TMCblog.com – Selamat pagi pirsawan yang budiman, assalamu’alaikum.. Kita awali aktifitas di hari ini dengan penuh semangat dan buat penggemar Por Fuera jangan panas dulu ketika sobat membaca judul artikel TMCBlog pagi ini. Agak bingung sebetulnya mencari judul yang pas, tapi mungkin judul diatas merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mendeskripsikan pendapat dari Ramon Forcada kepada Lorenzo secara khusus dan rider-rider MotoGP pada umumnya. Seduh dulu kopi atau teh kalian, nikmati sarapan pagi ini sembari baca artikel dari kami.

Lorenzo dan Ramon Forcada

Ramon Forcada sudah tidak asing lagi di telinga kita semua, sosok yang menjadi chief mechanic Jorge Lorenzo selama mengabdi di pabrikan biru Iwata, Yamaha dengan sukses mengantar Jorge merebut 3 gelar juara dunia. Nah kali ini Forcada seperti memberi sebuah tanggapan bijak atas apa yang menimpa Lorenzo selama kepindahannya di Ducati setidaknya sampai menjelang GP Argentina di trek Termas de Rio Hondo akhir pekan ini.

Bagi dirinya, tidak ada yang namanya motor yang terbaik dan motor terburuk, yang ada itu hanyalah seorang rider yang cocok mengendarai motor dengan keserasian antar keduanya. “Apa yang membuat Honda dan Ducati begitu kuat sebetulnya sudah dijelaskan oleh ‘keserasian’ yang terbentuk pada pembalap masing-masing. Duo Marquez-Honda [RC213V] menjadi pusat perhatian selama bertahun-tahun dan juga apa yang terjadi pada Dovizioso-Ducati [Desmosedici GP] selama satu setengah tahun ini.” Ucap Forcada.

“Tidak ada motor yang terbaik dan motor yang terburuk. Ada sesuatu yang seperti larut dalam diri rider/pembalap dengan motornya yang suatu saat akan terungkap atau tidak terungkap. Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu Casey Stoner berhasil menjadi juara dengan Ducati. Dan Ducati bukanlah motor yang sempurna ketika itu. Lalu datanglah Rossi yang merupakan salah satu pembalap fantastis ke team Ducati, kemudian semuanya berubah menjadi bencana. Hal-hal inilah yang sebenarnya terjadi di MotoGP.”

Secara tersirat Forcada menyamakan situasi Rossi di Ducati dahulu dengan apa yang terjadi dengan Lorenzo saat ini. Kalau orang dengan ruang lingkup seperti Forcada sepertinya bisa memahami situasi yang terjadi dalam team lebih baik ketimbang kita-kita yang berada di Indonesia. Seperti mengesampingkan perombakan yang dilakukan Ducati pada struktur manajemennya, kolaborasi Gigi dengan Lorenzo pun seperti dinilai gagal karena faktor Lorenzo yang tidak juga mebemukan kenyamanan dengan Desmosedici GP. Saya menulis ‘tidak nyaman dengan Desmo’ bukan dengan Ducati loh ya…

Valentino Rossi Ducati Motegi 2012

Di kesempatan lain, Forcada menyuruh media jurnalis untuk melihat video di website Yamaha, lalu coba bandingkan Lorenzo saat berada di atas YZR M1 dengan ketika berada di atas Desmo GP17 selama semusim kemarin. Jelas nampak bahwa Lorenzo nyaman dengan Yamaha M1 dan nampak tidak nyaman dengan Ducati GP17. Lalu masa adaptasi Lorenzo dengan Desmosedici sudah berakhir seiring dengan berakhirnya GP Valencia 2017, akan tetapi hasil positif yang Lorenzo torehkan hanya 1 hari di Sepang Test Januari lalu. Selebihnya seperti malapetaka..

Jorge Lorenzo Yamaha Philips Island 2016

Setali tiga uang dengan Ramon Forcada, Christian Gabarrini sebagai chief mechanic dari Jorge Lorenzo di Ducati pun dengan terang-terangan mengkritik Jorge setelah seri perdana GP Qatar 2018; “Pada tahun 2017 kami berkonsentrasi untuk mempertahankan kecepatan yang tinggi pada race distance. Ini merupakan hal yang paling penting. Dalam sesi kualifikasi, lap tercepat biasanya mudah Lorenzo raih. Tetapi terutama di bagian pertama musim ini menjadi jelas bahwa Lorenzo tidak menemukan konsistensi ketika balapan berlangsung”. Jelas Gabarrini

Gabarrini dan Lorenzo

Menurut Gabarrini, ada beberapa langkah bagi Jorge agar bisa memiliki kecepatan yang konsisten di sepanjang jalannya balapan. “Yang menyebabkan dirinya [Lorenzo] tidak menang adalah konsistensi atas seluruh jarak balapan. Motor tetaplah sebuah motor. Masing-masing dari motor memiliki karakteristik yang kurang lebih Anda akan menyukainya. Saya juga harus menyesuaikan cara kerja saya untuk gaya kerja Ducati. Tapi itu lebih mudah bagi saya.”

