460x110-indent-now

TMCBlog.com – Bro seklaian, beberapa ini Via autosport, Cal Crutchlow melontarkan Usul yang cukup menarik untuk disimak. Pebalap LCR Honda yang Musim 2016 menorehkan rekor sebagai salah satu dari dua pebalap Satelit Pabrikan yang bisa menggondol Podium satu ini mengusulkan agar Pebalap yang masuk ke Q2 hanya ditentukan oleh hasil dari FP3 saja  . . . Nah seperti apa dasar pemikiran Cal Crutchlow ini ? ayo kita simak dan diskusikan bersama sob . .

MBtech - TMC sep16

tnt25_tmcblog

Jadi Gini Seperti kita ketahui regulasi MotoGP itu pebalap yang memiliki tiket langsung ke Kualifikasi Ke dua ( Q2 ) adalah 10 pebalap terbaik dalam artian 10 pebalap yang secara akumulatif menorehkan 10 laptime tercepat sepanjang FP1 sampai FP3. Sementara FP4 Biasannya digunakan oleh Pebalap MotoGP untuk lebih mempersiapkan setingan Motor yang siap untuk Race.  Sepertinya Setingan Motor yang durable buat race di MotoGP itu agak berbeda dengan Setingan Motor yang digunakan untuk Time Attack.

Nah dengan regulasi dimana akumulasi laptime tercepat di FP1, FP2 dan FP3 untuk 10 pebalap pertama yang masuk ke Q2 akan membuat pebalap akan mulai kencang dari FP1 dimulai. Pokoknya dari sesi pertama Jumat mereka langsung geber Gas dan berupaya membuat laptime cepat. Artinya apa ? Pemakaian Ban/ Management ban pun harus benar. FYI Sepanjang Seri , Pebalap Hanya dijatah 10 Ban depan dan 12 ban belakang dengan dua Compound pilihan.

Dan menurut Cal Crutchlow, konsep seperti ini kebanyakan akan membuat pebalap ‘menghambur hamburkan’ alokasi ban baru di FP 1 sampai FP3 . . yang akhirnnya alokasi ban saat race akan terbatas dan bahkan kadang pebalap turun race di Hari ahad dengan Ban Bekas Pakai Di FP. Lagi Pula Siapa bisa menghalangi kuasa Pencipta Alam semesta mengenai cuaca hari Sabtu ( FP3 ) ? kalo sabtu Hujan dan membuat Laptime FP3 jadi rendah dan jelas akan membuat Hasil FP1 dan FP2 sangat pentingkan ?

Nah menurut apa Yang tmcblog baca dari maksud Crutchlow Jika Format Kualifikasi hanya ditentukan di FP3 saja maka sesi hari Jumat boleh dibilang akan lebih selektif dan efektif dalam kaca mata konsumsi alokasi ban pebalap. Dalam artian Pebalap Bisa punya pilihan ban lebih baik saat race day.

“It’s difficult because nobody can work and then these guys, they’re sixth on the grid but 40 seconds behind in the race and nowhere, because they’ve used their tyre allocation.”

Nahhh arti dari komentar Cal diatas kayaknya memang bernada setengah menyindir. Cal mengatakan bahwa ada upaya keinginan pebalap ingin kejar posisi start di grid depan, namun Race Pacenya tergadaikan sehingga bisa menyebabkan saat akhir Race ketinggalan 40 kecamatan, maaf maksudnya 40 detik di belakang . ..

Memang kalau dilihat lihat, curhat-an Cal Crutchlow di atas ada sisi positifnya untuk mempersiapkan Pebalap lebih OK saat race day, namun menurut tmcblog usul Cal akan punya kemungkinan terbentur di DOrna. MotoGP adalah soal ramuan entertain. Dan Buat  Siaran TV/ Live streaming atau buat pemberitaan media, melihat pebalap mulai buka Gas dengan kencang mulai FP1 di hari Jumat jelas membuat Crowd lebih semarak dan membuat MotoGP lebih semarak / menarik. Dan Mungkin Konsep Q2 berasal dari FP1-FP3 memang diciptakan untuk membuat MotoGP lebih entertaining . ..  kalau menurutmu gimana Sob ?

Taufik of BuitenZorg

Sumber : http://www.autosport.com/news/report.php/id/127589/crutchlow-calls-for-motogp-format-changes

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

[GTranslate]

26 COMMENTS

  1. Usul liar ni wak: hasil kualifikasi dimasukkan poin championship…. Tapi starting gridnya terbalik..jadi yg pole malah ditaro paling belakang, dst.. nanti hasil racenya dapet poin lagi.. jd total poin max 1x race 25+25= 50 poin…. Jd pas kualifikasi n race sama2 all out

  2. Benar Bung Taufik. Moto gp adalah perpaduan antara sport,entertainmen dan uang.
    Saya kira usulan Crutclow ini hasil pemikiran efisiensi semata. Tanpa memikirkan sisi entertaint.

    • Saya kira usul Cal hanya problem nya pembalab kelas menengah.
      karena yang kelas atas sudah yakin pasti langsung q2. kelas bawah yakin pasti q1.
      kelas menengah ini yang harap-harap q2

  3. imho, opini cal mengingatkan ane sama mbah rossi waktu dulu yg biasanya fp sampai kualifikasi kurang nendang tapi sewaktu race day malah bisa ngacir kedepan, apa itu juga yg ada dipikiran rossi ya?

  4. Berarti hal2 begini bisa mempengaruhi hasil akhir balapan MotoGP ya? Hmm..

    Tapi bagi penonton tv gratisan yang hanya nonton saat race saja (seperti saya, hehe) mungkin usulnya Cal ada baiknya.

  5. klo di luar sono, FP sampai Qualification masih punya nilai jual, jadi Dorna mesti pinter2 bikin rule agar FP sampai Q banyak penonton nya..beda sama indo mungkin klo FP sama Q kagak ada yang nonton, kagak ngarti soalnya..wkwkwk

  6. mau kenceng dr fp1 atau nanti di fp3 terserah pembalap dan tim, tepi dorna kan fokusnya “menjual” tontonan yang menarik dan menghasilkan banyak uang, hehehe

  7. win win solution dah,,
    fp1 – fp3 tetep kenceng,,
    tapi alokasi ban tambahin lah,,
    td nya 10 ban depan 12 ban belakang
    jadi 11 ban depan 13 ban belakang,,
    tetep kenceng di fp1-fp3,,
    tetep kompetitif di race,,

Leave a Reply to Prabu Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here