TMCBlog.com – Assalamu’alaikum mas bro dan mbak sis. Kemarin kami mendapatkan kesempatan untuk kenalan lebih jauh dengan sosok motor adventure klasik dari pabrikan Royal Enfield yang baru dijual di Indonesia, ya apalagi kalau bukan Himalayan. Sejak pertama kali diperkenalkan ke publik lewat channel video Royal Enfield (RE) di YouTube mereka, saya sudah penasaran ingin tau sejauh mana kualitas produk dari pabrikan motor India tersebut di motor dengan genre dual purpose.

Himalayan sendiri punya mesin yang berbeda dari seri klasik RE seperti varian Bullet dan Classic. Kapasitas mesin seri LS410 ini sebesar 411 cc menghasilkan tenaga yang tidak terlalu besar, hanya 24,5 Hp saja ketika menyentuh 6.500 Rpm . Tapi bukan Royal Enfield namanya kalau gak jago di torsi mesin, angka 32 Nm pada putaran mesin 4,250 Rpm. Beneran asik ketika saya bejek di area test ride IIMS JIExpo Kemayoran, terasa jengat tapi masih mudah dikendalikan.

Salah satu yang bikin nyaman adalah dibekalinya counter shaft untuk balancing putaran mesin sehingga pada mesin Himalayan ini tidak bergetar hebat. Beda dengan RE seri klasik yang getaran mesin menjalar keseluruh tubuh. Begitu juga dengan transfer tenaga ke roda halus pisan bro, gak intimidatif buat rider pemula yang baru naik kelas ke mesin diatas 300 cc. Saya yakin rider gak akan mudah lelah ketika melakukan touring jauh dengan Himalayan ini.

Mesin berdimensi besar tersebut masih berpendingin udara tuh Sob, tapi untuk membantu menurunkan panas mesin RE mengaplikasikan Oil cooler berukuran besar dibagian sebelah kiri. Asupan udarapun aman sentosa karena pas saya melongo, Himalayan ini punya air box filter yang besar nan gadang. Oh iya, Himalayan sudah Fuel Injection, jadi pakai Throttle body bukan karburator [Ya iyalah yaa]..

Untuk motor buatan India, Himalayan ini tokcer juga urusan finishing parts dan detil-detil nya. Cat pada bagian mesin terlihat rapih dan merata. Aksen-aksen klasik seperti emblem ‘R’ juga digarap secara total sehingga menimbulkan kesan kemewahan ala kesultanan di India sana. Halahh..

Knalpot Himalayan punya desain yang modern, serupa dengan motor Special engine kalau saya perhatikan. Berbahan full stainless steel dengan finishing brushed atau seperti dipoles dengan amplas halus, jadi makin garang ketika sudah panas dengan warna biru terbakar pada bagian headernya. Soal suara yang dihasilkan cukup halus tapi tetap terdengar bertenaga seperti KTM Duke 250.

Nah ngomongin harga RE Himalayan, dijual dengan dua pilihan warna yaitu Himalayan Snow (putih) dan Himalayan Granite (hitam) dan harganya gak sampai 100 juta, tepatnya Rp. 93.000.000 kalian semua sudah bisa bawa pulang Himalayan ini dan ngegas kemanapun angin bisa membawa kalian pergi. Asik..

Bakalan eye catching nih kalau di lampu merah, pasti banyak yang ngira kalau Himalayan adalah motor hasil modifikasi. Hahaha…

Oke deh, selanjutnya kita bahas bagian body motornya ya. Pertama kali liat Himalayan secara langsung ada perasaan minder karena jangkung banget. Maklum, Saya sendiri bukan orang yang punya postur badan tinggi gitu yah, jadi sering minder kalo ketemu motor adventure gini. Tapi ternyata bagian yang bikin jangkung itu dari area kemudi lalu ketambahan wind screen yang rada panjang jadi seperti ilusi optik gitu. Ternyata tinggi jok Himalayan 800 mm, gak berbeda jauh sama CRF150L kan? Ya tapi Himalayan jauh lebih berat sih.

Nah jok nya ini super nyaman loh Sob. Pertama, dia punya busa itu empuk banget mirip-mirip sadel sepeda berbahan gel. Kedua, joknya punya kontur yang pas, tidak terlalu lebar sehingga paha tidak terganjal, juga lekukan joknya pas ketika didudukin.

Bagaimana ketika Saya naik ke atas RE Himalayan ini? Berikut fotonya.

Kaki saya dengan panjang/jangkauan ala kadarnya masih bisa napak meskipun kudu melakukan gerakan jinjit balet kalau kaki dua-duanya turun. Hadeuuuhh..

Tapi tenang, motornya gak seberat kelihatannya dan handling nya mantab saat diajak meliuk-liuk di area test ride IIMS yang cukup sempit jadi sangat mudah mengendalikan RE Himalayan ini. Cakeb nih, poin tambahan buat Himalayan.