Lalu bagaimana nasib Lorenzo di masa mendatang? Ketika semua pintu team pabrikan selain Ducati [kecuali 1 slot di Repsol Honda] sudah terisi penuh. Kalau menurut Michele Pirro setelah setahun menjadi coach riding analyst Lorenzo bilang; Lorenzo lebih cocok dengan motor Suzuki ketimbang Ducati. Nah looh…. Bagaimana nih??

Nugi TMCBlog

78 COMMENTS

  1. ini mungkin salah satu alasan Forcada tidak mau ikut ke kubu ducati saat lorenzo pindah, dan lebih memilih bertahan di yamaha. Kadang memang seorang teknisi bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat seorang pembalap ( udah kaya pelatih aja haha ) tapi ini fakta dan banyak terjadi.

  2. spt motor, rider juga punya style dan krakteristik sendiri,

    mempunyai skill masing masing.

    si A jago di motor A, belum tentu jago di motor B,
    Si B jago di motor B, blm tentu jago di motor A

    apalagi kalu motornya beda jenis

    emang ada rider yg jago di semua motor? ngak bakalan adalah.

    stoner jago dgn honda dan ducati,

    pake m1 yg bisa menang kalu dibawa gemulai spt hohe,

    blm tentu stoner bisa jurdun dgn m1

    gitu juga vr dan MM.

    vr dblm bisa jurdun pake ducati yg motor negara sendiri

    blm tentu mm bisa jurdun dgn m1 sekalipun m1 itu racikan engineer kelas dewa, trus bisa jurdun dgn rider siapa saja.

    atau mm blm tentu bisa jurdun dgn ducati, walu type mesin sama.

    • rian,

      ngak bisa berandai stoner bisa jurdun dgn m1

      stoner lebih seneng mancing sama momong anak.

      menikmati hidup, duit dah cukup.

    • Casey Stoner : seorang rider gaya balapnya harus menyesuaikan karakter motor bukan motor yang menyesuaikan karakter rider, mangkanya Casey Stoner bisa juara dengan 2 motor edan, kalo naik M1 mah nggak susah buat dia juara, secara M1 motor terjinak di MotoGP
      Sayang Casey Stoner terlalu cepat pensiun

    • @nyototoh

      Tolol, komen benerin dlu, stoner aja blm pernah ke yamaha, gmn lo bsa nyatain statemen lo klo stoner g pernah juara bersama m1, stoner aja gk pernah nyentuh pabrikan yamaha, fbh tolol melebihi batas kemampuan hebat bnerr

    • @bro lo idiot???
      jelas2 @nyototoh nyampein fakta,stoner memang gk pernah juara di YAMAHA.
      sama kayak Rossi gk pernah juara di ducati.

      lo ngikutin gp dari kapan?
      tau gmn keadaan musim 2007-2008-2009??

    • yah ngaruh lah bro yang 1 smooth yang 1 liar.
      dari pas pertama nyobain desmo dari M1 aja sudah menemukan perbedaan. dimana kalo M1 pas masuk tikungan dengan menggunakan rem depan saja motor sudah nurut sedangkan desmo harus dibantu sama rem belakang. makanya diawal awal lorenzo rada kesulitan menggunakan rem belakang, karena di yamaha dulu dia jarang sekali atau bahkan tidak pernah menggunakan rem belakang sebelom motor masuk tikungan.

  3. VR, JL, sudah terbiasa dengan karakter motor yang smooth, & kesulitan menjinakkan karakter ducati, dovi pun butuh lebih dari 3 musim untuk bisa kompetitif, seperti kasus ducati butuh manajemen rem belakang untuk cornering, suatu kebiasaan yang mungkin pembalap top gp pun gk bisa serta merta menguasai…, belum lagi cara yang lain…, ibaratnya…, belum nemu sela nya dia mah…, hanya saja memang sudah over ekspetasi terhadap para juara dunia tadi, yang diharapkan bisa beradaptasi dalam wktu singkat

    • wah sip komen om,

      ekspetasi berlebihaan terhadap rider yg pernah jurdun di motor lain ,

      menggap semu motor sama, sama sama punya 2 ban, pasti mudah, kan ridernya pernah jurdun lebih dari 2 kali

    • @tolet tebun,
      maksud arinme,

      vr yg punya segudang pengalaman bawa nsr 2 tak yg liar dan bisa jurdun,

      menjadikan acuan penggermar motor gp menaruh harapan setinggi langgit bahwa vr kan akan mudah jurdun dgn ducati,

      bahkan saking percaya diri team vr mengatakan cukup 80 dtk utk menaklukan ducati.

      nyatanya beum bisa jurdun dgn ducati,

      terlepas dari bedanya frame ducati yg dipake dovi dgn frame ducati yg dipake vr.

