Sportbike Tourer/Rider

Biker jenis ini pada prinsipnya merupakan tourer dengan menggunakan motor jenis sport / balap. Sportbike rider cenderung fanatik dengan motor jenis balap akan tetapi tidak begitu enjoy ikut kompetisi di track balap. Faktor utama adalah umur dan niatan bukan untuk berkompetisi. Baginya pergi ke track balap cenderung membosankan. Jalannya muter itu-itu saja, tantangannya adalah semata-mata mendahului lawan atau mencegah lawan mendahuluinya. Jalanan yang relatif aman (tanpa trafic, aspal berkualitas bagus, tanpa lubang atau pasir berserakan, tidak ada jalan yang bergelombang, tidak ada orang yang sekonyong-konyong menyeberang jalan, banyak blind corner yang tidak bisa ditebak di baliknya, tidak ada pemandangan alam luar yang fantastik) sama sekali tidak menarik baginya. Track semata-mata adalah tempat latihan, tidak lebih tidak kurang.

foto milik : Pak Nugroho

Pada saat tour, kota tujuan bukan sasaran yang ingin diraih. Tantangan justru ada pada bagaimana menikmati jalan menuju kota tujuan. Kapasitas mesin dan kapabilitas sport dari motor yang digunakaan perlu dipadukan dengan kelincahan bermanuver, kegesitan bereaksi terhadap permasalahan di jalan, daya tahan terhadap target waktu perjalanan yang umumnya tidak singkat, fokus pada keselamatan diri maupun pengguna jalan lainnya sembari memacu motor dengan kecepatan tinggi; adalah ‘kenikmatan’ yang coba diraih disela-sela kesibukan rutinnya sehari-hari. Helm hampir pasti model full-face, umumnya replika pembalap ternama. Gears termasuk lengkap, hanya saja tidak seketat racer. Bahannya biasanya kombinasi antara kulit dengan bahan gore-tex atau kombinasi kevlar. Usia rata-rata 30 tahun ke atas.

Die_hard Biker

Dalam bahasa betawinya, rider jenis ini kagak ade matinye! Yang dicirikan dari jenis ini adalah karakter tabiatnya. Die-hard biker adalah biker yang sangat mengerti benar tentang motornya, entah itu mesinnya, kelistrikannya, dan lain sebagainya. Die-hard biker sangat tidak tergantung kepada orang / biker lainnya. Setiap ada masalah di jalan yang berkaitan dengan kondisi atau performansi motornya, langsung ditanganinya sendiri. Karena pede atas kemampuan sendirinya itu, die-hard biker cenderung jalan atau touring ke luar kota tidak dalam kelompok besar, bahkan jalan sendiri pun akan dilakukannya dengan santai. Karena kompetensinya ini pula, die-hard biker cenderung memilih motor klasik atau tua. Motor jenis baru dianggap terlalu bagus sehingga seringkali kemampuan mereka jadi tidak terekspose. Contoh motor pavorit mereka antara lain Harley kuno dengan persneling tongkat, BMW seri R lama, BSA, Norton. Ada juga yang pakai type sport lawas seperti Kawasaki ZX-10/11 seri awal yang bebeng, Honda CBR-1000 Hurricane. Bagi rider lain, jarak Jakarta-Bali yang hanya butuh 2 hari perjalanan mungkin sudah cukup lama, bagi die-hard rider mungkin bisa dijalani dalam waktu 5 hari without complain.  Usia rata-rata di atas 40 tahun. Gears mereka cenderung sederhana dan klasik; jaket dan celana jeans belel sudah dirasakan pas. Sebagian cukup fanatik dengan jaket berkerah bulu ala pilot sebagaimana yang pernah dipakai Tom Crusse di film Top Gun. Helmnya bentuk half-face dengan gogle berkaca besar dan terpisah. Tidak tertutup juga ada yang pakai full-gears namun bercorak klasik, striping 2-3 garis warna di bagian dada atau lengan. Aktifitas mereka berkesan individualistis karena jalannya masing-masing. Tapi jangan tanyakan soal kekerabatannya di jalan. Mereka seperti pasukan komando, tidak akan pernah meninggalkan temannya yang sedang kesusahan di jalan!

Solo Rider/Tourer

adventureitouringind.multiply.com

Jenis biker ini sangat unik dan karenanya sedikit sekali jumlahnya. Dia tidak terlalu happy untuk jalan / tour bareng dengan teman lainnya. Egonya sangat tinggi, tapi dalam artian yang positif. Apa yang dilakukannya relatif sangat sulit diikuti oleh pengendara lainnya. Umumnya tournya memakan waktu yang lama serta menempuh jarak yang panjang. Targetnya memang sangat ambisius, seperti Tour Jalur Trans Kalimantan, Tour Sumatera – Bali, Tour Lintas Sulawesi, Tour Bali – Atambua, Tour Keliling Indonesia, Tour Singapura – Malaysia – Bangkok,  Tour Jalur Sutra Turki – Rusia – Mongol, Tour Keliling Dunia.

Er-We
Er-We

Karena sifat touringnya yang demikian dan dilakukannya sendiri (secara solo), kemampuan berkendaranya mesti mumpuni karena harus melintasi berbagai jenis jalan, kebugaran fisik harus prima karena harus dapat segera beradaptasi terhadap berbagai jenis kondisi alam dan lingkungan, ditunjang kepintaran berbagai bahasa, dan yang terpenting mampu mengatasi problema kendaraan apapun jenis kerusakannya. Pada saat ada masalah, mau tidak mau rider sendiri yang harus menukanginya. Usia rata-rata di atas 35 tahun. Gearsnya umumnya adalah pakaian jenis Gore-Tex yang anti basah namun tetap berpori-pori untuk bernafas, sepatu All-Terain, helm jenis 2-in-1 (bisa full-face maupun half-face). Kendaraan yang favorit adalah BMW seri RG, Honda Safari, Kawasaki Concours / Voyager, Moto-Guzi.

