Andrea Dovizioso ft. GRC Moto GP-10

TMCBlog.com – Bro sekalian, beberapa tahun kebelakang saya sempat dibuat bertanya-tanya mengenai para pebalap motor level dunia yang terbiasa balapan dengan motor besar namun masih memilih latihan dengan motor mini atau jamak disebut Mini Bike. Logika sederhananya, mereka sudah terbiasa menjinakkan motor 600-1000 cc dengan berat lebih dari 130 kg dan bertenaga lebih dari 100 horse power, lantas kenapa kok memilih latihan disela-sela jadwal balap dengan mini bike? Setelah banyak cari tahu dan buka-buka website sekolah balap luar negeri, akhirnya saya jadi paham alasan dipilihnya mini bike sebagai opsi lain latihan pebalap motor selain dengan motor yang ia pakai saat balapan berlangsung. Lalu saat summer break seperti sekarang ini terlihat beberapa rider MotoGP pun ikut latihan dengan Mini Bike mereka sekaligus meng-upload kegiatan tersebut di Instagram, lah saya jadi refreshing memory deh tuh, nah maka dari itu lewat artikel ini saya mau berbagi pengetahuan bahwa metode latihan dengan mini bike sangat efektif dan efisien untuk meningkatkan skill pebalap.

Instagram @Reddingpower

Sebelumnya saya mau mengategorikan motor kecil ini ke dalam dua kategori yakni Pocket Bike dan Mini Bike, yang saya ambil dari beberapa situs sekolah balap luar negeri. Pocket Bike diperuntukkan untuk anak kecil yang sedang mendalami ilmu balap di usia sekitar 3-7 tahun dengan kebanyakan spesifikasi dari pocket bike tersebut adalah 2 tak dengan kapasitas mesin yang relatif sangat kecil dan tenaga yang tidak besar. Sedangkan Mini Bike sendiri lebih besar dari pocket bike dan juga kategori umur rider yang menunggang pun lebih dewasa yakni sekitar 8 atau 9 tahun sampai usia dewasa, dengan spesifikasi mesin 2 tak 50 cc atau 110-190 cc 4 tak, pun dengan dimensi yang lebih besar ketimbang pocket bike. Jadi kalau di Indonesia pocket bike itu seperti merk Lenka atau varian Mini GP lainnya ya. Lanjut kita fokus ke bahasan Mini Bike.

Andrea Dovizioso dan Scott Redding beberapa waktu yang lalu terlihat sedang nyemplak Mini Bike berkapasitas (kurang lebih) 150 cc, kalau dilihat sih lucu juga karena motornya cilik lah ridernya besar begitu. Mini Bike sejatinya bukan hanya untuk anak kecil saja, pebalap sekelas event klub (kalau di Indonesia seperti fun race), pebalap yang ikut kejuraan nasional (masing-masing negara) sampai pada seorang professional seperti pebalap MotoGP, WSBK, MotoAmerica ataupun BSB pun masih menggunakan mini bike untuk menajamkan skill mereka di atas motor balap. Karena mereka tidak bisa selalu berlatih dengan motor balap milik team, juga mengurangi resiko cidera saat berlatih seperti yang dialami Alex Rins di paruh musim pertama MotoGP 2017.

Mengenai riding experience dengan Mini Bike, posisi badan rider memang lebih tegak ketimbang motor sport balap pada umumnya namun hal tersebut yang membuat rider nyaman dan secara otomatis mengajarkan bagaimana posisi badan tangan dan kaki diatas motor saat melewati tikungan demi tikungan track. Jadi ketika rider naik motor yang lebih besar/motor sport mereka sudah memiliki dasar-dasar pengetahuan soal posisi badan dan cara bawa motor balap serta dapat mengatasi intimidasi dari rival saat dilintasan. Kebanyakan para siswa sekolah balap sejak belajar menggunakan mini bike 125 cc, begitu mereka naik motor 600-1000 cc tidak kaget dan secara insting kaki mereka “keluar” (knee down) saat melintasi tikungan dan riding motor besar tersebut lebih nyaman dan mudah ketimbang orang yang belum pengalaman sama sekali dengan mini bike. Dan perlu diingat, knee down bukan tujuan utama saat menikung melainkan sebagai tolak ukur seberapa miring (lean) motor kita saat melintasi tikungan demi tikungan. Jangan salah kaprah ya sob.

Terlebih lagi dengan motor mini rider dapat mengasah kontrol terhadap tunggangannya, mempelajari banyak hal dalam berkendara motor balap jadi lebih cepat dan juga membantu dalam mengatur kecepatan di tikungan/corner speed. Lalu juga energi yang dikeluarkan pebalap tidak sebanyak ketika berlatih dengan motor sport ataupun dengan motorcross, namun tetap mendapatkan “pelajaran-pelajaran” yang diperlukan dalam balapan. Keunggulan lainnya yang sudah pasti adalah resiko lebih kecil dan juga leibh murah ketimbang kita latihan dengan motor besar/sport. Ya dari sisi harga motor dan juga biaya sewa sirkuit yang rata-rata Mini Bike dipakai latihan di sirkuit gokart yang biaya sewa nya lebih murah daripada sirkuit besar/utama. Maka dari itu banyak rider yang memilih latihan dengan mini bike. Akan tetapi, disamping keunggulan tersebut, latihan dengan motorcross ataupun motor besar apalagi motor yang mereka pakai balap juga perlu loh. Ini hanya opsi lain ketika para rider perlu mempertahankan insting mereka dalam balap disaat liburan panjang Summer break.

GRC Moto GP-10

Okey sekarang kita sedikit bahas motor nya. Kebanyakan dari produsen mini bike di Eropa ataupun Amerika hanya membuat sasis motor sedangkan dari yang saya perhatikan selama beberapa waktu kebelakang, mesin yang paling banyak digunakan adalah Daytona Anima dengan pilihan mesin kapasitas 150 sampai 190 cc. Contohnya GRC Moto asal Italia yang dipakai Dovi dan juga Ohvale GP-0 asal Spanyol (cmiiw) yang digunakan Redding yang kedua produsen tersebut pakai mesin Daytona Anima buatan Jepang. Coba diperhatikan parts yang menempel dikedua motor kecil ini, serius banget ya. Swing arm aluminium, velg forged 10 inchi, sokbreker depan upside down dan belakangnya full adjustable makin menguatkan kesan bahwa ini motor balap tapi kecil tapi untuk balap orang dewasa. Banyakan tapi nih. Hehehe..

Ohvale GP-0

Mesin Daytona Anima punya spesifikasi bengis menurut saya pribadi. Untuk kapasitas 150 cc punya spek 4 valve SOHC, bore x stroke nya 62 x 49.5 mm forged piston, rantai keteng pakai HYVO silent chain, CDI programable, klep in 24.5 mm dan ex 21 mm serta intake manifold dan port-nya punya flow yang baik dengan klaim raihan tenaga 20,7 Hp. Sedangkan versi 190 cc nya punya bore yang sama tapi stroke lebih panjang yakni 62 x 62 mm, dengan karakter mesin square engine punya raihan tenaga sampai 24 horse power. Gimana? Kalau sobat tertarik, mesin tersebut dijual kok di Indonesia. Harga yang saya tau untuk Daytona Anima 150 cc sekitar 18 juta dan Anima 190 cc berkisar 20 jutaan, untuk mesinnya saja sepaket dengan wiring dan CDI namun tanpa karburator (bisa pakai merk Mikuni/Keihin) yang asli buatan negara Jepang. Langsung fit buat Honda Gorilla atau Monkey yg mau swap engine.

Daytona Anima

Selain Mini Bike dengan merk diatas sebetulnya masih banyak banget sob. Sebut saja Honda yang jual sepaket motor lengkap siap di gas balapan aja di track, Honda NSF100 pasti dijual dalam keadaan off the road. Atau kalau mau yang bisa dipake jalan-jalan kalian bisa beli Honda Grom/MSX 125 atau Kawasaki Z125, nanti tinggal dimodif sedikit biar race ready. Dan di Jepang memang ada championship khusus motor mini untuk orang dewasa. Eh gak cuma di Jepang, Malaysia dan Thailand juga sudah ada. Jadi jangan heran kenapa HRC serius me-release Grom racing edition waktu itu, karena memang motor kecil tapi balapannya serius untuk orang dewasa. Indonesia kapan? Saatnya beralih nih, bibit pebalap mudanya jangan keseringan naik motor bebek underbone terus dong…

Nugie TMCBlog

Kayo MINIGP 125 cc
Honda NSF100
The Master Camp
Honda MSX125/GROM racing Thailand

35 COMMENTS

  1. Kan motor 150cc banyak nih di mari.. Lebih murah lagi..
    Knapa gak ada yang produksi sasisnya aja yak.. Trus nanti di lombakan kan keren kayak model2 moto2 gitu.. Mesin pak oprekan Jupi ato Supri.. Keren kayaknya

    • yang susah cari body gan, saya juga ngerakit dari Ex Honda Tiger, Velg pakai 14″
      sampai sekarang g pakai fairing, tp tidak apalah yang penting Happy. kalau rangka cukup potong rangka belakang, tanki bikin custom.
      tapi sayang belum ada temen buat main di sirkuit, masih pada pilih pake bebek daripada ngerakit seperti ini.

      mudah mudahan kedepannya banyak yang minat.

  2. Brarti lorenzo rada gengsian anaknya,kemaren kan upload latihannya pake panigale 959,
    R6 nya udah dijual kali ya karna udah nggak kerjasama ama yamaha.
    Sasis sama kaki2 nya bikin ngiler kalo dijual disini dengan harga miring bisa larismanis tuh,buat sembako modif

  3. Di Indonesia bibit pembalap pd pake motor bebek underbone krn itu awalnya kn jualannya pabrikan jepun disini. Jd buat event promosi motor jg. Gak peduli itu skill pembalap bisa berjenjang naik kelas atau ngga.

    • Dijamin ahm kagak berani jual ultra entry bike (minibike) yang lebih nyaman dari matik,
      tau sendiri lah ahm jual mbit mulu ganti kembem atau yang paling parah ganti stang sama spiddo.

  4. harusnya motor minigp sperti ini yg dipakai buat pembibitan, bukannya bebek underbone. kan tujuannya jelas untuk naik ke kelas diatasnya, semua pakai model fairing bukannya bebek underbone. bawa motor bebek underbone sama motor fairing jelas beda jauh. next baik juga diadakan kompetisi minigp untuk pembibitan.

  5. yang underbone masih bisa utak atik kalau fairing harus superstock mesinnya(SAC GSX R150 saja mesin standar cuma ganti knalpot)

  6. wak honda grom 125 kan speknya mirip seperti mesin supra125(nf125). Blok mesin kirinya aja sama, yang beda blok kanan karena ada kopling sama gigi maju-mundur. Blok kopling msx pasang di supra125 kayaknya mantep tuh. blok kopling ori pabrik. :v

    • Beda daleman mesinnya bro. MSX125/Grom udah pake close ratio gearbox
      Motor buat hobby itu, beda genre dgn Wave/Nova/Supra meski mesin identik

  7. Mas nugie dipemalang ada sirkuit mini cocok buat race pocket bike,dan mini bike. Sayang sekarang nggak diapakai. Padahal daerah lain yang gak punya sirkuit malah sering ada event race walaupun di alun-alun

  8. Lupa attach Z125 nya. Hehehe..
    Yamaha dulu punya YSR80 sekarang kayaknya cuma mini trail dia mainnya.
    Kalo Aleix itu pake Honda NSF100 dilabur kelir Suzuki.
    Vinales pun latian pake NSF100 karena lebih banyak dijual di seluruh dunia.

  9. Ada info yg jual mesin Anima ga? Coba nyari di kas**s, udah lama sold..
    Mayan buat main Grand/Supra ala2 sleeper hehe..

Leave a Reply to Nugi TMCBlog Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here