Bro sekalian, Menurut AB Susanto di media Executive Penetapan harga tidak dapat lagi dipandang dari sudut ekonomi belaka yang bertumpu pada demand and supply maupun berdasarkan cost (cost + profit = price). Kecenderungan penetapan harga lebih bertumpu kepada perceived value konsumen dan dinamika persaingan. Artinya harga lebih ditentukan oleh C-konsumen (Consumer) dan C-kompetitor (Competitor) atau C – dinamika persaingan (Competition) dibanding C – biaya (Cost). Dalam strategy marketing Generik, khususnya untuk sektor Manfaktur dalam hubungannya dengan kompetisi Red-Ocean, Low Cost/Price Strategy merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh selain strategy Differensiasi dan Fokus.

Nah Bila kita hubungkan dengan kasus Turunnya Harga Pulsar 180 sebanyak dua juta sepertinya Aura Competitor dan Competition lebih terasa sebagai penyebab semua ini dibanding 2 C yang lainnya . . . Atau dengan Kata Lain Penetapan disini lebih berdasarkan Persaingan. Secara kasat mata, menurunkan harga signifikan untuk menaikkan value suatu produk dan mereposisi tingkat persaingan dengan Kompetitor. tapi akankah selalu tepat? ada beberapa aspek lain yang harus diperhatikan. IMHO bagi saya yang pertama adalah bagaimana nasib pasar seken yang sudah pasti terdepresiasi juga? Saya bukan mencela tindakan bajaj akan tetapi sekedar ingin tahu apa yang akan dilakukan bajaj untuk mengatasi hal ini . . . karena inni bisa berimbas pada loyalitas konsumen awal Bajaj, cmiiw

Yang kedua mana Sebenarnya mana Yang lebih prioritas, mengoreksi harga atau memperbaiki / meningkatkan tingkat after sales service plus kemudahan calon konsumen untuk memperoleh layanan Kredit Pembiayaan sepeda motor? Karena seperti kita ketahui, Saat ini, Kualitas motor bolehlah dibilang sudah 11-12 alias Beti alias beda-beda tipis . . .  Saya tidak menyangsikan kualitas Motor bajaj sedikit pun !! . . . nah Konsumen bingung sampe mo pilih yang mana. Data mengisyaratkan dimana 70% konsumennya memilih jalur Kredit, dari sinilah terlihat bahwa Salah satu Variabel dipilihnya merk A adalah bagaimana kemudahan Pola Pembiayaan Konsumen yang diberikan . . . diturunkan harga tapi kredit dipersulit nggak akan terlalu signifikan mendongkrak penjualan . ..  karena jarang banget konsumen yang beli secara cash, cmiiw . ..  itu cuma pendapat saya lho . ..  nha silahkan share pendapat bro semua . . . semoga berguna

Taufik of BuitenZorg

106 COMMENTS

  1. yg pasti sih konsumen yg diuntungkan kang Taufik…
    yg pasti nangis darah itu yg sebulan lalu udah beli duluan…
    dijamin bakal mencak2 tuh…
    xixixixiii…

  2. kalo diturunin harganya 2 juta aja pabrikan masih untung, trus sebenarnya harga real satu motor diluar pajak dan keuntungan itu berapa ya ??

  3. ditunggu aja nih efeknya…apakah pedagang motkas/org yg mo jual p180 nahan brg atau mlh ngikut turun harga aka jual rugi

  4. @bro taufik
    sejak pakai iklan, opini bro lebih memihak honda. pada artikel sebelumya terlihat setuju dengan langkah bajaj. pada artikel ini tidak setuju dengan langkah bajaj, knp tidak konsisten bro ? sbg pembaca saya agak kecewa. maaf bro, jgn digadaikan independensi nara blog.

  5. Mungkin di sini para Pabrikan harus lebih jeli dalam pembandolan harga produknya pada saat lounching .
    Menurut saya lebih baik perlahan naik dari pada mengoreksi harga .
    karena bagaimanapun menjaga harga scond atau loyalitas konsumen jauh lebih penting untuk kedepannya .
    di tambah menjaga image ( brand ) juga sangat penting .
    karena bagaimanapun jika sudah punya image semua akan lebih mudah .
    Tengok saja Honda dan Yamaha …

  6. @ Pembaca TMC .

    menurut saya pendapat bro kurang bijak karena terlalu cepat mengambil keputusan seperti itu .
    Ikuti setidaknya 1 bulan lagi warung ini . Baru bro bisa memutuskan .
    Itu cuma paradigma saya saja ,
    Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada bro Pembaca TMC .
    Kita simak saja pasti waktu akan membuktikan .

  7. yah susah juga ya.. Pengen masuk ke pasar indonesia pasti butuh proses.. Mudah2an aja bajaj gak dipandang jelek sama calon konsumennya yang tipikal manusia kalo harga mahal brarti kualitas oke.. Lah kalo turun harga..? Opo iyo bakal dipandang baik..? Liat aja perkembangannya di bulan berikutnya..apa bajaj bisa merangsek ke 3 besar tangga penjualan r2 ato malah ‘ndlozoor’ :p

  8. jangan pada suudzon dulu….

    apalah arti sebuah fansboy! artikel tetep bagus kok….

    kalau emang punya modal silahkan pada pasang iklan juga…. disini biar ga di kira memihak!

  9. terobosan menarik utk mendobrak kemapanan suatu merk. tinggal promosinya ditingkatkan, pasti sukses. tipikal konsumen kita beda 25 perak aja pengaruh. hidup harga murah.

  10. @24. pembaca tmc
    terimakasih atas dukungan bro 🙂
    tanpa input dari pengunjung blog, apalah artinya saya ini

    teman yang baik bukan hanya teman yang selalu memuji, tetapi juga teman yang siap meluruskan bila ada yang bengkok

    thks bro, i really apreciate your comment !! 🙂

  11. bang opik usul bl dpan review penjualan bajaj donk stelah turun hrga n cash back dan apakah bener sinyal akan keluar p220?

  12. Masalah Bajaj adalah perusahaan pembiayaan yang kurang mendukung, bila kita beli via kredit jatuhnya muahalll pisan, bila dibandingkan dengan motor Jepang sangat jauh. Ini jadi PR besar buat Bajaj buat menggandeng mitra perusahaan leasing yang lebih kompetitif.

  13. Kang Taufik
    ………Data mengisyaratkan dimana 70% konsumennya memilih jalur Kredit,……….
    ==============================
    Nah lho, berarti yang kemarin-kemarin ngomong mau beli cash tapi disuruh kredit oleh daler, hanya omdo, dong.

  14. @ mas nhd
    kan ada sisa 30% mas. bisa aja yang emang pengen beli tunai ya masuk di golongan 30% itu…

  15. kebijakan ini menurut saya memang kurang tepat sebab banyak efek psikologisnya yaitu menimbulkan kekecewaan konsumen awal
    “Saya bukan mencela tindakan bajaj akan tetapi sekedar ingin tahu apa yang akan dilakukan bajaj untuk mengatasi hal ini . . . karena ini bisa berimbas pada loyalitas konsumen awal Bajaj, cmiiw”

    selain itu terkesan cuma jualan barang semurah & sebanyak mungkin tanpa peningkatan dari sisi after sales service
    “Sebenarnya mana Yang lebih prioritas, mengoreksi harga atau memperbaiki / meningkatkan tingkat after sales service”

    maaf bang Taufik sy banyak mengutip, tp memang itu yang banyak dirasakan konsumen bajaj pada umumnya, sy tau karena banyak tetangga yang beli P135 merasa kecewa ( sebenarnya mereka mampu beli P180 dengan harga sekarang )selain itu mereka mengeluh tentang indikator aki yang selalu error tdk hanya pada produk P135 tp jg produk XCD-nya dan komplennya nggak cepat ditangani seperti pernyataan recall yg selalu diberitakan oleh BAI

  16. Opini masyarakat: Harga turun kemungkinannya gak laku atau produk gagal atau kualitas turun, padahal banyak indikator positif yang bisa diambil dari penurunan harga pulsar tsb!