Crosser

crosserCrosser hampir tidak berbeda dengan Racer, kecuali di dua hal: alam lingkungannya dan sarana bermainnya. Crosser bermain dengan motor-X atau trail. Umumnya dari jenis SE (Special Engine). Usia di atas 17 sampai 35 tahun. Kesenangannya lari kencang sembari menggaruk tanah serta loncat-loncat di beberapa berm. Lumpur bukan masalah baginya. Malah kalau pulang motor dan badan masih bersih bisa membuat malu sama pagar rumah! Handling motor jenis ini sangat unik dan berbeda dengan naik motor biasa dan karenanya kadang membuat kangen. Momen-momen sliding ekstrim di tikungan dengan percikan tanah, pasir dan kerikil memiliki sensasi tersendiri yang tidak akan ditemukan bila menggunakan motor jenis lainnya. Awalnya suara SE yang dua tak membuat merinding. Suaranya yang nyaring dan cempreng tak ubahnya terompet sangkakala yang membetot sukma untuk ikut bermain. Kini, raungan empat tak yang gahar dan berat bergetar dan menggema di relung dada membuat nyali meningkat tajam. Saat motor melayang tinggi di udara, suaranya hilang dilibas deru angin. Kita kadang tak sadar … sedang naik apa kita tadi? Motorkah …….. atau gliderkah ……? Halah ……(lagi)!!

Writen by Suhartono

44 COMMENTS

  1. untuk kategori die hard, kayaknya lebih banyakan die hard CB atau vespa lawas deh…. pisss ah 🙂

  2. tetap aja….kalo memang mo touring pake box siomai mbok ya jangan di jalanan kota…asli aneh…pasang aja box siomai kalo mo touring

    • gw gak pernah pake box begituan…tpi menurut ai seh sah2 aja pake box gtu…., kebutuhan orang kan beda2…hehehehehe…skrg, matic, bebek, sport, touring…dijkt dah seabgreg pake box….saya pengen sich..tpi nunggu bisa beli sport touring….hehehehe

  3. Waa… Artikelnya bagus bgt ga sabaran gw nunggu part-3. Hari ini kan mas taufik? Jgn sampe besok, bikin gw + penasaraaan…

  4. artikel yang sangat berguna, siipplah buat nyari jati diri, biker seperti apakah kita ini, betul??????

  5. part 3 dong.. kayanya ijk belom masuk nih..

    Mupeng Biker, ciri2:
    motornya cuma satu
    cuma bisa komentarin motor orang
    cuma bisa ngiler ngeliatin
    mentok2 cuma bisa beli miniaturnya aja

  6. om taufik . saya sebagai anak muda pastinya yang poser dong 😀 . tapi jalannya agak pelan-pelan soalnya ga punya uang banyak buat pertamax. . hehe maklum masih pelajar .

    ayahku yang die-hard biker tu . ngerti banget luar dalam motor tapi ga suka ama motor baru . cukup yang simple atau sederhana + multifungsi .

    Lha om taufik yang mana ni ?

    • nah lho . . . saya yang mana ya . . . walaupun ada yang nempel kayaknya juga berkombinasi dengan karakter lainnya . . . CAMPURSARI BIKER phht . . . 😀

  7. apapun jenisnya…
    all biker are brothers…

    bapak gw aja termasuk yang die hard bikers…
    eh anaknya malah poser..
    hehehe

  8. #20 Arie
    Lain kali kita kolaborasi nulis ya. Gw demen yang gokil gitu.
    Mantab Bro! Ha3x

    #23 Elektra
    Betul juga ya comment kamu. Nanti kita tambahin satu jenis biker lagi: Ojeker. Hi33x, biar Kang Taufik yang buat ulasannya ya.

    Bro Taufik,
    Ralat please foto untuk Sportbike Ridernya. Masak yang pake sportnya satu doang, yang lain pakai motor cruiser. Kurang mewakili euy.

    • Pak tono . . . itu maksutnya buat yang pake motor ijo doang pak . . . kan kalo keliatan motor2 lain yang lagi make box . . . brader2 yang lain yakin kalo itu turing . . . bukan race di sentul .. . he he he he betul nggak pak?

  9. #8 Victor

    Mas bro,,, kalo box dipake karena memang kebutuhan gimana…? Sya pakai box karena di dalam Box itu banyak sparepat yang saya butuhkan kalau dijalan ada trouble.. kalo mo tau di dalem box saya ada spull, CDI, busi,bulb lamp, kunci full set, seal2, baut2 dan mur, Ban dalam, Cukil ban, pompa ban dll… 🙂

    Saya suka keluyuran tengah malam,, jadi kalau gak bawa atribut diatas terus tiba2 trouble kan repot… 😀

  10. klo di Part-2 ini.. saia masuk.. emmm..
    kliatannya.. “Sportbike rider” deh.. 🙂

    tampilan motor harus keren ala balap..
    tapi soal riding.. males balapan.. pelan aja, yg penting banyak yg ngelirik.. wakakaka.. 😀 😀

    • ralat dikit:
      usia belum masuk 30.. jadi belom bisa yah? hahaha..

      Ngebut dikit (manuver) jika terpaksa dalam lalu lintas yg tidak begitu padat (harus yakin aman dulu untuk manuver) melewati kendaraan-2 yg berlipat kali lebih besar dari kita akan memberi kita kepuasan tersendiri.. daripada jalan sepi lurus/berbelok tanpa “gangguan” lain..

Leave a Reply to rider biasa Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here