Friday, 8 November 2024

Beda Filosofi ban Michelin dengan Bridgestone dalam Hal Pengembangan di MotoGP

460x110-sep

460x110 IWB

Y P 440

michelin2

Bro sekalian, Michelin sebenarnya mulai dijajal oleh Rider MotoGP pada awal Musim 2015, dan dari winter test Februari 2015 sampai terakhir Jerez test aakhir Nopember 2015 walaupun tentu ada yang dilakukan oleh Michelin dalam development namun boleh dibilang secara umum feel yang dirasakan oleh Pebalap MotoGP adalah berbeda dengan Ban Bridgestone . . . Nah Bukan karena michelin nggak berbenah, Namun disinyalir karena semenjak era GP500 2 tak dahulu Michelin punya filosofi yang berbeda akan ban balap sepeda motor dibandingkan dengan Bridgestone . . . seperti apa bedannya ? . . . mari kita diskusikan bersama  . . .

Web banner beatskoolfest

MBtech-Riders-nop30

440x110 5

TMCblog ngobrol panjang di whatsapp dengan sobat Jurnalis Spanyol Mr. Manuel Pecino yang mulai menjadi Jurnalis MotoGP semenjak valentino Rossi berada di kelas 125 cc sampai sekarang, TMCBlog yang jaman segitu masih sekolah jelas harus banyak bertanya pada senior seperti Mr Manuel Pecino  . ..  ia boleh dibilang cukup bisa meraba seperti apa filosofis Michelin dan bedanya dengan Bridgestone  . . . Menurut Mr Pecino Michelin Punya konsep dan filosofi “the rear tire sets the times” atau ” ban belakang punya peran utama dalam menentukan Kecepatan Motor ” . .. sementara peran ban depan dibatasi untuk menahan kestabilan motor saat pengereman.

doohan

Pendekatan Michelin ini sebenarnya adalah pendekatan lama akibat mereka menangani Motor GP500 2 tak yang terkenal Liar Powernya. Dengan Motor 500 cc 2 tak, pebalap nggak bisa berlama lama melakukan leaning nikung rebah cornering di tikungan . Mereka harus cepat masuk tikungan, cepat menekuk tikungan dan cepat pula keluar dari tikungan . . . jadi nggak masuk dalam juklak tuh nikung kenceng menikmati tikungan berlama lama sambil da dah da dah hahaha Just kidding. Jadi pada dasarnya perbedaan filosofi antara ban Michelin dan Ban Bridgestone adalah bagaimana perlakuan Pebalap mengatasi tikungan . ..

Diulang lagi  . . . Dengan Michelin pebalap butuh cepat menyelesaikan tikungan bila dibandingkan dengan menggunakan ban bridgestone. Oleh karena itu Michelin selalu membuat ban belakang dengan kompon Istimewa yang jauh lebih nge-grip dibanding Ban bridgestone . ..  dan ini jelas istimewa dan disukai oleh mayoritas pebalap MotoGP 2016.  Dengan Ban belakang bridgestone, bakalan sering terlihat rear wheel steering, ngesot dikit atau banyak  .. .  tapi di michelin hal tersebut dikurangi . . . Michelin gak pengen berlama lama show up di tikungan/ Cornering . . . pokoke kalo bisa secepat mungkin menyelesaikan tikungan. Ban belakang ia dapet Apresiasi Positif . .  namun ban depan ?

Ban depan Michelin memang tidak se istimewa Ban Bridgestone, gripnya rada kurang di bagian side-wall . . . Namun Bukan karena Michelin mengesampingkan Ban depan . . . karena memang begitu filosofi Michelin, ban depan kasarnya cuma dibuat untuk menahan kestabilan Motor saat pengereman . . . Namun saat di geber full throtel dengan liar di tikungan . ..  jelas michelin akan suffer . . . menderita karena nggak dibuat dengan side wall yang siap untuk itu . . .

Kebanyakan Kejadian Crash dengan Michelin adalah karena Ban depan . . . dan catat .. .  Bukan karena ban depan Failure saat bejibaku di pengereman . ..  Lebih dikarenakan terjadi setelah setengah bagian tikungan terakhir . . . kadang kadang, rider yang bertahun tahun menggunakan Bridgestone suka lupa, bahwa Ban depan Michelin berkompon beda dengan Bridgestone . ..  jadi nggak bisa sabar dalam memainkan gas di setengah tikungan terakhir . . . saat nikung enak di speed corner lalu gas dikit, tanpa aba aba maka sekonyong konyong  ban depan bisa lost grip . . . gak percaya , tanya saja sama Marc Marquez deh 😀  .. . atau lihat Video Crash Marquez di atas saat test Michelin di Valencia

2016 Gimana . . ? paling tidak ada sekitar 4 orang yang pernah menggunakan Michelin . ..  sebut saja Valentino Rossi yang tahun depan akan berumur 37 tahun dan akan menjalani grandPrixnya yang ke 21 . .. kalau nggak salah Vale pindah ke Bridgestone setelah itu setahun ia beda ban denga Jorge Lorenzo  . . tahun berapa tuh ya . .. ( lupa maap ) nah setelah segitu lama nggak pakai Michelin .. .  Seorang valentino Rossi masih cukup kaget sama Michelin, seakan ia lupa Filosofi ban ini . . . Namun Gimana 2016 nanti . . . Valentino adalah Valentino .. .  Better not Bet with him

Orang kedua di starting Grid MotoGP 2016 nanti yang pernah mengenai Michelin adalah Dani Pedrosa . ..  Yaa, dan Menurut Mr Pecino Pedrosa ini adalah sosok yang boleh dibilang kemungkinan punya kecocokan dengan Michelin, karena Handling Pedrosa yang smooth di tikungan. Orang ketiga yang pernah kenal dengan Michelin adalah sosok yang di 2016 nanti bukan pengisi starting  grid Utama . ..  ialah Casey Stoner . . . Stoner hanya mengenal Michelin selama 1 Tahun yakni tahun 2006 . . . kala itu stoner naik Honda RCV dengan Team LCR Honda . . .

stoner-LCR

Gaya Balap stoner boleh dibilang Cukup agresif . . . ia akan masuk tikungan dengan pengereman sejadi jadinya, dan sesegara mungki berusaha keluar dari tikungan sampai selesai dengan throtel gas terbuka lebar . . nah dengan gaya ini, jelas Kompon side wall ban depan Michelin nggak sesuai  . . . oleh karena itu, Stoner boleh dibilang nggak bersahabat dengan Michelin. Ditahun dimana Hayden mereguk gelar Juara dunia karena kekonsistenannya tersebut, Casey Stoner dapat julukan Crashey Stoner karena sering banget dlosor.

Nah pas stoner 2007 pindah ke ducati yang saat itu pakai Bridgestone .. .  Stoner seakan akan menemukan Missing link nya selama ini ..  . bro bisa lihat bagaimana gaya stoner di tikungan Stoner Corner Philip ISland, Ia begitu istimewa, apapun motornya Mau Ducati desmosedici ataupun Honda RCV asal bannya Bridgestone   ..  ngesot luar biasa Stoner di tikungan tersebut, mengingatkan kita pada Gaya Garry McCoy . ..  nah balik lagi . ..  Gaya alam stoner ngebesut motor boleh dibilang nggak pas  dengan Folosifi Michelin . . . Stoner butuh ban depan yang bisa ia percaya saat ngebetot di setengah tikungan terakhir . . . dan Bridgestone memberikan itu. . . . Pertanyaannya, Ngapain Ducati Nyewa Stoner Buat test Rider Kalo Githu?  . . . nanti kita bahas Khusus tentang stoner ( lagi )

