Saturday, 21 December 2024

Tech Talk : Tinjauan Teknis Aero-Fairing Ducati GP18 Buriram Test 2018 #AeroWatch

TMCBlog.com – Terus terang tagar Aero Watch ini selalu TMCBlog simak sepanjang sesi test (dan juga musim balap berlangsung) karena menarik untuk menyimak hasil karya insinyur motor MotoGP soal aerodinamika pada tiap pabrikan yang kadang nyeleneh tapi di sisi lain ya memang begitulah cara team untuk mengambil keuntungan atas celah regulasi yang berlaku. Di hari pertama Buriram Test di sirkuit Chang International Circuit Jumat 16 Februari, Ducati memakai dua aero fairing baru yang jelas nampak berbeda di kedua rider factory. Bentuknya benar-benar hasil evolusi aero fairing Ducati GP17 dengan penyempurnaan dan penyesuaian atas mesin GP18.

TMCBlog melalui artikel ini coba menyajikan detil perbedaan perangkat aerodinamika GP18 dan GP17 yang serupa tapi berbeda. Disimak yuk sobat..

Jorge Lorenzo GP18 (atas) dan GP17

Lorenzo di tahun 2017 menggunakan aero fairing 3 susun dan 2 susun, namun lebih banyak menggunakan desain yang dua susun, alasannya apa? Cuma Lorenzo dan team yang paham, yang hampir bisa dipastikan Lorenzo lebih nyaman dengan yang dua susun inner winglets. Nah di aero fairing GP18 yang baru muncul di Thailand ini pakai dua susun pula, bedanya dari segi size GP18 punya lebih panjang.

Jadi desain baru ini seperti kombinasi mengambil keuntungan dari aero-fairing lama yang 2 susun dengan yang 3 susun. Kedua detil sirip di dalamnya pun bersusun, kalau dihitung ada 2 pasang di bagian bawah [kanan kiri]. Dibagian penampang sirip atas aero fairing GP18 yang melengkung pun memiliki rongga, hal ini dimaksudkan untuk dua arah aliran udara.

Sirip bagian atas memiliki derajat sudut lebih curam yang memiliki tekanan (downforce) lebih besar ketimbang penampang sirip yang lebih landai sudut derajatnya. Tinjauan Teoretisnya gimana?

Seperti kita ketahui di pembahasan 4 variabel penentu variabel downforce dari Winglet . . . dalam prinsip Fisika Bernoulli, Rumus antara downforce dan lift-force di aerodinamika itu mirip . .. Rumus gaya angkat/ Lift itu adalah

dimana :

  • Cl : Coefesient of Lift yang berhubungan lurus dengan Angle of Attack, kemiringan dari sudut dari bilah wing
  • 1/2ρ : Densitas ( kerapatan udara )
  • v : Speed ( kecepatan )
  • S : Luas dari sayap

Nah derajat sudut dalam Aero-wing kalo di lihat di rumus merupakan Cl : Coefesient of Lift . . . Lalu terlihat pula ada rongga di antara sirip tersebut, maksudnya supaya gaya downforce pada bagian itu tidak terlalu besar, seperti yang kita pahami bahwa dengan aero fairing rata-rata top speed motor di aera straight berkurang.

Lorenzo GP18 (atas) dan GP17 3 susun sirip

Lalu pada bagian sampingnya fairing baru GP18 ada lubang/rongga besar, kuat dugaan saya bahwa sejatinya sirip/flaps yang posisinya vertikal ini tidak begitu diperlukan. Hanya saja atas dasar implementasi teknis dari regulasi yang berlaku, bahwa tidak boleh adanya winglet yang punya sudut diluar body streamline, maka dibuatlah penampang tersebut. Ini berlaku ke semua pabrikan loh ya. Selain untuk memenuhi regulasi juga sirip vertikal disinyalir berguna untuk mengatur Vortex. Loh vortex apaan tuh? Monggo disimak gambar di bawah ini ya anak-anak

Vortex flow

Tuh, vortex itu udara yang berputar yang sering menyebabkan turbulensi kecil dibelakang perangkat aerodinamika, dan vortex yang besar itu menyebabkan drag (daya hambat) lebih tinggi, maka dari itu di pesawat udara generasi baru hampir semua sudah pakai wingtip di ujungnya, demi efisiensi bahan bakar. Nah atas alasan regulasi dan teknis pula penampang vertikal dibuat panjang menutup sekalian deh.

Ducati GP17 Lorenzo seperti gambar diatas menunjukkan kalau posisi sirip vertikal tersebut mengarahkan aliran udara ke arah samping motor, bukti kalau bilah sirip vertikal ini bukan berfungsi untuk menciptakan downforce.

GP17 Lorenzo 2 susun sirip dan GP17 Petrucci 3 susun sirip

Ada satu design fairing GP18 yang Dovizioso pakai yang memang bentuknya lebih kalem, dengan dimensi inner winglet tidak sebesar GP18 Lorenzo pakai. IMHO, desain fairing GP18 Dovi ada sedikit kemiripan dengan Suzuki GSX-RR atau Yamaha M1 terbaru. Sedikit menjorok ke arah depan dan lekukan ujung wingtips nya membulat.

GP18 new aero fairing
Ducati GP18 Dovizioso

Bagian bawah yang menutupi radiator juga kena update tuh di kedua model aero fairing rider Ducati factory. Karna Dovi memang tidak terlalu suka pakai aero device, sama seperti Dani Pedrosa, mungkin atas alasan itu pula GP18 milik Dovi tidak se-radikal aero fairing GP18 yang Lorenzo pakai. Namun sebagai tambahan, ternyata Dovizioso sempat ikut mencoba aero fairing size besar seperti yang dicoba Jorge Lorenzo dengan bilah sirip lebih banyak dan dimensi memanjang ke bawah pula.

Design new aero kit GP18 kedua rider Ducati factory ini samaan punya moncong yang lebih monyong ketimbang GP17 tahun lalu. Hmmm….

Air ram Ducati GP17 (atas) dan Ducati GP18 Buriram
Ducati GP18 Dovizioso tanpa aero device

Kira-kira seperti itu pandangan mata TMCBlog soal Aero fairing Ducati GP18 di hari pertama Buriram winter test MotoGP 2018, dan belakangan diketahui bahwa Ducati membawa 3 desain fairing terbaru untuk rider factory di Buriram kemarin. Dan demikianlah sedikit analisa singkat soal aerodinamika itung-itung refresh sedikit ilmu waktu kuliah dulu.. 😀 Nah, kalau kalian menemukan keunikan bisa di share di kolom komentar ya sob, salam.

Nugi TMCBlog

42 COMMENTS

  1. Ntar ujung-ujungnya jatuh lebih mahal daripada perangkat elektronik untuk risetnya.
    Karena untuk aero devices butuh wind tunnel. Dan itu tidak murah.

  2. Bro nugi..
    Cuma menambahkan bukan gaya lift aja yg bekerja.
    Gaya pengereman ( Drag force ) jg selalu ada.
    Nah kedua gaya ini ( Lift dan drag) membentuk resultan gaya yauti Downforce.
    Downforce terjadi gaya drag lebih besar dr gaya lift.

    Harus ditambahkan rumus Gaya drag.

  3. Bro nugi..
    Cuma menambahkan bukan gaya lift aja yg bekerja.
    Gaya pengereman ( Drag force ) jg selalu ada.
    Nah kedua gaya ini ( Lift dan drag) membentuk resultan gaya yauti Downforce.
    Downforce terjadi gaya drag lebih besar dr gaya lift.

  4. Bilah yang memanjang mengarahkan udara agar alirannya lebih linear (low vortex) ketika kena kaki. Efeknya bisa jadi lebih bagus untuk topspeed, lebih stabil, dan keluhan pedrosa dulu mengenai turbulensi ketika slip streaming motor berwinglet berkurang

  5. Setahu saya gaya drag itu lawannya force, sedangkal lift lawannya down dan w (weight), pada winglet mungkin w diabaikan krn bobot wing kecil. Hadi downforce itu resultan dari selisih antara lift dan down (harus lebih besar down buat winglet)

    • Aerodinamika penerbangan hanya pehitungan 2 gaya itu saja Drag and lift.
      Saat take off yg dibesar gayanya lift, sedangkan landing besar gaya drag.
      Kalai pernah naik pesawat belakang sayap ( rear wing ) ke bawah artinya buat pngereman utk turun (landing) atau sebaliknya.
      Selain itu hukum Bernoulli yg berperan penting di aerodinamika.
      Kalo MotoGP aliran udara dikondisikan kecepatan udara di bawah lebih tinggi di atas winglet guna di dapat pressure di atas lebih tinggi dr di bawah ( ingat kecepatan berbanding terbalik dgn tekanan)

    • lift force dan down force
      di motor dan mobil balap . . downforce dihasilkan secara mekanis adalah mengubah bentuk kontur dari wing sehingga dragforcenya > dari lift force
      sedangkan di pesawat adalah kasus terbalik nya sehingga pesawat dapat gaya list yang > drag sehingga pesawat bisa terbang ke atas
      cmiiw

    • Kalau menurut saya justru rugi jika drag diperbesar, tapi kalau bisa menciptakan downforce sebesar mungkin dengan drag sekecil mungkin sehingga thrust/force tidak banyak berkurang, artinya laju motor lebih minim hambatan akibat efek aerodinamik,
      Cuma buat nambah downforce mau tdk mau drag bertambah, tapi dengan desain tepat drag bisa diminimalkan

  6. Masih penasaran paket aero tersebut di sirkuit klasik eropa?!…makin kesini terlihat basic dasar pabrikan dalam membangun motor dengan regulasi yg ada…yamaha tetap dengan sasisnya(skrng rossi kepo soal elektronik), ducati dengan aero fairing dan HRC dengan mesin dan elektronik…mungkin desain aero fairing yg mudah di copas oleh antar baprikan…tapi rahasia jeroan dapur pacu (mesin&elektronik) yg sulit di intip oleh antar pabrikan dan Honda memilih jalan itu!
    #kepo

  7. Jadi inget dulu masih sering nonton F1..tahun 2000an kebawah sangat terlihat vortex di pinggir winglet belakang mobil2 F1..

  8. Malah yg penting untuk downforce adalah gaya pengereman bukannya gaya angkat ( Lifting force).
    Krn drag force lebih besar dr lift force.

  9. Bentuk fairing dengan orientasi performa IMHO lebih ‘cantik’ karena itulah sejatinya buah otak para engineer yang diperas hebat menjadi nyata.
    Kayak berbagai anatomi flora dan fauna bahkan anggota badan manusia yang kadang bentuknya aneh tapi kita tetap terkagum-kagum akan fungsionalitas dan efektifitasnya. -Colek yang masih terheran2 alasan kenapa kita bisa tertarik dengan bentuk tubuh lawan jenis- hehe.
    Jadi kesimpulannya motoGP ibarat hewan hybrid antara Cheetah dan Burung yang terbang membelah angin.

    • Bichoz THE NEW KING OF NAKED SPORT 150CC TETEP CB150R

      ALL NEW CB150R THE NEW KING OF NAKED SPORT 150CC
      NGUWAHAHAHAHAH

      DOHC PALING GANTENG ANTI CULUN
      NGUWAHAHAHAHAH

      LENGSERIN SI PINGSON SOHC GIGI GANJIL 155VVA LEMOT BANGET
      NGUWAHAHAHAHAH
      NGIAH NGIAH NGIAH
      HOHAHH HOHAHH
      NGA NGA NGA

  10. Salam Aero mas T.
    Istilah winglet pd pesawat terbang bertujuan utk mengurangi wing fortex.
    Berbeda aplikasi pd Aero Kits pd fairing MotoGP dengan Front Wing Elements pd mobil F1.
    Insinyur Aero Ducati yg dikomandoin oleh Allain Jenkins mantan Designeer McLarent/Ferarri F1 mempunyai tujuan berbeda dgn pemasangan aero Kits ini di motor ….
    Selain utk mendapatkan xtra down force di trek Twisty juga mengejar Stabillity saat TITO…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP