TMCBLOG.com – Start dari Posisi 17, namun Valentino Rossi berhasil finish sebagai pembalap yamaha Terdepan di Aragon kemarin. Vale Finish 15 detik di belakang Marc Marquez, dan 7 detik di depan Maverick Vinales yang sebenarnya Start lebih depan dari dirinya. Sedikit mengevaluasi Yamaha Bila dibandingkan dengan Race MotoGP Aragon 2017 ( Butuh waktu 42:12,076)  Secara keseluruhan Yamaha Tahun 2018 ( Butuh waktu 42:11,148) ini di Aragon memang lebih cepat 1 detik. Namun apakah ini menunjukan sebuah kemajuan ?

Mari terlebih dahulu Kita bandingkan Capaian Yamaha di atas dengan Honda, Ducati dan Suzuki. Sobat bisa lihat data angka di bawah atau Buat yang suka Grafik bisa lihat gambar di atas  . .

  • Honda Aragon 2018 ( 41:55,949 ) lebih cepat 10 detik dibanding Honda Aragon 2017 ( 42:06,816 )
  • Ducati Aragon 2018 ( 41:56.597 ) lebih cepat 18 detik dibanding Ducati Aragon 2017 ( 42:14,271 )
  • Suzuki Aragon 2018 ( 41:57.208 ) lebih cepat 30 detik dibanding Suzuki Aragon 2017 ( 42:38,690 )

Yap, itu belum dibandingkan dengan progress Aprilia . . Namun dari data tersebut  Terlihat memang Yamaha nggak banyak berubah dibandingkan tahun 2017 yang lalu di aragon.

Lebih baik 1 detik ini bisa jadi dikarenakan Kondisi Fisik Rossi di race Aragon 2018 lebih Fit ketimbang Saat race Aragon 2017 dimana saat itu Vale Baru saja Recovery dari Cidera.

Permasalah Bukan pada Ban Kata Vale secara ban sama Untuk semua ( so stop arguing about Ban Ghoib  ! 😀 ) . Permasalahan ada pada kombinasi Mesin dan Elektronik yang efeknya membuat Ban belakang terlalu strees dan ujungnya membuang percuma laptime.

Yap permasalahan Spining ban Yamaha M1 memang selalu kambuh saat bertemu dengan Tarck Track Licin seperti Aragon. Dan perkiraan mendalam soal ini telah seringkali  kita diskusikan di laman blog sederhana ini termasuk sinyalemen Light Crank Mass yang tentunya tidak bisa diganti Tahun 2018 ini

Namun di luar ini Vale ingin Yamaha DI Iwata jepang melihat Pula angka 23 . . yap Dengan hasil Di Aragon 2018 ini Yamaha memperpanjang Puasa gelar Juara menjadi jeda 23 Race seri, dan memecahkan Angka 22 Kali yang sebelumnya terjadi di tahun 1997-1998.

Vale ingin Iwata Bukan Hanya Melihat, namun Juga mempertanyakan kenapa Angka 23 ini bisa terjadi Buat Yamaha.

kepada Crash.net Valentino Merefleksikan Hasil Aragon 2018 dengan Momen momen saat Pertama Ia bergabung dengan Yamaha di 2004 yang lalu dimana menurutnya keadaan Yamaha M1 saat itu Jauh lebih buruk dari sekarang.

Menurut Vale saat 2004 yang lalu Yamaha melakukan banyak Hal seperti merubah Management Organisasi Dengan Masao Furusawa ambil bagian lebih banyak, Penggelontoran dana lebih Banyak  dan Menurunkan Sumber daya lebih banyak sehingga bisa membuat M1 MY2005 menjadi Yamaha M1 terbaik versi Valentino Rossi . .

Vale ingin Yamaha saat ini menghadirkan Effort yang sama seperti 14 Tahun yang lalu . .

Taufik of BuitenZorg

135 COMMENTS

    • Memang Sangat Di Sayangkan M1 Performance nya mengecewakan dua tahun kebelakang ini. 2018 ini puncak parahnya!
      walaupun di track tetap seru karena ada ducati vs honda
      tp aneh jika yamaha tidak ikut dalam pesta pertempuran di barisan depan, malah suzuki yg mulai menunjukan taringnya.

      Miris

    • R : lah emang honda gak terkena imbas dan dikebiri ? liat 2015 dan progress 2016-2018 ini itu ada perubahan nyata. bukan malah 2015 bisa menempatkan pembalapnya 1-2 diklasemen lalu nyantai nyantai ahh motor udah kenceng ini. penyakit yamaha itu adalah terlalu terlena jika sudah ada didepan dan 2017 contoh nyata ketika paruh musim pertama vinales dan rossi kuat eh diparuh musim keduanya malah dibantai sama ducati & honda

    • “…….. Namun di luar ini Vale ingin Yamaha DI Iwata jepang melihat Pula angka 23 . . yap Dengan hasil Di Aragon 2018 ini Yamaha memperpanjang Puasa gelar Juara menjadi jeda 23 Race seri , dan memecahkan Angka 22 Kali yang sebelumnya terjadi di tahun 1997-1998…..”

      Wah…

      Paidi bisa ngamuk nih sembahannya dibilang begini.

      Meski itu fakta ga boleh Yamaha ditulis yg negatif

      Yamaha hanya boleh ditulis yg baik2 aja…, contoh spt kanzenk zuraganz yg hanya menulis yg menguntungkan Yamaha saza.. .

      Tulisan yg ga menguntungkan Yamaha itu namanya artikel titipan, alias kesumpel amvelope

    • @R : gak di balap gak di penjualan, yamaha sepertinya terlena saat berada di puncak. jadi mirip kasus mio nih terlena kebangetan. mungkin 2015 YFR juga terlena. alhasil sama2 nyungsep

    • Honda bukan motor bagus wa, masih ada ducati n susuki dipodium. Honda lain gak pernah naik podium karena tidak pake stiker remasol wa

    • Nduwur ku ki pekok.. sing impoten dudu VR dewe bro… sing liyane yo podho.. nek ngerti montor apik kui delok en ducacrot..eh ducati… sopo ae sing numpak mesti kompetitif.. nek ngondah ketulung mergo si MM thok…wkwkwkwkwkwkwkwk

    • Balada Pedrosa pakai honda seumur umur balapan tidak pernah juara dunia di kelas moto gp, bahkan sampai sudah pensiun tetep engga pernah juara umum.

    • Wak udah pernah bahas Suzuki blm progess nya bagus …

      apakah menggunakan teknologi Variable SR VVT, mesin big bang /screamer, Model Crankshaft, Sasis, Pendekatan Elektronik dsb….

    • Suzuki nggak pernah buka progressnya, cuma bilang tambah top speed, tambah kekakuan sasis dengan Carbon strength . . soal SRVVT bisa jadi, Namun pasti sudah dikerjakan semenjak awal GSX-RR dilaunch
      sulit secara ini top secret banget

    • @W
      Kalo mau tau firing order tiap mesin pabrikan di motogp bisa analisis data suara dari video onboard yg sering diupload di yutub, keliatan jelas gimana polanya, meskipun sulit nebak berapa derajat jarak masing2 pengapian silindernya

    • seinget ane, sisusi balik ek moto gp dan milih pake inline 4 salah satu alesan nya karena biar biar pengembangan murah, soalnya dy punya basic mesin inline 4 di GSX R versi mass pro. jd ga nutup kemungkinan SR VVT jg ikut nyemplung. CMIIW

  1. Permasalahan ada pada kombinasi Mesin dan Elektronik yang efeknya membuat Ban belakang terlalu strees
    ———
    bukan ban yg adaptasi motor tp motor yg harus adaptasi ban …hahah
    bahkan pengamat termuka aja sampai nulis ” Conspiracy ” yg ngomong pengamat terkenal hlo…

  2. tenang aja kong rossi, sabar sabar. kan nanti katanya 2019 yamaha punya apa itu namanya yg kemarin super dream team atau apalah itu. punya divisi elektronik hebat, test rider hebat dan pembalap satelit hebat wkekwkwkwk ????

  3. Permasalah Bukan pada Ban Kata Vale secara ban sama Untuk semua ( so stop arguing about Ban Ghoib ! ? )
    ##################################
    aturan tambahin wak. buat fumi stop bahas ban ghoib wkekek
    gara gara rossi pake ban medium dikalahin marquez yg pake ban soft langsung timbul istilah ban ghoib dari para fumi golongan berkarya. ekekekek

    • Bukan masalah berani dan nggak berani, saat ini Yamaha sudah sangat jauh berkolaborasi dengan vale dan VR46nya . . dan Bahkan saya sendiri memperkirakan saat ini Yamaha memang menyiapkan strategi penjenjangan MotoGP dari VR46 ketimbang ambil strategy bikin sendiri Motor 250 cc di Moto3, imho

      so masalah ini lebih komplek ketimbang soal sinyalemen persoalan superbody biasa seperti mungkin kasus nakamoto di HRC dan lain lain, cmiiw

    • Dikhawatirkan, justru Rossi sdh invest budget yg sgt besar thd YFR, yg bikin “dapur YFR ngebul”, sehingga “tidak memungkinkan” putus kontrak Rossi (di luar sdh teken kontrak smp 2020).

      Wak, apakah nilai kontrak Monster Energy sama atau malah lebih kecil dr Movistar..?

      #kalo lebih gede kayaknya nggak deh, secara nilai tawar prestasi gak menguntungkan. Sotoy mode on?

    • susah kalo mangkas rossi, tapi paling buang linjarvis, dah kelamaan itu di yfr, ganti divisi2 lain… tapi si VR sendiri minta gelontorin dana besar seperti 14 tahun lalu, gimna wak…

      ini inisial2 hurup oon apa kelewat pinter,,, dah jelas ada superbody di tim yfr lo bilang gak ada…

    • thx wak haji heeheeheh, seharusnya Yamaha berani ya cari bibit ungul diluAR akdeminya si mbah ksian bibit2 moto2 ng ada penyaluran

    • yamaha ga akan berani “menghilangkan” rossi…
      selain sebagai pembalap, rossi juga sebagai alat marketing bagi yamaha…

      seperti kata pepatah “win on sunday, sell on monday”…pepatah itu pernah “berkhasiat” antara tahun 2004 s/d 2009 dimana saat rossi sering menang maka penjualan motor yamaha meningkat…
      namun sekarang saat rossi jarang menang maka penjualan motor yamaha juga seret…

    • Pertanyaannya bisa di balik, berani ga Honda lepas MM93. Selama masih menguntungkan ga bakal dilepas. Mirip Backham di madrid, milan dan psg, mainnya mungkin sudah tidak bagus, namun secara financial sangat menguntungkan. Jangankan Yamaha, Dorna sendiri masih berharap VR46 tetap di motoGP. Salah satu penyebab rossi masih balap dalam kondisi sudah tidak kompetitip karena beberapa kali dorna berusaha memunculkan figur yg baru di era digital tetapi gagal. Pertanyaannya apakah MM93 sudah bisa memberikan keuntungan yg sebanding buat dorna? Karena gue yakin pembicaraan teknis bagaimanapun ujung-ujungnya bisnis

  4. Jika melihat semua motor memakai elektronik yg sama, maka persoalan adalah pada mesin. Jika kemarin banyak yg meyakini letak masalah pada berat crankshaft memang sedikit banyak ada benarnya.
    Tapi bagi saya letak permasalahan adalah elektronik seragam yg tidak mampu mengontrol cross plane crankshaft nya yamaha.
    Jadi mau tidak mau harus mengubah mesin menyesuaikan elektronik yg ada. Saya rasa ada 2 hal yg bisa dilakukan yamaha, yaitu
    1. Menerapkan backward rotating crankshaft yg bertujuan utk meredam torsi yg sadis.
    2. Meninggalkan ciri khas yamaha cross plane crankshaft dan membuat desain baru, jadi bukan sekedar menyesuaikan bobotnya saja.
    Yamaha bisa mencoba salah satu atau keduanya untuk mendapatkan performa yg diinginkan.

    • Ente itu asal ngomong semua elektronik itu sama.

      Memang sama, tapi yang jadi masalah itu sudahkah yamaha bisa menterjemahkan semua software tersebut?
      Ibaratnya ada 3 komputer yang dikasih program excell yang dipegang ducati yamaha honda. Hasilnya mungkin akan beda2 kalo masing2 disuruh bikin tabel dari sekian banyak data.

    • Gak baca artikel kemarin ya, mereka lagi bingung karena gak tau masalahnya ada di mana.