Jorge Lorenzo ? Ia pernah membuat Yamaha memanage dua rider dengan ban berbeda di 2008 dimana ada sekat diantara Garage JO99 dan VR46 kala itu yang sudah pakai Bridgestone . . . Saat 2008 Jorge Lorenzo punya karakter riding yang bisa kencang asal diberikan Motor yang pas, ada satu saja yang nggak pas   .. .  maka sulit baginya untuk bisa maksimum. Dari 2008 sampai 2015 Lorenzo berubah . ..  karakter ridingnya boleh dibilang text book namun mendekati sempurna . . . Butter and Hammer kalo beberapa orang bilang . . . apakah akan bisa sesuai dengan Michelin . . . bisa jadi sih . . . ban depan Michelin butuh pebalap smooth laksana mentega (butter)

michelin logo

Nah jadi gimana dong . . . Kalo Michelin tmcblog yakin nggak bakalan mengubah secara drastis Filosofi ini semudah seperti membalik telapak tangan . . . yang jadi pebalap dan motorlah yang harus menyesuaikan gaya balapnya dengan filosofi ban Michelin dimana ban belakang yang menentukan kecepatan. Caranya bisa macam macam,  . . . antara lain yang terbayang oleh tmcblog yang masih seumur jagung ngeliput MotoGP ini :

  • Bisa pakai Winglet karena hukum bernoulli menyatakan akan ada DownForce mengarah kebawah yang akan membantu Grip ban depan . ..  kapan kapan kita akan bahas khusus tentang winglet dan down force ini dengan detail di off season MotoGP article TMCBlog
  • Gaya riding yang rada condong kedepan guna memberikan gaya tekan lebih ke Front fork . .. secara tidak sengaja vale Telah mengubah gaya ridingnya seperti ini di 2014-2015
  • Mengubah geometri sasis dimana mungkin Trail harus lebih besar dan ini bisa membuat daerah kontak ban lebih banyak .. . nahhh, ambil las lasan deh

Pakai winglet jelas menarik alau besar down force yang dihasilkan jelas butuh studi lebih lanjut , mengubah gaya riding jelas menuntut pebalap seperti me-reset diri,  menambah trail di Geometri sasis punya konsekuensi akan meperlambat motor ditikungan  . ..  makin ke arah chopper hehehe .. .  ya githu deh . . . ” there is always a price that you have to pay ” . . . Menarik melihat Suzuki yang menurut Ridernya seperti Vinales dan Aleix cukup sesuai dengan Michelin . . . apakah secara Geometri, sasis dari Suzuki GSX-RR yang sepanjang 2015 dinilai bagus oleh banyak Jurnalis dan Kolumnis  juga sesuai dengan  karakter Ban 17 Inchi Michelin ?  . . . makin menarik menatap Musim 2016  . . .

kepanjangan yah artikelnya? . . . ya kalo lagi semangat emang kayak gini 😀  . . . silahkan dikunyah kunyah dan Semoga Berguna

Taufik of BuitenZorg

MVAI-Banner-1

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

92 COMMENTS

    • lorenzo kan juga pernah pakai michelin wak… tahun 2008…
      waktu itu rossi ganti ban bridgestone. karena th 2007 stoner jurdun pakai brodgestone… makanya th 2008 garasi yamaha disekat karna beda merk ban…

    • Klo menurut ane ya bro nambah diameter jd 17 belum tentu tambah kenceng , malah justru sudut beloknya jd tambah besar, justru diameter kecil jd lebih dalam sudut beloknya,

    • ingat artikelnya mbah satar ? ban race 17″ dan dijual secaara umum juga ? mungkin kearah situ… jadi dana bukan hanya buat rnd ban 16″ doang kaya bridgestone tapi juga bisa balik modal dikit..