  17. apa mungkin penurunan harga PIBO 4 karena penguatan rupiah indonesia atas rupee india atau dollar AS; sesuatu fenomena mata uang yang sebenarnya sangat dhindari oleh negara pengekspor makanya ramai2 sengaja melemahkan mata uang mereka?

    http://newmegapro.wordpress.com/2010/10/10/waspada-perang-mata-uang-dunia/

    kalo dalam hal (impor) R2, mari berharap yen jepang melemah terhadap rupiah indonesia agar motor2nya lebih murah. tapi, sesederhana itukah harga sebuah produk (impor – dari sudut pandang Indonesia) ditetapkan???

  18. @azizyhoree
    mas, dah balik k karawang blm?
    @tmc
    mas taufik, pulsar180 itu turun 2 juta sampai kapan? apakah cuma 1minggu setelah HUT bajaj or sampai akhir taun? saudara saya yg produk jepang minded jd tergiur juga pada motor bollywood ini.. hehehe

  19. strategi turun harga.?
    baguslah, asalkan hal tersebut tidak disertai penurunan kualitas..
    dan lagi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana bisa meningkatkan 3S dengan memperluas jaringan sampai ke (paling tidak) tiap kabupaten, jangan cuma kota2 besar yang nyaris masyarakatnya sudah memiliki lebih banyak pilihan..
    lihat, pabrikan sekelas viar, minerva, kymco aja bisa sangat digemari masyarakat, apalagi bajaj yang notabene kualitas produknya sudah hampir sepadan (bahkan terkadang melebihi) motor2 jepun..

    kalau perlu, bajaj juga buat dong motor yang bisa ber-kwek kwek kwek.. supaya konsumen lebih punya segudang pilihan..
    ya toh.? ya toh.? ya toh.? hehehe…

  20. Kayakny bro taufik dah terikat kontrak tuk bagus2in honda and pastinya tidak akan ada lagi artikel kritik terhadap pabrikan honda. Wah…g bisa baca artikel bro taufik yang netral sperti dlu dech. Dah kena virus iklan kayak warung sebelah.

  21. minta tolong kpda honda untuk tidak mengotori warung blog dengan iklannya. Biarlah para blogger melahirkan artikel2 netral yang sifatnya membangun terhadap pabrikan 2 motor di indonesia. Klo sudah ada iklan kayak gini,…pastinya kekurangan2 suatu produk tidak akan terekspos.

  22. Imho- Faktor yang mempengaruhi konsumen beli motor itu karena :

    1. Model (sesuai selera)
    2. Mesin (bandel, powerfull)
    3. Garansi (servis & sukucadang mudah diperoleh)
    4. Nilai jual kembali yg tinggi
    5. Merk
    6. Harga

    Nggak semua motor yg murah itu sukses di pasar, contoh : Yamaha Scorpio lbh murah daripada Honda Tiger, Tapi kenapa Scorpio nggak laku ?

  23. IMBO alangkah baiknya apabila bajaj melakukan koreksi harganya dibarengi dengan sekaligus melakukan refreshment produk, dengan kata lain minimalnya ada dua type baja 180 cc, yakni type yg lama ( off production ) dan type yang baru yg memakai harga baru. Sehingga harga second bajaj type lama tidak akan terkoreksi terlalu besar .
    Untuk hal ini bisa dilihat dari HONDA dan kasus NOKIA.

  24. strategi penurunan harga dalam menghadapi kompetitor tidak selamanya tepat. Dulu, market leader produk air mineral “AQUA” pada saat bermunculan kompetitor (yang menawarkan harga lebih murah) menempuh strategi penurunan harga untuk menghadapinya. Akan tetapi bukannya angka penjualan meningkat, malah sebaliknya angka penjualan semakin menurun. Berdasar penelitian Hal ini disebabkan konsumen setia berfikir bahwa ada “sesuatu” dibalik penurunan harga “AQUA”, utamanya ialah penurunan kualitas. Jadi tidak selamanya penurunan harga dapat berimbas positif bagi penjualan, kecuali produsen dapat meyakinkan konsumen bahwa mereka tidak mengorbankan aspek kualitas produknya.

    @Onthel
    2 tahun lalu gw dapat hadiah motor metiknya Cinta Laura dari Bank Mandiri, dari fakturnya keliatan kalo harga dari pabriknya (kosong) murah banget, nyaris setengahnya dari harga baru (OTR)

  25. @ashley soulsick
    setuju sama pendapat anda bro. biar tidak timbul fitnah mendingan mas taufik ajuin proposal kerja sama pada semua pabrikan motor yang jualan diindonesia.

  26. hmmm bingung juga ya…diturunin pasti nambah konsumen…tapi konsumen yang lama pasti kecewa…kok kenapa gak nambah nilai motornya ya dengan penambahan fitur baru, tapi harga tetap…masa gak lihat yg di atas 30 juta, juga laku di sinih mah ???

  27. idem @56
    sebagai konsumen awal, p200 mau harga barunya jadi 18jt pun gak masalah, gak ada kekecewaan sedikitpun pada diri saya.
    yang pastinya dengan penurunan harga pada tipe sebelumnya, maka variant baru yg akan masuk juga akan dijual dgn harga yg masuk akal.
    p220 my next bike..
    piss m/

  28. bajaj turun hrga sedemikian heboh,tp menurutku itu langkah yg positif ,bahkan kl bisa turun lbh banyak lagi 😀 heheh jd bajaj bisa masang harga utk motor2 yg akan datang dengan harga yg terjangkau..namun ada pengorbanan juga yaitu harga secon ndlesep ,loyalitas bembeli awal? akan ada pembeli baru dgn harga oye! kualitas oke! hehe :mrgreen: ..ayo bajaj gempur terus si jepun 😀

  29. @mas Arief : dudu mas 😆

    ini asli tetangga-tetanggaku yang berhasil aku racuni buat beli motor bajaj P135 ( murah berkualitas & bentuk sporty )padahal aku dudu sales lho, wkwkwkwk…

    eh ternyata baru pake beberapa bulan indikator akinya dah ngaco.. dah aku suruh komplen pasti dapet penggantian part gratis berdasarkan recall BAI ( sampe aku liatin artikelnya di internet ) eh ternyata dealernya OMDO doang, aku jadi gak enak ati kan jadinya…

    trus kebetulan juga ada yg punya XCD ternyata penyakitnya sama & dia dah komplen duluan lebih dari 1 tahun gak ada kejelasannya, mungkin beda perlakuan kali utk dealer kota besar dg dealer kota kecil macem Sukabumi, ini berarti 3S-nya belum bisa diandalkan, ya to.. :mrgreen:

  30. life cycle produk terlalu deket, barang masih baru lsg terdepresiasi besar padahal msh belum diskontinyu, harga 2nd lsg ancur, motor sekarang kok jadi kaya barang elektronik aja ya, hehehe…

  31. kredit yah?
    menurut ay mah pada sisi skema pembiayaan ini, baik Bajaj maupun merek-merek laen sama ajah pencapaiannnya. Sama-sama jadi mahalll.
    Sorry rada ngejunk, he he he.

  32. Positifnya motor sport bajaj makin murah dan diharapkan orang mau tergoda…sayangnya merk Bajaj belum merakyat…3S nya pun payah! Di palangkaraya dealernya aja gk ada….gkgkgkgk!

  33. YA**HA tiap facelift pasti menaikan harga..beda dengan honda..masih ingat supra x 125CW..dengan design baru plus cakram belakang justru harganya lebih murah daripada supra x 125CW sebelumnya..kemudian New Megapro pun begitu..
    jadi ntar YA**HA ngeluarin MX Baru plus cakram belakang..harganya dijamin lebih mahal berjuta-juta dibandingkan dengan MX sebelumnya..tradisi YA**HA bila ingin menaikan harga adalah facelift,walaupun facelift yang dilakukan adalah SPECDOWN!!..V**A ZR contohnya,kualitas ga sama Dengan V**A R..tapi harga lebih mahal..

  34. Eh satu lagih, rada ngebela mas Taufik neh, ay mah kagak bisa ngebilang mas Taufik udah berat ke Honda setelah iklan. Alasannya :
    1. Artikel2na masih relatif objektif neh. Bandingin ajah ama blog2 laen ato media otomotif laen yang kebangetan lebayna jilat2 astra Honda, padahal baru dikasih cicip NMP 100-200km.
    2. Motor2na Mas Taufik belom Honda semuah, 🙂
    3. Astra Honda sendiri, memang lagi sibuk memperbaiki diri. Memperbanyak line up produk, promosi, de el el, de es be.
    4. Kasus terakhir, si NMP, selain speedometernya yg tanggung buanget bentukna, emang overall produk bagus koq, dengan price/permformance yang baik.
    Jadi seh, klo IMHO mah, menilai sebuah produk seh, memang harus objektif. Klo memang produk bagus yah harus diakuin emang bagus, despite mo mereknya apah ajah. Blom tentu pujian ituh menggambarkan kita berpihak sama merek ituh.
    Tapi klo memang bro mas Taufik udah melenceng dari objetifitas, yah kewajiban kita sebagai pembacanya buat ngingetin.
    Wuihh panjang juga yah. Mmmh, sekian.

  35. YA**HA tiap facelift pasti menaikan harga..beda dengan HO**A..masih ingat supra x 125CW..dengan design baru plus cakram belakang justru harganya lebih murah daripada supra x 125CW sebelumnya..kemudian New Megapro pun begitu..
    jadi ntar YA**HA ngeluarin MX Baru plus cakram belakang..harganya dijamin lebih mahal berjuta-juta dibandingkan dengan MX sebelumnya..tradisi YA**HA bila ingin menaikan harga adalah facelift,walaupun facelift yang dilakukan adalah SPECDOWN!!..V**A ZR contohnya,kualitas ga sama Dengan V**A R..tapi harga lebih mahal..
    Nyangkut lagi komen ane…Hiks…

  36. @kidz ane balik ke jkt-karawang awal januari 2011, sekarang masih tugas di east java, tenang besok awal taun kopdar aja bareng2, kan areal kre-cikarang banyak tu, ada lekdjie, pakde maskur, max tak pernah pertamax, satmer dsb… 😀

    @pak moncer, berarti bener kan argumen ane> pardigma masyarakat masih ada harga ada rupa? 😀

    wah dapet hadiah motornya cinlaur? manteb tuh, faktur nya kosong ya harganya?

    ada yang bisa menjelaskan ga? kenapa CBR 150 ane harga dari pelabuhan fakturnya cuma 15juta an, setelah di deale IU jadi 37++ CKCKCK gendeng pancen e indonesia ki 😀 narik pajak dari rakyat, pembangunan buat rakyat mana? jalan raya masih pada bolong? 😀

  37. @ 77. ninja250_blue – Oktober 11, 2010
    Jangan gituh mas/mbak, klo lagi jadi raja emang penyakitnya begonoh. Astra Honda kagak naekin harga SX125 adalah strategi biar tetep kompetitif sama Yamaha.
    Sayah masih inget buanget ditahun 90-an, Astra Honda juga bgituh, ganti stripin dan ngecat Shock depan ajah bisa naekin harga ratusan ribu loh.

  38. @ 78. azizyhoree – Oktober 11, 2010
    Kita ini semua yang ngasih makan Gayus sih, iya yah gimana nasib tuh anak sekarang, klo bisa ay santet, ay kasih pelek tuh dalam perutnyah. Gara2 orang kayak dia, jadi illfill banget bayar pajak.

  39. @78 Aziz

    Ane kebetulan dapat 2 faktur. Faktur yg pertama ini dari main diler (kalo ga salah Tunas Jaya) harganya 10jt kurang dikit. Nah karena fakturnya nyasar akhirnya expire n musti dibikinkan faktur baru. Faktur yg baru ini diterbitkan langsung oleh pabrikan, kalo ga salah dulu tuh 7jutaan (cmiiw)

  40. @six balak,sebenernya iklash2 aja bayar pajak, asal rakyat dikasih pembagunan nyata, paling sakit, tuh pas dapet lemburan, capek2 puoll, giliran pas menikmati hasil pajaknya bukan main, ikut nglonjak 🙁

    @pak moncer ouw gitu ya…. hmmm berarti masuk kantong pajak gede juga… 🙁

  41. @aziz

    Selain faktor pajak (PPN 10% dan Bea Balik Nama) Kan ada profit margin juga dong, dari pabrikan ke main diler trus ke diler masing2 ada selisih harga, kan mereka juga perlu ngambil untung juga kan??

  42. Klo menurut aku sih malah bagus nurunin harga,kan konsumen diuntungkan..yg udah beli pibo harga lama saia rasa ga nyesel koq.kan sewaktu beli sdh di pikir masak2,memang kan pantas harga segitu,.

  43. Dan lagi,ga usah pikir resale value!!semua merk di tmptku jmbi sm jatohnya,tmn aku jual vixy baru 4 bln ditawar 12 jt cuy!!walau akhirnya laku 15 jt.supra cw 2009 cm 8-9 jt.harga baru 15,6 jt.pibo 2008 disini bisa 12_13 jt tergantung ada yg mo jual ga?krn disini yg pake pulsar cm buat hobby,bukan krn buat dijual lagi.coz rata2 tiap rmh disini dah pny bebek buat ke kebun

  44. jare tumbas motor buat dipake..bukan buat investasi…piye tho..?? kalo beli barang buat dipake mau turun 10juta juga kagak ngaruh….
    penurunan harga tentunya boleh2 aja wong posisi rupiah menguat..faktor2 pendukung liyane juga banyak kok yang bikin harga di anjlokin!! kalo dulu CBU trus sekarang CKD tentu wajar harga anjlok…berarti pabrikan gak ada niatan tipu2 konsumen…malah terasa aneh kalo konten lokal 90% harga dari tahun ketahun kok naik terus??!! yang jadi heboh kan penurunan harganya edan…2juta++ ditambah cash back lagi…liyane trus do buruk sangka….kalo saya pribadi ada baiknya penurunannya dikit aja tapi bonusnya dibanyakin..jadi kesannya gak motong harga kompetitor…marai

  45. Dp=0 , dokumen dijemput, tapi tetep ajah ngejelimet, kalo yang belum nikah harus kartu keluarga segala macam,etc,etc, kalo belinya diem2 ngak ketauan ortu tetep ngak bisa….krn dokumen2 semua di pegang, padahal sdh tuwir masih teuteup ijin ke ortu, yang namanya ortu pasti pikirannya konservatif, mana mungkin di kase beli motor gede yang harganya sama kayak mobil, please dech peraturannya untuk yang satu ini di ubah dech. Paling tidak liat dari umur ajah dah ketauan kan..

  46. @onthel
    kalo diturunin harganya 2 juta aja
    pabrikan masih untung, trus sebenarnya
    harga real satu motor diluar pajak dan
    keuntungan itu berapa ya ??
    ————————————————–

    wah jangan pikir klo produsen suatu itu cuma ngambil untung 2jtan ato 5-10 persen penjualan…
    Produsen itu bs ngambil untung dari 30 sampe 50% penjualan… Gw rasa HPP dr motor kyk pulsar sendiri cuma di kisaran 8-11jt per unitnya..ato malah kurang dr situ…
    jd dengan harga sekarang bs diitung sendiri dah tu keuntungannya… 😀

    Tp yg begini ya wajar lah dalam berbisnis…klo jual motor cuma untung 2jt kapan kayanya tuh perusahaan… ROI.nya gimana? pengembangannya perusahaannya pun lama..alias lesu..
    :mrgreen:

  47. MINDSET HARUS DIUBAH.

    Kalau menurut saya harga jual kembali/second sangat wajar murah, karena sudah mengalami penurunan nilai/value barang. Hal ini yang masih belum bisa diterima kebanyakan masyarakat di Indonesia. Sebagai contoh teman saya di us membeli vw new beetle usd28000 kemudian sesudah 5 tahun dijual usd9000. Dan dianggap sudah untung karena masih bisa terjual dan tidak menjadi barang rongsokan.

    Begitu pula banyak teman-teman pengguna pulsar tidak keberatan dengan harga second yang anjlok, karena disaat membeli motor ini memang untuk dipakai, kalaupun dijual ya sekedarnya saja dan tidak berharap lebih. Berbagai pertimbangan juga sempat dijelaskan kepada teman calon pembeli pulsar agar benar-benar memastikan apakah mereka memang tertarik dengan motor ini secara performa, desain dan harga. Dan jangan sekalipun berpikir harga jual kembali yang tinggi.

    Akhir kata, saya pikir bajaj sebagai produsen asal india memiliki keidealisan tersendiri yang mungkin berbeda jauh dengan produsen motor asal jepang di indonesia, dan inipun yang cukup sulit dimengerti 🙂

  48. 66. masdiisya – Oktober 11, 2010

    hmmm bingung juga ya…diturunin pasti nambah konsumen…tapi konsumen yang lama pasti kecewa…kok kenapa gak nambah nilai motornya ya dengan penambahan fitur baru, tapi harga tetap…masa gak lihat yg di atas 30 juta, juga laku di sinih mah ???

    =======

    Mas bro ngga mratiin perkembangan Pulsar ya?
    P180 dari UG 3 ke UG 4 ada penambahan fitur yg lumayan banyak yaitu bodi, kaki2 (shockbreker + ban) kekar sama kayak P200 plus stang jepit malah ada penambahan performa mesin tapi harga ngga berubah alias tetap. Hebat kan?

    Jadi kalo ngerunut sejarah, Bajaj dengan produk Pulsar-nya di Indonesia udah 2 kali (mungkin) bikin kecewa pembeli sebelumnya yg waktu pembeliannya berdekatan tapi… tentunya udah 2 kali juga Bajaj memberikan value lebih untuk calon pembeli yg baru.

    Kalo menurutku bagus2 aja apalagi dari semenjak kemunculannya (Pulsar) sedikit banyak mempengaruhi para kompetitor untuk mengeluarkan produk baru dan mudah2an nantinya kita sebagai konsumen mengharapkan juga produk2 Jepang bisa mengoreksi harganya. Sebagai contoh NMP adalah bukti nyata, brojol baru semuanya gres tapi harga lebih murah dari tipe sebelumnya.

  49. seharusnya para riders motor jepun di indonesia itu gk usah mengumpat2 produk baru, yg berkualitas, namun harga terjangkau, apa gk mikir kenapa NMP bisa turun harga (dr Megi sebelumnya) juga krn adanya BAJAJ yg brani release produk di indonesia dgn harga murah kualitas tdk mengecewakan (kalo urusan indikator aki dll, it’s minor problem, bisa diatasi)
    sebenernya masalahnya bukan di produknya, tapi 3S-nya, bbrp temen ane jg ngalamin dan dpt dealer yg kooperative, bisa langsung ganti,
    jd keberadaan BAJAJ patut disyukuri sehingga ATPM motor jepun mau mengoreksi harga produk mereka yg overprice (nurut ane), gimana kagak, onderdil udah byk dibuat disini, buruh sudah cukup murah, kenapa kok bisa kalah harga sama yg jelas2 CBU macam BAJAJ ???

Leave a Reply to Dani Ramadian Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here