Saturday, 21 December 2024

Review Yamaha Lexi 125 S Part 2: Performa Mesinnya di Atas Rata-rata Matik 125 cc Sob

TMCBlog.com – Assalamu’alaikum Brader Sister semua. Kembali TMCBlog menelurkan artikel hasil review test ride harian Yamaha Lexi 125 S. Melanjutkan hasil review bagian pertama yang mana berfokus kepada tampilan dan sisi fungsionalitas, maka di tulisan kali ini kami akan berbicara tentang sejauh mana performa mesin dan juga bagian suspensi. Tak hanya itu, beberapa sobat pembaca juga ingin mengetahui lebih jauh soal ubahan atau modifikasi yang bisa dilakukan pada Lexi. Check it out sob…

Mesin 125 cc Blue Core

Pemilihan mesin 125 cc Blue Core yang identik dengan milik Aerox 155 memang dinilai sebagai jurus jitu untuk mendongkrak performa Lexi 125. Kata identik sangat tepat untuk mendeskripsikan mesin kedua matic Blue Core Yamaha tersebut. Setelah penelusuran TMCBlog lebih mendalam pada unit yang berada di tangan selama seminggu, maka tepat jika mesin Lexi itu dikatakan Aerox yang diturunkan kapasitas silindernya. Sebetulnya sudah banyak yang tau bahwa perbedaannya hanya ada pada; ukuran bore/piston, profil camshaft/noken as, pemilihan berat roller CVT dan ECU pastinya. Sisanya? Sama persis sob, throttle body berventuri 28 mm, ukuran klep, termasuk mayoritas daleman CVT dan lain lain..

Pada akselerasi motor, mesin 125 Lexi memang mirip-mirip NMax. Namun tetap saja ada perbedaan dimana Lexi punya getaran lebih halus dan tenaganya tidak sebesar NMax. Perihal torsi Lexi, saya pribadi menyukai feel-nya yang terus mengisi sejak putaran rendah. Bukti di lapangan sewaktu Lexi TMCBlog pakai menanjak di kawasan Babakan Madang arah Rainbow Hills Puncak dengan tingkat elevasi permukaan tanah cukup tinggi dan sengaja tidak mengambil ancang-ancang terlebih dahulu. Pada percobaan pertama Lexi sudah sukses menunjukkan performa yang baik. Putaran mesin saya jaga pada 5.500 RPM [kurang lebih Bar pada panelmeter Lexi menunjukkan angka itu] mesin-pun tetap kuat membawa Lexi menanjak dengan beban rider [kondisi ridingsendiri] +barang bawaan seberat 72 Kg, sama sekali tidak ditemukan gejala tenaga mesin yang kedodoran.

 

Dalam keadaan tersebut, mesin tidak kehilangan tenaga dan torsi terus mengisi yang terasa pada grip gas. Putaran mesin segitu saya pilih karena pada RPM 5.800 sensor akan mengaktifkan durasi camshaft kedua alias Variabel Valve Actuation sudah bekerja sehingga bukaan klep lebih lebar, jadi saya putuskan untuk mencoba performa mesin ketika VVA belum bekerja di bukaan klep yang lebih lebar. Pengaruhnya VVA di Lexi ini cukup signifikan karena pada RPM yang lebih tinggi, meskipun tenaga Lexi tidak sebesar dua sibling nya tapi tetap ngisi dan tidak ada gejala drop.

Dalam short touring itu setidaknya dua kali coba geber pol-polan Lexi ini untuk mencari tahu seberapa top speed yang bisa dihasilkan mesinnya. Percobaan pertama dapat angka 97 KM/H tanpa tuck in alias menunduk. Lalu percobaan mencari top speed kedua diraih angka 101 KM/H dengan mencoba menunduk di daerah jalan trans Sentul. Terakhir membahas sektor mesin, soal CVT memang masih ada gejala getar seperti NMax dan Aerox namun Lexi punya getarannya sedikit lebih halus.

