TMCBlog.com – Bro sekalian, seperti kita ketahui bersama Pol espargaro berhasil lolos ke Sesi Kualifikasi 2 ( Q2 ) dengan determenasinya di Q1 berhasil dan menjadi yang tercepat di sesi tersebut dan membuat maverick Vinales terhempas dari list rider yang ikut Q2 .. . Namun yang bikin geregetan adalah, Determenasi Pol tidak padam padahal ia tahu bahwa saat race day hari ahad ini, Pol akan start dari Pit lane  ..  Lho Pit lane ? Koq bisa ?  . .

Jika sobat lihat artikel dua pekan lalu tmcblog yang menceritakan soal alokasi mesin yang tidak dibuang dari alokasi oleh team maka terlihat bahwa list mesin nya Pol Espargaro adalah sebagai berikut :

Yes For sure . ..  mulai di gelaran MotoGP Motegi sendiri Pol espargaro sudah menggunakan mesin ke 9 atau mesin terakhir KTM RC16 yang tahun 2017 ini memiliki status Konsesi Penuh ( Mesin 9, Bebas development, bebas pengetesan ) dan akibat kerusakan mesin terakhir  . . . Pol sudah nggak bisa pakai mesin baru lagi . . . Lha koq bisa, Kan di List mesin yang nggak dicoret merah masih banyak ?

KTM Menjelaskan bro, karena status Konsesi penuh ( full Concession ) maka sepanjang tahun ini Factory KTM di Austria selalu improve dan membuat sesuatu yang baru baik di mesin RC16 maupun di Sasis turbularnya . . . sampai satu ketika, di sesi sepertiga terakhir ini mesin RC16 dan sasis sudah sangat berbeda dengan sasis dan mesin saat pertama atau pun saat pertengahan musim . . sehingga mesin yang masih ada di list tidak bisa di ‘tempel’ ke sasis terkini karena nggak ‘Match’ / cocok . .. jadi deh mereka buka mesin ke 10 pertama kalo di hari jumat kemarin tepatnya di sesi FP2 yang menyebabkan Pol Espargaro dihukum harus start dari Pit Lane  . ..  Semoga bisa menjelaskan ya sob

taufik of BuitenZorg

32 COMMENTS

  1. Kalo aku yakin sih M1 tahun ini kesalahan ada di pengembangan mesin, Karena kalo sasis gak mungkin, secara satu musim sasis bebas dirubah/di upgrade, sedangkan mesin tidak boleh di otak-atik. Sedangkan M1 sudah dirubah2 sasisnya, mulai dari sasis utama, fairing, dan swingarmnya, tetep saja penyakit spinning tidak sembuh.

    • padahal yamaha sudah rubah sasisnya sana sini di pertengahan musim 2017 sampe2 bilang ini sasis motor 2016 lah, gabungan 2016 dengan 2017 lah, sasis baru lah….tapi tetep saja masalah motor sulit di kontrol itu tidak sembuh, terlebih dan terbaru lagi ini vinalez baru saja bilang kalo motor sulit di rem divalencia sehingga keluar dr raceline.
      Tapi kayaknya yamaha malu untuk mengakui klo sumber masalah utamanya adalah mesin.

    • Semua team menurut sy punya masalah..
      Tp bagaimana cara team menyelesaikan masalahnya secepat mungkin, itu lah senjata yg paling ampuh menghadapi musim di motogp

  2. padahal kirain masih bisa pake yg screamer,kan keren motor pertama big bang motor ke-2 screamer,kayak punya 2 motor pabrikan berbeda

    • Yang lucunya, ketika hrc pakai screamer ktm ikut2 an pakai screamer di prototipe test pra musimnya,, lalu ketika hrc mengumumkan pengunaan mesin bigbang di musim 2017 ktm juga ikut ganti ke bigbang. Dan lucunya bentuk motornya juga mirip.

    • yah kan diawal” ktm itu dibilang rcv versi rangka tubular. efek membajak mantan teknisinya pedrosa saya lupa namanya. setidaknya kan orang tersebut bawa informasi honda ke ktm,
      jadi ada kesamaan antara ktm dan honda.

  3. Aku lihat rossi di fp juga beberapa kali keluar garis race line dengan M1 nya, apa M1 tahun 2017 ini kelebihan power.? Yang seharusnya dengan regulasi teknis yang ditentukan secara hukum alam/fisika dengan mesin inline nya kekuatan maksimal ada di M1 2016 lalu yamaha memaksakan ditambah power lalu M1 sulit dikontrol.? jelas2 M1 2016 Johan Zarco dilibas di straight sama rossi dan vinalez menjelang garis finish di phillip island,, yang menandakan M1 2017 powernya lebih besar dari M1 2016. Yamaha berarti harus berbenah,, kalo aku yakin yfr pakai spek M1 2016 hasilnya bisa sedikit lebih bagus,, lihat aksi Zarco di banyak sirkuit2 kuno.
    Yamaha harus bener2 upgrade total M1 kalo mau masuk ke levelnya honda dan ducati,, tapi kalo cuma mau lebih baik dari M1 sekarang ya upgrade seadanya saja, secara ngandalin M1 2016 di musim 2018 sudah kalah telak itu motor, di musim 2017 ini saja M1 2016 sudah ndak berbicara banyak.

    • power udah pas bro kata rossi ada masalah pada traksi roda belakang, jadi tenaga terbuang percuma. ibarat motor harian mah gas udah diputer dalem tp ban motor telat muternya.
      makanya yamaha dilema selalu pake ban belakang kompon medium, bisa diatasi pake ban soft tp yak itu malah gak kuat lama beda sama M1 2016 yang kuat pake ban soft untuk banyak putaran kaya si zarco.

    • tapi sasis sudah di upgrade sana sini tetap gak sembuh itu spinning,, kayaknya permasalahannya ada di mesin, kayak suzuki motogp sulit masuk tikungan tapi malah sumber masalahnya dari mesin kata petingginya.

    • Lebih tepatnya bukan telat muter,tapi muternya berlebihan sampe spining dan ngabisin ban sia2 tapi motor nggak melaju sesuai keinginan
      Kayak masalah yg diderita honda dulu apalagi pedrosa yg bobotnya ringan banget ban blakang jadi nggak bisa napak sempurna jadi lengkap dah penderitaannya (bahkan mungkin sampe sekarang kalo buat pedrosa meskipun gejala baru parah pas ujan)

  4. kyak duo espargaro ini punya kelebihan diatas rata2 ya soal pengembangan mesin/motor,….. tpi syang nya duo espargaro ini akan bersaing sengit d valencia nanti untuk membawa pabrikan yg mereka bela agar terhindar dri juru kunci konstruktor …poin konstruktor ktm dan aprilia jlang race pamungkas imbang,….

  5. yang jadi pertanyaan ko bisa yak bikin mesin atau sasis baru tp engine mountingnya gak sesuai. apa pas bikin gak diukur dulu apa gimana yak wkwkwk

    • Maksudnya ditempel disini bukan masalah mountingnya, tp karakter mesin sama sasis yg berbeda bro, kn dibilang mereka ngembangin mesin dan sasis sejalan slama musim berlangsung jdi psti trs ada improve kedepan ninggalin yg lama

Leave a Reply to Kinya Nakano Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here