foto : kompas bola

Melihat pertandingan ‘away’ semifinal piala AFF Suzuki Cup antara tim nas Philipina dan tim nas Indonesia yang disiarkan langsung dari gelora bung karno dan berakhir 0-1 untuk kemenangan tim garuda membuat saya yakin untuk berujar bahwa tim garuda ini memang luar biasa.

Memang benar ada  pemain hasil naturalisasi di sana seperti cristian GonzAles, akan tetapi berbeda dengan timnas philipina, tim garuda Yang kali ini juga di perkuat pemain WNI jebolan Eropa, Irfan Bachdim tidak terlihat terlalu menjadikan pemain naturalisasi tersebut sebagai pemain kunci. Pelatih Alfred Riedl benar benar mengoptimalisasi semua pemain pasukan garuda termasuk para pemain lokal Hal ini berbeda dengan timnas Philipina yang bro dapat saksikan begitu membebankan permainan pada pemain pemain naturalisasinya, terlebih kepada Younghusband bersaudara yang bertindak sebagai playmaker dan targetman.

Tapi bro coba compare kualitas pemain lokal philipina. Kualitasnya sangat jauh berbeda dengan kualitas para pemain naturalisasinya. Disinilah mising link yang melemahkan tim philipina Kualitas M Nasuha, maman, markus, Zulkifli Syukur, firman utina, ridwan,bp dan yang lainnya tidak terlalu jauh berbeda dengan para pemain naturalisasi, bro bisa lihat tusukan tusukan berkualitas winger ridwan dan sang supersub Arif Suyono yang sampai menbuat Jason De Jong lepas kontrol emosi dan membuat james younghusband harus rela turun sampai ke bawah untuk membantu pertahanan. After All melihat pertandingan ini terlihat memang timnas Philipina sangat bertumpu oleh keahlian individu para pemain naturalisasinya dan saya berharap pada Leg kedua nanti TimNas Garuda harus lebih konsentrasi dan hati-hati lagi pada Duo Younghusband ini dan memperpanjang momentum kebangkitan Sepakbola Indonesia . . . semoga berguna –

(di buat Via fitur Post by Email )

Taufik of BuitenZorg

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss…!

foto-foto lain : http://www.affsuzukicup.com/

Update : Pendapat sahabat saya DPouwer tentang Timnas Garuda :

Ikut nimbrung ah, kebetulan saya udah ngikutin setiap pertandingan timnas sejak tahun 1999. IMHO hasil yang dicapai timnas sekarang bukan proses instant 100%. Sebetulnya sepakbola Indonesia sekarang adalah hasil dari proses selama beberapa tahun sejak tahun 2004, menurut saya ‘peletak batu pertama’ fondasi sistem permainan modern timnas adalah Peter White yang kala itu menjadi pelatih pertama timnas yang menerapkan formasi modern 4-4-2 dengan 4 bek sejajar; sebelumnya timnas selalu main dengan formasi peninggalan Hindia Belanda 3-5-2 dengan 2 center back dan 1 libero. Formasi 4-4-2 White dikritik habis oleh para pelatih lokal kala itu terutama oleh Benny Dollo dan Sutan Harhara yang sering banget mengkritisi pola 4 bek sejajar karena pemain Indonesia tidak fasih menggunakan formasi ini. Hasilnya timnas sering jadi bulan-bulanan tim lawan karena sering gagal melakukan perangkap off side dengan 4 bek sejajar dan minimnya pemain Indonesia yang mampu memerankan posisi gelandang sayap dan 2 center back tanpa back up libero.

Namun Peter White bersikukuh Indonesia harus belajar sepakbola modern sekalipun formasi 4-4-2 kala itu gagal total. Semenjak itu munculah pelatih-pelatih muda yang mulai menerapkan formasi 4-4-2 di liga Indonesia dan seingat saya mereka yang pertama menerapkan formasi itu antara lain adalah Arcan Iurie dan Rahmad Darmawan. Saat era Peter White pula mulai muncul mereka yang saya sebut sebagai generasi 85+ yaitu pemain-pemain muda yang kala itu menunjukkan talenta di ajang sepakbola junior seperti Boaz Solossa, Hamka Hamzah, Rigan Agachi (pindah jadi warga negara Belanda)dan Irfan Bachdim sendiri waktu itu sering dibahas di media karena berlatih dengan tim junior Ajax. Dalam dunia non sepakbola pun generasi 85+ ini dianggap generasi Indonesia yang mendapat nutrisi yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya :mrgreen:

Nah setelah Peter White digantikan oleh Ivan Kolev yang belakangan juga menggunakan formasi 4 bek (4-3-1-2) pada piala asia 2007. Indonesia mulai memiliki kiper dengan postur tubuh di atas 180 cm setelah era Kurnia Sandy yaitu Markus Haris Maulana bahkan sekarang kiper ketiga timnas tingginya 190 cm dan masih umur 20 tahun (Kiper Arema). Bandingkan dengan kiper generasi kelahiran 70+ Hendro Kartiko yang tingginya ‘hanya’ 171 cm sangat pendek untuk ukuran kiper yang menjadi langganan gol-gol yang diawali oleh bola lambung timnas negara lain yang berpostur tinggi. Pada era Ivan Kolev Timnas belum sepenuhnya mampu bermain dengan formasi 4 bek sejajar, Ismed Sofyan, Mamam Abdurrahman, Charis Yulianto dan Isnan Ali sejak kecil berlatih dengan formasi 3-5-2. Pun emosi para pemain msih labil. Setelah Ivan Kolev digantikan oleh pelatih lokal yg masih saja mengkritik formasi 4 bek sejajajar dan paling suka nyari alesan setiap kali kalah Benny Dollo timnas bener-bener hancur, Benny Dollo adalah seperti pelatih lokal kebanyakan yang menyukai gaya main keras menjurus kasar untuk meredam keunggulan teknik lawan, generasi 85+ tidak pernah mendpatkan kesempatan main di timnas selain Boaz. Dan Bendol pulalah yang menolak Irfan Bachdim di Persija :mrgreen: Bendol juga menjilat ludahnya sendiri karena ternyata juga menggunakan 4 bek sejajar selama melatih timnas untuk kedua kalinya.

Nah pelatih Alfred Riedl termasuk beruntung karena pemain muda 85+ sekarang adalah hasil binaan pelatih-pelatih berideologi sepakbola modern macam Rahmad Darmawan dan Robert Rene Albert. Okto M, M. Nasuha, Arief Suryono, Zulkifli Syukur, Hamka Hamzah, Ahmad Bustomi, Benny Wahyudi, Tony Sucipto dan M. Roby adalah beberapa nama hasil binaan kedua pelatih tersebut yang fasih bermain dengan formasi 4-4-2. Maman Abdurrahman dan Firman Utina sekarang juga sudah fasih menggunakan formasi ini dan sekrang di Liga pun 90% klub sudah memakai 4 bek sejajar dengan berbagai variasi tipe pemain yang berbeda di tiap klub. Tapi Riedl bukannya tidak berjasa, Riedl berhasil menghilangkan ciri khas permainan yg lekat dengan timnas selama ini yaitu main kasar;mudah-mudahan permainan ‘halus’ ini juga menyebar di klub-klub lokal

Kelemahan Timnas sekarang adalah hanya ada 1 pemain yang bisa memerankan peran play maker (firman utina)plus inkonsistensi karena imbas fisik pemain timnas yang tidak sebaik ras kulit putih dan ras kulit kuning padahal mereka bermain mengandalkan kecepatan.

Pemain naturalisasi menjadi pengisi missing link timnas dalam hal kepercayaan diri. Saya optimis timas Indonesia akan semakin kuat ke depannya terlebih masih ada 2 pemain keturunan Indonesia-Belanda dan Indonesia-Jerman plus tandem sejati Gonzales yaitu ronald fagundez dan bek afrika yang sudah merasa menjadi orang papua Viktor Igbonefo yang desas desusnya juga rela melepas kewarganegaraan demi Garuda di dada. Asa saya semakin besar karena generasi muda 90+ adalah generasi yang mendapatkan asupan nutrisi dan metode pelatihan yang lebih baik sehingga bermain lebih cerdas dibanding para seniornya mereka adalah tim SAD yang berlatih di Uruguay

Btw, SAD sekarang sedang melakukan seleksi untuk angkatan kedua, barangkali ada keponakan atau rekan masbro disini semua yang masih berumur 14 tahun yang pengen menimba ilmu bola di Uruguay?

*@Mas Taufik: maap nulisnya napsu

komprehensip bangetkan . .. pantas banget kalo diangkat di artikel utama he hehe

85 COMMENTS

  1. @All maap OOT dari tema blog
    intermezo sekali sekali ngomongin bal balan . . .kebetulan demen motor sama bola plus gadget xixixixi :mrgreen:

    @8. kilaubiru
    he he he padahal saya nggak nulis tuh, otomatis ketulis sama jaringannya :mrgreen:

  2. Analisa yang mantap mas Taufik…

    Memang sepertinya tanpa kesembilan pemain naturalisasinya, Filipina hanya akan jadi lumbung gol bagi Indonesia…

    Namun sepatutnya jangan lah Filipina dicontoh, saya kira 2-3 pemain naturalisasi sudah cukup bagi Indonesia…

  3. laga ke2 bikin tambah deg2an lagiii…….untung td gonzales nga kepancing perang mulut dgn pemain filipina. Filipina memang terlihat menonjolkan permainan individu,sdg Indonesia bermain sbg tim, sayang aja filipina masih susah dibongkarrr…..

  4. laga ke2 bikin tambah deg2an lagiii…….untung td gonzales nga kepancing perang mulut dgn pemain filipina. Filipina memang terlihat menonjolkan permainan individu,sdg Indonesia bermain sbg tim, sayang aja filipina masih susah dibongkarrr……

  5. kasian si dou young husband bekerja keras berdua aja jadi babak kedua udah cape nah serangan2 si filipina kandas gara2 pemain lokalnya yang cuman 2

  6. Di pertandingan Home nanti, diharapkan Tim-Nas sudah memahami karakter permainan Tim Filipina, sehingga kelamahan2 yg dimiliki tim lawan dapat dioptimalisasi dengan serangan khas Tim-Nas.

    ca..yo…Indonesiaku, tunjukkan yang terbaik jangan terbebani oleh sebuah title juara, yg penting menang!!! :mrgreen:

  7. tadi aku nonton langsung bro taufik gila euforia nya !!
    sayang pengamanan pak sby sangat menganggu hmm mana si nurdin halid menjilat pak sby –“

  8. andaikata : ada gahthering Futsal buat temen2 KOboI/Indomotoblog/KoboYs.. dijamin seru. Aku tak milih mbolo Dani Ramadian, bos Dani Ramadian tak mintai tlg jadi KIPER. asli menangan..ahihihi… *dirasani kroso ra yo.

  9. untung ada zulkipli yg gara2 kesalahan markus niatnya maju ambil bola eh malah lepas tuh bola dari tangannya, syukur ada zulkipli dengan sundulannya tuh bola batal mampir ke gawangnya garuda.

  10. mas, irfan bachdim bukan pemain naturalisasi, karena dia asli indonesia, tidak berpindah kewarganegaraan, dan memegang paspor Indonesia. statusnya di persema malang juga pemain lokal bukan pemain asing. mohon jgn keliru lagi.

  11. kiper filipina juga bagus kok, cukup sigap, walopun pernah melakukan kesalahan jg..
    kiper filipina melakukan kesalahan ke bobolan, markus melakukan kesalahan di selamatkan zulkifli. tim indonesia memang solid, bisa menutupi kesalahan yang dilakukan pemain..

  12. timnas sepertinya grogi semalem karena pak SBY juga nonton. . .
    coba pak SBY gak nonton dan timnas bermain lepas. . .
    minimal 2-0 lah. . ..

    keep brotherhood,

    salam,

  13. arif suyono memang gocekannya mantab…coba dimainkan lebih awal sama BP..tusukan sayap kanan-kiri semakin sip…oktovianus cocoknya targetman..

  14. Garuda Didadaku,
    Garuda Kebanggaanku,
    Ku yakin Hari Ini pasti menang,

    Membanggakan Jadi Bangsa Indonesia
    Punya Tim Nas Yang Hebat,
    Bravo Indonesia.

    Thanks GONZALES

  15. Bembeng pemangkas main kurang sehat gak pnah jemput bola ato lari, kayak piala aja cuma majang di depan, Okto terlalu egois, Firman kebnyakan umpan lambung yg jelek banget, Ridwan kalo gak mampu skill jgn d paksain, umpan pendek menyusur tanah aja, Kiper penyakitnya hampir kumat.

  16. Bembeng pemangkas main kurang sehat gak pnah jemput bola ato lari, kayak piala aja cuma majang di depan, Okto terlalu egois, Firman kebnyakan umpan lambung yg jelek banget, Ridwan kalo gak mampu skill jgn d paksain, umpan pendek menyusur tanah aja, Kiper penyakitnya hampir kumat.
    Ati2 kalo sundul bola

  17. Yg. saya suka dari tim Garuda ini adalah GAYA-KARAKTER BERMAIN yang JAUH BERBEDA dengan tim sebelum2-nya
    Polesan pelatih yang kayaknya SANGAT KERAS… menuntut pemain harus STEADY fisik-nya. siap main pressure football, speed dituntut.
    LEBIH BAGUS LAGI… kalo karakteristik permainan seperti ini jadi standar di LIGA kita…plus managemnt yang tertata di masing2 klub.
    dijamin 6 besar ASIA bisa ditangan koq

  18. begitu juga di MOTOR….
    Mulai gelar balapan motor batangan :
    OMR N250 atau OMR NINJA150 or OMR CBR150 or OMR VIXION..SCORPIO… CBR250 …..POKOKE motor batangan
    sehingga si biker “biasa” ngebanting” motor batangan disirkuit… (jago di bebek.. bukan berarti bawa 600CC sama)

  19. yahhh…untung masih ada si Kipli 😀 kalo gak wahhh bakalan imbang tuh. Emang Markus kiper yg sering bikin blunder…
    O iya si Irfan gak termasuk pemain naturalisasi tapi pemain yg pulang kampung 😀 . Memang membanggakan melihat perkembangan positif dari Tim Nasional kita….gak seperti Philipina dg 9 pemain naturalisasinya….jadi kayak tim aspal tuhhh
    Semoga Indonesia bisa jadi juara !!!

  20. 47. handry – Desember 17, 2010

    @overlap Thailand??? weleh3.. bro nnonton piala AFF ga?? thailand dah tersingkir bro..:) Peace..
    ====================================================
    Ya udah jagoin singapur aja 😀

  21. Ikut nimbrung ah, kebetulan saya udah ngikutin setiap pertandingan timnas sejak tahun 1999. IMHO hasil yang dicapai timnas sekarang bukan proses instant 100%. Sebetulnya sepakbola Indonesia sekarang adalah hasil dari proses selama beberapa tahun sejak tahun 2004, menurut saya ‘peletak batu pertama’ fondasi sistem permainan modern timnas adalah Peter White yang kala itu menjadi pelatih pertama timnas yang menerapkan formasi modern 4-4-2 dengan 4 bek sejajar; sebelumnya timnas selalu main dengan formasi peninggalan Hindia Belanda 3-5-2 dengan 2 center back dan 1 libero. Formasi 4-4-2 White dikritik habis oleh para pelatih lokal kala itu terutama oleh Benny Dollo dan Sutan Harhara yang sering banget mengkritisi pola 4 bek sejajar karena pemain Indonesia tidak fasih menggunakan formasi ini. Hasilnya timnas sering jadi bulan-bulanan tim lawan karena sering gagal melakukan perangkap off side dengan 4 bek sejajar dan minimnya pemain Indonesia yang mampu memerankan posisi gelandang sayap dan 2 center back tanpa back up libero.

    Namun Peter White bersikukuh Indonesia harus belajar sepakbola modern sekalipun formasi 4-4-2 kala itu gagal total. Semenjak itu munculah pelatih-pelatih muda yang mulai menerapkan formasi 4-4-2 di liga Indonesia dan seingat saya mereka yang pertama menerapkan formasi itu antara lain adalah Arcan Iurie dan Rahmad Darmawan. Saat era Peter White pula mulai muncul mereka yang saya sebut sebagai generasi 85+ yaitu pemain-pemain muda yang kala itu menunjukkan talenta di ajang sepakbola junior seperti Boaz Solossa, Hamka Hamzah, Rigan Agachi (pindah jadi warga negara Belanda)dan Irfan Bachdim sendiri waktu itu sering dibahas di media karena berlatih dengan tim junior Ajax. Dalam dunia non sepakbola pun generasi 85+ ini dianggap generasi Indonesia yang mendapat nutrisi yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya :mrgreen:

    Nah setelah Peter White digantikan oleh Ivan Kolev yang belakangan juga menggunakan formasi 4 bek (4-3-1-2) pada piala asia 2007. Indonesia mulai memiliki kiper dengan postur tubuh di atas 180 cm setelah era Kurnia Sandy yaitu Markus Haris Maulana bahkan sekarang kiper ketiga timnas tingginya 190 cm dan masih umur 20 tahun (Kiper Arema). Bandingkan dengan kiper generasi kelahiran 70+ Hendro Kartiko yang tingginya ‘hanya’ 171 cm sangat pendek untuk ukuran kiper yang menjadi langganan gol-gol yang diawali oleh bola lambung timnas negara lain yang berpostur tinggi. Pada era Ivan Kolev Timnas belum sepenuhnya mampu bermain dengan formasi 4 bek sejajar, Ismed Sofyan, Mamam Abdurrahman, Charis Yulianto dan Isnan Ali sejak kecil berlatih dengan formasi 3-5-2. Pun emosi para pemain msih labil. Setelah Ivan Kolev digantikan oleh pelatih lokal yg masih saja mengkritik formasi 4 bek sejajajar dan paling suka nyari alesan setiap kali kalah Benny Dollo timnas bener-bener hancur, Benny Dollo adalah seperti pelatih lokal kebanyakan yang menyukai gaya main keras menjurus kasar untuk meredam keunggulan teknik lawan, generasi 85+ tidak pernah mendpatkan kesempatan main di timnas selain Boaz. Dan Bendol pulalah yang menolak Irfan Bachdim di Persija :mrgreen: Bendol juga menjilat ludahnya sendiri karena ternyata juga menggunakan 4 bek sejajar selama melatih timnas untuk kedua kalinya.

    Nah pelatih Alfred Riedl termasuk beruntung karena pemain muda 85+ sekarang adalah hasil binaan pelatih-pelatih berideologi sepakbola modern macam Rahmad Darmawan dan Robert Rene Albert. Okto M, M. Nasuha, Arief Suryono, Zulkifli Syukur, Hamka Hamzah, Ahmad Bustomi, Benny Wahyudi, Tony Sucipto dan M. Roby adalah beberapa nama hasil binaan kedua pelatih tersebut yang fasih bermain dengan formasi 4-4-2. Maman Abdurrahman dan Firman Utina sekarang juga sudah fasih menggunakan formasi ini dan sekrang di Liga pun 90% klub sudah memakai 4 bek sejajar dengan berbagai variasi tipe pemain yang berbeda di tiap klub. Tapi Riedl bukannya tidak berjasa, Riedl berhasil menghilangkan ciri khas permainan yg lekat dengan timnas selama ini yaitu main kasar;mudah-mudahan permainan ‘halus’ ini juga menyebar di klub-klub lokal

    Kelemahan Timnas sekarang adalah hanya ada 1 pemain yang bisa memerankan peran play maker (firman utina)plus inkonsistensi karena imbas fisik pemain timnas yang tidak sebaik ras kulit putih dan ras kulit kuning padahal mereka bermain mengandalkan kecepatan.

    Pemain naturalisasi menjadi pengisi missing link timnas dalam hal kepercayaan diri. Saya optimis timas Indonesia akan semakin kuat ke depannya terlebih masih ada 2 pemain keturunan Indonesia-Belanda dan Indonesia-Jerman plus tandem sejati Gonzales yaitu ronald fagundez dan bek afrika yang sudah merasa menjadi orang papua Viktor Igbonefo yang desas desusnya juga rela melepas kewarganegaraan demi Garuda di dada. Asa saya semakin besar karena generasi muda 90+ adalah generasi yang mendapatkan asupan nutrisi dan metode pelatihan yang lebih baik sehingga bermain lebih cerdas dibanding para seniornya mereka adalah tim SAD yang berlatih di Uruguay

    Btw, SAD sekarang sedang melakukan seleksi untuk angkatan kedua, barangkali ada keponakan atau rekan masbro disini semua yang masih berumur 14 tahun yang pengen menimba ilmu bola di Uruguay?

    *@Mas Taufik: maap nulisnya napsu

  22. deg.. Degan.. Nontonnya. Syukur tim garuda masih bisa memetik kemenangan. Semoga konsentrasi para pemain tidak terpengaruh euforia kemenangan semalam.
    Masih banyak pertandingan lain yg harus dihadapi tuk menjadi yg terbaik di asean.
    Maju terus tim garuda, rakyat indonesia selalu mendukungmu. Mr. Riedl emang Josss….

  23. ngak demen liat bambang main, males bgt tuch orang ngejar bola..

    masih mending gonzales, walau dah tua, masih mau turun naik ke belakang, bantu pertahanan..

    besok2 bambang 5 menit mau habis aja masukin tuch

  24. “Tapi bro coba compare kualitas pemain lokal philipina. Kualitasnya sangat jauh berbeda dengan kualitas para pemain naturalisasinya…”
    apakah mirip2 motor di sini, kualitas CBU ama CKD beda jauh?

  25. wah kirain kemaren siapa yg cium tangan SBY setelah pertandingan selesai….ternyata eh ternyata Nurdin sungkem sama SBY 😆

  26. hy namaku kiran kakak grup pemain indonesia kan aku juga orng indonesia aku sudah sd kelas 5
    <3 nama pacar kakakku juga irfan tapi irfan dong2 sudah itu autis pula.

Leave a Reply to arsixty Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here