Konsumsi BBM Yamaha Lexi

Satu hal yang terlewat adalah mencoba fuel consumption Lexi dengan metoda How far can you go with 1 Litre petrol, pasalnya saya [Nugi selaku tester] tidak punya wadah ukur. Lalu sewaktu test riding ke Puncak tidak ketemu mencari pom bensin Shell. Walhasil di hari Sabtu siang tersebut hanya mengandalkan MID pada panelmeter bawaan Lexi 125 S saja deh, insyaallah bisa mewakili kondisi real-nya yah Sob.

Hasilnya MID konsumsi bahan bakar Lexi setelah pulang dari Puncak menunjukkan angka 46,4 KM/Liter pada kondisi jalan yang lengang namun cukup padat pada beberapa spot dan juga cara berkendara saya yang kurang santai karena memang sudah wataknya. Entah menurut kalian angka segitu termasuk irit, irit aja atau irit banget, silahkan tentukan sendiri karena saya hanya menyampaikan hasil.

Tidak cuma dibawa ke Puncak sob, keesokan harinya saya coba untuk jalan-jalan keliiling Jakarta pada siang hari yang cukup panas sampai sore hari sambil cari ta’jil. Kali ini saya pakai metode pengukuran fuel consumption dengan cara full tank to full tank. Dimulai dari rumah di daerah Bekasi menuju Dream Garage di Jakarta Selatan, lalu muter-muter di daerah Monas sampai ke Pulo Gadung dengan kondisi jalanan sepi lengang sehingga bisa cari top speed [sayangnya tidak cukup jalannya untuk meraih top speed lebih tinggi dari di jalanan Sentul], hasil konsumsi bahan bakarnya adalah 42,5 KM/Liter yang lagi lagi riding tidak berboncengan. Saya breakdown deh; Shell Super seharga Rp 9.350/Liter diisi kembali sampai penuh dengan total pembelian Rp 16.000 , sebanyak 1,71 Liter setelah riding dengan jarak tempuh akhir 72,6 Km (72,6 : 1,71 = 42,5 KM/L).

Suspensi dan Pengereman Yamaha Lexi 125 S

Sokbreker depan Lexi 125 S lebih nyaman ketimbang milik Aerox dan NMax, lebih lembut meredam getaran ketika melewati jalan rusak dan juga pada saat melewati polisi tidur. Sedangkan untuk suspensi belakang Lexi 125 S dibekali sokbreker single sub-tank gas, satu hal yang saya rasakan pada sokbreker belakang adalah, kinerjanya akan lebih lembut dan nyaman ketika dipakai berboncengan ketimbang saat dipakai riding sendirian. Dengan diameter roda 14 inchi dan pemilihan karet ban 90/90-14 dan 100/90-14 dan dibekalinya swing arm pada roda belakang membuat Lexi lincah dipakai bermanuver di berbagai rentang kecepatan.

Rear Arm Yamaha Lexi 125

Banyak yang bertanya soal sok belakang Lexi, panjang eye to eye adalah 300 mm, panjang yang sama seperti milik XRide generasi terakhir dan Soul GT dan saya sinyalir kuat bisa menjadi pilihan parts substitusi untuk matic Yamaha Blue core 115 cc nih.

Pengereman Lexi 125 S sangat baik dengan ukuran front disc brake 230 mm dan kaliper 1 piston yang sama dengan Aerox/Nmax membuat pengereman Lexi ini presisi dan natural khas Yamaha. Sayangnya tidak ada pilihan varian Lexi dengan rem ABS nih. Untuk rem belakang pakai tromol dengan diameter drum tromol yang besar membuat rem belakang cukup pakem Sob.

Sejauh Mana Lexi Bisa Dimodifikasi?

Bagian paling akhir dari review Lexi 125 S akan saya coba isi dengan hal modifikasi. Pertama-tama dari sektor mesin kalian yang suka dengan kecepatan bisa menaikkan kapasitas mesin Lexi menjadi 155 cc dengan mengadopsi cylinder block set milik Aerox 155 yang disinyalir tanpa ubahan dalam pengaplikasiannya. Hal ini akibat dari mesin Lexi yang identik dengan Aerox, juga untuk parts di dalam CVT pun sepertinya bisa saling tukar pakai. Setidaknya itu yang paling simpel ya sob, kalau mau lebih jauh lagi sih banyak banget yang disebutin seperti ganti camshaft dengan durasi dan lift tinggi, knalpot racing dan part aftermarket lainnya.

Untuk sektor kaki-kaki, penggantian ban paling sering dilakukan oleh owner motor yang tidak mau tampilan tunggangannya benar-benar standar pabrik. Untuk ini saya sudha bertanya kepada ahlinya, Bro John dari Warung Ban (Instagram: @warungban_official) di kawasan Depok kasih rekomendasi saat TMCBlog bawa Lexi ke bengkelnya.

Untuk ban depan akan cukup tricky dalam pemilihan merk ban dan juga rasio profil ban. Kenapa? Karena jarak antara tabung sok depan kanan dan kiri Lexi 125 tidak selebar Aerox dan NMax, ditambah lagi dengan ruang di dalam spatbor depan Lexi yang cukup sempit akan menjadi rintangan dalam mengganti ban depan. Saran dari Bro John adalah 90/80-14 jika ingin main aman di velg bawaan dengan lebar 1.85-14, pilihan beragam seperti Pirelli, Zeneos ataupun IRC. Namun kalau ingin lebih besar lagi tanpa ubahan di suspensi atau spatbor bisa pakai 100/80-14 dengan catatan tidak direkomendasikan memilih merk Pirelli karena Pirelli punya rata-rata dimensi ban yang lebih besar ketimbang merk lain.

Pada ban belakang akan lebih leluasa memilih ukuran. Hal ini disebabkan karena ruang antara ban dengan mesin luas dan juga jarak ban dengan sokbreker cukup jauh. Sobat sekalian bisa pakai sampai ukuran 120/70-14 pada velg standar Lexi yang lebarnya 2.50-14 . Akan tetapi semakin besar size ban bakalan bikin berat larinya motor nih bro-sis.

Pertanyaan lain mengenai ubahan Lexi yang sobat sering tanyakan adalah menurunkan sokbreker depan agar ruang di bawah headlamp lebih padat. Menurut saya hal itu tidak perlu dilakukan karena setelah Lexi 125 kena beban, maka sokbreker akan turun dengan sendirinya dan membuat tampilan bagian muka menjadi padat. Lagipula ubahan seperti itu juga akan mengubah karakter handling motor loh sob, secara teori akan mengubah sudut rake. Untuk pemilihan sokbreker belakang bisa pakai produk aftermarket untuk Mio ataupun Soul GT yang sudah banyak beredar di pasaran semisal YSS, RCB, KTC atau Ohlins mungkin?

Nugi TMCBlog

73 COMMENTS

  1. Dinding ban nya tebel ini, kalo saya punya lexi, depannya tetep, belakang mungkin 110/80, kalo diganti dengan yang lebih tipis, bikin sakit pinggang hehe

  2. Nah… ane juga kepikiran begitu dari dulu, kenapa yamaha malah bikin mesin vva buat maticnya, kalo r15 sih ok karena transmisi manual n torsi yg merata lumanyan nambah kenyamanan saat akselerasi.
    Ini matic udah cvt apa masih perlu vva?

  3. Justru mesin VVA ini berawal dari N MAX kemudian Aerox baru R155 VVA. jadi awalnya jelas diperuntukkan untuk matic tapi karena mesinnya tidur tidak seberingas mesin R155 VVA yang tegak

  4. lexi kyknya best value 125cc…ya sebagai penantang yamaha emang diacungi jempol dlm ngeluarin produk dgn berbagai fitur. cma branikah yamaha buat moge lokal?

    • Bro, Taun depan malah Yamaha akan rakit moge di mari makanya plant nya kan udah disiapin supaya harga tetep bisa bersaing. Yamaha sdh mulai mikir bahwa Indonesia sudah bisa dipercaya untuk rakit Moge dengan arahan super ketat Yamaha pastinya.