    • Oo iya dr pada bikin electric GP,mending bikin GP classic kayak TT yg ada kelas classic nya.
      Jadi biar tau seliar atau sejomplang mana sih laptime masing2 sama yg tinggal pencet pencet langsung jalan,walupun sangat nggak Apple to Apple tapi banyak aja yg bandingin

    • waktu pindah ke ducati, rossi sudah berapa lama megang m1? bandingkan dia megang 2tak, di kelas gp aja…, dari 96 sampe 2001 kalo ga salah, tentu feeling berubah, dan saat 2002, semua factory berubah ke 4 tak, dan untuk transisi ini pasti semua pembalap perlu beradaptasi, beda saat dia pindah ke ducati, ibaratnya cuma dia yang struggle, tapi pembalap lain makin enjoy sama motornya..
      @bdt : sebenernya lebih tepat ngebahas JL, secara dia juga pernah ngomong bisa juara pake motor apa aja…, CMIIW
      @rian : bener, stoner 2006 jungkir balik, ternyata 2007 pindah duc & langsung bisa juara dunia…, sayangnya 2008-2010 dia kusut masai walaupun tetap menang bbrp seri, pindah honda lagi langsung juara lagi, tapi abis itu yaa, we know lah…, skill dia hebat.., tapi sayangnya mentalnya gak sekuat yang lain, ini pendapat saya
      @kato : mungkin gampangnya cari data laptime di sirkuit yang sama2 pernah dipake di 2 era tadi

    • arinme,

      yach tetep vr punya pengalaman dgn 2 tak yg liar dan ganas di kelas utama dan jurdun. dibanding JL blm pernah pegang 2 tak di kelas utama.

      plus ada begawan teknisi om burgess,

      makanya banyak pihak berharap sangat tinngi vr jurdun dn ducati,

      beda dgn jl pindah ke ducatin yg menyertai justru kepesimisan bsik dri penggemar / rider lsin ke pihak JL.

      beda dgn vr pindah ke ducati, disertai keoptimisan dan keyakinan tinggi dari pengemar, team, rider lin dan vr sendiri

  4. dp aj yg dah lama bawa domba garut blm pernah jurdun.

    mestinya dp coba peruntungan nasib dan berani berubah dgn pindah motor, pake m1 racikan engineer kls dewa ato ke ducati.

    ato pinda ke wsbk, mungkin bisa jurdun, kali aja emang takdinrya jurdun di wsbk

  5. Mau gimana pun, ttp aja jorge salah satu pembalap terbaik.
    Hanya saja kadang tidak semua pembalap cocok dgn karakter motor.
    Merubah gaya balap itu ga semudah ganti jari buat ngupil.
    Semoga jorge bisa beradaptasi lebih cepat, biar motogp makin seru

  6. wah kalo lorenzo jadi pindah ke suzuki terus dateng ke indonesia. dan lorenzo bakal bikin rekor sebagai pembalap yang dateng ke indonesia buat promosi dengan 3 pabrikan yang berbeda hahaha. yamaha, ducati mungkin next suzuki.

  7. bisa diambil kesimpulan sementara,

    rider yg pernah jurdun dgn motor 2 tak yg ganas, belum tentu bisa jurdun dgn ducati,

    apalgi rider yg belum pernah bawa motor 2 tak, macam mm dan jl

    spt VR, dll

    stoner pernah bawa motor 2 tak ngak yach?

  8. artiny berandai jika nanti mm jurdun dgn ducati,

    mematahkan anggapan bahwa mm cuma bisa jurdun dgn motor yg jinak dgn banyak ECU kontrol

  9. sekalain aja buat penyelidikn,

    kenapa rider kita yg badannya sama dgn dp , bahkan lebih

    belum bisa masuk moto gp sampe sekarang.

    apa emang spt kata puig, mental kita ngak seberani luar?

    penyelidikan itu kayanya lebih penting daripada

    penyelidikan kenapa dp belum jurdun padahal bawa rcv asli.

    karena penyelidikn itu berguna cuma buat mbah dharmo,

    bukan buat rider kita ato bangsa kita yg tertingal dari thai dan malaysia

    • Iklim yg kebanyakan sirkuit di Eropa Kebiasaannya juga,kayak gym,sepeda jarang yg rutin ngelukain
      Bahkan diet makanan juga ada,kayak yg pernah dikatakan Rossi kalo jaman dulu abis menang,pesta minum2 abis itu Minggu depannya geber motor lagi nggak ada masalah,tapi sekarang (sejak Stoner datang dgn pwr yg sempurna) makanan dan segala macem harus dijaga

    • Banyak faktor gan, utamanya pendidikan balap sama sponsor yg beda jauh sma di eropa sana, bukan jaminan kalau cmn mayoritas di indo banyak ada motor bisa langsung naik ke motoGP, lihat aja malaysia yg pembibitan pembalapnya lebih baik, bisa di liat di ajang balap banyak peserta dari malay+sponsor mereka kuat, ada petronas sama sepang yg mau sponsorin pembalap malay

  10. Mw gimana pun ducati skrng klo drdl rangkany g dganti pake deltabox bs ky skrng g??& Yg minta rangka dganti jd deltabox dr sblmny yg ud bertahun2 pake tubullar sapa???jgn tw pengetahuanny cuma MM&JL doank

    • setuju bro…, btw, dulu istilahnya bukan tubular, tapi monokok, jadi mesin & bodi sebagai kesatuan utuh dari sasis, tubularnya cuma sedikit kok, ibarat cuma buat braket-braket doang, cmiiw

    • ducati pernah pke rangka tralis dan dan monokok d motogp dan bisa rutin juara seri tiap tahunnya. nmun setelah rossi gbung keducati, motor ducati jdi sangat susah untuk sekedar meraih juara seri dan butuh ubahan besar2an untuk mengembalikan TAJI ducati yg di patahkan rossi.
      ducati tenggelam karna rossi, itu fakta!!!

    • Ada fans yg mencak” wkwkwk, itu artinya ducati lbh perhatian sama rossi ketimbang jorge, rossi full suport sampai robak motor di turutin sdangkan si jorge kampas rem lepas aj bilang kalau bukan salah teknisinya ducati malah lempar ke pihak brembo, wkwkwk

    • Klo ducati tenggelam krn rossi knp ducati g pake rangka tralis&monokok lg y,,knp msh pake rangka yg dkasi masukan dr rossi????@liebazch ezercho

  11. Yamaha itu motor jinak, sementara Marq pembalap agresif, ingin sekali melihat pembalap agresif pakai motor pabrikan Yamaha.
    dulu Stoner juga ga sempat ke Yamaha.
    Lorenzo butuh motor jinak, dan jika memilih selain Yamaha di tahun depan terus gagal, cara terbaik harus balik ke Yamaha.

  12. Pembalap terburuk di motogp adalah pedrozonk tidak pernah runner up minimal apalagi jurdun ekekekekek pembalap letoy, alasan team pabrikan bahwa pedrozonk cuma sebagai bahan riset

  13. M1 emang motor yg memanjakan rider banget, jadi hilang deh skill rider. Lorenzo harus stick to yamaha terus aja.

  14. JL kayaknya emang mesti ke suzuki gantiin si ianone yg gak kunjung berkembang, malah rins yg berkembang pesat, karakter suzuki jg ga jauh” dr yamaha orang m1 di jadiin role model pengembangan gsxrr, semangat hohe, biar balapan makin seru

  15. Semua rider juga bilang honda dan ducati motor yang sulit dikendarai. mgkn krn mesin v4 yg lebih liar. Yamaha dengan Inline 4 sangat nyaman tapi kalah ditenaga. Pembalap harus lebih bisa menjaga rpm ditikungan biar tetap cepat dan bisa cepat saat keluar tikungan. ini dibuktikan oleh zarco dan lorenzo. ducati saat ini hanya pas stylenya dgn stoner dan dovi,dan honda dgn marquez. Yamaha masih blm 100% dgn ecu nya shingga g bs liuk liuk krn bannya cpt habis. jika sudah fix dgn ecu baru..bakal lebih seru motogp kedepan.

  16. Bisa coba trik stoner jinakin desmo: nikung sambil “mbanting” motor, kalo lurus dah g masalah dh kuenceng …

  17. Lorenzo memang lebih cocok dgn tipe” motor smooth dn lemot sprti motor nya dulu jd jgn lah nyoba” motor dgn V4 engine krn motor dgn karakter V4engine itu khusus buat rider” kuat yg punya keberanian lebih dn pasti’a skill yg di atas rata” krn dari segi power’a luar biasa beringas terkadang sulit di kendalikan kecuali oleh cowo sejati beda dgn motor itu yg ???????????

Leave a Reply to bdt Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here