut saya sih mending biarkan aja masing2 soal develop mesin dan ambil semua masukan dari kedua pembalap itu kan demi kemajuan pabrikan
    Dan jangan sampai ada yg bilang si anu diprioritaskan

  5. termasuk telat juga si nyadar nya…, secara yamaha udah biasa pegang rider beda karakter, mungkin akhirnya MV minum sprite, trus bilang…, Kutahu yang ku mau…, Wkwkwk…, Better late than no…
    moga2 gak angot2an kaya waktu winter test

    • Vinales menang di Qatar, Argentina, Perancis, pasca post race test Di Barcelona, 13 Juni 2017 Rossi diwawancarai… Dia bilang revisi chassis ini lebih oke dengan gaya saya…

      “Maverick was fast and he continued to like [the bike],” said Rossi. “He is the guy with more points so I have to speak more about me, I am coming from another story.

      “Maverick doesn’t have any history with Yamaha before coming from Suzuki.

      “He likes this because he thinks this is the Yamaha, but for me that I know more of the evolution of the bike I think with the 2017 version we lose something.

      Next race Assen, Rossi memang menang. Sekali doang, habis itu nggak lagi.

      Lah kira kira revisi chassis pasca Barcelona itu perintah siapa ? Hehehe

      Katakan aja di low grip Yamaha awal 2017 kedodoran, Kalo Vinales boleh develop setting sendiri di 2017, bisa jadi dia mencuri posisi lebih baik di race lain dan terus bertarung ama Dovi and Marc. Bisa jadi loh ya, soalnya selain soal ini, Vinales juga memang kesulitan adaptasi dgn revisi ban Michelin. Untung aja musim ini di stop perubahan kompon ban di pertengahan musim.

    • @rian : rada curios juga bro dengan penurunan performa mv di paruh musim, cuma logikanya gini, kalo dengan sasis revisi mv ternyata menurun, kan tinggal balik pake sasis sebelumnya yang cocok sama dia, kalo yamaha gak kasih, ya lucu dong, secara klasemen dia kan lebih diatas, sama seperti statement dia yang bilang buang2 waktu tes, padahal di awal2 dia udah ngerasa cocok…, logikanya kan kalo emang udah cocok, misal coba setingan lain, ternyata ga lebih baik, kan tinggal balik ke setingan awal, gak harus buang2 1,5 hari tes sia-sia, rasanya yamaha juga gak ngeharamin beda setingan
      makanya saya sebutin, moga2 ga angot2an kaya winter test, karena ya itu, kadang dia pimpin hasil tes, & terburu2 berkoar kalo udah nemu setingan, ternyata hari berikutnya gak bisa advance

    • @arinme

      Memang di musim kemarin Yamaha nggak membolehkan dua pengembangan chassis.

      Statement buang waktu di musim 2018 ini. Kenapa nggak langsung balik aja ke motor awal 2017.. ? Karena mesin bro. Mesin 2018 lebih baik. Kalo mesin make 2018, otomatis nggak bisa make setting 2017 dulu. Apalagi mesin disegel. 3 bulan ini, nyari setting itu yg nggak ketemu. Akhirnya ketemu di akhir FP4, tapi perubahan elektroniknya yg nggak sempat dikerjain.

      Jangan lupa, evolusi motor kan saling berhubungan. Rider paling analitis soal ini Dovi. Dia juga paling sabar. Mungkin terbantu dgn Lorenzo.

      Di Yamaha, Zarco yg jago memberi masukan soal elektronik ke mekanik. Dia juga pakai mesin tahun lalu yg datanya segudang. Jadi nggak mikir lagi, bisa fokus nyetel sesuai gaya Zarco. Rossi, Vinales mesin 2018 yg sampai awal race masih dikembangkan.

      Baca artikel mat oxley he’s already world champion untuk refleksi musim 2017 Vinales

    • bro arinme ngomongin di 2017 knp bro rian ke develop tahun 2018?
      kyk yg dibilang bro arinme Vinales kan bisa balik ke sasis yg bikin dia menang di Qatar dan Argentina tahun kmrn. masa iya sasis lama langsung dilebur jadi bahan mentah lagi

  6. orang terlalu tertuju sama 4 orang, sampe agak lupa sama mv, mungkin balik lagi jadi kontender jurdu atau tetap seperti skrg…

    • sy setuju mv pembalap yg hebat koq. Dia itu dr kecil levelnya marquez bhkan srg menang dr marq. Setingan ecu yg baru saat pertengahan musim lalu yg buat yamaha kendor. klo sdh sama kuat mesin…yamaha yg easy ditikungan bakal klop.

    • Btw Vinales udah sejak pertengahan tahun kemarin ngomong elektroniknya harus lebih baik. Rossi akhirnya ngomong hal yang sama, di tes PRA musim.

  7. Yamaha keliatan telat soal pengembangan mesin. Kenapa ga nambah satu pembalap lagi buat bantu develop motor mereka. Toh honda punya crutchlow. Ducati punya petruci. Tanya kenapa??..

    • Ah situ nggak merhatiin aja kali. Zonk apanya ? Sampai 2/3 musim Vinales masih berpotensi juara, abah Rossi udah nyerah.

      Rossi yg protes soal chassis di pertengahan musim. Vinales fine fine aja dgn motor awal 2017.

      Btw motor awal 2017 menurut ente yg develop siapa ? Vinales ? Dia aja baru masuk. Emang develop motor 2 – 3 bulan doang ? Hahaha. Kalo nggak Rossi ya Lorenzo. Setting Vinales doang yg dipake Di awal musim. Kenapa dipake, soalnya catatan waktunya lebih baik. Wajar dong. Hasilnya Vinales beneran menang kan ?

      Pointnya Vinales kemarin kembali right track dengan setting chassis ala dia. Itu membuktikan memang sejak Rossi protes, chassis diubah. Memang habis itu Rossi menang, tapi sekali doang. Habis itu ketinggalan. Memang ada juga faktor Rossi cedera, tapi sudah terbukti, 2017 kemarin di Yamaha movistar, rider terbaiknya Vinales. Secara keseluruhan, Marc Marquez.

      Faktanya begitu

  8. Klo begitu, bisa cari info ttg setingan pembalap pabrikan yg lain jg donk wak haji, sy kira 93 & 26, 04 & 99 jg riding style nya beda.
    Hanya ekspektasi ke 25, mgkn lebih…

  9. jadi semakin respect sama ini rider. lebih greget nonton dia di setengah race kemaren di qatar. start 12 turun ke 15 naik lagi akhirnya finish ke 6. padahal jarak dia ke pack terdepan ad sekitar 2 detik lebih. tp finish bisa nempel petrucci. jd paham kenapa om mateo waktu masih jadi komentor di trans 7 ngejagoin dia….

  10. Coba itu sisa lapnya lagi 5-6, dijamin masuk podium itu, gereget banget nontonya, pas finish aj udh mau nyalip cal itu, smoga bisa tambah kompetitif di seri berikutnya

    • anjay …. lumayan juga berandai-andainya
      tanggung bung klo cuma 5-6 lap lagi (berarti jarak tempuh extra >30km) , apa ga sekalian dibikin lebih lebay lagi…..”coba sisa lapnya 20 lap lagi” plus bikin aturan agar tangki masing2 motor dibuat segede tangki mobil wkwkwkwk

      atau mungkin sekalian aja berandai-andai MotoGP pake sistem Pitsop buat isi bensin untuk memenuhi khayalan situ

  11. 2017 banyak berpatokan ke MV
    Gp Qatar : MV = 1st, VR = 3rd
    Championship MV = 5th, VR = 3th

    2018 banyak berpatokan ke VR
    Gp Qatar : MV = 6th, VR = 3rd
    Championship ???

    • Saya rasa, sekali kemenangan Rossi lebih berarti buat Yamaha dibandingkan Maverick yg beberapa kali. Namanya bisnis. Dari situ aja kita ngeliatnya. Rossi memang lebih menjual.

  12. Kalau ga salah mesin crossplane m1 itu masukan rossi juga ya? Saya komentar sisi mesin aja deh kebetulan bidang nya itu hehe. Kalo dilihat dari gaya berkendara vinales, doi cocok di suzuki yg notabene nya sama sama inline crossplane, tapi di suzuki itu firing nya beda, secara singkat lebih rapat kalo dengar dari suaranya yg lebih raw, sedangkan rossi kebalikan nya (contoh rossi saat di ducati). Nah yamaha punya firing order 1—3–2-4 nah dari 1 ke 3 jedanya agak panjang, sesuai dengan karakter VR nih yg seneng main tikungan meminimalisir ledakan torsi jadi bisa buka gas lebih awal saat keluar tikungan. Kalo menurut saya Ujung ujungnya balik lagi ke mesin, vinales cuma bisa pasrah, doi cuman bisa main di mapping, handling, tcr paling. Lama lama bakal redup nih yamaha kalo ga segera berbenah, harus udah mikirim mesin baru dan pembalap fresh untuk delevop mesin baru dengan karakter yg lebih fleksibel. Entah kenapa menurut saya crossplane yamaha tuh mencoba niru karakter motor 2 stroke, apa jangan jangan rossi sebagai co-developer nya gabisa move on dari gp 2 stroke heheh