  5. ehh.. muncul lagi di mari, wkwkwk…..
    lanjutkan bro diskusi kemarin yg “VVT, VVA, SR-VVT, Vtec, VVTi, DVVTi, Mivec atau semacam Variable Valve adalah Teknologi ngak berguna / gimmick”,

    biar rame lagi

  6. Masbro pengamat punya bukti (misal hasil dyno) mesin yg vva aktif atau tidak? Biar pada tau nih kalo vva dll itu cuma gimmick?
    Saya akan lebih paham lihat grafik mas, dibandingkan bahas secara teknis

    • Variable valve bukan gimmick, semua sudah merasakan manfaat dan keunggulannya.
      Salah besar pendapat seperti itu karena bertahun2 variable valve terus di riset dan terus inovasinya dan digunakan di hampir semua pabrikan mobil dan beberapa motor.

      Masih jauh lebih logis kalau ada yg berpendapat “Variabel valve di sepeda motor ber-cc kecil teknologinya masih tahap awal dan belum begitu canggih seperti halnya pada mesin mobil”. Terdengar lebih cerdas

  7. Emang mantebh wak…kbetulan dirumah ada nmax sama lexy..meskipun pnya kk ane..?…larinya jooos…vva ga ngibul…mo tanya wak aji…knp xmax kg pk vva…aladanya apa…bwt nekan cost?

    • xmax sejak putaran rendah 4 valve nya sudah bekerja. 4 valve lebih powerful. problem 4 valve itu lebih boros dari 2 valve. nmax lebih ringan, diputaran rendah cukup 2 valve, 4 valve diputaran 6000 keatas. jadi lebih hemat bbm jika dibawa santai rpm rendah (2 valve). tetap bertenaga jika digeber 6000 rpm (4 valve). vva itu sederhana, tidak seribet mobil. dimobil bukaan valvenya bisa beberapa level. di vva hanya 1 level yakni buka atau tutup (untuk 2 valve tambahan). tidak ada setengah buka pada rpm tertentu dan full buka pada rpm puncak (seperti di mobil). dg vva maka torsi besar (2 valve) bisa diturunkan ke rpm rendah agar di rpm rendah bisa lebih bertenaga. namun settings ini akan mengorbankan power di rpm tinggi. nah itu diatasi dg 4 valve di rpm tinggi sehingga tenaga tidak turun di rpm tinggi. di xmax ini tidak perlu. mesinnya 4 valve full.
      setahu ane tambahan 2 valve itu hanya intake, tidak termasuk exhaust
      jadi jika mau lexi irit, bawa dibawah 5000 rpm (2 valve mode)
      xmax gak punya mode irit 2 valve. ini bukan motor irit.

  8. mau tanya kang soal potensi modif,
    kalau pakai shock model tiduran seperti yg dilakukan di AEROX apa bisa diaplikasikan ke Lexi ini???

  9. wkwkwk…. ayo lanjut lagi diskusi “gimmic teknologi variable valve” nya.

    ada satu lagi nih yg lebih canggih, teknologi punya koenigsegg yg dikasi nama free valve.
    proses buka tutup katup intake dan exhaust diatur sistem electropneumatic dan hidrolik. gak pakek camshaft, gak ada timing chain/belt.
    timing, durasi, dan lift dari katupnya bebas, bahkan bisa pilih mau buka satu katup atau dua katup saat langkah hisap atau buang, bisa pilih mau berapa ruang bakar yg aktif tergantung kebutuhan power, semua diatur komputer. plus satu lagi, gak pakek yg namanya throtle body

    kira2 ini gimmic juga kah?

    note: sistem ini dibuat bukan untuk bikin power sebesar-besarnya, tapi atas alasan efisiensi bahan bakar dan torsi yg merata mulai low rpm hingga high rpm

  10. Itu diatas ada yg bilang lexy diasepin beat dijalan lurus wkwkwk ???, saya pake beat dijalan lurus speed 90 aja udah ngeden, berat badan 62kg. Kalo irit jelas iritan mbit bisa nyampe 45kpl

  11. Kebetulan saya masih pelihara Vario 110 karbu, Vario 150, Lexi dan Nmax.

    What..? Vario 110 karbu mau dibanding2in dengan Lexi? Gak imbang om, gak tega banding2in nya

    VVA itu bukan cuma gimmick kebetulan ade dan beberapa temen2 ane ada yg udah pake PCX lokal dan ane beberapa kali pinjam karena penasaran sebelum beli, masalah performa mah jauuh dibandingkan nmax om ?

    Gak percaya? Silahkan beli atau minimal pinjam lah dan dicoba sendiri

  12. @zzz

    Itu dohc hello kitty gimmick jg ya??? Maluu dongg, btw gk ngajak kobay nyentul lg, yg kata lo cukup cbr150r aja bs ngepretin kobay+cbr250rr nya??? Yaelah gsx aja dh cukup buat ngeladenin skill balep alay lu wkwk, apalagi cuma cb150r wakakak

  13. @bro pengamat, makanya kerja yg lebih keras lagi biar kebeli motor yg ada VVA nya jangan stuck di vario karbu. Jadi nanti bisa banding2in sendiri bukan yg katanya dan katanya apalagi cuma ngarang2 opini sendiri haha

    Jangan bilang DOHC juga cuma gimmick karena belum tentu mampu ngalahin moto SOHC yg katanya teknologi jadul, ?

  14. ditest aja pakai nmax ditanjakan. tekan rem, putar gas hingga 6000rpm, lepas rem. bandingkan dg pcx. beda banget. cvt getarnya melesat lebih joss ketimbang cvt yg halus

  15. Kalo masalah performa mesin ane gak ragu deh,cuman Masalah getar di bagian stang gimana bro nugie?

  16. beat mau diadu sama lexi? gak salah om?
    minjem data gridoto:
    –BeAT Street eSP:
    0-60 km/j : 6,6 detik
    0-80 km/j : 12,3 detik
    0-100 km/j : 27,9 detik
    0-100 m : 8,4 detik (@67,4 km/j)
    0-201 m : 13,2 detik (@82,4 km/j)
    0-402 m : 21,2 detik (@96,2 km/j)
    Top speed spido : 111 km/j
    Top speed Racelogic : 100,1 km/j
    Konsumsi bensin : 45,3 km/lt
    –Lexi:
    0-60 km/jam: 6 detik
    0-80 km/jam: 10,3 detik
    0-100 km/jam: 20,3 detik
    0-100 meter: 8,2 detik (@70,7 km/jam)
    0-201 meter: 12,7 detik (@87,2 km/jam)
    0-402 meter: 20,4 detik (@99,8 km/jam)
    Top speed di spidometer: 110 km/jam
    Top speed di Racelogic: 106,9 km/jam
    *** jauh 😀

    • Kok kenceng ya beat ampe segitu top speednya. Ane pake lexi cm dapat maksimal 106 km/jam. Itupun gampang kl mau nyalip beat. Tp lexi kl sm nmax baru jauh banget ya…sy kalah jauh am nmax, mgkin top speed nmax 10-15 km/jam diatas lexi

    • Salah om…beat 110 = 65 kpl
      Vario 125 = 58 kpl
      Vario 15p = 52 kpl
      Metode “ngibul” versi majalah pencitraan

  17. @zzz
    Emg kalo 2 motor yg beda spek tapi top speednya sama, larinya bakal sama?

    Anggap top speed sama2 100kpj (real) tapi beat butuh waktu jauh lebih lama buat dapet kecepatan segitu.

    @nugie
    Buat ane top speed gak relevan, percuma top speed tinggi kalo susah/lama diraih. Pemikiran ane rada2 india sih, motor sana kan biasanya ngiklan akselerasi. Lebih berguna berapa lamanya waktu utk akselerasi 0-60/0-100/60-80/60-100..

    • Seperti yang saya bilang diatas, Top speed adalah request pembaca dan saya cuma memfasilitasi saja.
      Itu pun bukan top speed sebenarnya karena masih ada napas nya tu mesin Lexi

  18. Padahal beda body, faktor aerodinamis dan ukuran ban ngaruh bgt ke topspeed dan akselerasi. Mungkin bisa dibandingkan vario karbu sm beat karbu, power lebih besar vario karbu, tp akselerasi n topspeed? Menang beat akselerasi, topspeed imbang.

  19. AHM suruh ngeluarin motor pakai VTECnya Honda mobil, baru ramai. Yang bahagia juga biker Indonesia, punya banyak pilihan.

