TMCBlog.com – Bro sekalian, Hari pertama Kick off MotoGP Musim 2018 sudah dimulai kemarin dengan gelaran FP1 dan FP2 di kelas MotoGP dan tentunya di kelas kelas lainnya. Penyelenggaraan gelaran Race weekend khususnya MotoGP tahun 2018 ini mulai berbeda dengan waktu yang dimajukan sehingga menempatkan sesi terakhir dari masing masing hari Baik Jumat, Sabtu dan Ahad ( yang kebetulan semuanya sesi MotoGP ) menjadi satu satunya sesi yang dilakukan dalam keadaan Track dibanjiri cahaya Lampu yang disuplay oleh 44 generator Pramac. Artinya, menurut tmcblog sesi sesi di hari Jumat dan sabtu yang beririsan waktunya dengan waktu race ( ahad mulai Jam 19 waktu doha ) akan menjadi cukup Krusial untuk menentukan setingan terbaik . . . So Jika ada pembalap yang sudah menemukan setingan tepat semenjak hari Jumat dan dipakai di sesi malam, menurut tmcblog ia akan memperoleh keuntungan persiapan terlebih dahulu.

Secara umum sesi FP1, FP3, dan Warm Up MotoGP akan berlangsung pukul 3 sore di mana Tarck masih sangat panas akibat guyuran sinar matahari Gurun, sedangkan FP2 seperti semalam, FP4 dan Kualifikasi akan berlangsung di waktu yang beririsan dengan Race Time dimana udara sudah sangat berbeda dalam hal Temperatur. Yap perubahan temperatur inilah yang membuat beda, Kenapa bisa begitu ? .. .  Yap Wilco Zeelenberg pernah bilang bahwa perbedaan respon mesin saat mengarungi Track Losail Qatar di siang hari maupun dimalam hari sangatlah berbeda . . sehingga boleh dibilang data data yang digunakan saat Latihan siang hari FP1, FP3 dan warm up boleh dibilang nggak begitu banyak yang bisa mewakili data saat Race dilakukan

Fisika Losail saat Malam

TMCblog sudah pernah menuliskan kepada sobat sekalian dulu bahwa Kerapatan udara Juga bergantung pada suhu udara, makin tinggi (makin panas ) maka kerapatannya akan makin rendah ( tipis ). Oleh karena itu jika Race di Losail Qatar yang dingin, maka terlihat banyak beberapa Motor motor yang berlaga seperti misalnya Ducati tidak terlalu menggunakan winglet. Logikanya suhu dingin maka kerapatan udara akan besar sehingga cukup dengan bentuk kemiringan Fairing/ font cowl depan saja, efek-downforce sudah bisa didapatkan . . itu dari sudut pandang down force . . Gimana dalam sudut pandang Power Motor ?

Kerapatan Udara adalah satuan yang menunjukan berapa jumlah udara dalam satu satuan Volume dari ruang. Biasannya jika suatu daerah makin tinggi, maka kerapatan udaranya makin tipis.

Yap kembali lagi, dengan menurunkan rumus Gas Ideal Boyle-Gay Lussac ( p x V = n x R x T ) akan diperoleh sedikit kesimpulan bahwa suhu lebih rendah akan mengakibatkan kerapatan udara makin tinggi. Bahasa Gampangnya dari kerapatan tinggi adalah udara makin ‘kaya’ gas gas yang dibutuhkan dalam proses pembakaran . . Oleh sebab itu jika sobat sekalian riding malam malam akan terasa motor seperti memiliki tenaga lebih dibandingkan siang hari. Dan fenomena Fisika ini juga tentunya berlaku di Motor motor Prototipe, dimana Power Motor akan terasa ( dan terukur ) lebih besar dibanding siang hari . .

Siang malam di sentul saja sudah beda, apa lagi di Losail qatar yang perbedaan suhunya antara siang dan malam bisa berkisar 5-6 derajat . . tentu dalam hitung hitungan pabrikan, power beda dikit akan menghasilkan response akselerasi , top speed yang berbeda dari Motor  . . lalu satu lagi . . Pemilihan Ban

Musim 2018 ini Michelin tidak menerapkan policy seperti tahun 2017 dimana ada spek ban berbeda ditiap Track ..  spek ban dalam hal ini kompon akan sama, perbedaan hanya pada sisi teknis seperti persentase ketebalan ke-asimetris-an side wall dari ban dengan sudut pandang perbedaan jumlah tikungan kanan dan kiri dari sirkuit . . . ini menyebabkan kalau masalah mesin sudah terselesaikan, maka Pemilihan Ban yang pas akan jadi hal yang cukup penting.

Pilih Kompon Ban Lebih awal

Yang pertama jelas soal Suhu Track ..  suhu Track panas dan Suhu Trak dingin tentu punya efek ke Grip ban . . sayang data tahun lalu dan data test pra musim 2018 di Qatar terakhir belum menyediakan data pilihan ban apa yang dipakai oleh pembalap. Namun di sesi FP2 semalam Dorna sudah menyuplai informasi penting ke publik mengenai tipe ban apa yang dipakai oleh masing masing pembalap . . .

Memang sih di sesi FP2 semalam, Pembalap Nggak melakukan Long run atau simulation lap ..  yap karena dengan  waktunya jelas terbatas dan mereka harus membagi antara long run dan riset setingan lain . . tmcblog lihat long run yang dilakukan pembalap berkisar antara 4 sampai 6 lap saja semalam. Namun yang terpenting adalah siapa saja yang terlihat sudah mulai yakin atas pemilihan kompon ban dari data Sesi FP2 semalam ?

Di sesi FP2 semalam 3 contoh pembalap yang menggunakan hanya 1 jenis kompon ban baik saat melakukan ‘long run’ maupun ‘time atack’ adalah Andrea Iannone ( medium-soft ) , Marc Marquez ( Medium – soft ), Cal Crutchlow ( Medium – soft ) dan Valentino Rossi ( medium – medium )

Selain tipe pembalap ‘konsisten’ di atas ada juga pembalap yang lebih smart lagi yakni sudah mulai memilih kompon mana yang akan digunakan untuk Long run dan kompon mana yang lebih maksimal digunakan untuk melakukan time attack atau persiapan untuk sesi Kualifikasi  . . tipe pembalap kedua ini contohnya adalah Danilo Petruci,  Alex rins dan Dani Pedrosa yang mengubah kompon ban belakangnya saat time attack dari medium ke soft. yap waktu sedikit langsung dipakai maksimal, Nyobain setingan kualifikasi dan race . . .sekali dayung dua pulau terlampaui, sekali sesi dilakukan, dua setingan sesi lanjutan sudah mulai dicobain . .

Dovizioso dan Lorenzo tidak bisa tmcblog tetapkan ada di golongan mana karena di run terakhir keduanya, data jenis ban tidak ditampilkan Oleh dorna . . ini lupa masang sensor atau emang belum diketik ? BTW . ..  Management waktu seperti ini sepertinya layak kita telaah dan ambil hikmahnya sob . .

Perkiraan Race Pace

Yap memang 5 – 6 lap belum dapat di reprentasikan mewakili dua-puluhan lap Losail Qatar saat race nanti . . namun cuma segitu batas waktu yang diperoleh oleh masing masing rider . . Yaaa, kita anggap saja itu cukup merefleksikan race Pace ya . . .gpp tho ? Di bawah ini adalah grafik laptime laptime long run saat pembalap menggunakan kombinasi Ban yang terlihat merupakan ban race dan bukan ban Time attack  . . . kita akan perkiraan cek race Pacenya  . .

Yap, sedikitnya laptime memang terlihat kurang representatif . . Namun Jika kita bisa melupakan sementara itu, maka kita akan lihat dari grafik di atas bahwa Crutchlow, Lorenzo, Marquez, Petrucci, Rossi terlihat lumayan sudah menemukan setingan mereka untuk persiapan Race ahad malam nanti . . . Dovi juga terlihat siap terlepas dari satu impuls laptimenya . .

Namun jelas, setingan FP4 malam nanti seblum Kualifikasi Juga akan lumayan penting untuk dilihat karena hasil FP4 tidak berpengaruh ke Kualifiaksi dan terlebih lagi umumnya akan memiliki waktu yang lebih panjang untuk fokus Race Pace . .  oke sekian dulu bro analisis yang bisa tmcblog lakukan untuk hari pertama #QatarGP ini  . ..  terlihat memang ada sinyalemen Race akhir pekan ini akan berjalan dengan ketat , sinyal sinyalnya bisa dilihat di dua Sesi FP dimana Laptime antara tercepat pertama dan ke-14 hanya berselang 0,999 detik saja . . . ketat banget kan? silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna

Taufik of BuitenZorg

30 COMMENTS

  1. Kalo seumpama hujan gimana Wak?ditunda,dibatalkan,apa lanjut terus?soalnya kemarin pas nyoba wet track banyak yg pro kontra pendaptnya

    • wak tanya dong, knp ya laptime nya gak bisa nyentuh 1.53 an, dan masih dipegang record nya sama lorenzo sampe 10th, padahal scr teknologi lebih maju sekarang?
      berarti mesin jaman baheula itu kalo misal ikutan race sekarang masih bisa bejaban dong?

    • Karena regulasi terus berubah. Kalo regulasinya masih sama dalam 10 tahun, mungkin tahun ini sudah lebih kencang 2 bahkan sampai 5 detik. 10 tahun lalu masih 800cc yang lebih kenceng di tikungan, juga aturan bobot lebih rendah dan elektronik lebih maju karena setiap pabrikan kembangin sendiri. Kalau sekarang walaupun 1000cc tapi elektronik harus seragam, bobot lebih berat dan bahan bakar lebih sedikit. Era 800cc boleh sampai 21 liter, sekarang emang 22 liter tapi kan mesin udah naik 200cc. Dan banyak parameter lain yang bikin motor sekarang seolah gak lebih kenceng kenceng dibanding 10 tahun lalu. Motor 10 tahun lalu mungkin bisa dipake sekarang, tapi dengan kapasitas lebih kecil pasti di trek lurus bakalan kalah, belum lagi harus ditambah bobot, bakalan lebih pelan. Itulah kenapa Kawasaki ogah ke MotoGP lagi karena aturan berubah2, beda sama WSBK aturan dasarnya masih sama lebih dari 15 tahun ini, ada perubahan pun cuma perubahan dikit gak sampai ekstrem rubah kapasitas mesin, bobot, batasan tangki, dll.

  2. Komentar, data & prediksi menjelang race itu kaya bumbu & garam dalam sayur motogp. Makin ga sabar nih liat race nya.

  3. “Suhu lebih rendah akan mengakibatkan kerapatan udara makin tinggi”. Pernyataan ini kok kontra wak sama pernyataan sebelumnya “biasannya jika suatu daerah makin tinggi, maka kerapatan udaranya makin tipis”. Kan dataran tinggi suhunya lebih rendah, apa hal ini krn tekanan udaranya yg lebih rendah wak?

    • Karena semakin tinggi altitude daerah, tekanan udara ambiennya juga semakin turun, beda dengan di dataran rendah. Sehingga untuk satu volume atau satu massa yang sama, udara di dataran tinggi densitasnya lebih rendah dibanding dataran rendah. *CMIIW

    • “Suhu lebih rendah akan mengakibatkan kerapatan udara makin tinggi”.
      ini jika dibandingkan dengan ketinggian yang sama
      kalo dibandingkan dengan variabel ketinggian yang berbeda, ada hitungannya lagi

  4. Yamaha diuntungkan dengan suhu aspal lebih dingin ban lebih awet…tapi seberapa lama ban siap di bawa tarung di race? Ducati kencang! Honda menjaga ritme! Bakal seru lah ??

Leave a Reply to granmax Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here