TMCBlog.com – Assalamu’alaikum bro sekalian, tetap semangat menjalankan ibadah puasa buat sobat yang wajib berpuasa. Fenomena TVS Apache 310RR yang sekonyong-konyong hadir di Indonesia dengan keadaan CBU dari Indihe eh India memang cukup mengagetkan ketika kita mengetahui harga yang ditawarkan sangat rendah jika kita bandingkan dengan sepupunya yakni BMW G 310R [apalagi G 310GS]. Lalu rasa penasaran menyelimuti qalbu terkait seberapa apik dan baiknya built quality dari sang Apache 310RR yang banyak banget sharing komponen dengan BMW G 310 R tersebut. Di sela-sela liputan, TMCBlog menyambangi stand TVS di area indoor JI Expo Kemayoran untuk mengobati rasa kepo. Check it out….
Motor yang dijual dengan harga 49 juta rupiah ini memang secara tampang sangar sob, ditambah dengan fitur yang cukup oke praktis menjadi magnet pengunjung selama acara berlangsung. Sekitar 12 menit saya berada di booth nya TVS dan selama itu pula SPG terus menjawab pertanyaan para pengunjung yang silih berganti berdatangan dan ingin tau soal Apache 310RR ini.
Enaknya kita mulai dari ngomongin cat Apache 310RR yah, kemarin yang dipajang ada dua unit dengan kelir warna hitam dan merah. Dari segi cat, TVS memproduksi Apache 310RR ini dengan baik. Setiap sudut body, sasis dan kaki-kaki memiliki finishing yang baik. oh iya, keduanya identik secara spesifikasi, artinya tidak ada varian yang lebih tinggi satu dari lainnya. Soal fitur memang cukup oke lah untuk sekelas motor keluaran India, seperti lampu LED Projector, panelmeter LCD digital, mesin dan main frame yang sama dengan BMW G310, tapi banynak yang tidak percaya dengan harga yang ditawarkan.
Ngomongin mesin, pihak TVS secara yakin sih bilang kalau Apache 310RR mesinnya sama persis dengan BMW G 310R. Entah sama persis secara desain dan konfigurasi saja atau malahan sama persis secara detil, sampai ke daleman engine-nya. Perlu ada tinjauan lebih lanjut nih, hanya saja yang menjawab pertanyaan TMCBlog kemarin sang SPG yang kurang gamblang menjabarkan hal-hal teknis. Dari Built quality sektor mesin juga sebelas dua belas dengan mesin BMW 310, banyak sekali bunyi-bunyian yang muncul dari mesin. Ada suara seperti klep kendor gitu sih sob, ya jujur saja. Tapi pas kami geber di tempat, RPM melengking cukup tinggi dan kenaikan raungan mesinnya lumayan cepat dengan suara yang tetap adem keluar dari knalpot Apache yang sama secara model dan dimensi dengan milik BMW G310R. Makin penasaran kudu nge-test nih…
Beralih dari mesin ke sasis, main frame-nya Apache 310RR ini saya yakin punya desain dan detil yang sama persis dengan BMW G310 punya. Setelah melototin sambil jongkok nungging walhasil emang beneran sama sob,, cuma untuk sub-frame dipastikan berbeda karena perbedaan genre. Lalu sambungan las antara pipa juga rapih, setara dengan produk KTM Duke 250 yang pernah TMCBlog test. Pengecatan juga dilakukan serius, hanya saja belum teruji kekuatan cat pada sasis tersebut ketika sudah terkena panas mesin yang saya yakin akan menghasilkan temperatur tinggi.
Satu yang ganjil adalah adanya besi yang berbentuk badan ular cobra yang sedang meliuk muncul dibawah buntut Apache 310RR ini, lebih lagi ketika besi tersebut dibaut sebanyak 4 titik ke bagian sub-frame dalam dan hanya pada bagian kanan motor alias asimetris. Besar kemungkinan besi tersebut difungsikan sebagai pegangan/handle untuk rider saat menggeser motor ini ketika diperlukan pada saat parkir atau lainnya.
Masuk ke bagian material plastik body nih, terus terang sih pertama kali menyentuh bagian fairing, lalu ke body dan bagian buritan Apache 310RR ini, perasaan yang muncul adalah kaget gak kaget. Karena material bahan plastik tipe ABS dari Apache 310RR tersebut bisa dibilang tipis sih sob ketimbang motor Jepang yang beredar di sini. Itu bagian yang gak bikin kaget, sedangkan bagian yang cukup mengejutkan ialah sambungan body rapih, gap atau celah juga tipis-tipis tanpa cela, hanya saja menurut saya desain dashboard dan bahan plastik pada bagian tersebut dieksekusi kurang baik karena datar-datar saja tuh bro sehingga tidak mengesankan kesan mewah maupun kesan sporty ataupun racy.
Bagian yang menarik adalah spatbor belakang menempel di swing arm yang memiliki desain sama persis dengan BMS G310. Posisi spatbor mengesankan motor Eropa seperti halnya MV Agusta Brutale, Ducati Scrambler Cafe ataupun Husqvarna Vitpilen-Svartpilen series nih Sob.
Kita menuju sektor kaki-kaki Apache 310RR. Penggunaan suspensi depan upside-down dinilai menjadikan Apache 310RR lebih mewah dan lebih mewakili arena balap. Fokus pada bagian tersebut ada sisi baik dan kurang baiknya, IMHO. Dari sudut pandang kurang baiknya, bagian bawah sokbreker depan yang memegang as roda itu terlihat ‘seadanya’ dalam finishing besi casting-nya yang menjadikan suspensi bawaan Apache 310RR ini terlihat seperti motor modifikasi yang menggunakan part sok upside-down aftermarket asal China.
Dari sisi baiknya, tabung suspensi depannya keren dan yoke atas juga bawah yang memegang kedua tabung sokbreker depan ini didesain dengan ciamik dan punya finishing pada detail yang Oke punya. Pada bagian suspensi belakang masih pakai monoshock biasa dengan kelir per/spring berwarna putih dan terdapat pre-load adjuster yang bisa diputar untuk menyesuaikan bobot yang diangkut.
Velg Apache 310RR diberikan model palang yang mirip dengan BMW G310R. Baik secara bentuk maupun spesifikasi dimensi dan bobotnya, menurut klaim TVS, dimana dirancang untuk memiliki bobot yang ringan namun juga tetap kuat. Hub atau tromol tengahnya memiliki rongga yang cukup besar dan dari sinilah bukti dari usaha TVS-BMW merancang Apache 310RR untuk menjadi motor sport yang ringan. Ban standar Apache 31RR keren juga bro, pakai Michelin Power loh dengan ukuran 110 di depan dan 150 di belakang dengan ukuran diameter rim 17 inchi tentunya.
Suspensi sudah dibahas, lalu body juga sudah, sasis dan mesin juga sudah meskipun sektor mesin kurang bisa di eksplor karena tidak ada unit test di Pekan Raya Jakarta tahun ini. Kini kita ngobrolin beberapa bagian yang menurut TMCBlog menjadi nilai jual dari Apache 310RR selain harga yang amat sangat kompetitif di kelasnya.
Pertama-tama pada bagian penerangan yang sudah pakai dual LED Projector pada bagian depan ditemani sepasang DRL juga dengan LED pada kanan dan kiri headlamp. Tidak lupa TVS menyematkan dua pasang lampu sinyal dengan LED 3 titik pada setiap unit lampu nya. Menarik ketika lampu rem dan lampu malam menyala, akan muncul bentuk yang dideskprisikan sebagai ‘Tanduk Setan’ yang juga cahaya tersebut hasil dari lampu jenis LED. SO, Apache 310RR ini sudah full LED yah sob.
Panelmeter Apache 310RR ini banyak banget fiturnya loh sob. Sempet kaget karena beneran ada Lap Timer nya, lalu ada informasi Testmeter. Jadi buat sobat semua yang ingin menguji akselerasi Aapache 310RR ini tidak perlu membeli Racelogic lagi tapi semua sudah tersedia satu paket di panelmeter pada dashboard-nya. Multi Information Display juga bisa menghitung perjalanan Trip A dan B, lalu ada voltmeter, beberapa data yang tersimpan ketika Trackday pada Best Lap Information pada panelmeter tersebut. Sisanya sama seperti motor sport pada umumnya, dengan dibekali tachometer, speedometer dan lain-lain.
Kira-kira itu saja yang bisa TMCblog sampaikan dari hasil mengunjungi booth TVS pada Hall B Di JIExpo Kemayoran pada ajang Pekan Raya Jakarta 2018. Kalian yang kepo tenang saja, waktu masih panjang, insyaallah ada rejeki dan umur bisa main-main kalau gak puas cuma baca artikelnya tok. Wassalamu’alaikum..
Nugi TMCBlog
motor keren murah pulak wak… tinggal orang sini bisa clear ngga melihatnya..
ane nunggu TVS Zeppelin masuk sini xixixi..
btw
TVS apache 310diindia dibandrol 215rb rupee, di Indonesia 49juta
KTM duke 390 241rb rupee.. di Indonesia 99jt++
BMW G310 di India (akan) dibandrol ngga jauh dari itu… disini???
hehee
Kalo gue sih mikirnya..ni motor tvs apache 310 ngga kena pajak mewah,tvs nutupin status ckd dengan cbu,jadi seolah2 harganya murah..efek psikologisnya ya itu, motor2 yg sejenis terlihat ngga value alias overpress…
Yap zeppelin padahal ok banget modelnya..
Mesin cuma 220 cc..
Di lokalin buat di pabrik tvs indonesia.. Ok ni
Ga ad cerintanya gan motor produksi lokal atau CKD atau CBU yg CCnya lbh dr 250 gak kena pakak tambahan, ya pasti kena jg, cmn margin keuntungannya yg kecil, sadar gak, kalau yg bikin mahal moge itu memang di pengirimannya, makin jauh ya makin mahal, krna lbh banyak “singgah” + keuntungan pabrikannya, kalau pajak? Ini buktinya murah kn?
Asli RESSPECT gua mah nih
om Nugie kalau di bandingkan kualitas sasisnya secara visual lebih bagus mana sama motor2 250 seperti yamaha atau honda dan kawasaki
Sama om.. Cuma kalau dari segi visual, motor Jepang saat ini lebih bagus karena pemilihan warna matte/doff jadi terkesan mewah gitu deh.
mantap, keren nih. harga murah banget, jadi ya harap maklum klo ada rada2 kurang
https://internetbermanfaat.com/kebuntuan-di-sungai-ugra-konfrontasi-terakhir-antara-moskow-dengan-golden-horde-sejarah-rusia-9/
Nangis bombay inget pulsar200 ,ehh sekarang tvs bmw, 50juta bulatin 300cc angka psikologis pajek cbr250 sempak dulu …. hingga beli part pakai copy stnk ? pengen ktm jd ngelirik tvs …
beda bro bajaj ama tvs tuh..
Tvs uda ada pabrik di indo..otomatis tenaga kerjanya serap org indo..kalo kabur rugi besar mereka..
Bajaj di suruh bikin pabrik ogah” an, di desak terus, kabur ckckckck..
Bajaj uda 2 x dalam sejara indo maen kabur datang kaburlagi..
Skrng mereka maen Di KTM, krn nama bajaj uda malas org indo lihatnya masak harus kenak ke 3 x nya..
Ini org bnyk mikir beli KTM (padahal harga ok, mesin ok, tampang ok), krn ada bau bau bajaj.. APA BISA KTM JAMIN kalo ada badai jgn kabur Seenak Udelnya dewek..
*Opini Liar
Naah
Ane pernah test ride tvs apache 180 lama yg masih dobel shock blk, itu aja ajib rasanya cukup pemuaskan, rem jg pakem …lha apalagi rtr 200 , apalagi yg 310 ini , ajib banget kynya memuaskan , jadi naksir beutt cuma kudu nabung dulu dari skrg
Build quality tvs memang lebih mantap dari bajaj…
Itu speedometernya sesuatu banget yo… 😆
Keren nih motor, tapi velgnya krg gmna gt hehe
G310R..
Yg bikin mahil itu logo BMW nya..
Klo G310RR ditempel logo BMW juga 100jtan .
mungkin kalo bmw namanya S310RR
Fairingnya diganti model s1000rr dah cakep. Dimensinya gede, mirip sama ninja 400 sama cbr 500 beda dikit
pasti belum pernah ngerasain pelayanan nya bengkel resmi bmw yah..
dalam merk yang mahal ada usaha yang dibangun puluhan tahun
Ngiler sih . . .
Off the road ?
Detail banget Wak kaji
Beda klo merk banner las sambungan pipa ga keliatan ??
Wkwk bener ah, ni gue baru beli matic mopang 150cc ternyata mengecewakan fhinisingnya, cat rapi tapi kurang kuat, (badingin ama P200NS yang terkesan kurang rapi tapi kuat di cuci pake sabun apa aja juga), baut baut juga warnanya kaya baut murahan, (sama aja kaya bajaj walo memang bajaj lebih terkesan murah), tapi intinya gini ternyata fhinising mopang (lokal) ma india itu sebelas dua belas. Hanya fhinising jepang beneran atau thailand yang levelnya diatas india (dikit).
Apaan tuh matik nya?
Yap.. kritiknya overkill.. beda sama sebelum2nya.
Klo beli metic jgn ragu ambil aerox , ane baru 2 minggu ambil aerox R silver ala R1m, bener2 puas dan joyride beutt nih motor, sayang yimm kurang banyak kasih sesi test ride jadinya krg banyak yg tau riding quality aerox #1
Ane pernah bonceng istri pake pulsar 180, RGR, scorpio z, supra, shogun, vario tecno125agnes, mx king, beat pop, beat karbu, fino & aerox R subtank , ane tanya : mana mtr yg dirasa paling nyaman sbg boncenger : jawaban istri : 1.aerox , 2. Fino , 3. Mx king , 4. Scorpio z , nah yimm kiranya ambil testimoni jujur boncenger ini dgn makin giat adakan sesi test ride aerox R di berbagai lokasi
Detail banget boss
Klo merk banner las sambungan ga keliatan ? di
Kayaba kok payah gitu finishing bagian bawahnya,apa persennya emang abis dr cetakan langsung disuruh cat aja nggak pake dihaluskan/dirapihin dulu biar cepet ???
Kayaba lagi sibuk maen sama kirito bro..
Mungkin tidak 100% kayaba,,,,,di bagian ujung shock yg mengapit roda, sepertunya bikinan TVS sendiri, so detail hasil nya agak kurang rapi
Karena material bahan plastik tipe ABS dari Apache 310RR tersebut bisa dibilang tipis sih sob ketimbang motor Jepang yang beredar di sini
~~~~~
Dibanding CBR gepeng atau bahkan mbeat Rebel mana bang?
#tebel
Wadoh,biar PWR nya nggak terpangkas kali ya ???
Sekali crash kecil langsung ambyar berantakan kayak mobil F1,akakakak?????
Huahahaha,ini yg ane suka dr bro Nugi tanpa Tedeng Aling aling langsung to the point
wah buka aib.. wkwk..
Sama aje bro.
Hmm tipis ya? Lebih tipis dari duke 250 baru kah wak? Menarik sih ini, lebih menarik dari rc250. Sayangnya dah boyong duke 250 malahan, tapi jadi tertatik tuker ini motor kalo emang jeroannya persis plek sama bmw g310. Udah pernah nyobain bmw g310 enak banget, jauh lebih enak dari duke 250 sayangnya harganya beda jauh dan absnya agak gimana gitu…
Model speedometernya bikin inget ‘paelus’ kwkwk canda, headlamp ktm rc8. Mirip
Tvs apache emang nyaman bro, remnya pun pakem , ane pernah test ride yg RtR 180 puas banget, padahal masih blm monoshok , ane yakin yg new RTR 200 lebih enak lg , wah apalagi yg 310 ini , jadi pengen beli nih , kudu nabung dulu dah
Kang Nugi, untuk kekurangan yang ada di TVS apache 310 (untuk bagian-bagian yang sama dengan BMW), apakah ditemukan juga kekurangan itu di motor BMW G310R?
Saya belum pernah tes jalan si BMW bro.
Tapi saya rasa BMW punya lebih baik ketimbang TVS deh. Imho
Okey-lah, makasih Kang Nugie. Kayane nunggu beberapa saat untuk lihat ‘koment pasar’ atas Apache ini. Baru ambil keputusan.
Usul artikel: part motor cbu! Susah gak?
Bole juga
Tvs bisa pesen sparepart online & gratis ongkos kirim loh bro..
Menarik.. Gamblang dan opo anane….joss lah artikel e mas
juaraaa… build quality nya…
sayang nya gak ada report test ride nya
Fix 250 cc buatan jepun overprice…
Bukan nya 250cc jepang single silinder juga 50 jutaan yak ?
Belum lagi KTM RC250 jg di rentang 50 jutaan, itu jg single silinder
Jadi woww, klo TVS brojolin 2 silinder stereo tapi harga 50 juta,,,,,mantap coy
tvs matic yang build up, ulas dong wak haji
kesimpulan bijimane wak haji… value for moneykah tvs apache 310RR …..
Kesimpulan skor dari 10 point dapat berapa,… 8 atau 7,….?
wak ane penasaran sama peugeot django, ada boothnya ga di prj? reviewin dong wak 😀