pict : Peter McLaren

TMCBlog.com – Bro sekalian, setelah mencoba satu bentuk Aero-Wing yang berjenis Hammer-Head di gelaram test Pra Musim MotoGp sepang 2018 tiga pekan yang lalu HRC Via Marc Marquez di test Pramusim Buriram mencoba Aero-wing kedua sob . . Bentuknya sama sekali Baru dan Sama sekali berbeda dibanding Aero-wing yang dipakai di Sepang

Secara Umum, Wing / Aero Fairing yang digunakan Marc Marquez di hari kedua test Buriram ini memiliki jenis yang lebih Plug and Play artinya bisa dilepas pasang pada Front Cowl standar Honda RC213V . .. Namun jika dianalisa bentuknya lebih menyerupaai sebuah “little wing” . . Bukan Lagunya Jimmy hendrix ya . . wing pencipta Downforce memiliki luasan lebih kecil sehingga kemungkinan besar Downforce yang dihasilkan lebih kecil dibanding model Aero-fairing Model Hammer-head terakhir . .

Namun selain itu juga, Wing kecil yang dicoba Marquez ini tetap ada Vertical Flat yang nyambung di bawah untuk membuat ujung dari wing tetap rounded ( membulat) sehingga Safety selain membuat Turbulensi Vortex wind lebih kecil di samping . . Semoga Berguna . .

Taufik Of BuitenZorg

27 COMMENTS

  1. mantap……yg lain berlomba2 gede-gedean aero dairing yg ini malah kecil, sedari dulu hrc tetep make aero fairing paling kecil dibanding yg lain tp tetep jurdun

    • jimoo@ lihat topspeed di buriram mo tinggi mana pembalap pabrikan H dan Y serta D.

      ni moo saya kasih data,
      topspeed test hari kedua buriram tertinggi dani pedrosa 331,2 , nomor 2 dovi dan crutchlow 330,2. Marquez 329,2 VINALEZ 327,2 dan ROSSI 327,2. Jorge 325, danilo petruci 329.

  2. palingan juga tetep pake yg versi mini kayak tahun lalu,biar nikungnya lebih leluasa
    padahal lebih suka air duck nya yg di sepang

  3. Bagusan yg ini wak, apalagi kalo ntar udah diwarnai senada fairing, pasti cakep… trus kabar dari tim yamaha gimana wak? Masih pake winglet yg ngga disukai technical director? Hehe ?

  4. Wak haji,,,mau nanya nih… kenapa motor Honda (tim yg pakai Honda)jarang pakai aerofairing/winglet atau apalah nyebutnya,hanya sesekali pakai atau boleh di bilang cuma pengenalan aja kalau Honda juga punya itu… tapi prakteknya jarang banget di aplikasikan/di pakai, pencerahannya Wak…

    • Sebesar apapun winglet, inner winglet, aero fairing akan percuma kalo skilll pembalapnya minim. Marquez aja bisa jurdun dengan fairing yg minimalis taun lalu. Ducati dengan bentuk yg sedemikian rupa hanya bisa ngekor runner up. Apalagi yamaha, pabrikan ini dagelan skrg wkwkkk

    • iya HRC riset winglet jarang bgt dipake sama pembalapnya, seinget saya 2016 yg sering dipake winglet lebar kumis lele. selebihnya mah jarang dipake tuh winglet, apalagi si pedrosa jarang bgt dipake.

  5. Kata mbah nakamoto honda bisa saja buatvmotor fuull aero fairing mmg motor lbh cepat 1detik tiap laps, akan ttp tidak ada pembalap yg sanggup lbh dr 2 laps jadi swmakin besar aero fairing semakin besar hambatan dan dsangat menguras tenaga pembalap, jadi mgkin visi HRC bikin fairing minimalis tp hasil maksimalis, bkn kyk hammer head sebelah lama2 udh kyk mobil F1…

  6. wak bahas masalah M1 donk wak kayanya parah bgt masalahnya dithailand. apalagi vinales kemarin bicara ke media gak setuju sama rossi tentang masalah elektronik, karena menurut vinales yamaha sudah melakukan perbaikan elektronik yang cukup baik.
    jadi penasaran sebenernya masalah utama M1 tahun ini itu apa yak. kalo galbusera sama rossi bilang elektronik tp kalo kata vinales bukan masalah elektronik.
    puyeng puyeng dah nih yamaha 2 pembalapnya punya pendapat yg berbeda ekekek

    • bajak teknisi Suzuki,keknya itu solusi yg paling rasional karena konfigurasi dan segala macam hampir sama,grafik performa Suzuki sekarang kan lagi naik tuh

    • Gmn gak dilema
      Masukan vinales bisa jd benar, krna flying lap time dia bagus dibanding vale
      Tp disisi lain input vale lbj dipercaya sm crew. Who knows vale lg meraba2 masalah pd m1 jd flying lap time nya gak setajam vinales

    • centanario : wkwkwk orang suzuki aja boleh bajak si davide brivio dari yamaha. dia yang membawa perubahan besar dari mesin V si gsv menjadi inline gsx, ibaratnya suzuki dapet bocoran tentang mesin inline dari bekas orang yamaha.
      lagian sesi test thailand kemarin rins bisa cepat gak bisa dijadikan patokan buat tahun ini atau bahkan tahun depan. inget saat ini suzuki dapet keistimewaan bisa mengembangkan mesin sepanjang musim balap berjalan. kalo sudah disegel itu mesin nanti belom tentu bisa kenceng itu suzuki. macam tahun 2016 kenceng dipake vinales dan aleix pada saat dapet keistimewaan, 2017 begitu mesin disegel ancur peformanya akibat salah pilih mesin dan gak bisa diutak atik itu mesin.

    • ordinary: nah itu dia dilematis banget pasti puyeng 19 keliling bukan 7 keliling lagi. wkwkwk
      disatu sisi vinales bilang M1 kaya gitu bukan masalah elektronik, nah galbusera sama rossi bilang itu masalah elektronik.
      ditambah kemarin crew yamaha bilang M1 2018 dikembangkan berdasarkan masukan rossi tapi rossi masih struggle terlempar 10 besar nah vinales malah bisa tembus 10 besar.
      apa gak puyeng itu yamaha wkwkwk, makanya penasaran masalah utamanya itu apa. barang kali wak haji dapet info dari david emmet atau manuel pecino tentang M1.

  7. Penyeragaman ecu, cenderung lbh mengintungkan ducati. Tim lain sampe hrs hire eks teknisi mm.
    In house ecu lbh fair, drpd bgini. Tim lain hrsnya coba bajak karyawan divisi elektronik dr mm.
    Klo pake stingan standar ecu mm, ga bakalan kompetitif.
    Klo pake piggy bag, boleh ga? Jd dr ecu mm, ke piggy bag baru ke komponen penggerak.

    • ecu di seragamkan kan memang untuk agar persaingan lebih kompetetif,, dan secara tidak langsung untuk membuat persaingan kompetetif dan performa motor juga harus 11-12 serta secara tidak langsung juga mengkebiri pabrikan yang super power. artinya gak ada yang boleh kejadian 2014 dominasi yang dilakukan honda terulang.

    • kan dari dulu juga sudah menguntungkan ducati ini peraturan. mulai dari open class, honda kesulitan lalu tahun kemarin yamaha kesulitan tp si ducati gak bisa memanfaatkan kesempatan yang diberikan dorna dengan baik.
      walaupun ibaratnya ecu MM udah diseragamkan tp ttp aja kalo sudah bukan pegangan dari awal kaya ducati yak susah.
      ibarat disini kaya biasa pake BRT disuruh ganti sama aracer, walau sama” ECU yak settingannya berbeda pasti.

    • justru biar kompetitif bro. ecu inhouse dia lagi dia lagi. apa ga bosen.

      ane nonton 2013. balapan paling membosankan. 2014 juga.
      balapan bener2 kaya turing fun race.

      walaupun dengan speed yang tinggi.

    • tetep sekompetitifnya motogp yang menang dia lagi dia lagi, kalo pun bukan dia pembalapanya. yak pabrikan dia lagi dia lagi, tujuan dorna biar semua pabrikan kompetitif belum tercapai.sesulit sulitnya yamaha atau honda tetep aja mereka bisa juara. ducati yang punya keuntungan malah gak bisa memanfaatkan, pabrikan macem ktm/aprilia/suzuki untuk kompetitif minimal sering juara seri menggantikan yamaha/honda belom terlaksana.
      sampe sekarang aja saya masih belom paham kenapa dorna waktu itu membebaskan ducati dalam pengembangan mesin pake ecu MM dimasukin ke open class, sementara yamaha & honda waktu itu harus membuat tim satelit lagi buat adaptasi awal.

    • Kalo gara2 hal ‘loe lagi, loe lagi’
      Hrsnya kalo gentle kejar dong ketertinggalan teknologinya. Maaf ya tp stereotip tim2 italy ini yg doyan bikin drama ex. Ferrari vs merc, calciopolli di serie a, sampe team wrc lancia jaman dulu

Leave a Reply to Centenario Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here