TMCBLOG.com – Bro sekalian, tmcblog kepo banget sama Si Melia hasil custom bergaya Cafe racer dari kawasaki W175 milik Den Dimas yang proses customnya dipercayakan ke Bengkel Custom Katros garage. Dari foto foto terlihat Hasilnya rapi, dan akhirnnya saat di gelaran parjo 2018 di Pelataran Musium Purna bakti Pertiwi TMII ternyata Melia ini dihadirkan dalam satu Booth tersendiri . . . wah First sight impression ini mah . .

Dan Ternyata melihatnya secara langsung membuat tmcblog makin percaya bahwa Secara umum, Katos membuat custom Cafe racer W175 ini sangat flowing dan memiliki tingkat proporsionalitas yang cukup tinggi . . Milea Tidak terlalu memaksakan banyak penggunan part part diluar part asli dari W175 . . dan hasilnya, sobat akan lihat betapa Milea ni masih menggunakan Mesin , sistem Karburator, sasis, Velg, Sistem pengereman dan bahkan Tripple T yang masih sama dengan part standar . . Kang Atenk dari Katros mengatakan bahwa dengan konstruksi moor standar, suatu saat tetap bisa di standarin jika diinginkan

Fokus Custom Cafe racer lebih berada di bagian handlingnya .. . Setang bar panjang dan baplang W175 dibuang . . hanya menyisakan satu batang pendek sekitar 15 cm dijepit raiser di T atas . . Sebagai gantinya setang jepit ( clip On ) aftermarket hadir menjepit di antara Tripple T atas dan bawah . .. so sifatnya jadi under-yoke . .. klop banget sama tema Cafe Racer yang dibawa . .. Cafe Racer itu rada simple so, beberapa hal pun dibuat simpel tanpa mengurangi segi fungsionalitasnya.

Spion Barend Mirror di ujung setang, handgrip Bitwell dan lampu sen ngumpet di bawah fairing juga memperkuat tema simplisitas ala Cafe racer ini. Mengenai Bikini Fairing depan itu custom pembuatannya oleh katros menggunakan Plat Logam galvanis setebal 1 mm.

Kembali lagi Kang Atenk menjelaskan pemilihan Plat setebal 1 mm dibandingkan 1,5 mm tujuannya lebih ke penghematan bobot dari fairing itu sendiri . . namun begitu, lampu tetap menggunakan Lampu standar dari W175 yang memang sudah . . ‘ gede ‘

Ke Kaki kaki, suspensi depan tidak ada perubahan, Hanya diturunin sedikit lalu spatbor depan belakang custom menggunakan plat galvanis. Velg masih standar depan dan belakang, namun soal ban . . Den Dimas dan katros memilih ban gaya gaya scrambler .. jadi ada kota kotanya githu .. produk yang digunakan adalah ban Corsa Cross S

Mengenai Jok, bentuknya jelas terlihat dicustom bergaya racing oleh katros dengan penggunaan bahan Jok Kulit dari MBtech. Suspensi belakang menggunakan suspensi double dengan canister gas dari produk YSS. Cafe racer tentu kurang pas jika tidak ada peningkatan performa. karena mesin tidak diutak utik, maka akhirnnya gas buanglah yang kena upgrade dengan muffler buatan Katross

Dan yang juga menarik dan merupakan special order dari Den Dimas ke Katros adalah lampu stop/ stoplamp bergaya ‘ In Frame ‘ jadi bertempat di Frame . . lebih tepatnya diujung sub frame belakang. Mengenai total Biayanya, Katros Buka info habis sekitar 15 Juta rupiah . . . tapi Puasss sob . . Semoga Berguna

Taufik of BuitenZorg

24 COMMENTS

  1. Wih… Motornya den dimas
    Satu hal yang saya suka dari garapan katros garage, adalah custom yang simpel, rapi, tidak membosankan dan kelihatan elegan.

  2. lebih gila lagi w175 buatan pap&mam speed semarang, enginenya dibuat boxer kaya bmw. pas ada acara kawasaki petinggi kawasakinya yg orang jepang sampe geleng” kepala dan bingung. ko bisa katanya hahahaha ??

  3. Entah kenapa gak terlalu suka sama garapan katros. Mereka cuma menang finishing dan nama (karena kebetulan yang garap disana orang berduit jadi ada kesan eksklusif). Secara konsep mereka biasa aja, pasaran. Cuma menang di komponen yang dipakai dan finishing. Gak heran sih, garap di mereka bisa abis 40jt sementara bengkel “dibawahnya” cuma 25jutaan udah mahal. Di kontes pun Katros lebih sering jadi “bintang tamu” ketimbang jadi peserta dan menang kontes. Fakta vroh.

  4. Koreski wak hajii yg bener itu “MILEA” bukan “Melia” nama motornya buburayam
    Kayaknya kalo dibaca rada gimana gitu ga enak aja hehehe
    Cmiiw

    • kalo yang sekarang justru gampang bro. karena sebelom direalisasikan nyata bisa olah dulu pake program corel draw, nah dari situ nanti pake perhitungan skala berapa banding berapa. baru nanti dibuat mal malan pake lembaran karton sebelom plat tersebut dipotong potong.
      nah kalo dulu modalnya cuma karton doank buat ngukur besaran plat buat ukuran tangki, buat body. kalo gagal yah dipotong lagi disesuaikan lagi. yang jelas dulu alatnya jauh lebih sederhana dan lebih ribet.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here