    • Iya, yamaha generasi 990 cc pada saat di pakai rossi emang gayanya lebih condong ke tikungan. Sedangkan Vinales tipe orang yang bisa kalem tapi juga bisa ganas, contoh pas dia pakai suzuki, itu udah termasuk ganas terutama di Argentina 2016 dan Phillip Island 2016, tapi entah kenapa waktu dia di yamaha, rasanya jadi lebih kalem gaya berkendaranya, kalau sampeyan perhatikan di 2017, MV jarang banget start bagus, biasanya dia kalau gak merosot posisinya ya tetep disitu pada awal awalnya, meski akhirnya bisa menang atau podium. Secara Fighter MV juga beda sama Rossi, dia lebih kearah menghemat tenaganya untuk bisa dipakai di pertengahan race sampai akhir race, jadi rata rata dia masih bisa fight di last lap dibanding beberapa pembalap lain, kecuali marquez, hehe.

  13. waktu jd juara race qatar musim kmaren sbetulnya stylenya mv ini adlh rider yg ga terlalu ngoyo ngejar pack depan karna sadar akan kbutuhan tyre grip di sisa lap terakhir. itu dia sndiri lo yg bilang.. makanya dia sering klo race agk mlorot dan pertengahan race mulai nusuk barisan depan

  14. Vinales itu rekan seteam Rossi yg tahun kemarin lebih berprestasi daripada Rossi, di tahun pertamanya.

    Dia juga satu-satunya rider Yamaha yg berpotensi juara di 2017 sampai 2/3 musim.

    Rossi sampai crash ngejar dia, ingat nggak Mo ? Hehehe.

  15. Ah ente ngeledekin Marquez n pedrosa tapi buat Rossi minta rekan seteam yg nrimo. Yang ngalahan. Standard ganda ente Mo

  16. Kalo ngomongin riding style, mv mendekati mm, jl, dp… secara sama sama spanish, berbeda dengan italiano. Perbedaan akan jelas terlihat ditikungan cepat; kemiringan dan kecepatan motornya, memang banyak faktor juga yg mempengaruhi. Perbedaan vr dgn mv, jelas mv lebih muda dan lebih berani, sedangkan vr udah tuir dan mulai banyak keraguan.
    Dulu semasa di suzuki, jika mv sudah kencang, seperti mengalir, susah dibendung, ngamuk cuk.
    Beda dgn vr, banyak perhitungan jadi banyak keraguan, konsentrasi terganggu, akhirnya melebaarrrr, melorot waktunya, bahkan sampai lupa jumlah sisa lap…

    Jika yamaha jeli, sebaiknya vr dicarikan tandem yg sperti sapi, atau sendiri aja!
    Sebaliknya yamaha harus memasangkan mv dengan dp, ini akan menjadi perpaduan yg super dahsyat!!! Jangan sampai dp diambil team lain.

  17. Pelan..pelan..eh tau nya udah akhir musim aja..poin nya gak nyampe-nyampe…

    Maunya jd kuda hitam…eh gak tau nya jd kambing hitam…wkwkwk….

  18. Tahun kemarin yg lebih baik dari Vinales cuma Marc dgn Dovi … Ada belasan rider lain yg pointnya nggak nyampe setinggi dia

  19. Ada komen menarik dari Galbusera soal pergantian kompon Michelin di pertengahan musim kemarin…

    Galbusera’s final words relate to Michelin: “I don’t know why Michelin changed the tyre for 2017. For sure it was better for Valentino when they went back to the harder tyre, because it gives him more support.”

    Dibandingkan Vinales…

    Dalam voting itu Marc juga milih kompon yg lebih keras. Sesuai dgn style dia. Yg gak mau perubahan cuma dua orang. Vinales ama siapa gitu, saya lupa.

    Jadi teringat ada yg komen, jaman dulu Rossi balapan pakai ban Taylor made, yg khusus dibuat untuk dia … Enaknya …

    Dorna ngizinkan penambahan team satelit untuk mengakomodasi skyVR46 team.
    … Enaknya …

    Rossi luar biasa.

    • Butuh bukti yg mana bro ?

      Kalau saya nulis opini, biasanya didepan saya tulis menurut saya. Kalo nggak… Berarti memang faktanya begitu

      Dugaan saya soal taylor made tyre…

      https://www.spor*trider.com/motogp-back-story-valentino-rossis-crisis#page-2

      Hilangin tanda *

      Kalimatnya begini …

      Rossi complained to Michelin about their choice of front tire construction for 2017, but the days of making a special tire for a single rider are long gone

      Ada banyak link lain. Saya paste yg pertama ketemu aja.

    • Kalo jaman dulu sama aja si bro, pedrosa juga bannya tailor made buat dia, tiap pabrikan punya ban tailor made buat pembalap utamanya.

Leave a Reply to mystique Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here