      • kl dulu gitu wak, pd saat transisi dr michelin ke brigestone.
        Dg diameter lingkar luar yg sama menjadikan ban michelin spt huruf U, Sdg brigestone spt huruf V, so keuntungannya waktu fast conering brigestone lbh mumpuni krn lbh lebar tapak sampingnya dan keawetannya lbh bagus krn lbh tebal dibanding ban michelin 17″ waktu itu.
        But skr utk ukuran lebarnya sendiri blm ada keterangan resmi dr michelin,pasti wak haji lbh tau, soalnya lbh dkt ama dorna dibanding saya.

  1. Filosofi yg merugikan pembalap, harusnya michelin nyediain opsi lain buat ban depan, klo gtu tar pembalap jd banyak yg kurang pede pas ditikungan atau pas mau salip salipan ditikungan, sepertinya koq dari ciri khasnya lebih menguntungkan ducati ya, ecu juga lebih nguntungin ducati yg dah lama pake magneti mareli,

  2. mungkin akan seperti tahun 2007 kang. honda terseok-seok karena perubahan regulasi.. tapi perlu di ingat motor motogp sekarang berbeda dgn tahun 2000 an. power yg lebih besar bakalan memerlukan pengendalian yg sempurna. lah kalo ban depan minim grip terus dlosor. jelas bakalan banyak yg dirugikan

  3. wuiiih bacanya lumayan lama….

    berarti ban ini cocok buat JL dan DP yah…yang smooth dicornering alias fast cornering?…..mudah2an 2016 tahunnya DP26 deh…dewi fortuna menyertai mu!….yang lainnya next yewar aja!…

  4. Artikel bagus, kalo bisa bahas jg dong tentang filosofis pengembangan motor motogp utk setiap pabrikan, pasti lebih josss. Misalnya knp pabrikan A pilih konfigurasi V, inline, atau lainnya.

  5. atu lg wak, bnyknya pebalap yg ndlosor waktu test michelin krn belum menemukan set up yg optimal.
    perbedaan diameter velg dr 16,5 ke 17 jelas akan berpengaruh pd setup motor, krn velg 17 lbh lentur dibanding 16,5, sotomatis akan lbh bnyk ayunan dimotor shg akan mengurangi kestabilan motor, dan akan sangat terasa waktu nikung. Krn kurang stabil, maka bs berakibat crash kl untung paling banter laptimenya yg merosot.

  6. gw yakin Suzuki kenceng di 2016…soalnya secara mobil suzuki wagon r yg pake transmisi AGS, sparepartnya bermerk magneti marelli. mgkn ada smcm kesepakatan/hubungan khusus suzuki sama ecu yg baru, mgkn dikasih bocoran algoritma jg bs wkkkkk. konspirasi lg

  7. malah kurang panjang mas artikelnya,, hehe,,
    seru nih pembahasannya,,
    ga sabar nih nunggu motogp 2016,,
    btw bukan nya lorenzo jg pernah pake ban michellin? cmiiw

  8. kalo tulisannya pendek, berarti lagi ga semangat donk wak, hehe. lagi ngantri bayar pajak motor, baca artikel wak haji, jadi ga kerasa lama, dapet ilmu juga. lanjutkan wak nulis hal2 teknis tentang motogp lainnya!!!

  9. mantab wak ulasanya bukan hanya sekedar tau tapi tau lebih hehe, orang awam pasti bilang michelin jelek bridgestone bagus padahal tidak seperti itu

  10. tahun ini gw jagoin dp26 aja deh!….secara jarang banget yang jagoin dp26…dlu jagoin vr46 malah kecewa…jagoin jl ama mm….juga bukan jagoan gw….dp26 bukan jagoan gw jg sih…jiakakakak

  11. Jorge Lorenzo adalah salah satu rider yang pernah mencicipi Michelin.
    pada waktu gabung JL masih menggunakan Michelin sedangkan Rossi sudah menggunakan BridgeStone, karena perbedaan inilah yang menyebabkan Paddock mereka ada sekat untuk menjaga kerahasian ban.

  12. gapapa jelasin aja bro, saya siap baca mau dua kali lebh panjang juga gak apa apa, nanti malah saya bisa jadikan artikel , thks

  13. Kalo untuk Suzuki, saya kira karena basicnya GSX1000R sehingga bisa ambil data dari SBK/STK dan Road Race (Isle of Man, PPIHC, Le Mans 24H dan lain sebagainya), jadi cepat sesuai karena ban jalan raya ( SBK, STK, Isle of Man, PPIHC, Le Mans 24H dan lain sebagainya) sampai saat ini memang ring 17″ depan belakang. seharusnya Aprilia juga demikian. kalo Ducati, di artikel2 sebelumnya, tmcblog bilang klko Panigale dan GP series Ducati saling tukar data di alam racin masing2 maka dari itu, pendapat saya ring 17″ bisa di aplikasikan dengan sedikit masalah.

    ini berbeda dengan Honda yang trah racingnya berbeda. RC pengembanganya jauh lebih advance di bandingkan CBR, pengembanganya spesifik FOR RACING PURPOSE ONLY. kalo Yamaha sepertinya ya, sama saja, karena sasis YZR-M1 berasal dari YZR 500, bukan dari YZF R1 yang pada saat itu gak hi tek.

    Ini belom di tambah sifat ring 16.5″ dan ring 17″, yaitu ban yang di pasang pada kedua ring tersebut sama tingginya, namun yang 16.5″ akan meberikan luas tapak yang lebih pada saat menikung.

  14. Kemungkinan, tiap pabrikan akan memberikan input ke produsen shockbreaker depan utk menyiasati (engineering) kinerjanya, untuk mengantisipasi kehilangan grip ban depan. Kalo load more pressure dengan menggeser center of gravity ke posisi depan, bukannya malah membuat motor understeer?

  15. Tapi malah saat meraba-raba ini serunya kang
    Semua pembalap ada di satu titik yang sama
    —http://otomags.com/index.php/2015/11/30/complete-detail-mini-cooper-soft-top/

  16. artikel pak taufik dalem bgt…sampe detil karakter pembalap jg…wah jago sy jd ketahuan dong kalahnya dmn (cs27)…hehehe
    semoga milicin msh ada pengembangan ban depan deh…:-P

  17. Saya masih bingung memahami makna kata “filosofi”. Setahu saya filosofi itu berkenaan dgn hal paling mendasar yg kepadanyalah hal2 teknis menuju. Semisal Honda filosofinya lebih ke kenyamanan sehingga segala hal teknis akan mengarah ke kenyamanan. Desainnya akan cenderung mengutamakan fungsi sehingga terkesan kaku khas motor bapak2. Yamaha lebih ke energik dan dinamis maka secara desain terasa lebih menarik walau kenyamanan sedikit dikorbankan. Demikian jg dgn karakter mesinya. Pun Kawasaki filosofinya beda lagi.
    Nah apa yg jadi perbedaan Michelin vs Bridgestone menurut saya kok hanya sebatas perbedaan teknisnya saja belun sampai ke level filisofi sebuah produk.
    Tentu saja kemungkinan saya salah memahami sangat besar. Namanya jg masih bingung memahami wak hehehehe

  18. kalo pembalap mereset diri itu susah juga sih, la wong dari pertam balap sudah begitu gayanya..

    btw,soal michelin di motor kecil (bebek) ukuran 70/90-17 saja rasanya sudah beda kok dengan ban lokal ukuran sama, micehelin serasa lebih kecil

  19. Susah juga ya kalau gitu, saya pribadi juga kurang suka sama ban depan yang gripnya kurang. Berarti tantangan buat Michelin ialah bagaimana agar bisa membuat ban depan yang tidak hanya stabil, namun juga harus bagus grip dan kokoh sidewall-nya. Sedangkan bagi para rider MotoGP ya mungkin harus merubah gaya riding mereka. Atau kalau keduanya susah dilakukan, bisa menambah beban pada bagian front fork, btw hal itu legal apa tidak ya wak haji?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP