TMCBlog.com – Hangat nih mas bro, ketika Tech 3 sudah memutuskan hengkang dari Yamaha dan bersandar di bahu KTM mulai 2019 nanti, pada akhirnya boss Yamaha Lin Jarvis gerah kemudian angkat suara dimana dirinya mengatakan bahwa Yamaha siap memberikan Johann Zarco motor M1 dengan spesifikasi sama seperti team pabrikan meskipun ia berada di team satelit. Karena Jarvis gak mau kehilangan Zarco setelah performanya yang sangat apik di tahun pertama Zarco masuk ke kelas MotoGP di 2017 lalu. Namun setelah Valentino Rossi memperpanjang kontrak dengan Yamaha Factory maka secara otomatis pula kesempatan Zarco masuk ke team pabrikan tertutup rapat, maka segala cara akan dilakukan Yamaha untuk mempertahankan Zarco yang sudah pasti layak dipertahankan.

Pencapaian Johann Zarco di musim perdananya di kategori MotoGP memang bukan suatu yang bisa dianggap sepele bro, dengan menduduki peringkat ke 6 pembalap di klasemen akhir MotoGP 2017, Zarco digadang-gadang sebagai pembalap yang lebih dari pantas untuk duduk di kursi team pabrikan. Pun dengan performa apik nya pada 3 winter test 2018 Zarco pun diprediksi akan menjadi penanatang juara dunia musim ini.

Ketika diwawancarai oleh Sky Sport di Doha malam kemarin waktu setempat, Lin Jarvis berkata “Kami akan berusaha untuk menjaga Johann Zarco bersama kami, sayang hanya ada dua motor untuk team pabrikan, sedangkan kami sudah memiliki Maverick Vinales dan Valentino Rossi di sini. Kami sudah tidak punya tempat di team pabrikan, namun masih ada peluang untuk menyediakan motor spek utama kepada tiga pembalap Yamaha, dan kami sedang mengurus masalah ini. Pertama-tama, kami perlu sebuah team lain.”

Jarvis mengungkapkan bahwa Yamaha sedang berusaha untuk menemukan tim pengganti Tech 3 untuk musim 2019 nanti karena Yamaha akan bersikeras untuk tetap menurunkan 4 motor di grid MotoGP dan pada saat ini dirinya belum bisa memberi tahu kepada publik dengan siapa Yamaha sedang melakukan negosiasi terkait team satelit Yamaha di 2019. “Yang kami inginkan sebuah team dengan level yang tinggi, Kami pasti akan mengkomunikasikan kapan waktunya.” ujar Jarvis.

Hal yang menarik sewaktu Jarvis membantah bahwa Yamaha menganak-tirikan Tech3 atas apa yang telah Tech 3 korbankan selama kurang lebih 20 tahun kerja sama dengan Yamaha; “Saya tidak percaya Herve pergi karena merasa tidak mendapat dukungan dari Yamaha.” Tegas Jarvis. “Menurutku, Herve pergi karena mendapat penawaran yang fantastis dari kompetitor kami yang mereka sangat membutuhkan keberadaan team satelit. Penawaran itu mungkin mempengaruhi banyak hal, menyangkut performa motor yang Tech3 gunakan dan juga menyangkut stabilitas keuangan. Saya berpikir, Anda harus melihat gambaran yang lebih luas lagidan tidak perlu mengatakan Herve pergi hanya karena dia tidak mendapatkan dukungan dari Yamaha. Memang benar kami belum menyediakan motor pabrikan untuk Zarco. Tapi kami selalu menghormati kebijakan dan kontrak yang kami buat. Dan kontrak kami dengan Herve tidak menyediakan paket motor pabrikan.”

Dari perspektif Zarco sendiri mengaku belum sempat memikirkan perihal dirinya di musim 2019 mendatang. “Ini tidak mengubah rencanaku soal Tech3 yang akan beralih ke KTM mulai tahun depan, karena saat ini saya sedang mengendarai motor Yamaha, itu bagus, team saya langsung mengetahui motornya, meski belum tau apa yang akan Saya lakukan di tahun depan [2019], Kami sekarang berusaha untuk mendapatkan hasil maksimal dari motor [Yamaha] ini. Ini adalah cara terbaik untuk Tech3 dalam menyelesaikan kolaborasinya dengan Yamaha.” kata Zarco.

