TMCBLOG.com – Bro sekalian, sepertinya AHRT memang serius sama perkataan mereka nih dimana mereka akan menebus hasil buruk ARRC Madras 2017 dengan torehan Positif di Madras . . setelah berhasil membuntuti Anupab di FP1 dan berhasil menjadi yang tercepat di FP2, Rheza Danica pun akhirnnya berhasil menjadi yang tercepat di sesi FP3 kelas AP250 Madras – India ARRC 2018 hari ini sob

FP3 juga menjadi ajang Comeback Buat pembalap pembalap Yamaha asal Indonesia, tercatat selain nama rey Ratukore di posisi 3 yang membalap dengan team yamaha dari Malaysia, Juga ada nama Anggi permana dari Tim Yamaha TJM di posisi 4 . . Bahkan Posisi top 5 ditutup oleh pembalap kawasaki asal Indonesia andi M fadly . . Yep Anupab diapit ketat oleh pembalap pembalap Indonesia di sesi FP3 ini sob

Oh ya untuk sobat ketahui semua, di seri Madras 2018 ini merupakan seri dimana kelas AP250 mengalami kembali update regulasi. Awalnya sebelum seri yang diberlakukan adalah regulasi update 7 maret 2018 tercatat bahwa Bobot kombinasi Untuk kelas AP250 adalah sebagai berikut :

  • Bobot kombinasi minimum Ninja 250 MY2018 : 195 kg, Bobot minimum Motor : 135kg
  • Bobot kombinasi minimum CBR250RR : 195 kg, Bobot minimum Motor : 135kg
  • Bobot kombinasi minimum R25 : 190 kg, Bobot minimum Motor : 130kg

nah di regulasi Baru yang akan efektif berjalan Mulai di Seri India 3-5 Agustus 2018 ini regulasinya akan menjadi  sebagai berikut :

  • Bobot kombinasi minimum Ninja 250 MY2018 : 200 kg, Bobot minimum Motor : 135kg
  • Bobot kombinasi minimum CBR250RR : 200 kg, Bobot minimum Motor : 135kg
  • Bobot kombinasi minimum R25 : 195 kg, Bobot minimum Motor : 130kg

Esok sabtu Kita akan bertemu dengan sesi kualifikasi dan sesi race 1 dari kelas AP250 ini sob . . semoga berguna

taufik of BuitenZorg

29 COMMENTS

    • jangan begitu bro, tahun kemaren memang yamaha juga bagus di madras dan galang hendra juara untuk pertama kalinya.

    • Tahun kemaren kan juga hasil oprex regulasi bro.
      Balapan baru berjalan 2 seri karena Yamaha kalah mulu langsung oprex regulasi.

  1. Entah di WSS300 ataupun AP250, ada produk salah satu pabrikan yang bisa dibilang selalu dimanja regulasi. Di WSS300 bisa lah ngeles karena kapasitas dan jumlah silinder beda2, tapi di AP250 bukannya kapasitas udah sama? Jumlah silinder udah sama? Terus kenapa merk itu masih diberi keringanan regulasi? Makin keliatan kan kalau produknya paling inferior, minimal dari segi mesin. Eh tapi katanya CBR250RR handling paling bagus ya? Berarti udah gak ada keunggulan apa2, tenaga standar kalah sama Ninja, handling kalah sama CBR.

  2. Rafid Topan kasian ya, bakatnya kayak kebuang sia-sia. Dulu 2013 di Moto2 udah mulai ada perkembangan bahkan dibanding Dona Titi yang pengalamannya segudang (waktu itu Topan masih pembalap bebek yang sesekali naik R6 di IRS tapi langsung loncat ke Moto2) Topan sering finish lebih baik terutama pas wet race. Kasian dia cuma setahun di Moto2, seandainya dia lanjut lagi mungkin tahun ini udah jadi pembalap papan tengah Moto2 atau bahkan papan atas WSS. Di Indonesia memang aneh, yang bakatnya pas2an ditempa terus di CEV atau dulu di All Japan 250, yang bakatnya bagus malah gak laku dan balapan di kelas kecil lagi, Topan salah satu contoh jaman sekarang. Kalau jaman dulu ada Hendriansyah yang akhirnya cuma jadi dewa roadrace, atau Wahyu Widodo yang aslinya hampir dapet wildcard di GP125 tapi kalau muda sama Dona Titi, waktu itu Wahyu Widodo udah 22 tahun dan dianggap terlalu tua. Juga Harlan Fadhillah yang 2009 hampir jadi pembalap Aprilia di GP250, skema-nya YMKI waktu itu hampir aja beli Aprilia RSW250 (versi privateer) terus di rebranding jadi Yamaha kayak yang dilakuin Zhongchen dengan tujuan nambah jam terbang tim dan di tahun2 berikutnya pas udah beralih ke Moto2 mereka bisa pakai mesin Yamaha karena di akhir 2008 regulasi teknis Moto2 masih open dan Yamaha ada kemungkinan bikin motor Moto2. tapi karena infonya bocor alus sebelum deal dan Yamaha jepang tahu, akhirnya batal beli Aprilia versi privateer, juga karena di 2009 ternyata ada berita hot kala itu yang tiba2 Dorna bikin Moto2 pakai regulasi single supplier dan kabarnya Yamaha kalah tender sama Honda, bahkan Aprilia yang sejak 2008 udah siap2 dan mulai bikin motor Moto2 sampai berang makanya mereka gak ikut Moto2, tapi sasis dan fairingnya dijual ke Speed Up di 2010. Oleh karena itu YMKI kala itu banting setir ke WSS dan program mereka bisa dibilang gagal total karena “salah ambil pembalap”. Ya itu tadi, pembalap bagus gak dapet support, pembalap biasa aja justru dapet support.

  3. Ninja n cbr dapat tambahan barbel 5 kg lebih berat secara motor n secara keseluruhan??….helllowww ini sama2 250 cc, sama2 2 silit nder segaris, itupun msh bs ngungguli yg dapat kompensasi keringanan bobot….wkwkwk ??

  4. Ninja n cbr dapat tambahan barbel 5 kg lebih berat secara motor n secara keseluruhan??….helllowww ini sama2 250 cc, sama2 2 sillitnder segaris, itupun msh bs ngungguli yg dapat kompensasi keringanan bobot….wkwkwk ??

Leave a Reply to Al Gembel Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here