Friday, 29 November 2024

Analisa Lengkap Pasca Race MotoGP Assen 2018 . . . kalo sudah seimbang gini, skill jadi Penentu dan Marquezlah yang terbaik !

TMCBLOG.com – Bro sekalian, gelaran Ke 70 Kali GrandPrix Di sirkuit legendaris dan sirkuit Klasik TT Assen sangat punya kans dinobatkan sebagai race Terbaik MotoGP 2018 dan Mungkin Juga race Terbaik MotoGP semenjak era 4 tak . .  Tikungan tikungan cepat plus tikungan ebrbalik arah yang juga cepat memang menjanjikan epic Battle jarak dekat. Semenjak memberikan analisa hasil Kualifikasi di Trans7, tmcblog sudah Bilang sama Mbak Angie host sesi Kualifikasi kala itu bahwa prediksi tmcblog Race akan berlangsung ketat sekitar 5 pembalap dari awal sampai akhir walaupun Yang terjadi sejujurnya di luar atau tepatnya melebihi ekspektasi tmcblog dimana sekitar 8 pembalap Punya kans yang sama memenangkan race sepanjang 26 lap . .Fight di antara mereka sudah bukan lagi dilihat fight antara satu pembalap dengan pembalap lain . . . sudah menjadi saling Fight antara satu pembalap dengan ke-7 pembalap Lainnya. Dan yang menjadi alasan bahwa race ini nggak bakalan terlupakan adalah fight baru selesai hanya saat Chequered Flag berkibar pananda selesainya Race . . benar benar breathtaking Race yang mengantarkan catatan 69 kali kemenangan marc Marquez dan menyamakan catatannya dengan catatan Casey Stoner  . . . Seperti apa sebenarnya yang terrjadi di track, apa benar Marc Marquez sengaja ‘bermain main’ di 20 lap awal sehingga membuat banyak orang berfikir dan berharap andai semua seri MotoGP adalah Seri Assen ? cekidot pembahasannya berikut ini sob . .

Riset Pemilihan Ban Race dilakukan Marquez Semenjak hari Jumat !

Pembahasan pertama jelas merujuk kepada keputusan Marc Marquez dan beberapa pembalap Lain berganti ban ke spek ban belakang Soft. Menurut tmcblog, Ini boleh dibilang bersejarah karena ini adalah pertama Kalinya Marc Marquez melakukan race dengan Ban belakang spek soft. Marc Dan Honda RC213V sebelum Race seri ini dan Mungkin juga di 2017 yang lalu biasanya selalu menggunakan ban dengan spek paling keras karena katanya marc, Michelin Hard itu Sudah ‘lembek’ banget di atas Honda RC213V . . Lah ini Pakai Soft? Gimana penjelasannya . .

Ini sebenarnya Bukanlah sebuah Gambling ataupun sebuah keputusan tiba tiba dari Marquez dan team tanpa dasar pertimbangan apapun. Seperti sobat sekalian ketahui sepanjang race weekend semenjak Jumat FP1 sampai sesi warm up di hari ahad, Marc Marquez tercatat sudah mulai melakukan riset pemilihan ban, dan itulah sebabnya di akhir sesi FP2 Marquez terlihat tidak perduli dengan time attack, ia konsentrasi mencari data penggunaan Ban . . Berikut Catatan kondisi tracknya :

  • FP1 [ air 23 ground 32 , Hum 46%, 10.00 ]: 21 lap Medium – Soft
  • FP2 [ air 23 ground 42 , Hum 56%, 14:05 ] : 22 lap Hard – Hard
  • FP3 [ air 22 ground 32 , Hum 39%, 10.00 ] : 17 Lap Medium – Medium | 6 lap Medium – Soft
  • FP 4 [ air 25  ground 41 , Hum 30%, 13:30 ] : 9 Lap Hard – Medium | 8 Lap Medium -Soft
  • Warm up [ air 22 ground 29, Hum 37%, 09:40 ] : 13 lap Medium – Hard

Dan Saat race dilakukan Mulai Jam 14 waktu Aseen datanya adalah : temperatur air ( udara) 23 ground (track ) 40 , Humidity 32%   . . . artinya apa? dilihat dari data kemiripan antara suhu udara, suhu Track, dan kelembaban, suasana yang terjadi saat race mirip atau mendekati yang terjadi saat FP3 dan FP4  ..  Di mana di kedua sesi ini Marquez dan team sempat mencoba semi-long run 6 lap dan 8 lap dengan kombinasi ban yang sama dengan pilihan kompon ban Slick yang dipakai saat race ( Medium – Soft ) . .

So Sekali lagi tmcblog melihat hal ini dalam Kaca mata ilmiah dan ini jelas bukan perjudian apalagi kalo dibilang faktor Lucky, Karena sebelumnya Marc Marquez dan team telah riset dengan seksama dan menghitung dengan cermat  . . mungkin dengan metoda ekstrapolasi atau Yang lain mengenai prediksi karakter keausan dan performa ban belakang Soft untuk Dipakai sebanyak 26 lap ( race distance ).

Mengenai hasil ‘ riset ‘ ini sendiri Marc Marquez mengeluarkan statement mengejutkan :  “was strange because normally we go to the hard.. this race opposite.. the soft in some points was harder than the hard..” . . . benar benar nggak masuk dalam logika kalo memang nggak pakai data empirik hasil pengetesan bahwa Ban soft di kasus seperti Assen ini berasa lebih ‘keras’ dari ban hard  . .

Hasil tidak pernah menghianati usaha . . Mungkin cuma kita aja Yang ketar ketir saat nonton Marquez pilih ban sof . . . dalam hati kita mungkin berfikir, wah umur bannya bisa jadi cuma setengah Race nih . ..  Namun Usaha Marc Marquez yang keras semenjak hari Jumat berbuah Kepercayaan dirinya di atas Ban Soft saat race day. Perlu juga diCatat Bahwa Marquez disinyalir berani mencari solusi ban semenjak Jumat dikarenakan boleh dibilang minimnya masalah masalah lain di Honda RC213V yang menghinggapi dirinya saat ini sehingga Marquez berani curi start riset pemilihan Ban sedini mungkin.

Nah sekarang kita akan lihat lebih dalam ke Analisis Laptime pembalap.

Hadeh broooo . . . Kalo biasanya di artikel analisa sebelumnya kita melihat data Grafik udah kayak Cacing warna warni  . Maka melihat data laptime hasil race MotoGP Assen 2019 bener kata junpemalang di kolom komentar ..  lebih parah lagi brooo, udah kayak cacing lagi Tawuran . . Cek ada dua gambar di atas dan tmcblog pastikan diantara bro sekalian bisa mendadak migren setelah melihat Grafik tersebut 😀

TMCBLOG mencoba memasukan hanya data laptime pembalap top 8 walaupun sebenarnya Top 15 pembalap masih layak untuk dianalisa. Kalau 8 pembalap saja sudah kayak cacing tawuran, maka 15 pembalap bisa dibilang sudah seperti 2 kampung cacing tawuran bersama  . . hehe just kiding ..  Kita lanjutkan bersama yaaa . . Hal hal yang bisa di-hi-lite dari data data grafik di atas adalah Maverick Vianales sepertinya mulai berhasil memperoleh jawaban akan struggle dirinya dan M1 Di 4-5 lap awal dan Ngacir nya Marc Marquez di 4 lap terakhir ( garis grafik biru terlihat menjulur ke bawah yang artinya cepat )

Sobat bisa lihat sendiri saat Grafik Top-3 tmcblog coba lepas sendiri untuk dianalisa lebih dalam . ..  terlihat Maverick Vinales sekarang bisa lebih konstant dalam Hal Pace kecepatan di 4-5 Lap awal dan Bahkan pace Vinales dan Rins terlihat lebih konstan ketimbang Marquez di awal race . .

Big Applause Juga selayaknya kita berikan ke Alex Rins . ..  anak ini seperti kesetanan menunggangi Suzuki GSX-RR di race Assen. Insiden dengan Marc dan aksi overtake di Sektor terakhir lap terakhir dengan Maverick Vinales adalah Buah kepercayaan Rins akan mesin spek baru GSX-RR yang menjanjikan performa speed yang memang bikin Rins begitu terlihat percaya diri melayani Marquez, Rossi, Dovizioso, Lorenzo dan terakhir Vinales saat digunakan di Track bertikungan flowing seperti di Assen ini  . .

Dovizioso dan Rossi jelas jangan dilupakan terutama pada race yang paling imbang dalam catatan sejarah seperti yang terjadi semalam . . Kembali Jelas secara Pace . . Marquez boleh dibilang head to head juga dengan Dovizioso dan Rossi . ..  Dovizioso yang mungkin jarang disorot saat sesi FP sampai Warm Up, saat di race day tetap menunjukan determenasinya yang cukup tinggi dan ini ia buktikan saat Fight dengan Rossi saat berupaya mencuri posisi dua di lap ke 24-25 yang kisahnya sudah tmcblog tulis di artikel sebelumnya

Melihat secara Langsung Race semalam dan mungkin bisa mengulang ulangnya buat yang punya saluran TV berbayar dan juga diperkaya dengan Grafik data empirik di atas bisa dilihat bahwa Marc Marquez sepertinya berada dalam situasi dilema saat 20 lap awal . . . Mungkin sobat bisa beropini Marc Sepertinya Main main di 21-22 lap pertama dan korban permainannya terlihat ada banyak Rins, Rossi, Vinales, Dovi dan Lorenzo. Namun tmcblog lihat opini itu tidak sepenuhnya seperti itu . . .

Melalui catatan 21 lap ber-ban medium soft di FP1 serta 14 lap di FP3-FP4 yang punya kondisi klimat ( cuaca ) yang mirip saat race, tentu Menurut tmcblog seorang Marc Marquez punya basis data super duper confidential yang telah diinfokan Teknisinya mengenai seperti apa dan apa yang harus ia lakukan untuk menjaga durabilitan ban belakang Soft slick Michelin.

Menurut tmcblog, Bisa jadi Marc Marquez sengaja menjaga Pace di 21-22 lap awal untuk bisa menjaga durabilitas Ban belakang soft agar bisa selamat mengarungi Race distance 26 lap. Yap selain melayani fight dengan sekitar 4-5 pembalap di pack terdepan . . Marquez juga harus menjalankan Multitasking Job lain yakni menjaga Pace sesuai dengan level Confidence ban yang telah digariskan team berdasarkan data riset di awal.

Marc Marquez mengakui bahwa ia merasa sulit untuk mengembangkan strategi dalam situasi fight dekat seperti Race kemarin. Yang ia hanya bisa dilakukan dalam koridor kecepatan tertentu untuk menjaga ban belakang adalah menyerang dan bertahan ( Attack and save ) sembari melihat seperti apa Efeknya.

Dan setelah merasa bahwa race tinggal 3 lap terakhir Marquez pull the Hammer ( minjem palunya Lorenzo sepertinya ) , ngacir memberikan maksimum apa yang ia bisa berikan dan RC213V salurkan untuk menjauh dari Rivalnya . . Marquez mengaku saat 3 lap terakhir ia hanya push tanpa ada pengaruh pemikiran untuk menjaga Durabilitas ban dan juga angka championship.

Yap Grafik terakhir di atas adalah Grafik Rata rata laptime yang dilakukan Oleh Masing masing pembalap Top-8 Finisher Race MotoGP Assen 2018 kemarin. What A Race . . .  Bisa sobat lihat sebenarapa dekatnya angka rerata Laptime Rins sampai Dovizioso . .  dan bahkan level Marquez sampai Lorenzo yang finish posisi 7 saja rerata laptimenya saja dibawah 0,3 detik . .

Rossi mengakui bahwa walaupun semua pembalap membalap dengan cepat namun Marc Marquez di Assen lebih cepat dari dirinya dan juga bahkan lebih cepat dari pembalap Lainnya. Kalo sudah seimbang gini, skill, motor dan info dari team bisa jadi Penentu dan Marquezlah yang terbaik di Assen ! semoga akan ada lagi keseruan race race seperti Seri Assen ini di sisa race kedepan . .  Semoga berguna

Taufik of BuitenZorg

113 COMMENTS

    • MM beda karakter dgn JL
      Klo MM ga langsung ngacir dari laps awal, tapi selalu membuti rider terdepan, akhir laps baru overtake.
      Klo JL langsung ngacir, resikonya kehabisan ban dan ngedrop di akhir race.

    • wak haji tolong dibahas soal konsesi suzuki… udah beberapa kali podium….!!! mosok dapat konsesi terus…. sampe akhir musim???
      serius nanya…!!!@!??????_

    • @profit
      sbnarnya full konsesi suzuki udah dihapus tahun 2016 kmaren bro. karna aturan poin akumulasi untuk suzuki lewat podium ( podium 1=3 podium 2=2 podium 3=1 ) tlh mncapai 6 point(point maksimum) oleh vinales kala itu. tpi kala menilik regulasi buku dorna di halaman 69 yg brbunyi “dikala pabrikan yg sbelumnya brhasil mndapat 6 poin tapi dikala musim slanjutnya nihil poin podium. maka pabrikan tsb berhak mngaktifkan kmbali status team full konsesi” nah.. karna ian dan rins musim 2017 kmaren nihil podium maka musim ini pake lagi deh statusnya. tuk lebih jelasnya. cari aja artikel wak haji dgn judul “2018 team suzuki factory bisa balik ke full konsesi lagi”

    • sejauh ini suzuki udah mngolelsi 4 point lewat 3x podium dry race lewat ian yg 2x podium 3(austin,jerez) dan rins 1x podium 2(assen). masih ada 2 point konsesi yg hrus dikoleksi lewat podium untuk mnghapus status tsb dan mmbuktikan non statusnya dimusim 2019 (ya klo 6 point musim ini trcapai).

    • Dwipram@ kurang 1 poin bro,Rins kan juga podium 3 di Argentina berjibaku lawan cal dan Zarco
      Makanya tadi malem ane tulis kurang 1 poin Suzuki menuju penderitaan yg HQQ

    • @KRS
      jiaahh… lupa gw bro si rins smpat podium di assen? iya nih penasaran pngen liat suzuki tnpa “roda bantu” kyak musim 2017. sberapa parah deritanya hhe.. atau emang dah ready bneran sm mesin barunya. btw thanks dah ngingetin

  1. Mungkin wak haji bisa analisa juga gimana performa masing masing motor. Honda akselerasinya mantap banget tuh! Apalagi remnya

  2. dirace semalem nikung ke kiri memang menjadi senjata mematikan marquez. ketika overtake rins bisa nikung ke kiri lebih dalem tanpa melebar ketika keluar tikungan dan menurut saya the best overtakenya ketika sekaligus mengovertake rossi dan dovi ditikungan kiri lalu beradu akselerasi selepas keluar tikungan ???????????

    • tapi yg susah itu overtake Lorenzo,di turn yg sama dr onboard buntut Lorenzo Marquez udah ancang ancang masuk didalam tapi masih bisa aja ditutup sama hohe,sampe ikut gregetan ane liatnya
      tapi akhirnya tumbang juga di beberapa tikungan berturut2 saling bales overtake sama teammate nya
      hohe turun Pace nya karena bannya abis,apa pahanya udah kesemutan ya??,jadi kepo

    • Bener bro ucuk aka kuc ing..
      Bbrp kali MM overtake nikung kiri. Sekali overtake MV nikung kanan..
      ????

    • @KRS. You know lah racing linenya Lorenzo rapihnya kebangetan kek jalan di rel sendiri. Sepengamatan saya yang paling susah di take over ya Lorenzo kecuali dia bikin mistake sendiri atau emang pacenya udah turun. Kalo lagi kesetanan? Liat aja di Mugello sama Catalunya dan seri seri lain. Ngacir tanpa jejak. Wkwk

  3. Ban soft di kasus seperti Assen ini berasa lebih ‘keras’ dari ban hard . .

    Berarti ban ngeselin ini memang super sensitif terhadap suhu, sekarang gimana caranya biar bisa jaga sugu ban di titik optimumnya. Dan perbedaan paling mencolok antara 3 kompon ban ada di suhu idealnya, mungkin ban soft bisa lebih awet dari ban hard kalo bisa jaga suhunya,

    Sengaja gak liat grafik biar gak pusing ???

    • Mungkin fenomenanya pas 99 menang pake soft soft, dan bikin tim2 lain penasaran, kok bisa motor banteng liar d bawa 99 yg ridingnya ala pembalap f1 bukan rally bisa menang pake soft soft?

    • Yups kombinasi “unsur” :
      temperatur udaranya cukup rendah sekitar 20-an menengah ,
      temperatur aspal cukup hangat di 40-an kecil dan kondisi cukup berangin (perhatikan payung yg dipegang umbrella girl saat sebelum start, ada yg salah satu payungnya hampir terbang ketiup angin)
      layout yg mengalir dengan sedikit titik pengereman keras macam tikungan 1

      jadi relatif aman pake ban kompon soft

    • tapi jaman Bridgestone soft ya soft mau dimana pun sirkuitnya suhunya gimanapun,dan motor apapun pasti yg paling cepet abis ya soft,itu udah kodratnya
      Kalo Michelin ini ban ghaib kali ya ???

  4. Analisanya juos kuotos2 manteb tenan wak.
    Dan maaf wak, koreksi dikit, bukan menyamai 69 kemenangan stoner tapi 69 podium. CMIIW.

  5. D sirkuit yg bukan 99, 99 bisa berusaha untuk di depan sampe ada masalah sama ban dan kececer d urutan 7. Gw salut ama ni org, d mana ducati biasanya d taklukan seperti bawa mobil rally d lintasan aspal d mana short corner biasa pake hand brake atau slide (seperti casey), dia masih keukeuh bawa motor ala pembalap f1.

    • Faktor utama F1 lebih cepat dlm membuat catatan waktu 1 lap adl percepatan dan deselerasi (pengereman) yg optimal.

      #ingat komen Marquez ketika nyobain F1, dia sering mengerem lebih cepat dr seharusnya, (masih bawa sudut pandang pembalap motoGP).

      Kalau konstruksi jalan atau track, kan ada yg dipakai untuk 2 event ini sekaligus seperti Sepang.

  6. JangAn ngepush, pembalap belakang jauh jaraknya, ntar melewati titik kristis ban soft, bisa2 dia jatuh sendiri

  7. Wah apa iya ini sebuah rekayasa michelin ya. Ban soft bisa lebih keras. Maaf marc dah menjelaskan “diassen ban soft terasa lebih keras dari ban hard”. Rekayasanya adalah membuat lapisan kompon bagian dalam lebih hard, sehingga dalam jarak tertentu kompon soft habis dan berganti hard, maka jika secara kasar dari dulu yg namanya ducati berpower besar ( lupakan soal power deliveri) bisa ngacir bahkan di akhir race. Marc sampe beberapa kali prediksi strategi nyerang diakhir gagal total
    Wkwkwkwkwkwk…siapa tahu team hrc dah tahu rahasianya dan berani pakai soft. Karena selama ini honda gak pernah serius dengan ban soft.

  8. Ini ane baca asli semangat dan tak lerhatikan baik2 tiap katanya ..
    Abaikan grafik.. mumet asli, tp penulisan dan penjabaranya sungguh menujukan bahwa tmcblog.com ini sudah kelas internasional ..

  9. Dari data lap time MM di FP1-2-3-4 dan WU sebenarnya MM memiliki rata-rata pace yang lebih baik dibanding pembalap lain. Lalu kenapa saat race kelihatannya berimbang? Jawabannya ada pada pernyataan MM pasca race

    1. “The conditions were very difficult on the race track because the wind was pushing a lot and all the back straight and fast corners, when you were behind somebody it was easier and also difficult to open a gap.”
    —————–
    faktor angin memberikan kesulitan tersendiri, ditambah rapatnya antar pembalap depan membuatnya sulit untuk memperlebar jarak, belum lagi karena faktor yang ke 2 yaitu..

    2. “Then, especially (Jorge) Lorenzo was pushing a lot – I tried to overtake him but he overtook me and then I was not able to keep the same rhythm or have the same rhythm like in the practice. Then I said, OK, we will wait but in the middle of this transition we have many moments, with (Alex) Rins, with Maverick (Vinales) with everybody,”
    —————-
    JL secara mengejutkan memberikan perlawanan sengit semenjak lap awal dengan sangat rapat menutup celah bahkan ketika di overtake mampu membalas sebelum MM mendapatkan racing line terbaiknya untuk memperlebar jarak.

    3. “We were fighting against everybody and in the end I was clever, I was just waiting and when I see ‘F7’, I said now I will give everything; I will push all what I have and use all of the tyre. I was able to open a gap and then when I see ‘+0.2’, it was good because then I was able to do my lines.”

    “The problem is that here, when you just try to use your lines to be fast, you prepare a lot the corner and then everybody was overtaking you, but when I see a small advantage, I said now is the time to use my lines and then I was able to have the same pace in the practice.”
    ——–
    Selain mencari celah untuk meng-overtake JL, MM juga terus diserang oleh pembalap dibelakangnya. Faktor rapatnya pembalap dan ancaman di-overtake rider di belakangnya membuat MM terpaksa tidak berada di racing idealnya (seperti saat FP dengan pace yang lebih baik).

    Namun perlahan momentum untuk ngacir itu datang, dimulai dari JL yang menurun pace nya akibat dari dropnya grip ban depan. Sehingga satu masalah yang begitu kuat menghalangi di depan tidak ada lagi. Kemudian Dovi dan Rosi yang berpotensi mengganggu malah terlibat insiden yang merugikan keduanya. Tinggal Vinales dan Rins jadi lawan, namun cuma mengganggu sebentar. Tidak adanya halangan lagi di depan dan gap 0.2 detik didapat maka racing line terbaik bisa dilakukan. Akhirnya ngacir dah…

    Jadi sebenarnya pace tidak imbang kok, tapi kondisi lapangan membuat MM tidak berada di racing line terbaik (otomatis tidak pada pace terbaiknya) karena faktor halangan di depan dan ancaman di belakangnya.

  10. Dari data lap time MM di FP1-2-3-4 dan WU sebenarnya MM memiliki rata-rata pace yang lebih baik dibanding pembalap lain. Lalu kenapa saat race kelihatannya berimbang? Jawabannya ada pada pernyataan MM pasca race

    1. “The conditions were very difficult on the race track because the wind was pushing a lot and all the back straight and fast corners, when you were behind somebody it was easier and also difficult to open a gap.”
    —————–
    faktor angin memberikan kesulitan tersendiri, ditambah rapatnya antar pembalap depan membuatnya sulit untuk memperlebar jarak, belum lagi karena faktor yang ke 2 yaitu..

    2. “Then, especially (Jorge) Lorenzo was pushing a lot – I tried to overtake him but he overtook me and then I was not able to keep the same rhythm or have the same rhythm like in the practice. Then I said, OK, we will wait but in the middle of this transition we have many moments, with (Alex) Rins, with Maverick (Vinales) with everybody,”
    —————-
    JL secara mengejutkan memberikan perlawanan sengit semenjak lap awal dengan sangat rapat menutup celah bahkan ketika di overtake mampu membalas sebelum MM mendapatkan racing line terbaiknya untuk memperlebar jarak.

    3. “We were fighting against everybody and in the end I was clever, I was just waiting and when I see ‘F7’, I said now I will give everything; I will push all what I have and use all of the tyre. I was able to open a gap and then when I see ‘+0.2’, it was good because then I was able to do my lines.”

    “The problem is that here, when you just try to use your lines to be fast, you prepare a lot the corner and then everybody was overtaking you, but when I see a small advantage, I said now is the time to use my lines and then I was able to have the same pace in the practice.”
    ——–
    Selain mencari celah untuk meng-overtake JL, MM juga terus diserang oleh pembalap dibelakangnya. Faktor rapatnya pembalap dan ancaman di-overtake rider di belakangnya membuat MM terpaksa tidak berada di racing idealnya (seperti saat FP dengan pace yang lebih baik).

    Namun perlahan momentum untuk ngacir itu datang, dimulai dari JL yang menurun pace nya akibat dari dropnya grip ban depan. Sehingga satu masalah yang begitu kuat menghalangi di depan tidak ada lagi. Kemudian Dovi dan Rosi yang berpotensi mengganggu malah terlibat insiden yang merugikan keduanya. Tinggal Vinales dan Rins jadi lawan, namun cuma mengganggu sebentar. Tidak adanya halangan lagi di depan dan gap 0.2 detik didapat maka racing line terbaik bisa dilakukan. Akhirnya ngacir dah…

    Jadi sebenarnya pace tidak imbang kok, cuma kondisi lapangan membuat MM tidak berada di racing line terbaik karena halangan di depan dan ancaman di belakangnya.

  11. Dari data lap time MM di FP1-2-3-4 dan WU sebenarnya MM memiliki rata-rata pace yang lebih baik dibanding pembalap lain. Lalu kenapa saat race kelihatannya berimbang? Jawabannya ada pada pernyataan MM pasca race

    1. “The conditions were very difficult on the race track because the wind was pushing a lot and all the back straight and fast corners, when you were behind somebody it was easier and also difficult to open a gap.”
    —————–
    faktor angin memberikan kesulitan tersendiri, ditambah rapatnya antar pembalap depan membuatnya sulit untuk memperlebar jarak, belum lagi karena faktor yang ke 2 yaitu.. (lanjut di bawah)

    • 2. “Then, especially (Jorge) Lorenzo was pushing a lot – I tried to overtake him but he overtook me and then I was not able to keep the same rhythm or have the same rhythm like in the practice. Then I said, OK, we will wait but in the middle of this transition we have many moments, with (Alex) Rins, with Maverick (Vinales) with everybody,”
      —————-
      JL secara mengejutkan memberikan perlawanan sengit semenjak lap awal dengan sangat rapat menutup celah bahkan ketika di overtake mampu membalas sebelum MM mendapatkan racing line terbaiknya untuk memperlebar jarak.

    • coba lanjut ke no 3 ..
      3. “We were fighting against everybody and in the end I was clever, I was just waiting and when I see ‘F7’, I said now I will give everything; I will push all what I have and use all of the tyre. I was able to open a gap and then when I see ‘+0.2’, it was good because then I was able to do my lines.”

      “The problem is that here, when you just try to use your lines to be fast, you prepare a lot the corner and then everybody was overtaking you, but when I see a small advantage, I said now is the time to use my lines and then I was able to have the same pace in the practice.”
      ——–
      Selain mencari celah untuk meng-overtake JL, MM juga terus diserang oleh pembalap dibelakangnya. Faktor rapatnya pembalap dan ancaman di-overtake rider di belakangnya membuat MM terpaksa tidak berada di racing idealnya (seperti saat FP dengan pace yang lebih baik).

      Namun perlahan momentum untuk ngacir itu datang, dimulai dari JL yang menurun pace nya akibat dari dropnya grip ban depan. Sehingga satu masalah yang begitu kuat menghalangi di depan tidak ada lagi. Kemudian Dovi dan Rosi yang berpotensi mengganggu malah terlibat insiden yang merugikan keduanya. Tinggal Vinales dan Rins jadi lawan, namun cuma mengganggu sebentar. Tidak adanya halangan lagi di depan dan gap 0.2 detik didapat maka racing line terbaik bisa dilakukan. Akhirnya ngacir dah…

    • Jadi sebenarnya pace tidak imbang kok, cuma kondisi lapangan membuat MM tidak berada di racing line terbaik karena halangan di depan dan ancaman di belakangnya.

      *no 2 nya nyusul wkwkkwkw, error

    • No 2 nya nyusul ni.. lol 2.
      Then, especially (Jorge) Lorenzo was pushing a lot – I tried to overtake him but he overtook me and then I was not able to keep the same rhythm or have the same rhythm like in the practice. Then I said, OK, we will wait but in the middle of this transition we have many moments, with (Alex) Rins, with Maverick (Vinales) with everybody
      ——————-
      JL secara mengejutkan memberikan perlawanan sengit semenjak lap awal dengan sangat rapat menutup celah bahkan ketika di overtake mampu membalas sebelum MM mendapatkan racing line terbaiknya untuk memperlebar jarak.

    • No 2 Intinya adalah Lorenzo secara mengejutkan bisa rapat menjaga posisinya di depan dan susah diovertake. Ketika bisa diovertakepun bisa membalas dengan cepat sebelum MM bisa memperlebar jarak dan bisa ngebut di racing line terbaiknya.

  12. Lanjutan..
    2. “Then, especially (Jorge) Lorenzo was pushing a lot – I tried to overtake him but he overtook me and then I was not able to keep the same rhythm or have the same rhythm like in the practice. Then I said, OK, we will wait but in the middle of this transition we have many moments, with (Alex) Rins, with Maverick (Vinales) with everybody,”
    —————-

  13. kayaknya si lbih faktor emosi marc yg terkontrol dgn situasi tight race sperti smalam bro. motornya pnya kmampuan, tpi dia lbih milih jaga pace dripada trlibat dogfight yg mengikis kompon ban yg hrus dijaga 26 putaran. sperti yg wak haji bilang.. marc baru lari di akhir lap tanpa mmperdulikan lagi kondisi ban, pbalap lainnya dan mmbuat gap karna tau beban 26 putaran udah mau kelar. gt sih yg sya tngkap hhehe..

  14. wah ini mm pasti pake mjolnir rekondisi, karena mjolnir original udah dibikin perkedel ama hella.

    thor: “this is impossible!”
    hella: “you have no idea, what the possibility is….”

  15. Saya sepakat dengan wak haji, dalam balapan tidak ada faktor luck, sudah diperhitungkan sedemikian rupa, mesin, sassi, ban, dll. Termasuk faktor pebalap.

    • Kalau mereferensi dari tulisan wak haji yang bukan faktor lucky adalah pemilihan ban yg dilakukan marquez karena dia melakukan riset buak gambling

      tapi kalau berbicara racing secara keseliruhan faktor luck sebenernya ada

      mesin, sasis, ban, dll yang berkaitan dengan motor dan skill pembalap adalah faktor teknis
      Keberuntungan masuk ke faktor non-teknis

  16. Ask: kenapa team comm message nya panjang banget yah
    kenapa gak: “selow gan”

    logikanya kan pendek cepat dibaca, seperti message nya pit board

  17. Marquez mungkin mmg belum jd legend, tapi dia Genius boy!!

    Itu yg bisa bikin dia nanti bakal jd legend…

  18. Vinales gak diulas wak. Dia juga macam orang kesurupan di lap lap akhir sebelum direcokin alex rins. Keliatan ngerenmnya tipis2 banget

  19. Govlok dipelihara… Hahaha…

    Ente nggk ngakuin skill marquez, lah saat ini yg dibelakang marquez pny skill sprti apa?
    Ente sendiri jg pnya statemen tentang “ndlosor” yg jd kelemahan marq, kalau nggak yang lain dilibas kan? Itu Menurut logika ente… Atau jgn” gk bisa mikir sesederhana itu… Wkkk

  20. Kalo sepenglihatan Saya wak, Ada beberapa kelebihan Dan kekurangan dari 4 motor terdepan (GSX RR – YZF M1 – Desmo GP18 – RCV 213V)
    M1 Dan GSX relatif mirip,kelebihannya menang di long corner beberapa Kali terlihat rins Rossi bisa masuk tikungan lebih dalam saat entry corner sedang Marc – dovi – jl musti ambil sisi agak luar biar corner speednya ga drop
    Sedang Desmo Dan rcv lebih2 RCV punya kekuatan di akslerasi Dan breaking yg mengerikan ,tapi Desmo top speednya gilaaa …di long straight cuma milik Ducati Dan Honda, tapi ada 1 lagi keunggulan RCV yaitu kalo ketemu tikungan patah2 seolah2 enteng banget ditekuk sebagai contoh setiap di sector 4 yg notabene banyak tikungan patah2 marc bisa memangkas jarak sangat signifikan terutama saat duel lawan Lorenzo dilap2 awal …masuk tikungan kayak ga direm

  21. Kayaknya emang krn MM93 yg saat ini paling berani dlm balapan. klo motor paling hebat…seharusnya 123 satu merk. mgkn kah ada pembalap lain yg bakal brani sprti mm93?

  22. Mas Profit, udah mas.. udaah…

    Rossi pun mengakui kalo MM lebih cepat dari siapapun.
    Dalam sanubari, ane yakin Rossi menaruh respek besar thdp skill MM. Walaupun (sori dalam tanda kutip) “dia takut balapan bersama pembalap berbahaya”.

    Ente jangan cari alasan (sekaligus giring opini) kalo MM kenceng karena yg lain lambat saling overtake.

    Wong dari awal juga semua sama rata, saling overtake kok.

    Apalagi tuh Lorenzo sempet mimpin P1 di banyak lap, apakah ngacirnya Lorenzo itu gara-gara pembalap di belakang melambat karena saling overtake?
    Suka lucu deh ente.

  23. @Pecinta bandit 400

    Variabel apaan sih “berani” (?)

    Heran pada susah amat ya bilang kalo “skill” MM di atas rata-rata.

    Kalo faktornya berani mah gua juga berani, tapi berani dengan skill tempe ya gak bakal sebaik itu toh. Yg ada zonk mulu.

  24. Dengan kondisi seperti ini, entah kenapa saya malah nganggep rival yang bisa membendung laju kegilaan Marq di championship cuma Vinales seandainya performa dia di race race berikutnya kaya di Assen kemaren. Di mid sector pas pertengahan lap pacenya Vinales bener bener gila sampe ujungnya clash sama Marquez. Vinales cuma perlu ngebenerin pace-nya pas start yang sedikit kedodoran. Dovi? Emm kayaknya do’i bakalan down dan lebih kefokus sama persaingan tim kalo Lorenzo bisa balik lagi ke performanya pada dua race sebelumnya. Rossi? Still fast but not fast enough to keep up with Marq. Kalo terus terusan gini sih bisa bisa next season cuma ada Honda mengingat developement-nya yang udah makin mateng dan Lorenzo yang pinter ngasih input data secara verbal. Demikian analisa sotoy saya wak. Ngahaha

    • make sense secara terlihat Vinales memang tinggal ngebenerin startnya
      sebenarnya di Assen start MV25 sudah lebih baik jika dilihat dari data
      kita lihat di sachsenring nanti,
      biasannya yamaha Stragel disini . . kalo Vinales bisa ok, kayaknya pasca Brno dimana Maio menjanjikan akan ada part baru buat M1 maka Vinales akan lebih serem

    • sepertinya mv25 udh mulai back..cma kmrin dia smpet dipepet hingga kluar lintasan dan khilangan byk wkt. apakah mv25 bs senekat mm93 ato rins. klo iya baru seru race” brikutnya ,biar g ad touring”an.

  25. @Gpmania berani ambil resiko dgn gaya dirtbike nya. Itulah skillnya,Emang dia jago tp hrs blajar membuat pembalap lain dan fans resfect. Nah gaya rins mirip sama dia,ibaratnya balap nothing to lose.gak perduli hasil poin atau apa yg pntg push push. klo pembalap senior mreka pikir konsistensi raih poin.

  26. harus di akui balapan kemarin Marq memiliki kombinasi yang sangat ideal, skill dan di dukung motor yang bagus serta team yang solid serta strategi yang bagus pula. Akan tetapi ini menjadi peringatan kedepannya jika kekuatan motor seimbang maka balapan akan semakin rapat. Masing2 pembalap seprti Rossi, dovi, JL, Rins, dan Vinales mereka memang kalah dari marq tapi ingat mereka mempunyai kelebihan masing2 yang tidak dimiliki marq dan juga masing2 motor memmpunyai keunggulan tersendiri pasti setelah race ini semua berusaha meningkatkan kemampuan motornya. Benar marq selalu bagus saat melibas tikungan kiri dan beberapa kali jadi spot untuk overtake, Rossi beberapa kali memanfaatkan ciken saat tikungan ke kanan dan jadi langganan untuk overtake pembalap di depannya, dovi dan JL juga memanfaatkan kelebihan ducati di beberapa straigt. Rins dan Vinales sedang dalam percaya diri yang tinggi sehingga bisa bermain lepas.
    Semoga next race berlangsung rapat dan seimbang.

  27. sepanjang race cuma bisa deg2an…atur napas beberapa kali lompat dari kursi sampe duduk cuma diujung kursi…
    bener2 race yg menakjubkan

  28. kalau mau buat sirkuat buatlah yang seperti assen atau kalau dulu yang terkenal sirkuit Suzuka.
    Trek lurus ga panjang banget, belokan banyak dan sudut sempit.

  29. mengalah utk menang, bgtu hrsnya mbah ross. bukan adu late braking ma dovly, jd deh autwaid 22nya. trus kok jdnya nyalahin dovly…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP