TMCBLOG.com – Bro sekalian, Sobat tmcblog asal Spanyol Manuel Pecino mengirimkan secara khusus 3 artikel berisi informasi penuh jelang GP Sachsenring yang akan dihelat akhir pekan ini untuk bisa di share ke sobat sekalian di Indonesia Via TMCBLOG . . salah satunya sudah sobat baca kemarin mengenai persiapan Revolusi yang akan dilakukan oleh Valentino Rossi, Kedua tentang Yamaha Petronas, Yang ketiga soal Ducati ..  nah soal Ducati ini panjang Banget sampai tmcblog rasa lebih asik kalo dipecah jadi tiga bagian  . dan yang akan sobat baca ini adalah bagian pertamanya  . .  Cekidot deh . .

” Lorenzo Affair ” Kisah mengejutkan sang pembalap Spanyol yang akhirnnya begabung dengan honda mulai musim 2019 nanti telah menjadikan Ducati sorotan dunia, lebih dikarenakan drama yang ketidak-sepahaman antara Lorenzo dan sebagian Top Management Ducati, Kita bisa bilang ini politik.

Hiruk pikuk ini ditambah dengan kehadiran Cover tangki yang ‘menjadi penyebab’ kemenangan Lorenzo secara menyeluruh membayangi Gambaran opini awal dimana  Desmosedici GP18 selalu diproyeksikan lebih baik dibandingkan pendahulunya. Pasca Assen dengan 3 pembalap yang disupport oleh factory – Dovi, Lorenzo, Petrucci – Ducati telah memenangkan 3 Race dibandingkan dengan 2 Race tahun 2017.

Sampai Assen ’18 DUcati menorehkan 1 Pole possition dan 3 kali Fast Race Lap dimana Hal ini tidak diperoleh di Qatar – Assen 2017 . . Mau lebih sip lagi sampai Assen 18 Ducati sempat memimpin Lap race sebanyak 83 kali dibandingkan 33 kali saat Qatar – Assen 2017. Namun begitu, Jika Pointnya dibandingkan Qatar – Assen baik 2017 dan 2018 maka Tahun 2018 ini lebih sedikit dibandingkan 2017 . .

Di luar Statistik, Kemungkinan bukti signifikan dari kemajuan Ducati adalah level kekompetitifannya di Trak yang sebelum ini sulit Buat Ducati seperti Jerez, Mugello dan Assen. Harap Dicatat di Jerez Dovi dan Lorenzo Crash ketika keduanya sedang memimpin pack pertama dan Crashnya  Dovi di Le-Mans terjadi saat ia memimpin Race terlihat bukan karena masalah Teknis Motor dimana secara umum semua ini menandakan bahwa Ducati GP18 memang kompetitif dari segi Motor.

” Saya Sangat puas karena menurut saya kami telah melakukan peningkatan yang berarti selepas test Pra-musim “ begitu Gigi Dall’Igna memulai pembicaraan kami di atas Truck Ducati di Assen ” Menurut saya, Bukan hanya sepanjang test Pra-Musim, juga dengan development yang telah kami kenalkan di bagian pertama Musim  . . Kami cukup senang “

Tanya : Seberapa Bagus menurutmu sebenarnya GP18 ?

Gigi : ” Saya rasa kami memiliki kseimbangan yang baik antara performa mesin dan redeability ( kemudahan riding ) dari Motor secara umum. Elektronik Kami juga berjalan bagus. Saya rasa kami telah mencapai kompromi yang bagus, ini menurut saya yang paling penting “

Pecino : Namun, Di area apa yang kamu bisa garis Bawahi dibandingkan tahun lalu ( 2017 )

Gigi : ” Mungkin di Sasis kami melakukan beberapa langkah peningkatan bagus, Namun juga redeability dari mesin “

Pecino : Ini artinya elektronik atau mesin atau murni Mekanik ?

Gigi : ” Keduanya, elektronik dan mesin “

Pecino : Menjadi saksi mata akan bertapa meningkatnya performa Desmosedici GP18 di sirkuit yang biasannya bukan sirkuit Favoritnya seperti Jerez, le-mans dan Assen apakah anda semangat menatap sirkuit yang juga biasannya sulit Buat ducati seperti Sachsenring ?

Gigi : ” Ya, saya kepo banget, saya benar benar menunggu untuk bisa hadir di sana “

Pecino : Tidak sperti Di F1, Di MotoGP Kamu nggak bisa memperediksi performa masa depan motor melalui simulator  . .

Gigi : ” Itu benar, Sangat tidak mungkin untuk melakukan simulasi tersebut, Namun terlepas dari prediksi ala F1, Dinamika Motor di MotoGP secara umum sangat berbeda dengan Dinamika Mobil “

Pecino : Saya Rasa anda mendengar bahwa Marc Marquez saat di race barcelona bilang bahwa ketika ia berada di belakang jorge Lorenzo, Marc melihat Jorge seperti mengendarai Yamaha. Bagaimana Anda menanggapi ini, apakah ini baik, buruk, apakah ducati telah menjadi ke-yamaha-yamaha-an ?

Gigi : ” Saya hanya bisa bilang bahwa motor kami saat ini ckup bagus untuk banyak style berkendara dan untuk Banyak Tarck. Adalah sangat penting untuk bisa memberikan ‘alat ‘ kepada pembalap untuk menunjukan potensi mereka diluar dari batas batas gaya berkendara. Say rasa kami telah mencapai Kompromi Yang Bagus “

Manuel Pecino

26 COMMENTS

  1. ducati oh ducati wkwkwk
    tanpa campur tangan dorna masih bisa kah kau seperti ini, yang diharapkan dorna semua pabrikan bisa kompetitif belom tercapai. bisakah setelah peraturan IMU nanti semua pabrikan kompetitif atau ducati yang semakin ngacir ?

  2. bos ducati gimana kabarnya nih ? gak koar koar lagi ke media nih abis ditampol sama kemenangan lorenzo. hahahaha
    terakhir orang orang yang berada didalam lingkungan paddock lorenzo pada bilang ke media komentarin keputusan bos ducati yang tidak memperpanjang kontrak lorenzo.

  3. ducati harusnya rekrut rider sekuat mm kalo ingin juara. syangnya satelitnya tidak mau ambil rider2 muda yg bertalenta macam di kubu suzuki.

    • peco kan di plot sebagai calon italian unggulan mereka,setelah project Iannone yg udah dirawat Ducati sejak rookie kurang sukses

  4. Menurut saya sebagai penikmat motogp pun memang desmo makin ke sini semakin kompetitif!
    sangat berbeda dengan desmo desmo 2tahun kebelakang.
    Dan itu membuat persaingan di kelas GP makin seruuu!!!

  5. Biarin aja Ducati jadi full italian team. Pengen liat bisa se sukses apa sih team yang satu ini ketika diisi full orang Italia.

    Mungkin mereka lupa kalo pernah jadi full Italian team bahkan sampe ditangani sama the doctor sekalipun dan dorna malah hasilnya nihil

  6. Berharap Gigi tetap bersama Lorenzo…, Gigi yg diplomasi buat bawa 99 karena udah kenal dari jaman aprilia 2 tak, tapi, politik ducati berbicara lain, hal itu yg gak bisa d ubah oleh seorang Gigi (yang sudah merubah Ducati jadi lebih baik, organisasi tim terutama).

    Klo ke Honda, mereka pengen internal hegemoni, bukan org luar. Mungkin mereka berdua bisa ke KTM, mereka cukup moderat dengan sponsor yg tidak main2.

  7. Yg ane tunggu itu suzuki bisa sangat kompetitif setelah status konsesi nya lepas, terlepas dari tajamnya Lorenzo, Ducati udh gak aneh mampu bersaing didepan setelah Dovi udh bisa Runner up di championship, makanya gak heran liat ducati kompetitif, selain itu ane mau liat Aleix espargaro sukses develop Aprilia buat buktiin ke Suzuki bahwa dia itu bukan cman rider pelengkap doank waktu dlu masih dibawah bayang² Vinales

  8. Yg ane tunggu itu suzuki bisa sangat kompetitif setelah status konsesi nya lepas, terlepas dari tajamnya Lorenzo, Ducati udh gak aneh mampu bersaing didepan setelah Dovi udh bisa Runner up di championship, makanya gak heran liat ducati kompetitif, selain itu ane mau liat Aleix espargaro sukses develop Aprilia buat buktiin ke Suzuki bahwa dia itu bukan cman rider pelengkap doank waktu dlu masih dibawah bayang² Vinales

  9. Perubahan signifikan setelah merombak total sasis… plus beberapa upgrade kembali…
    Ternyata memang jadi motor penurut seperti Yamaha.

    *mari kita colek motor yg masih “liar” (despite sama-sama pake twinspar juga)…

Leave a Reply to Anake Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here