Penambahan aksesoris side box dengan bahan aluminium case seperti yang RE pajang di IIMS menambah kesan motor adventure. Lalu ada rack besi diujung jok bagian belakang yang bisa dimaksimalkan fungsinya untuk membawa dan mengikat dry bag ketika dibawa turing jauh.

Masih membahas rak besi, di dekat tangki juga diberikan besi sebagai pengaman dan juga bisa difungsikan sebagai bracket untuk mengikat tambahan barang bawaan yang tentunya berukuran tidak terlalu besar. Kalau di motor militer biasanya dipakai untuk mengikat Jerry Can (jerigen) bahan bakar cadangan tuh.

Tangkinya model klasik banget banget, super simpel dengan lekukan minim abis eh minimalis. Tutup tangki model rata dengan kunci untuk membukanya dan modelnya seperti motor sport pada umumnya.

Setangnya model fatbar dan ketinggiannya cukup pas sewaktu dikendarai. Sangat simpel di area kemudi ini sob, panelmeter nya perpaduan analog dan juga LCD digital.

Dan panelmeter RE Himalayan ini informatif banget guys. Ada speedometer, tachometer, fitur jam, fuelmeter serta penunjuk gear neutral beserta posisi gear. Lalu ada Trip A, temperature mesin dan lainnya.

Windscreen nya tinggi nih meskipun ukuran mika kacanya sendiri tidak terlalu panjang. Posisi braket yang posisinya sudah diatas yoke lah yang bikin windscreen nya terlihat tinggi, tapi enak juga loh, angin gak langsung menghantam badan rider saat riding.

Spion pakai model bulat, khas motor klasik, namun cerminnya kurang pas karena agak bikin pusing ketika melihat belakang. IMHO

Lampu depan masih pakai bohlam biasa, belum LED, begitu juga lampu seinnya dengan mika berwarna kekuningan. Sama halnya dengan lampu rem belakang yang masi mengandalkan penerangan dari bohlam.

Spatbor depan bertumpuk nih sob, ada satu bagian terbuat dari plastik yang ada di atas menempel dengan yoke bawah segitiga sokbreker depan dan ada juga yang menempel di tabung sokbreker depan.

Bagian kaki-kakinya menopang Himalayan dengan baik. Menggunakan roda velg jari-jari [spoke wheels] ukuran 21 inchi di depan dan 17 inchi di belakang dengan ban Pirelli MT80 bertipe dual purpose, menghasilkan ground clearance sejauh 220 mm dari tanah ke bidang terendah RE Himalayan ini.

Pengereman pakai Bybre. No wonder lah ya secara ini motor asli pabrikan India. Didepan pakai rem satu cakram dengan dua piston pada kalipernya dan rem belakang pakai single piston. Belum ada fitur ABS nya nih, tapi ada bagian pada braket kaliper rem belakang yang seperti sengaja disediakan untuk penempatan sensor, namun masih dibiarkan kosong.

Performa remnya baik ketika kemarin saya coba untuk hard braking di lintasan test ride yang beralaskan konblok [bener gak tuh tulisannya?].

Suspensinya punya jarak travel jauh nih bro, baik suspensi depan teleskopik diameter 41 mm nya maupun suspensi belakang yang sudah monoshock. Namun satu yang menurut saya kurang pas, sokbreker Himalayan sedikit berbeda dari motor Rally atau off road karena agak stiff meskipun tidak sekaku motor jenis sport. Tapi opini saya alangkah lebih indah kalau Himalayan pakai sokbreker dengan yang lebih lembut. Mungkin karena pertimbangan akan lebih banyak dipakai on road, tapi memang handlingnya ringan loh gak seberat kelihatannya.

Area sasis bertipe Split-cradle frame bagian bawah dilindungi besi atau istilahnya engine guard. Jadi area mesin dan sasis bawah bakalan aman nih dari batu besar batu kerikil sewaktu trabas jalur off road.

 

Kalau saya bisa kasih penilaian, RE Himalayan ini motor yang fungsional juga nyaman untuk dipakai di iklim seperti Indonesia. Dari pemantauan Saya di area test ride kemarin, banyak banget yang ingin mencoba Himalayan. Motor baru selesai muter, diajak muter lagi oleh orang lain secara berganti-gantian dan mesin dalam kondisi panas dengan wajar. Padahal mesinnya besar dan cuaca sangat panas dan terik di jam 14:45 waktu itu. Kasih point atau gak nih? Dari 1 – 10 nilainya 8. Karena nyaman meskipun saya akan kesusahan ketika bawa RE Himalayan buat harian akibat jangkauan kaki seadanya. Semoga informasi di artikel ini bisa bermanfaat ya sob. Salam

Nugi TMCBlog

18 COMMENTS

Leave a Reply to Didot Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here