  20. sayang motor sudah dikembalikan. gak bakal ada review part 3.
    ciri khas tmc gak nongol nih:
    – how far can you go
    – racelogic

  21. umumnya motor dg akselerasi cepat diputaran bawah loyo diputaran atas/topspeed. kita pengen tau lexi pake mesin 4 katub maxi bisa ngatasin masalah cepat dibawah loyo diatas ga? tu sebabnya data topspeed penting buat mesin vva krn vva baru aktif diputaran atas

  22. Wa, itukan hampir smua part mesin identik sampai CVT ny ya.. tp knapa LEXI lebih halus getarannya ya dibanding kakak2nya??

    Dengan bodi yang bongsor 42-46 km/ lt, termasuk irit mnurit saya, wa…

  23. Persepsi “melesat lebih joss” kan efek dari akselerasi yang bagus, which is torque.
    Torsi NMax lebih bagus kan memang karena stroke nya juga lebih panjang.

    Diantara motor yang saling dibenturkan, spek teknis engga bakal berbohong kan (?) Gak ada alasan untuk motor yang bore+stroke nya lebih besar untuk kalah dari yang lebih kecil (kalo gak mau dibully netizen).

  24. Iya bro @Nugi, saya juga agak gak percaya waktu situ bilang top speed Lexi kok cuman 101 kmpj…. hem ini pasti sengaja gak dilebihin. Biar owner pembelinya saja yang langsung coba. Secara logika saja, masak motor 125 ber VVA larinya cuman 101, minimal ya 105

  25. Kalo sebelah konsen nya di hybrid.dikira seperti mobil sedan camry….ternyata bandingan nmax,aerox dan lexi untuk tenaga tambahan di awal…

  26. Jadi inget….abg alay bawa beat belagu ….seingat ane korban mbeat dua ekor,1 nyungsep di pinggir got,1 mbeat belagu nyungsep di pantat angkot.ditambah 1 nmax hampir ndelosor tapi mantap tuh rem nya.
    Itu ulah si empit/supra fit new ane os standar 97 cc …cuman modal papas head,reamer karbu jadi 21 mili,…….
    Tapi……sekencang k3ncang nya motor sayap…paling parah adalah rem dan sasisnya kagak enak….beda sudut kemudi ,rebound shock, dan agility dibanding punya yamaha.
    Suara knalpot standar ana ,empuk bulat cuman di bor 12 mili dan lubang ada 2 seperti all new cbr 250…
    Suara motor bebek atau satria fu standar mah kalah.cb/cbr/vixion mah kalah empuk dan ngebas….
    Setelah kasus mbeat belagu nyungsep…..ane tobat kagak speed freak lagi…..kasihan abg alay baru dibeliin kredit sama ortunya.

  27. Nanya dong, si lexi ini kalau di ganti velg depan belakang nya sama persis dengan nmax memungkinkan gak? Pengen supaya lebih pendek, tapi ban keliatan lebar. Makasi

    • Segitiga komster depan Lexi lebih sempit lebarnya ketimbang NMax dan Aerox 155, perlu ubah segitiga juga untuk masukin velg lebar NMax.
      Belakangnya juga berbeda velg karena Lexi menganut rem tromol sedangkan NMax sudah disc brake.
      Bagian velg yg ke CVT beda bro

  28. Sebenarnya Lexi memang value banget (versi standard), kalau abaikan design dari depan. Cuma tinggi bikin jinjit buat istri saya yang 165cm. Kalau dimodif shock depan diturunin dikit dan ganti shock belakang yang lebih pendek, imbasnya ground clearance akan turun lagi. Normal ground clearance nya aja (13cm) sedikit cornering udah gasruk standar samping apalagi diturunin shock nya. Akhirnya diputuskan … nunggu NMax 2019 aja sekalian.

  29. Kok kenceng ya beat ampe segitu top speednya. Ane pake lexi cm dapat maksimal 106 km/jam. Itupun gampang kl mau nyalip beat. Tp lexi kl sm nmax baru jauh banget ya…sy kalah jauh am nmax, mgkin top speed nmax 10-15 km/jam diatas lexi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP