Pict: Harian Malaysia

TMCBlog.com – Satu pengalaman yang dialami oleh TMCBlog selama meliput Winter Test MotoGP di Sepang Malaysia adalah kena razia jalan raya, atau istilah disana ‘Road Block‘ saat hendak menuju rumah teman di daerah Putra Perdana, sesaat sebelum kami menuju bandara KLIA untuk kembali ke tanah air. Dan bukan cuma sekali saja, tapi dua kali sob ketemu razia jalan raya. Seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya bahwa selama di Malaysia kemarin TMCBlog dapat pinjaman motor Kawasaki Z125 dari rekan sesama jurnalis Malaysia, bang Abol (terima kasih banyak-banyak ya bang), jadi kami kemana-mana pergi ya dengan si imut Kawak Z125 tersebut dengan berbekal SIM C asal Indonesia. Kira-kira TMCBlog kena tindak pelanggaran alias tilang, atau dipersulit kah oleh Polis Malaysia selama pemeriksaan disana?

Jadi ceritanya adalah, sejak sebelum keberangkatan ke Malaysia, saya sudah kepikiran dan akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada wak Haji Taufik tentang SIM Indonesia itu apa berlaku juga saat kita berkendara di luar negeri. Memang berlaku, karena SIM Indonesia juga sudah lama diakui di negara lain (berlaku internasional). Nah yang keren adalah, pertanyaan saya itu langsung dijawab secara praktek oleh Polis Malaysia. Pengalaman yang unik dan cukup berharga nih. Sudah pasti saya tidak punya driving license (lesen memandu) dari negara Malaysia, dan mau tidak mau selama di Malaysia harus riding karena sudah dapat pinjaman motosikal dan bisa lebih mobile dengan sepeda motor selama liputan.
Malaysian Driving License
Pemeriksaan roadblock (razia) pertama ada di Jalan Kuarters KLIA (kalau di Indonesia semacam jalan penghubung antar provinsi mungkin ya), letaknya diantara Bandar Baru Enstek tempat TMCBlog menginap dan sirkuit Sepang. Di situlah kami diperiksa oleh petugas Polis, cukup ketat karena semua yang melintas wajib berhenti mulai dari pengendara motor sampai truk besar. Lalu titik pemeriksaan roadblock kedua ada di Jalan Lingkaran Putrajaya daerah Putra Perdana, setelah sebelumnya istirahat sebentar di Kawasan Rehat dan Rawat Dengkil (lokasi rest area jalan Toll, motor boleh masuk jalan toll dan highway). Nah kalau yang titik razia kedua itu tidak sampai diperiksa karena tidak sempat diberhentikan Polis. Dan dari pengalaman beberapa menit sebelumnya yang lolos razia, perasaan kami sih tenang-tenang saja lihat roadblock seperti itu. Hehehehe…
Kesimpulannya adalah jangan takut kalau mau berkendara di luar negeri. Buktinya kami bisa lolos razia jalan raya sob, dengan SIM C Indonesia. Bahkan tidak ada acara kami sampai dipersulit oleh Polis atau pun menemukan kendala-kendala saat pemeriksaan berlangsung. Terus terang, meskipun pada awalnya saya sempat deg-degan juga waktu lihat papan tanda ‘Pemeriksaan Kenderaan, Polis‘ di tengah jalan. Karena razia jalan raya di sana tertib, pakai banyak kun (cone) dan ruang gerak dipersempit secara perlahan beberapa puluh sampai seratus meter sebelum titik pemeriksaan. Jadi gak tiba-tiba mendadak ada petugas yang main tak umpet tuh. Saat berhenti dan mulai diperiksa, memang awalnya petugas sempat kebingungan melihat SIM yang saya sodorkan ke dia. Setelah dapat sedikit info bahwa kami adalah “turis” dari Indonesia, dan surat kelengkapan kenderaan pun lengkap, maka dipersilahkan kembali melanjutkan perjalanan. Aman….
Note: Tidak sempat ambil foto dokumentasi saat diperiksa Polisi

Nugie TMCBlog

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

[GTranslate]

43 COMMENTS

  1. wah jangan lupa lesen internasional suhu,.. bisa jadi lesson nih,, tapsss..
    pertamax7.com/2017/02/08/resmi-harga-suzuki-ertiga-diesel-hybrid-shvs-rp-2195-juta-klaim-konsumesi-bbm-tembus-226-km-per-liter/

  2. Ngga ditanyain tentang tutup pentil? Malah ribetan polis negeri sendiri, segala tutup pentil sama baut suka dimasalahin

  3. Klo di sini boro2 100m
    Tepat setelah melewati apex ?? para polisinya udah bergerombol itu berhaya sekali.klo ada yg high speed cornering? bisa gubrak
    ??

  4. Sini mah trabas aja mas nugie. Mau tikungan, tanjakan, dll. Adaa aja polisi yang nunggu mangsa. Urusan nyawa polisi udah bomat (bodo amat). Wkwkwkwk.

  5. POLIS disini keliatan dongoknya maen tilang Seenak Kutang dicantolan..
    ane pernah juga nyindir Pakde ane yang jadi Polis knapa kok razia kendaraan selalu diatas jam 9 s/d 12 & kendaraan roda 4 gak diberhentiin cuma motor roda 2 aja?..
    jawabannya apa coba, kalo razia jam 8 pagi tuh terlalu banyak yang harus diberhentikan tuk diperiksa la kalo dilaksanain malah gak dapat tilangan. karna polisi lantas juga tiap anggotanya diTarget/deadline tiap bulan harus dapet 200an Tilangan. & kenapa kok hanya motor roda2 aja yang dihentikan karna pakde bilang kalo hentikan roda 4 takutnya kalo gak mau berhenti malah ntar ketabrak sendiri.
    jawaban pakde yang menurut ane sangat bodoh banget.
    kalo ada sprindik & rambu Pemberhentian Razia knapa harus takut ditabrak, lagian juga gak semua roda 4 bawa kelengkapan surat2 jalan, la kalo yang bawa mobil anak smp kan brati dia bisa lolos razia.
    bodoh banget kan..

  6. wak di malay kalo motor ada semacam stnk gak yang harus selalu dibawa bawa? penasaran aja soalnya kalo jepang gak perlu cukup sim sama plat nomor aja heheeh….

  7. klo disini gmana mau tertib motornya aja ada bejibun…. lagian yg kena tilang kan emang salah , mayoritas yg ditilang pada nggak nerima, ngeles, berkelit lah….ujung2nya polisi yang dihina-hina
    apalagi yg pake motor di jakarta, haduuh……galakan pengendaranya drpd polisinya hahaha edaaan…

    • Di Malaysia gak pake plat nomer yang besi plat nya resmi dari polisi/departemen/instansi terkait. Jadi semua bisa di custom model tulisan dan bentuknya selama nomernya asli/resmi.
      Baik itu mobil dan motor bro, emang bikin ngiri ya.. saya juga pengen Indonesia begitu. Hehe

  8. klo turis malaysia atau lainnya kena razia disini.. gmn yan wak?? apa polisi sini nglolosin yang penting sahnya bukti ijin mengendarai ada, atau tetep tilang ???

  9. kalo di luar negri pak polisi yang mau razia gak pernah penutup muka biar kelihatan wajah polisinya… itu baru kerennnnn….
    coba kalau di indonesia ada razia polisi pasti ditutupin……..—- jd gak kelihatan wajah ketampana para pak polisi….

  10. Maaf sekedar saran om, karena ini blog dikelola lbh dr 1 orang, lebih baik nama penulis artikel ditulis di atas sebelum artikel, jangan di bawah setelah artikel. Biar pembaca gak bingung. Atau di judul dikasih keterangan siapa yg nulis. Tuh banyak yg ngira artikelnya yg bikin om taufik, taunya om nugie. Hehe, maaf kalau ada salah kata.

Leave a Reply to dave Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here