Mengenai keberadaan Valentino Rossi yang menutup kesempatannya di team pabrikan Yamaha untuk tahun 2019 dan 2020, Zarco dengan diplomatis bicara; “Saya pikir kita harus berterima kasih padanya [Valentino Rossi] karena untuk pembalap yang baru seperti saya, dia membuat mimpi menjadi kenyataan. Ini sesuatu hal yang fantastis, jika dia telah berhenti, maka banyak pembalap yang tidak akan bermimpi untuk balapan melawannya di MotoGP. Serkarang, mimpi kami sangat mungkin jadi nyata. Jadi, terima kasih untuk Vale karena masih bertahan di MotoGP.” Sebut Zarco pada Vale saat press conference di Losail malam kemarin.

Balik lagi ke Yamaha, saat ini ada 3 kemungkinan bagi Yamaha untuk tetap menerjunkan 4 motor di grid MotoGP 2019, Marc VDS, Avintia dan Angel Nieto Team Aspar. Jika meninjau dari pernyataan Jarvis bahwa mereka menginginkan sebuah team dengan level yang tinggi [menurut Saya, maksudnya team yang setara dengan Tech 3] maka in akan menjadi keputusan yang lumayan sulit. Kenapa? Karena saat ini team satelit/independent [Dari 3 pilihan logis yang tersedia] yang selevel dengan Tech 3 adalah Marc VDS. Tapi apakah MVDS mau menanda-tangani kontrak jarak pendek? Jarak pendek disini adalah kontrak dengan Yamaha selama 2 tahun saja. Kan di 2021 nanti sangat besar kemungkinannya VR46 Team akan turun di MotoGP dan 90% kuat sinyalmennya akan berkongsi dengan Yamaha. Kalau begini MVDS bakalan Deja Vu dong ujung-ujungnya sih. . .

Konstelasi lain jika Yamaha jadi merapat dengan salah satu team antara Angel Nieto Aspar atau Avintia Team, itu artinya salah satu pembalap mereka akan didepak demi Zarco yang akan diberikan motor pabrikan oleh Yamaha. Untuk team satelit memang seakan dapat angin surga, secara dengan jatah motor pabrikan, team tersebut akan mendapat banyak privilege dari pabrikan soal parts terbaik dan juga sokongan Dollar alias piti alias duit dengan secara langsung terlibat ke dalam pengembangan motor. Atau malah peraturan 1 team pabrikan dengan 3 pembalap diperbolehkan kembali oleh Dorna? Tapi ini agak-agak gimana gitu yah, soalnya terlihat sedikit memaksakan kehendak untuk Yamaha demi mempertahankan Zarco. IMHO..  Akan tetapi semua bisa menjadi mungkin di MotoGP dengan tingkat ‘politik’ yang tinggi, peraturan bisa diubah dalam pergantian tahun. Bukan omong kosong bro, coba saja tengok ke 2012 silam ketika Rookie Rules dihapus akibat HRC mau masukin Marc Marquez ke Repsol Honda Team untuk musim 2013.

Maka dari itu, Johann Zarco dengan YZR-M1 spek pabrikan bukan sesuatu hil yang mustahal di MotoGP 2019. Duh, jadi inget masa kecil ketika Valentino Rossi di Nastro Azzuro Honda HRC tahun 2000-2001 nih … Pembalap muda – Team satelit – Motor Pabrikan – Title contender – Epic battle .. Cakep dah..!

Nugi TMCBlog

75 COMMENTS

  1. Artikel dari om Nugie emang selalu memuaskan!

    Btw gini,
    IMHO kontrak jangka pendek 2 tahun dengan jaminan 1 motor spek pabrikan. Dan 1 pembalap elit; bukanlah penawaran yg bisa dipandang remeh.
    Apalagi jika ini kasusnya MVDS jauh lebih positif dibanding perlakuan HRC.

    Atau kalo ini untuk tim Angel Nieto, bukankah Sky Racing VR46 punya hubungan yg bagus dengan keluarga Nieto? Dengan Pablo Nieto sbg principalnya.

  2. Silly season belum berakhir menjelang race pertama, akan tetapi imho juara tahun ini gak akan jauh dari Marquez dan Dovi+Pedro atau Rossi. Untuk Zarco bukan hanya motor saja yang harus spek pabrikan, tetapi team dan manajemen yg baik (mekanik, ahli strategi balap, motivator) juga sangat menentukan. itu yang membuat perbedaan satelit dan pabrikan.

  3. Bukannya zarco pengennya di tim pabrikan jg??? Apa msh mau zarco diming2 dgn secercah harapan diberi paket motor factory?? Klo di satelit kan kurang bergengsi, maunya jg di tim factory, moga aja ad harapan dia dpt tim factory antara ktm n yamaha, selain itu susah krn honda n ducati dh menutup kesempatan utk zarco

  4. Kayaknya Zarco nggak bakal mau deh walaupun diiming2i Spec terbaru,dia itu kayak Cruthlow jaman dulu pokoknya masuk di tim pabrikan titik,bukan pabrikan ala ala,soalnya gengsi,perhatian,kontrak,segalanya pasti berbeda walaupun kita yg dari luar cuma liat perbedaan livery sponsor doang

  5. “Tapi kami selalu menghormati kebijakan dan kontrak yang kami buat. Dan kontrak kami dengan Herve tidak menyediakan paket motor pabrikan.”

  6. “Ini sesuatu hal yang fantastis, jika dia telah berhenti, maka banyak pembalap yang tidak akan bermimpi untuk balapan melawannya di MotoGP. Serkarang, mimpi kami sangat mungkin jadi nyata.” Johan zarqo

  7. ” Akan tetapi semua bisa menjadi mungkin di MotoGP dengan tingkat ‘POLITIK’ yang tinggi, PERATURAN BISA DIUBAH dalam pergantian tahun. Bukan omong kosong bro, coba saja tengok ke 2012 silam ketika ROOKIE RULES DIHAPUS akibat HRC mau masukin Marc Marquez ke Repsol Honda Team untuk musim 2013.”

  8. Mvds agaknya ibarat keledai kalo menyetujui sama Yamaha,soalnya itu cuma jangka pendek setelah itu apa bedanya sama perlakuan di Honda bahkan bisa lebih buruk 2021 dipaksa digusur dr lapaknya kayak PKL kena gusur pol PP, mending ke Suzuki walaupun performanya masih naik turun tapi kalo nanti bareng2 mengembangkan GSX dan membuahkan hasil yg manis pasti jasanya nggak bakal dilupakan dan dapat perlakuan spesial tentunya

    • Nah eta ke suzuki, kan pembalap di moto2 marc vds cerah2 nih skill2nya,sewaktu2 tim factory suzuki nyari pembalap ya sourcenya bisa dri marc vds ini, asal bisa membuat ikatan yg kuat sehingga suzuki bisa mendapat kepercayaan yg dlm kpd marc vds ?

    • MVDS kalo emang jadinya ke yamaha tahun depan dan dapet 1 motor spek 2019 (sama kyk yg di tim pabrikan) kyknya ttp lebih baik dibanding kyk di honda yg skrng atau tahun2 sblm ny. di suzuki pun blm tentu bakal dapet motor dgn spek yg sama dgn tim pabrikan. motor tahun lalu (misalkan spek 2018) kalo tetep dikasi part2 baru yg dimana buat motor tahun kompetisi berjalan (mslkan spek 2019) agak aneh sih karna partnya jg ga selalu bisa masuk/sesuai IMO. dan kalo bs dipake jg di motor tahun lalu dan perform lebih baik dibanding yg di tim pabrikan, mau jd gimana itu nnti arah pengembangan nya. IMO

      PKL digusur satpol PP mah gara2 jualan di trotoar yg emng harusnya ga boleh jualan

    • Nah ini lbh logis dan win2, secara dani seperti misaki di captain tsubasa. Cerdas, tahu kapan ngalah kapan agresif dan bs mengubah alur pertandingan disaat dibutuhkan

    • Ga akan mungkin, karena arah pengembangan RCV juga ngiblat ke DP26 dengan tujuan ngimbangin liarnya MM93 yang benefitnya ke tim satelit yang “gampang” pake RCV. Kalo sekelas Cal mungkin bisa naklukin RCV yang diracik pure ngikut gaya MM93, kalo rookie kaya Nakagami, Luthi disodorin gitu bisa puyeng yang ada kaya Miller.

    • Kayanya HRC bakal pikir 2x dehh buat ambil johan..
      Masih realistis kalo perpanjang dani 2 musim lagi, kemungkinan besar dani bisa penaiun karna udah menginjak umur 35 taun, tapi who know
      Cuma kalo emang bener pensiun, takaki bisa masuk ke repsol honda dengan catatan selama 2-3 musim ke depan performanya menjanjikan, apalagi dia nippon
      Cal, dovi, dani, jorge, alvaro, thomas, danilo kayanya 3-5 musim kedepan bakal pensiun atau out dari GP, karna umur mereka skarang udah 31-33 taun dan sepertinya mereka gak akan kaya vale yang balap sampe lebih dari 37/38 taun

    • Berita kemarin, Doi (JZ5) pede abis bidik kursi lowong Repsol Honda jikalau DP26 tidak diperpanjang kontraknya… tapi sepertinya (menurut saya) agak berat soalnya sang sponsor (Repsol) sepertinya lebih mementingkan nationality… Jangan lupakan JL99 yang tahun ini kontraknya bakal habis dengan Ducati, kemana dia di 2019? Repsol Honda kah?? kita nantikan masbroo

  9. Memang dikontrak antara yamaha dgn tech 3 gak ada soal supply motor pabrikan cuma yamaha mikirnya telat apa gimana.padahal si herve sudah curhat terkait tech 3 gak dikasih motor pabrikan/terlibat pengembangan motor..giliran tech3 pindah barudeh mumett..gk peka bgt si Lin jarvis juga.

  10. Banyak rider satelit yang lebih pantes masuk ke tim utama. Zarco, petrucci, cal. Sayangnya nasib mereka sama (sementara) ga bisa masuk ke tim utama.
    Kemungkinan VDS switch gantiin tech 3 tahun depan ga begitu besar karena bakal bikin susah adaptasi berulang – ulang. Katakanlah 2019 ke YMH, 2021 ke SUZ/APR (paling memungkinkan ke APR karena karakter ga beda jauh sama HND yg pake V engine).
    Cuma masalahnya apakah YMH bisa kasih penawaran yg bagus spe VDS mau pindah? Kalau pun pindah bakalan menarik karena kemungkinan setelah SKY VR46 masuk bakal diisi Morbidelli ama VR. YMH diisi Vinales ama Zarco. Bakalan rame…

    • Ya, zarco orientasinya sementara ini masih ke motor factory jadi case YMH VDS gaet zarco di 2019 masih terbuka. Luthi masuk ke KTM pun bisa. Dan case VDS gabung ke YMH mungkin banget karena ada morbidelli disana

  11. Ane harap zarco bisa ttp di yamaha sampe nemu pintu masuk ke factory yamaha, potensi zarco di yamaha bisa melebihi pembalap factory si MV, secara zarco baik mental diatas MV yg cengengan, soal skill bisa dipoles, kek lorenzo lah bru tahun awal diyamaha ad jatuh bangunnya, eh nextnya jurdun

  12. Om nugie..
    Info2 hot gosip dari GP share lagi dong, masih banyak yang ganjel nihh
    Kaya livio ditarik ke yamaha, kontrak dani, kontrak zarco, internal ducati, internal HRC setelah puig masuk, syarat yang diminta marc sampe mau perpanjang kontrak, nilai kontrak marc, kontrak bradley & pol taun depan, kontrak johan, dll
    Hheheheheheeeee

  13. Wak haji team webike australia by antony west di presscon dan di fb bilang mau pake r3 di ap250 seri australia bener ga?

    • Dia bilang R3 karena lidah dia gak biasa ngucap R25. Liat motornya langsung terlintas R3 walaupun tulisan R25 gede

    • gak mungkin kayaknya, kan ada scruit bro
      dan saya belum baca ada regulasinya 300 cc dua silinder di buku regulasi

    • Itu mah offside kemane-mane

      mungkin R3 itu buat balapan lokal Australia (ASBK). Kan seri ARRC Australia mau dibarengin sama seri lokal Australia. CMIIW

  14. untuk sementara ini realistisnya pembalap indonesia generasi sekarang max baru moto2 mbah,, kalo di kelas utama motogp ya harus eksis di moto2 dulu. Kecuali kalo tiba2 skill dan prestasinya melonjak drastis setara dengan “alien” motogp

  15. Marc VDS, lebih baik ke Suzuki saja (moga2 Suzuki mau masok Factory Bike)… Daripada kontrak jangka pendek di Yamaha yang gosipnya di 2021 bakal support VR46 Team

    Avintia & Aspar Team… terserah kalian sajalah mau kemana hehehehe

Leave a Reply to Bro Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here