      Kenapa bingung? sinyalemen sumber masalahnya tidak berkaitan dengan hukum fisika apapun, jadi tidak bisa dihitung atau dianalisis dengan teori. Makannya mereka bingung.

      Dan bagian motor mana yang bekerja bukan berdadasarkan hukum fisika? You know lah ???

      Sulusi yg pasti berhasil adalah meniru cara HRC dan ducati yang banyak melakukan tes untuk mengumpulkan data. Dan 2 tahun kebelakang yamaha gak pernah ikut tes pra musim di jerez

    • Bro Schwantz, soal software apakah beku atau tidak aku tidak tahu, tp denger2 algoritma programnya sama. Jika tidak beku, maka boleh mengembangkan algoritma program sendiri. Soal data itu masalah maping, beda dengan algoritma program. Sori dulu aku jg pernah kerja sbg teknisi ecu mobil, termasuk urusan remap maupun reflash.
      Bro Andi, setahuku Suzuki itu bigbang dgn firing berjarak 1 putaran crankshaft, dan crankshaftnya akan berbentuk sama dgn screamer. Sedang cross plane cuma yamaha pakai, dimana firing terjadi bergantian antar silinder 1-4 dalam setengah putaran crankshaft. Suara exaust suzuki tentu akan lebih garing dan nada lebih tinggi dibanding M1.

    • @saimo tiap pabrikan itu berhak mengajukan software yg nantinya dihomoglasi jadi universe ecu. Nah, mungkin masalahnya ga semua algoritma tersebut bisa diteerjemahkan menjadi mapping yang pas.
      Kalo ga penting, kenapa sampe ada peristiwa “fake firing” segala, dan hrc mau ngeluarin budget extra. Setelah fake firing, prestasi honda naik lho.
      Nurutku ecu moto gp ga sesederhana motor produksi masal yang mungkin cuma bergelut di kontrol traksi sederhana. Sensornya jauh lebih banyak. Apalagi disinyalir imu dihadikan 2nd ecu yg bisa di otak atik softwarenya. Mungkin yfr ga bermain disini

    • tiori otodidak: kecepatan rendah motor ringan dengan power yg sngat besar efek spin besar. kecepatan tinggi motor berat efek spin besar. kecepatan tinggi shock, swingarm, tahanan udara berat motor mempengaruhi spin. yang jelas komplex bukan hanya mesin dan elektronik. insyur yamaha bukan gadungan tapi ketepatan hutungan itu smua tidak cukup diselesaikan dlm wktu singkt perlu riset riset dan riset

    • @saimo…
      backward rotating crankshaft menurut saya nggk berhubungan dengan torsi… tp lebih ke “manouverable”/tingkat mudahnya motor di tekuk-tekuk di tikungan.. karena putarannya yang berlawanan dengan putaran roda depan dan belakang.. sehingga efek giroskopik nya saling menghilangkan(roda vs crankshaft)

    • perlu diingat begitu v engine sama2 menggunakan bigbang maka inline terlihat tidak ada apa2nya. tapi kecepatan bukan hanya dari mesin.

  5. Pa’lek Tino mending diem aja, jgn terlalu banyak bicara ke media, yamama juga udah tahu kali apa kesalahannya tahun ini, lagian yg milih mesin juga tino si doctor gadungan itu sendiri.

  6. Lebih cepat 1 detik, sedang yg lain bisa lebih cepat 10 detik lebih. Ngueri wak. Yah kalo masalah di mesin & ga boleh diutak atik, ya balap sisa ini dijalani aja penuh kesabaran. Sambil bantu2 riset untuk taun depan. Sabar mbah

  7. Terus yg juara tahun 2008 2009 karena hayden, stoner, pedro, hohe lagi males ngelawan rossi gitu? Atau sengaja dikasi juara karena kasian? Betapa dermawan lawan lawan rossi ini ???

  8. Kalau crank shaft mass memang masalahnya, berarti yamaha sudah tahu. Bukannya mereka bisa memodifikasi mesin yg mau dipakai untuk tahun depan. Berdasar mesin tahun ini, ubah bagian itu, test, ketahuan hasilnya.

  9. 2004, Yamaha jauh lebih baik dibandingkan 2003 karena d tahun 2003. Furusawa mulai merubah Yamaha untuk persiapan di musim 2004. Pasti masih pada ingat M1 pake karburator, dan berharap bisa bersaing dengan RC211V dengan lima silindernya, sama NSR500nya Katoh aja bisa diasepin. Furusawa sudah siang dengan konsep M1nya yang baru, dia cuma butuh nama besar untuk meyakinkan para bos besar Yamaha (dan dengan pedenya dia nunjuk kl Rossi mau naik M1, pasti juara dunia). Bahkan Furusawa menyiapkan lima versi mesin buat Rossi. Dan untungnya saat itu Burgess ikutan k Yamaha, sehingga paket M1 makin komplit buat ngerusak dominasi RC211V. Kl sekarang? Rasa-rasanya malah Yamaha jadi terlalu tergantung sama sosok Rossi, bahkan di paddock Lin Jarvis pun masih kalah pamor dibanding Uccio…..

    Terus, Mau ditanyakan apa lagi? Malah harusnya Iwata bilang. “**it happened, so just suck it up, shut your mouth and prepare for the 2019 season just like the Duke does”. Mungkin sudah waktunya Yamaha bertindak tegas dan berhenti membiarkan Rossi “do everything he like without any consuequences….”

    • @ Aimin

      Yamaha gitu bro …adem ayem mencari jln sulit pandangan yg kaku kalau dibawah pdahal potensinya masih buanyak luarbiasa gedhe

      dan masih ingat ketika Bapak Furuzawa memberi statemen setelah Pensiun dr Yamaha …

      mendadak pabrikan lain mulai meruntut apa yg teori tentang Superiornya Yamaha…skarang pabrikan lain berani late brake dan masuk tikungan lebih dalam

    • setuju sama ente bos…
      M1 jamannya max biaggi dulu amat sangat jelek…bentuknya bulat dan knalpot juga sangat panjang…

      begitu rossi datang, M1 berubah total…bentuknya mirip rc211v…walaupun kalah top speed, tapi dibayar dengan kelincahan di tikungan…

      untuk saat ini, yamaha harus berbenah…berani membuat sesuatu yang baru…

  10. untung masih ada ducati, jadi masih bisa liat fight di barisan depan
    coba kalo ducati juga melempem, bisa2 touring mulu tuh mm93……wkwkw

  11. ane penasaran justru sama perkataan ini
    “Namun dari data tersebut Terlihat memang Yamama nggak banyak berubah dibandingkan tahun 2017 yang lalu di aragon. Lebih baik 1 detik ini bisa jadi dikarenakan Kondisi Fisik Rossi di race Aragon 2018 lebih Fit ketimbang Saat race Aragon 2017 dimana saat itu Vale Baru saja Recovery dari Cidera”

    berarti 2017 sama 2018 mesin sama?
    -apa 2017 mesin pas sasis kambing hitam atau
    – 2018 sasis pas mesin kambing hitam?

    masih inget 2017 dy kambing hitamkan sasis dan bilang sasis 2016 better. sampe yamama puyeng terus akhirnya di kasih tes di salah satu sirkuit, dan suruh pilih pake sasis 2016 atau 2017? yang di pilih 2017 sama kedua pembalapnya.

    cmiiw

    • saya pikir engine 2017 dan 2018 nggak terlalu jauh ebrbeda, karena baik maverick dan Vale mengatakan masalah yamaha tetap sama . . spin ban belakang saat akselerasi

  12. perbandingan data yang di ungkapkan VR46 memang masuk akal
    kombinasi mesin dan elektronik
    Jika tahun depan masih belum bisa teratasi maka berat untuk bersaing di barisan depan. Semua rider M1 mengalami hal yang sama kalau untuk skill jangan di ragukanlah rossi, vinales, zarco, punya kelebihan masing2 dan untuk syahrin sendiri kemarin finish di urutan belakang yang bisanya bisa di barisan tengah

  13. ane penasaran justru sama perkataan ini
    “Namun dari data tersebut Terlihat memang Yamama nggak banyak berubah dibandingkan tahun 2017 yang lalu di aragon. Lebih baik 1 detik ini bisa jadi dikarenakan Kondisi Fisik vr di race Aragon 2018 lebih Fit ketimbang Saat race Aragon 2017 dimana saat itu Vr Baru saja Recovery dari Cidera”

    terlepas kondisi fisik, berarti mesin 2018 lebih buruk dr 2017
    berarti 2017 sama 2018 mesin sama?
    -apa 2017 mesin pas sasis kambing hitam atau
    – 2018 sasis pas mesin kambing hitam?

    masih inget 2017 dy kambing hitamkan sasis dan bilang sasis 2016 better. sampe yamama puyeng terus akhirnya di kasih tes di salah satu sirkuit, dan suruh pilih pake sasis 2016 atau 2017? yang di pilih 2017 sama kedua pembalapnya.

    cmiiw

  14. Ngambek by data.. cukup fair sih kalo menurut saya..

    Yamaha “keluarlah dari zona nyamaaaan”
    14 tahun lalu mungkin mesin itu numero uno, tapi seiring perkembangan zaman, kayaknya m1 jadi motor yang paling usang dibanding kompetitor..

  15. Intinya VR ingin Yamaha kerahkan kemampuan maksimal agar titel ke-10 lbh mudah dicapai..tau sendiri kan dia puasa brp tahun dan sdh kejar-kejaran dng “ideal” usia di ajang ini..

  16. @saimo tiap pabrikan itu berhak mengajukan software yg nantinya dihomoglasi jadi universe ecu. Nah, mungkin masalahnya ga semua algoritma tersebut bisa diteerjemahkan menjadi mapping yang pas.
    Kalo ga penting, kenapa sampe ada peristiwa “fake firing” segala, dan hrc mau ngeluarin budget extra. Setelah fake firing, prestasi honda naik lho.
    Nurutku ecu moto gp ga sesederhana motor produksi masal yang mungkin cuma bergelut di kontrol traksi sederhana. Sensornya jauh lebih banyak. Apalagi disinyalir imu dihadikan 2nd ecu yg bisa di otak atik softwarenya. Mungkin yfr ga bermain disini

  17. Rossi bisa ngiler ngeliat perkembangan ducati….
    Bukan tdk mungkin dia diliputi kegelisahan dan penyesalan telah meninggalkan ducati dlm keadaan terpuruk…

    • Intinya, udah gak ada faedahnya kakek lejen disana. Sekarang makin terbukti yang bikin M1 kompetitif karena input Lorenzo bukan dia, secara skill pun dia sering dikentutin Zarco yang cuma pake motor kanibalan. Jadi buat apa pertahanin Rossi? Yang secara hasil pun 11-12 sama Vinales yang cuma juara dunia Moto3 sekarang. Buat gaet sponsor? Movistar aja kabur. Naikin penjualan Yamaha? Kayaknya Honda lebih laku, motor bebek aja livery Repsol sama Suzuki yang segede gaban lebih banyak ketimbang Movistar. Jadi Rossi sebenernya udah gak kasih kontribusi apa2 selain bikin drama

  18. Wak, ini analisis serius :

    Penyebab paling utama itu karena MONEY wak.. Yamaha kurang duit buat riset.

    No money = No spirit, No Effort

  19. aq salut dengan hondarepsol walaupun dukati superior ternyata honda mash bisa update untuk mengalahkan dukati. dan strategi marques benar2 cerdas

  20. Faktanya Yamaha kena penyakit AIDS yg tentunya seorang the doctor pun nga bisa nyembuhin mungkin inilah saatnya mencari the dukun atau the mantri

  21. Itu dia..jgn sampai performa yamaha motoGP balik ke masa jahiliyah mereka …jargon yamaha semakin didepan jadi ga pantas/ ga relevan dgn pencapaian di motoGP..ngah

  22. sipp segera rekrut si Jimoo buat jadi badut pengganti manekin buat crash test mobil Toyota
    kasian soalnya masih mentok punya motor bekas (dan bangga)

  23. Pake VVA makanya tuh .. 😀
    Atau ganti mesin dengan Honda atau Ducati, leasing gitukan bisa ..

    Big problemnya hampir sama dengan Suzuki dlu, salah pilih engine kali m

  24. gx coba pindah k 4inline konvensional aja,siapa tau bisa OK. toh yg bikin crossplane hanya yamaha,siapa tau insinyur ecu yg di pakai skrg cm set ecu gampang di seting di mesin V + 4inline konvensional. xixiixi coba loh ya gx ada salah nya. mskipun kesannya penurunan teknologi,klu hasil race bagus ya jd bagus2 saja.

    • Kalo balik ke mesin inline konvensional lagi bakal tambah parah masalahnya ??? jarak pengapian silinder makin deket, tambah stres lah si ban belakang

      HRC aja bikin model pengapian yg jarakya lebih lebar dari mesin sebelumnya, biar ban dapet jeda istirahat yg lebih lama katanya. Gitu kalo gak salah, pernah dibahas dulu di sini kayaknya, tapi lupa di artikel yg mana ?

  25. masuk akal juga dgn slash cut tendangan lebbih liar…

    Apakah Yamaha perlu menggunakan panjang header seperti milik YZF R1 lawas bro pengamar

    ada 2 exhaust end yg panjang di buntut ??

  26. ducati corse punya gigi dal’igna, HRC punya 3 pilar kokoh pngganti nakamoto, suzuki punya Sahara san dan Davide brivio, Yamaha?? nampaknya butuh sosok seperti furusawa. yamaha needs superbody like others wak ??

  27. Mohon dibahas wak yg ini. Secara konstruksinya bagaimana. Keburu ambil nih. Klo tau mending ambil yg satunya. Mohon tanggapan pabrikannya. Terimakasih
    https:// youtu.be/EJnN7606DWA

  28. Baca baca komen asli bikin gemes, banyak orang merasa paling ngerti padahal kaga tw kerasnya dunia balap.
    Permasalahan seperti ini banyak ditemui di team yang kaga punya dana besar dan permasalahan regulasi, ikut road race aja mumet minta ampun, disaat team dengan dana melimpah bisa pake part jempolan, kita pake part seadanya.
    coba pikir disaat team lain bisa seting suspensi sesuka hati, kita hanya bisa cuma takar oli, adakah yang bisa merubah rasa Shock Teleskopik menjadi rasa USD, Ohlins aja angkat tangan jika harus sama percis, paling hanya mendekati.
    belum lagi dari segi SDM elektronik, disaat kita masih meraba-raba, ehhh team jempolan malah dapet sumbangan tenaga ahli dan dapet tipe elektronik terbaru dan tercanggih.

    • Sabar bro, mereka cuma pernah denger nama buahnya, tapi belum pernah liat, belum pernah makan, apalagi nanem dan ngerawat sampai bisa berbuah ???

  29. Coba periksa peringkat tiap rider yamaha mulai 2004 sampai sekarang, di web motogp udah ada, dan bandingkan dengan pabrikan lain juga

    Coba ingat lagi gimana perkembangan ducati sebelum lorenzo datang

    Coba cek lagi peringkat rider2 ducati saat ada rossi di sana dan bandingkan dengan saat ada stoner

    Lihat lagi peringkat pembalap2 yamaha di tahun terakhir lorenzo di yamaha

    Coba diingat lagi sipa saja pembalap yg jadi lawan rossi saat rossi juara dunia dulu, anda yakin mereka sekedar pembalap biasa?

    Berapa banyak pembalap seumuran rossi sekarang yg masih sekompetitif rossi, coba cari datanya sejak era motogp pertama

    Coba cari lagi berita motogp mulai era 4tak sampai sekarang, apa saja yg sudah terjadi?

    Kalau sudah, silahkan komentar lagi ?

    Note:
    Cobalah melihat dari sisi yg tidak umum, jangan mudah ditipu pikiran sendiri. Ketika anda menyebut nama seorang pembalap di motogp, sebenarnya itu bukan satu orang, itu adalah nama produk dari banyak orang yg bekerja di sana yg luput dari pandangan penonton

  30. Beruntung juga Ducati jaman Stoner masih kayak celeng yang gak bisa belok
    Klo ky sekarang ya bisa bisa ada yang 12 tahun zonkbtanpa nicil ??

  31. Ducati jaman stoner itu bagus kok, walau cuma bagus untuk stoner???

    Biar bisa menang motor harus sesuai keinginan pembalapnya, liat aja sekarang marquez aja belum tentu bisa cepet dengan motor yg “jinak”

    Seolah olah HRC gak bisa bikin motor yg bersahabat buat banyak rider, dan hanya cepat di tangan marquez, dan kadang ada crutchlow yg angin anginan. HRC sangat mampu bikin motor yg bersahabat, coba liat gimana prestasi pembalap2 nya sampai tahun 2013, saat motor masih belum dikembangkan hanya untuk marquez

    Kemarin kayaknya juga ada pernyataan yg bilang motor ducati yg sekarang sudah bisa dikendarai dengan berbagai gaya yg berbeda, tapi gak ada motor ducati yg keliatan agresif seperti motor rcv marc, malah keliatan halus gak ada ngesot ngesotnya, sekalinya ngesot pakek ducati malah dlosor???

  32. Tetep vr46 mau menang atau kalah..
    No rossi no party
    Menikmati moto gp aja masbro hehe..
    Mslh mesin insinyur lbh paham..
    Yg penting vr46 masih gass sampe 2020..
    N artikel mantap wak..ramee

  33. menggelontorkan sumber daya lebih banyak? artinya riset jor joran, harus siap gambling, siap jadi pecundang jika gagal, namun jika tidak dicoba maka akan jadi pecundang terus, mesin V4 mungkin asa terakhir Yamaha supaya bisa fight dg ducati dan honda, karena bagaimanapun juga mesin V4 mempunyai keunggulan yg bersifat mutlak sekaligus kebalikan/menjadi kelemahan inline 4, ini bukan soal yamaha bodohlah karna gak bisa bikin mesin V, bukan soal gak punya pengalamanlah, tapi ini soal menjadi pemenang atau pecundang, kita lihat kemarin dimana pengguna mesin V4 bisa overtake back pengguna inline 4 (suzuki) dg begitu mudahnya dan itu tidak dilakukan di akhir trek lurus, selain itu juga punya cornering speed yg tinggi, menyamai inline 4 yg bagus di speed corner, kembali fakta otentik yg tak diragukan lagi.

  34. harusnya yamaha tiru cara kerja seperti ducati dan honda dan gk usah gengsi2an. contoh kaya honda 2016 dan 2017 dimana MM93 bersabar dan percaya akan kerja keras kru teamnya dan HRC memcah masalah. menurut saya yg awam liat rosi dan kru mekanik teamnya serta iwata kya gk ada kerja sama yg mengarah ketujuan yg baik. terlalu bnyak omong yg gk jelas gmana masalah dn solusinya. si rosi A minta ini Si vina B minta itu trus iwata kasih C ya hasilnya 23 zonk juara seri. mumet kan ndase bos yamaha iwata ????

  35. Tragedi Yahama meong terulang di mongtorjipi…dulu Yahama meong emang nomor 1..tapi karena keasikan berlama2 diatas membuat Yahama terlena..motor yg jadul tetap dipertahankan..hingga dimakan waktu dan baru sadar setelah terpuruk lalu baru ada update besar2an..namun semuanya sudah terlambat.. ckckck

  36. coba lagi komen : harusnya yamaha tiru cara kerja seperti ducati dan honda dan gk usah gengsi2an. contoh kaya honda 2016 dan 2017 dimana MM93 bersabar dan percaya akan kerja keras kru teamnya dan HRC memcah masalah. menurut saya yg awam liat rosi dan kru mekanik teamnya serta iwata kya gk ada kerja sama yg mengarah ketujuan yg baik. terlalu bnyak omong yg gk jelas gmana masalah dn solusinya. si rosi A minta ini Si vina B minta itu trus iwata kasih C ya hasilnya 23 zonk juara seri. mumet kan ndase bos yamaha iwata ????

    muncul gak…

  37. respect buat Rossi start dari P18 bisa jadi pembalap Yamaha terdepan, menurut saya akan lebih baik jika Yamaha melupakan musim 2018 dan mulai pengembangan untuk 2019 lakukan banyak test mesin gunakan test rider semua mulai bangun mesin untuk 2019 belum lagi Jonas Folger bisa memberikan input untuk Yamaha perubahan Yamaha kurang dari tahun ke tahun

  38. bahas tentang penggunaan mesin tiap pabrikan wak haji, pengen tau, sdh berapa banyak mesin yg di pakai oleh tiap tim, terutama honda dan yamaha.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here