TMCBLOG.com – Bro sekalian, Walaupun Valentino Rossi dirasa cukup baik dan menunjukan kelasnya di Seri Pembuka MotoGP 2018, Maverick Vinales akhirnnya menemukan solusi serta Johann Zarco Yang berhasil menjadi Pembalap tercepat di Losail .. Namun bukan artinya Yamaha Telah lepas dari masalah. Losail Bukanlah tempat yang pas untuk menyatakan bahwa Yamaha telah lepas dari masalah elektronik. M1 harus membuktikannya di sirkuit sirkuit yang bukan tipe Yamaha. Dan oleh sebab itu sampai saat ini Yamaha Terus getol mencari sosok yang punya kapabilitas tinggi soal Magneti marreli ECU baik Hardware dan software.

Biasanya pabrikan jepang ( Yamaha, Honda, suzuki ) lebih mengutamakan pencarian Solusi di kisaran sdm mereka sendiri . . . namun kali ini kecepatan Race lebih tinggi dari pada kecepatan upaya yamaha, sehingga mereka harus rela Pride ahli elektronik jepang agak tergadaikan untuk mencari cari ahli elektronik dari Eropa . . ini bukan hanya terjadi di Yamaha, Honda pun sebenarnya telah melakukannya beberapa tahun lalu, beruntung honda menemukan sosok Fillipo Tosi sehingga team cepat berakselerasi mengejar ketertinggalan dari Ducati . .. hasilnya adalah Tripple Crown 2017 dan tentunya yang paling Fresh adalah kehadiran Marc marquez yang nempel dengan Dovizioso hampir sepanjang race perdana di Qatar.Yap Marc Marquez dan Cal Crutchlow melakukannya di Sirkuit yang semua orang tahu . . lebih ke sirkuit ducati dan Yamaha . . Namun apakah yang dilakukan Yamaha ini baru kali ini dilakukan ? Manuel Pecino akan sedikit flashback menceritakan hal serupa yang pernah dilakukan yamaha di tahun tahun yang lalu . .

Masao Furusawa, Engineer jago asal jepang yang berjasa mengangkat Yamaha saat memasuki era 4 tak pada jaman awal awal MotoGP era juga punya Track record yang tidak sungkan sungkan untuk mengambil teknisi teknisi muda brilian dari eropa. Dua teknisi Muda lulusan sebuah universitas ternama di Padua Italia Yakni Andrea Zugna dan Christian Battaglia.

Andrea Zugna , Christian Battaglia , dan Carlo luzzi

Kehadiran keduanya di Yamaha dimulai tahun 2003 yang memang seakan inline dengan kehadiran Musim selanjutnya dimana Pabrikan asal Iwata Jepang ini kedatangan salah satu pembalap Kunci mereka di era MotoGP 4 tak yakni Valentino Rossi. Namun begitu Karya Monumental Andrea Zugna baru hadir saat merevolusi sistem elektronik Yamaha M1 Model musim 2008 yang akhirnya kembali merengkuh juara DuniaMotoGP setelah sempat lepas Tahun 2006 dan 2007 oleh Honda dan Ducati

Zugna hadir di Yamaha sebenarnya tanpa banyak pengalaman di sektor elektronik, namun seiring berjalannnya waktu ia menjadi Role Model bagi seluruh departement Elektronik Yamaha. “He researched, discovered and invented, then it was the Japanese engineers who went ahead with the project,” aku Masao Firisawa di biografinya menanggapi sosok Andrea Zugna . . namun begitu Kisah akhir “perfect marriage” Zugna – Battaglina dengan Yamaha tidak begitu mulus . .. Zugna mengakhiri karirnya dari Yamaha dan pindah ke HRC. Battaglina pun keluar Bersama Carlo Luzzi yang saat keluar merupakan teknisi telemetri Jorge Lorenzo FYI ketiganya adalah teknisi yang punya basis ilmu Magneti Marelli . . dan Kisah ini akan menjadi kunci penting dari Artikel selanjutnya . . . Namun begitulah adanya bahwa Yamaha di masa lalu pernah melakukan Policy serupa saat pace riset tidak lagi bisa mengejar pace dari Race . . Ciao .

Manuel Pecino

86 COMMENTS

    • Tahun lalu Yamaha jadi raja di sirkuit losail, tapi memble di sirkuit lain.
      Klo sekarang yamaha udah memble di sirkuit Losail, gmn di sirkuit2 lain ya?

      ngeriiihhh….

    • Beda situasi dan kondisi

      Yamaha tetaplah pabrikan mencari jalan Sulit mencari alur sesuai jalannya sendiri pada saatnya juga Yamaha akan merekrut Enginer /mekanik baru untuk membangun masalah M1 dengan regulasi mengkibiri senjata Yamaha ini

    • wkwkwk regulasi yang mengkebiri yamaha, jalan sulit dan yamaha paling dirugikan ?
      gak liat pertama kali itu regulasi dilaksanakan siapa yang paling dirugikan ? 2013-2014 honda superior sampe akhirnya 2015 itu regulasi diberlakukan. hasilnya ? seorang marquez harus jungkil balik diatas rcv.
      justru honda yang #gila# dalam beradaptasi sama itu software dan ECU magneti marelli. ketika setiap pabrikan disuruh adaptasi dengan menurunkan tim open class buat riset, yamaha memberikan M1 bekas secara mentah” ke tim ngm forward yamaha. hasilnya ? aleix espargaro sering menggerecoki tim satelit bahkan tim pabrikan. honda ? malah #gila# bikin motor lagi berlabel rcv1000rr yang teknologinya berbeda jauh sama rcv prototype.
      2015 yamaha langsung ngeklik, sementara para pembalap honda pada jungkil balik.

    • Menurut saya sih bukan mau merugikan tim yang ada, sasaran ecu seragam itu untuk membuat honda-yamaha tidak dominan, alias membuat brand eropa yang ada waktu itu (ducati) agar juga bisa juara..pabrikan motogp kan sempat hanya honda, yamaha, ducati dan juaranya honda -yamaha terus, kalo sampai ducati hengkang balapannya hanya yamaha-honda saja

    • cing kucing @

      factory honda dan yamaha masih in house software nya sampai akhir musim 2015.
      jadi kalo marquez jatuh bangun gara2 software MM pada 2015 itu tidak benar . . faktanya emang begitu masi pake software inhouse baik HRC. .maupun YFR.
      Jadi jangan dibolak-balik yah nanti malah menyesatkan. .penjelasan mu ini ??
      nah kalo pada musim 2016 emang wajib semuanya pake software MM.

    • yamaha selalu kalah cepat dr honda… insinyure yamaha wes mentok wak… bukan cari jalan sulit….. emang udah buntu!!!!

    • @samidjan
      Software nya iyaa tapi hardware udah MM, jadi gak bisa semua settingan langsung masuk dan bisa terbaca datanya .
      Makanya RC213V jadi liar, gak bisa dikontrol, over power, mudah slide dan masih banyak laennya .
      Dulu statement dari HRC hardware besar tapi kapasitas kecil, beda sama package in house HRC hardware ringkas kapasitas lebih besar dari MM

    • rian @
      pertanyaannya apakah taun 2013 dan terutama 2014 yg membuat rcv superior diwaktu itu pake hardware in house?
      berarti menurut situ hardwarenya MM diberlakukan mulai musim 2015 yah . . Sehingga membuat rcv terkenal liar dan agresif. . wah baru tau ane wkwk

      kalo iya. . berarti aku yang kudet nih. . maaf yee ??

  1. Zaman dulu zaman dulu sekarang2
    Yamaha pabrikan yang terbuka selalu mempertahankan alur seperti air mengalir …mencari jalan sulit disaat posisi terpuruk….

    apalagi dgn rule regulasi skarang yg mempuruk situasi Yamaha dan agar Yamaha tidak mendominasi lagi …penyelenggara Moto GP skarang berhasil membuat Yamaha dan VR46 lebih sibuk … Come on wake up Yamaha Team biar Moto GP seru lagi…

  2. saya rada bingung sama ini yamaha, maaf yak kadang seperti terlalu sudah enak berada diatas angin sampe lupa kalo musuh selangkah lebih maju.
    kemarin kemarin itu yamaha tidak vokal tentang masalah elektronik, saya sih memahami. karena oke kita flashback ke 2014 dimana saat itu dorna menyuruh tim pabrikan buat bikin tim open class untuk beradaptasi dan riset tentang ecu dan software magneti marelli. gak tanggung tanggung, untuk riset saat itu yamha menurunkan M1 bekas buat riset melalui tim ngm forward yamaha dan hasilnya ? saat itu aleix espargaro berhasil mengerecoki tim satelit bahkan tim pabrikan. honda ? malah gila dengan projectnya malah membuat RCV1000RR buat tim open class yang dari segi teknologi berbeda jauh dengan RCV. ducati ? dorna malah lebih gila lagi bikin peraturan, itu tim pabrikan ducati malah disuruh turun langsung ke open class. itu lah mengapa ducati sekarang bisa gila, kalo gak karena campur tangan dorna tahun 2014. belom tentu bisa sekenceng sekarang.
    hasil riset 2014 terbukti nyata di 2015, honda yang melakukan blunder harus membayar mahal karena jumpalitan diatas RCV. sementara yamaha ? superior saat itu karena lorenzo dan rossi memperebutkan gelar juara dunia. ducati ? belom kelihatan saat itu, dan sekarang baru keliatan hasilnya.

  3. Yg saya khawatirkan apabila ternyata konfigurasi inline + ECU Mag-Mar, pace-nya gak bisa melampaui pasangan mesin V-Twin + ECU Mag-Mar meskipun yg inline udah di-tweak ECU-nya sampe mentok sama ahli Mag-Mar yg paling expert

    • Maksudnya V4 instead of V-Twin?

      V4 pandangan umum orang-orang memang sepertinya powerful, eksotik, dibandingkan inline-4. Faktanya, V4 memiliki keunggulan tapi di sisi lain punya kekurangan juga, begitu juga dengan inline-4 punya kekurangan dan kelebihan.

      Engineer dan pengetahuan manusia juga sudah lebih baik sehingga bisa mencari cara agar kekurangan mesin tertentu bisa tertutupi, atau paling tidak mendekati keunggulan mesin/motor lain.

      Balapan is not always about power, tapi bagaimana mencetak lap time tercepat di track. Track itu terdiri dari (hanya) 1 atau 2 trek lurus dan belasan tikungan. Balapan itu tentang bagaimana cepat sepanjang 20 putaran.

      Lebih kencang 0.5 detik di trek lurus tapi di tiap tikungan kalah kencang 0.1 detik dari kompetitor tetap saja akan kalah balapan. Contoh misalnya di sirkuit dengan 2 trek lurus dan 15 tikungan, 2 trek lurus X 0.5 detik = 1 detik (unggul), bandingkan dengan, 15 tikungan x 0.1 detik= 1.5 detik (defisit), jadinya lebih lambat 0.5 detik per lap. Kalau balapannya ada 20 lap, jadinya lebih lambat 10 detik.

      Menjadi kencang dengan motor yang mempunyai kubikasi 1000 cc (mau V4 atau inline-4) itu sulit banget karena powernya besar sekali. Bayangin motor seringan itu (5 kali lebih ringan daripada mobil) punya power sampai 250 horse power, itu 2 kali lebih besar power rata-rata mobil yang sering kita lihat di jalan.

      Sering kan kita mendengar keluhan pebalap dengan masalah spin ban belakang, tidak ada grip, dll. Dengan power semakin besar masalah itu akan semakin besar.

      Di sinilah peran eletronik sangat krusial. Memanage power yang besar itu agar kencang di tiap bagian sirkuit (trek lurus, masuk tikungan, tikungan, keluar tikungan), kencang dengan kondisi cuaca/temperatur, grip berubah, dll.

      Kalau masalahnya hanya karena V4 lebih unggul dan lebih cocok dengan Magneti Marelli maka Aprilia dan KTM sudah di depan Yamaha dan Suzuki di tiap balapan.

      Dan kalau itu juga masalahnya, Kawasaki-nya Jonathaan Rea di WSBK (dengan mesin inline-4) tidak akan menang balapan terus-menerus dan berada di depan mesin konfigurasi V lainnya, Ducati dan Aprilia.

      Makanya kita sering mendengar, motor yang menang balapan adalah motor yang paling seimbang (balance), dan tugas tim untuk menciptakan paket itu.

      Di MotoGP, tahun lalu, paket yang paling seimbang adalah RC213V. Dulu pernah Yamaha M1. Tahun ini? Mungkin masih Honda, atau.. malah Ducati? Let’s see!

  4. jadi pertanyaan saya yamaha kemana ketika 2015-2017 honda masih kesulitan masalah elektronik, tapi mereka seperti anteng saja. sekarang ketika honda sudah sedikit berhasil mengatasi masalah elektronik dan merekrut tossi mantan pegawai magneti marelli. baru mereka bilang terkena masalah elektronik dan mau merekrut pegawai magneti marelli juga. tapi sayangnya sudah gak ada yak yg bisa direkrut ??

  5. Yamaha emg selalu mencari jalan yg sulit kok, wong MS nyungsep aja katanya hanya sandiwara belaka, bukan kejadian nyata…

  6. Thanks to Ezpeleta … Gw yg dulu nggak suka motoGP jadi ketagihan.

    Mau Yamaha terpuruk kek, Honda jumpalitan, Ducati terseok, tiga musim terakhir seru dilihat.

  7. Melihat lika-liku yamaha.. sepertinya yamaha ini kalo di tim sepakbola seperti Arsenal.. owner yamaha lho ya bukan yamaha tim racingnya.. mereka melihat motogp hanya sebagai salah satu jalan untuk berhasil jualan, jadi ketika menjadi juara tetapi jualan tidak dapat, ya lebih baik dilepas saja..seperti kasus hohe.. beda dengan rossi yang dianggap lebih bisa mengambil simpati publik.. kasus rossi di 2010 sepertinya mengubah cara fikir yamaha.. kemungkinan yamaha akan mengalami kemunduran lagi seperti sebelum 2004..

  8. ah trnyta honda yg ambil teknisinya ymaha.. n fb svelah malah koar2 ymha ngbajak rossi sm kpla mekanik, ngoahaha…

  9. Jangan lupakan sasis yamaha m1 yg termashur ditikungan, Kalo masalah elektronik bisa diselesaikan yamaha habislah semua pabrikan

  10. Loohh kok? ada teknisi ECU MM dari Yamaha yg pindah ke Honda?
    tambah teknisi dari Ducati juga?
    Pantes aja Honda langsung melesat disaat tahun sebelumnya terpuruk

    • Kalau 2015 terpuruk itu kayaknya murni karena satu2nya pembalap yg diandalkan honda si marc lebih sering jatuh saat balapan, entah lagi sial apa ceroboh
      Kalau teknisi MM kan sejak 2016 diberlakukan penyeragaman ecu, honda yg gak punya sejarah bersama MM tentunya pengen dong punya teknisi yg expert soal MM, dan teknsi pun butuh “penghargaan” yg lebih lah dengan skill-nya

    • iya pantesan kenapa awal penyeragaman Honda terpuruk dan Yamaha melesat, lalu tahun setelahnya terjadi kebalikan ternyata ada unsur intern yg buat itu semua terjadi

    • Marc sering jatuh bukan karena ceroboh atau sial, ya itu tadi karena motornya masih payah. Antara mesin sama elektronik gak singkron. Begitu dimasuki ahli ECU Magnetti Marelli langsung deh melesat

  11. Saya paling ga paham kalo bahas elektronik di moto gp.
    Setahu saya yang awam,ecu itu cuma ibarat karbu. Tapi ini ecu di moto gp kok perlu benar2 seorang ahli elektro untuk membuat motor berlari kencang. Dan seolah2 mesin itu tidak akan ada fungsinya jika tidak bisa menset ecu magneti marelli.

    • terlalu banyak yang diatur oleh ECU, ibarat kata walo grip gas udah dibetot, tapi kalo sensor lainnya, seperti sudut kemiringan motor, spinning wheel, etc , belum cocok dengan perhitungan, ECU belum akan memerintahkan pengapian untuk jalan , walaupun jeda waktunya hanya sepersekian detik, dan masih banyak pengaturan lain, yang masing2 terdiri dari , mungkin , ribuan kombinasi parameter
      kenapa peran engineer yang paham ecu MM itu krusial, analoginya, seperti translate novel bahasa gaul indonesia, ke bahasa inggris, para translator bahasa inggris mungkin paham bahasa baku bahasa indonesia, cuma mereka gak paham / belum paham, bahasa gaul ato bahasa prokem indonesia yang dinamis banget, jadi mereka membutuhkan translator yang mengerti bahasa gaul tadi…

      jadi engineer butuh mengerti bahasa algoritma di ecu A , untuk diselaraskan dengan bahasa algoritma sensor2 & engine B

      CMIIW, semoga membantu

    • Kalo karbu, CDI cuma atur timing pengapian. Tapi kalo injeksi, ECU gak cuma atur timing pengapian tapi juga atur injektor, sesuaiin suhu, kelembaban dll. Belum faktor luar kayak sensor grip, rem, bahan bakar dll. ECU kayak komputer, mau sebagus apapun keyboard dam monitor, gak akan ada gunanya kalo CPU masih jadul

    • Ooh..gitu ya? Tapi masa sampai sesulit itu sih bagi orang2 top seperti crew moto gp tsb? Jika memang sulit alias hanya orang2 dalam MM yang bisa fasih menset ecu,berarti ada ketidak fairan atau ketidak adilan pada aturan penyeragaman ecu oleh dorna ini. Btw thanks atas tanggapannya.

    • Itulah kenapa Honda awalnya sangat gak setuju bahkan ancam keluar dari motoGP karena merasa yang diuntungkan cuma Ducati dan Yamaha karena 2 pabrikan itu pakai Magnetti Marelli. Saat itu pabrikan di MotoGP cuma 3, dan cuma Honda yang gak pakai Magnetti Marelli

    • Simpel. Yamaha terlalu anak emasin pembalap yang udah gak bisa juara dunia tapi hobi bikin drama. Begitu kambing hitam dia pergi ke pabrikan lain akhirnya terlihat gimana Yamaha susahnya kembangin motor tanpa dia, sebaliknya Ducati justru langsung jadi papan atas. Karena masukan dia Desmosedici jadi lebih jinak + Dovi terpacu buat selalu finish didepan dia yang secara gak langsung angkat prestasi Ducati dan benerin arah pengembangan Desmosedici

    • kalo ga salah, yamaha cuma pake MM buat hardware, sementara softwarenya punya sendiri, nah regulasinya kan sekarang unified ecu, entah software maupun hardware, dan kalo ga salah, honda + yamaha dulu komplain karena ecu software mereka sudah 3x lebih advance daripada ecu MM, dan akhirnya 3 pabrikan berkompromi bikin 1 ecu yang disusun programnya oleh MM, tentu dengan bahasa program dari MM. Ibaratnya aplikasi android mau dipake di iphone, jelas beda ‘bahasanya’ kan, biar bisa dipake ya orang android harus ngerti bahasa pemprograman iphone atau sebaliknya
      wilco sempet ngomong, butuh 3-4 tahun buat yamaha mengerti pemprograman ecu + software MM yang baru, dan honda ambil jalan pintas dengan meng-hire teknisi yang sudah paham dengan MM, kalo ducati? ya karena dari awal pengembangan hardware mereka sudah berdasar software MM, jadi gak kesulitan

    • Harus diakui, kemajuan teknologi juga karena revolusi industri Eropa. Seandainya di abad 18 gak ada revolusi industri, sampai sekarang kita masih naik delman dan komunikasi lewat surat. Barat secara umum dan Eropa secara khusus yang mengawali teknologi yang ada sekarang

  12. Bingung gw ama loe mo, di artikel suppo lo bilangnya banyak yg gak betah di hrc, sekarang kejadian kebalikannya lo bilang hrc tukang bajak… jangan mencla mencle ah mo kyk transgender aja…

  13. Bukannya yamaha pernah membajak rosidin dan kru2 mekaniknya ya…hahaha, bajak membajak sudah biasa dalam olahraga bahkan disepakbola sdh biasa bajak membajak pemain atau pelatih…hanya jimo yg tidak bisa dibajak karna tidak berguna kebanyakan micon

    • Kalau gitu KTM, Yamaha dan Ducati menurut anda bodoh? Wah anda hebat, bisa ngatain bodoh mereka yang susah payah bangun motor dan tim. Padahal anda sendiri cuma komentator blog pakai android dan kalau busi mati ke bengkel

  14. Itulah kenapa Honda awalnya sangat gak setuju bahkan ancam keluar dari motoGP karena merasa yang diuntungkan cuma Ducati dan Yamaha karena 2 pabrikan itu pakai Magnetti Marelli. Saat itu pabrikan di MotoGP cuma 3, dan cuma Honda yang gak pakai Magnetti Marelli

  15. ditunggu wak artikel selanjutnya….josss…
    M1 kayanya memang superior ya dimasanya masao furusawa gk kaya sekarang kurang konsisten..
    wak itu buku biaografi masao furusawa beli dimna? saya mau donk minta linknya atau ada yang jual bukunya langsung..tkyu…

  16. pernah lihat di youtube sih wak.. saat masao furusawa mnerima gelar doctor kehormatan dri universitas trieste. disela pidatonya furusawa menyebut dan memuji kecerdasan andrea zugna sbgai slah satu alumnus univ.trieste tsb . dia diibaratkan layaknya james bond untuk urusan elektronik di kubu yamaha, btw ulas jg dong wak tetsuhiro kuwata. sblum mnjadi slah satu petinggi HRC skrang. di awal era kpemimpinan shuei nakamoto dia merekrut langsung tetsuhiro san dri honda F1 sblum gulung tikar sbgai orang yg paham bener seluk beluk logaritma ECU honda tuk diterapin di HRC inhouse.

  17. Bahasa mesin berdiri dari jaringan logika saklar? sekarang input jutaan sensor, lama2x tuh motor bisa berdiri balapan sendiri robot ? mulai elektronik , miniatur, ic , komputer nano … riset beratus kampus di indonesia hasilnya mirip anak sma smp sd – yg ujungnya raja menghapal ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here