TMCBLOG.com – Bro sekalian, dalam sela sela pengakuan akan keloyalitasan Casey Stoner selama 16 tahun dengan helm Nolan walaupun saat ini ia bukan merupakan pembalap aktif, Casey berkesempatan kepada media melontarkan beberapa opini dan penilaiannya terhadap situasi kekinian MotoGP dan juga beberapa pembalapnya  seperti Dovizioso, Lorenzo, Marquez, Petrucci serta Rossi . . cekidot deh  . .

Ketika ditanya soal bagaimana pendapatnya mengenai gelaran MotoGP sampai Assen 2018, Casey menjawab bahwa menurutnya Michelin dan Magneti Marelli telah membuat level sama rata di track dan menurut Casey Stoner ini muaranya adalah beberapa race yang spektakuler seperti yang terakhir kita bisa lihat di Assen. Namun begitu, pembalap tercepatlah yang bisa membuat perbedaan, dan Stoner menunjuk satu Nama Marc Marquez seraya memperkuat bahwa Marc memang pantas berada di puncak championship sampai sat ini.

Ketika ditanya soal apakah akan ada seseorang yang akan bisa menghalangi Marquez meraih gelar GP ke 7 tahun 2018 ini, Stoner menjawab bahwa di starting grid ada beberapa pembalap kuat. Rossi dan Vinales di Yamaha mengikuti Marc ( di championship ) walaupun keduanya sampai saat ini belum bisa memperoleh podium pertama. Stoner pun bilang secara jujur bahwa pace Valentino Rossi saat ini kurang untuk bisa memenangkan championship walaupun ia selalu menjadi pembalap top dan siap finish podium.

Secara mendetail Stoner berkata bahwa Valentino Rossi itu seperti dirinya, jika power dari motor hanya dikendalikan oleh tangan kanan, maka Rossi akan tetap menjadi Sang No 1 di track. Kalo sobat semua lama mengikuti motogp tentu tidak terlalu sederhana mengartikan ‘elektronik’ ini sebagai elektronik biasa yang biasa ditemukan di motor motor harian  . . . Tentu elektronik disini yang dimaksud stoner adalah software dan ECU racing yang akhir akhir ini semakin canggih

Ketika ditanya soal Ducati di 2018, Stoner sedikit flashback ke 2017 dimana Dovizioso sempat membuat sulit Marc Marquez dan kemenangan ( Ducati ) di 2017 saat ini bagaikan candu buat Dovi. tahun 2018 ini menurut Stoner, Dovi dirundung beberapa masalah yang membuatnya lebih pelan namun begitu Stoner percaya bahwa sesegera mungkin Dovizioso akan kembali bisa kompetitif untuk kejar podium lagi. Sementara buat Lorenzo, Stoner hanya berkata bahwa itu merupakan cerita tersendiri.

Casey Stoner mengatakan perpisahan Lorenzo dan Ducati adalah sesuatu yang disayangkan. Menurut Stoner, Lorenzo butuh waktu dan pengalaman untuk menemukan dirinya di Ducati. Kemenangan di Mugello dan Barcelona tidak diperoleh dengan kebetulan. Lorenzo pas dengan jenis tikungan panjang dan flowing yang ditemukan di kedua race tersebut. Stoner yakin bahwa sebelum musim berakhir, Lorenzo masih akan menang lagi.

Mengenai pengganti Lorenzo tahun depan, Danilo Petrucci, Casey Stoner menganggap bahwa Petrux merupakan pembalap yang kuat dan ia buktikan dengan tampil all out saat pengetesan dan fase pengembangan Desmosedici GP. Petrucci pun cepat saat race. Menurut Stoner, Ducati telah melakukan pilihan yang tepat dengan memilih Petrucci ketimbang Jack Miller. Mengenai calon tandem Marquez – Lorenzo di Repsol Honda tahun 2019 nanti, Stoner menilai bahwa keduanya merupakan pasangan eksplosif tanpa mau memberikan prediksi apapun.

Taufik of BuitenZorg

92 COMMENTS

    • G brani prediksi msim dpan… La alamat bs smkin suram Ducati & Yamaha eh ?
      Siji doyan ngacir siji seneng battle ?

  1. jika motogp tanpa elektronik = omong kosong!! 270 hp tanpa bantuan elektronik siap2 lah pensiun dini cedera parah.
    kecuali pabrikan mau menurunkan tenaga setara jaman awal 990cc (210-220 hp)

    • Jangan hanya rossi sentris.
      Era 2 tak ada doohan dari kubu Honda.
      Dan motor 2 tak itu lebih liar dari 4 tak.

      Ketahuan hanya pernah nyoba motor 4 tak doang wkwkwk

    • jangankan 270 HP mau nyala dari mana tuh mesin tanpa elektronik?? mau ganti busi pake lilin?? wkwkwkwk biarpun pake platina tetap itu perangkat elektronik

    • 1000cc power lebih besar bobot juga lebih berat, waktu pertama kali motogp 990cc menggantikan gp500 masih di mix sama motor 500cc 2 tak dan hasilnya 990cc 4 tak yg menang.

  2. salah satu syarat juara adalah kemampuan adaptasi.
    kalau sekarang balapan elektronik ya tergantung situ bisa adaptasi atau tidak.
    karena yang jelas sekarang rekor laptime makin cepat

  3. rossi akan jd Top 1. tapi jujur aja rider2 lain akan mulai belajar adaptasi tanpa elektronik & jika udah klop maka tinggal menunggu momentnya.. zarco, smith, redding udh menggeber 500cc 2T di event biker classic. marc dan dani juga udh menggeber di sound of suzuka. jd udah pny gambaran gmn feeling awalnya

    • yapp dan itu kata om doohan 5x juara dunia 500cc bbrp tahun lalu waktu interview dgn Crash. jika mereka sudah siap (adaptasi) maka gak akan ada bedanya

    • Ciaaaaaat, bethul kata mas bro ridho, apalagi patut ditunggu kiprah rider seperti Aleix Espargaro, dimana dia selalu bisa mengejutkan meski dengan motor kurang bagus. Dan juga kayaknya kalo tanpa elektronik, KTM bakal lebih joss lagi.

  4. 1000cc zaman now tanpa elektronik ? Yakin ? Pas lampu hijau start nnti wheelie krn over traction, pas cornering crash krn ban spinning, jgn2 gg ada yg bisa finish satu pun, eh bisa tp pelan2 bw nya hahahaha. Ru serius ngomong gtu stoney ?

    • nah benerr. 270 hp tanpa bantuan elektronik siap2 lah pensiun dini cedera parah wkwkwkk kecuali tenaga diturunkan drastis oke2 aja

    • Bukan semua elektrinonik dihilangkan, tapi hanya traction control, wheely control, dan launch control aja yg perlu dihilangkan. Elektronik pasti perlu untuk bantu bikin mesin yg responnya bisa sesuai tangan kanan pembalap

    • makanya pahami dulu piranti elektronik itu apa aja bro, bener kata bro @VAR tuh , skr gini aja lo pake motor power gede klo ga ada control elektroniknya ya tangan kanan lo ngatur gas jangan langsung di betot lah, itu yg di maksud kontrol di tangan kanan

  5. harus dibikinin kelas khusus nih buat Rossi dan Stoner,yaitu classic GP mesin saat ini juga gapapa yg penting tanpa elektronik,rem tromol,ban cungkring,helm catok,kacamata pilot,werpak jaket kulit seadanya mantab kayaknya
    walaupun dr segi keselamatan ngeri ngeri sedap,jaman 2000 awal aja yg udah ada traction control masih banyak yg highside

  6. Judule marai ngakak….wkwkwkwkwk

    Motor tanpa elektronik (artinya tanpa perangkat kelistrikan) trus percikan api pake apa??? biar kata pake platina juga itu perangkat elektronik!! hua ha ha ha ha ha

    trus Rossi nomer satu balapan dorong motor apa motor onthel?? ekekekek

  7. “jika power dari motor hanya dikendalikan oleh tangan kanan, maka….. bla bla bla….

    Sekelas Stoner msh berbicara jika, andaikata, kalaupun, seandainya… dll..????

  8. hehehe..kalo dari sudut pandang orang awam, komentar stoner bakal dikira gila.. tapi mungkin beda dari mata para expert yg jelas udah pernah ‘ditindas’ sama buas nya motor prototype..

    stoner yg udah pernah dogfight, bertarung disirkuit sama kakek legend pasti punya alasan untuk bilang kayak gitu..

    so back to the case

    Secara mendetail

    ‘Stoner berkata bahwa Valentino Rossi itu seperti dirinya’,

    ‘jika’ power dari motor hanya dikendalikan oleh tangan kanan, maka Rossi akan tetap menjadi Sang No 1

    tinggal pemahaman pembaca aja deh..
    ucapan nya murni memuji atau ada maksud lain.. hehe

    • Jika di logikakan lebih dalam lagi.. stoner merasa dirinya lebih dari marc.93. Dgn catatan tanpa kontrol elektronik. Dan menyamakan rosi dgn dia.

      Coba deh om lihat lebih jauh lagi motogp era rosi stoner dgn sekarang.. sederhananya dari ban saja. Antara brgston dan mclin. Coba deh apa yg akan terjadi jika tanpa kontrol elektronik.

      Saya sebagai rider meyakini jika membalap itu bukan sekedar kita memuntir gas sampek mentok agar bisa juara.. banyak faktornya..

    • Lalu bagaimana dengan juara motogp yg sulit sekarang dgn banyak tombol.. di sejajarkan dgn yg juara dgn motogp yg mudah dan g banyak tombol om..?? ???

    • Menarik nih, ktkanlah gp18 zaman now lebih “nurut” dibanding zaman kakek waktu di ducati jd beruntung buat dovi sm lorenzo -> desmo kakek lebih liar -> kinerja elektronik tdk seoptimal skrng-> harusnya kakek performanya bagus dong kan disitu peran elektronik msh blm “membantu” sprti skrng. Dan scr tdk langsung ktkanlah xmax 250 feslif mending Tcs nya dihilangkan biar “sensasi tangan kanan” dpt dirasakan maksimal sm rider… just my opinion, apalah dayaku yg hnya penonton motogp karbitan

    • @Rk anda lupa, keluhan utama ducati era dulu dibandingkan dengan honda dan yamaha itu sasis.

      Mereka punya gengsi memakai sasis monokok seperti memakai katup desmodromic yang dijadikan trade mark mereka. Sama seperti mv agusta memake single arm era dulu di wsbk.

  9. ane lebih suka berandai andainya “kalau F1 tanpa elektronik dan bermesin v12” ?

    tpi mungkin lebih banyak pembalap yg bernasib naas macam Senna

  10. MotoGP tanpa elektronik/riding aid = WSBK beberapa tahun lalu. Jaman motoGP 990cc jg masih minim sensor elektronik.

  11. Logika cerdas orang berotak adalah kalau dia (mbah) bisa mengendalikan motor lama yang belum sepenuhnya dikendalikan elektronik yang terkenal liar, harusnya saat ini dialah yang paling jago dengan motor full teknologi elektronik yang kata netizen maha benar lebih mudah dikendalikan. bukan malah sebaliknya.

    #entahotakstoner200sekolam

  12. Mau berandai andai seperti apapun faktanya disajikan motor balap dengan semua paket elektronik yg ada sekarang. Toh jika semua kembali ke era gp 500 apa iya selain rossi tidak akan ada yg beradaptasi lebih baik?? Indikatornya apa? Ukurannya ndak ada, dan gak bisa dibilang begitu. Tapi ya terserah stoner yg faktanya dia adalah mantan juara dunia, dan tidak bisa secara otomatis membuat opininya mutlak benar.

  13. Logika awalnya jika dia jago bawa motor tanpa perangkat elektronik tambahan/assist mestinya di era sekarang lebih jago lagi bahkan tak ada lawan..

    Sekarang sudah era serba canggih, serba elektronik dan harus bisa menyesuaikan diri…

  14. Yang bilang Rosi itu pembalap hebat mungkin Amnesia,.. ingatnya sepuluh tahun yang lalu doang,.. 10 tahun ke sini lupa 🙂

    • Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya , bukan begitu Broo..
      Jadi ga usah sok2an lah.. mencaci prestasi orang lain

  15. katanya soal kalkulus dasar 4 kredit untuk mahasiswa semester 1 dan 2 digarap sambil tutup mata dan dapet “an easy A”, sekarang disuguhin soal berhitung untuk anak smp kok jadi planga-plongo? jadi?

  16. Sejak jaman Rossi di kelas Motogp cuman ada dua pembalap yg mengalahkan Rossi di perebutan title secara fair tanpa intrik yaitu 1.Hayden 2. Stoner.

  17. Itu kan jikalau bisa iya bisa enggak, klo menurut gue JIKALAU. marquez lahir dijaman era rossi mash muda blm tentu rossi bisa no.1 juga, kan smua kadet dimulai dr bawah rossi kan mulainya dr era 2 tak dan rossi ngomong sendiri motor NSR 500 itu bisa maksimalin tenaga xm 65% coz elektronik msh rendah jadinya liar, skrg motogp bisa maksimalin tenaga hingga 90% krn piranti elektronik yg xanggih minimalisir highside itu pun juga mashbpake ECU MM yg 3 generasi mundur dibanding ecu HRC Bisa 95% kali…jadi rider yg bisa merubah gaya balap tanpa mebghilangkan karakter lah yg bisa unlimit sevuah motor dia pastu rider juara.. dan itu ada di mm

  18. semua jg sama pake piranti elektronik, jadi sama” di permudah. skill yg jadi penentu. beda cerita kalo cuma sebagian pebalap aja yg pake piranti elektronik, itu baru dibilang gak adil

  19. IMO, tanpa elektronik disini mungkin maksudnya jika kontrol elektronik tiap motor itu sama, memang sih udah sama, sama* pake ecu MM tapi untuk kontrol setup kan beda tiap pabrikan dan itu dihandle oleh teknisi. pembalap hanya menyalurkan/ mengatakan bagaimana feeling diatas motor agar mekanik bisa tau masalah yang dirasakan pembalap di track dan membuat setup yang terbaik untuk mereka.
    elektronik ini bisa membantu dalam mengatur delivery torsi dan power sehingga walaupun setelah corner pembalap langsung bejek gas sedalam apapun yg terjadi tidaklah spin, wheely atau sliding.
    jika tanpa itu mungkin seperti yang terjadi sama pedrosa di tahun 2013 pas kabel sensor torsi/speed ban belakang putus karna kesenggol pembalap lain, keluarlah motor buas itu dgn segala torsi dan powernya.
    dengan kata lain, sekarang team/ pabrikan yang punya SDM terbaik berupa teknisi yang mumpuni akan lebih cepat dalam mengatasi masalah elektronik dan membuat setup terbaik untuk pembalapnya agar sesuai feeling dan keinginan pembalap yg muaranya dapat memangkas laptime.

  20. Komentator disini cuma modal ketik doang,, termasuk ane.. Stoner ngomong kayak gitu paling nggak dia udah modal prestasi, pengalaman, jam terbang didunia balap, gelar juara, kompetitif pada masanya… Wkwkwkwkwkwkwk,, kalo cuma modal ketik doank dan hina lewat keyboard doang, ane gak perlu belajar uda jago.

  21. Bener kata Stoner seandainya minim elektronik maka Rossi yang makalan jadi no.1, balapan MotoGp telah berubah mengikuti perkembangan jaman, jika jaman old paktor pembalap yang mendominasi, maka sekarang menjadi sebuah kombinasi antara pembalap dan team, dijaman sekarang belum tentu pembalap hebat bisa juara dunia jika tidak mendapatkan paket yang sempurna.
    Lihat aja seorang Marquez yang begitu perkasa dengan Honda, kalau marquez yakin bisa juara dengan semua pabrikan maka dia sudah pindah-pindah team dari kemarin-kemarin, seorang marquez juga pasti ragu paket apa yang akan di berikan jika dia pindah tungganga. Selama obsesi di honda belum tercapai maka marquez masih akan di honda, tp kepindahan seorang marquez itu pasti terjadi jika semua rekor di honda kaga bakalan ada yang mecahin.

  22. Stoner cuma menyindir rossi yg hobi nyalahin motor, “seandainya” “jikalau” bla bla bla

    Beda ama stoner yg apapun motornya, adaptasi dan gass pol.., bukan malah mewek curhat ke media
    ?

  23. Percaya yg mana:
    “Kalau saja MotoGP tanpa elektronik Rossi bakal jadi no 1”
    atau
    “AMBISIMU melampaui BAKATMU”?

Leave a Reply to ikut aja Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here