TMCBlog.com – Halo bro sekalian, akhir pekan ini akan berlangsung seri negara Jepang dari rangkaian kalender balap FIM Endurance World Championship (EWC) yang akan berlangsung di Suzuka. Event/seri yang dikenal sebagai Suzuka 8 Hours tersebut begitu bergengsi karena 4 pabrikan besar motor asa Jepang tampil habis-habisan, apalagi tahun ini dimana Yamaha, Honda dan Kawasaki turun gunung dengan pembalap dan full support pabrikan. Sedikit banyak dari pembaca banyak yang belum paham seperti apa motor-motor yang dipakai balap Endurance, maka di artikel ini TMCBlog akan sedikit memberikan review highlights mengenai motor yang dipakai balapan berjam-jam nonstop ini.

Seperti yang kita pahami yang namanya balapan itu esensi utamanya adalah kecepatan. Pada balap motor, mesin yang kencang adalah sebuah titik ukur utama, team/pabrikan berlomba-lomba untuk mendapatkan tenaga besar dengan juga mencari keseimbangan di segala sisi, intinya motor harus bisa tampil cepat.

Pada FIM Endurance World Championship (EWC) motor harus bisa tetap kencang selama digeber selama berjam-jam tanpa istirahat, dan pada satu waktu mereka akan melakukan Pit Stop untuk mengganti ban depan dan belakang serta refuelling sekaligus mengganti pembalap. Okay, dua sisi ini yang akan TMCBlog bahas lebih lanjut di bawah.

Pertama membahas soal motor. Mesin motor motor EWC itu pasti kenceng, lebih dari keadaan standar pabriknya for sure. Namun ada hal yang lebih dibanding dengan motor balap yang dipakai pada kategori World Superbike (WSBK). Pada WSBK motor hanya digeber selama 1 jam kurang lalu di maintenance di sore harinya yang kemudian dipakai kembali keesokan harinya untuk Race 2. Sedangkan motor EWC akan terus digeber selama berjam-jam sudah pasti diperlukan keseimbangan antara tenaga besar dengan ketahanan material parts pada mesin dengan segala keterbatasan regulasi yang diberlakukan FIM.

Kekuatan mesin harus berimbang dengan daya tahan dengan banyak bantuan dari sisi elektronik, suspensi dan ban yang terbuka bebas. Yes, di EWC sektor elektronik tidak dibatasi seperti di MotoGP, jadi team bebas memakai elektronik apapun selama tidak melanggar regulasi. Ban juga bebas, Dunlop, Michelin dan Bridgestone bisa saling berkompetisi dalam satu race.

Mengenai penggunaan bahan bakar juga ada dua brand yang mensupply, Shell dengan V-Power ber-oktan 99.8 RON dan brand Cosmo dengan Super Magnum nya dengan kadar oktan 99.5 RON dengan kebebasan tambahan yaitu jika team ingin menggunakan brand bahan bakar lain sangat diperbolehkan dengan catatan harus didaftarkan lalu dilakukan inspeksi terlebih dahulu dari pihak panitia. Kapasitasnya pun lebih banyak ketimbang motor balap Superbike di ajang lain, dengan penambahan fuel transfer untuk memudahkan team memasukkan bahan bakar tanpa membuka tutup fuel cap.

Sering kali dikatakan bahwa pada ajang balap ketahanan (Endurance Racing) baik mobil ataupun motor itu adalah seperti ‘benteng’ terakhir dari perkembangan desain dan juga kebebasan teknologi di bidang Motorsport. Salah satu contoh yang nyata adalah keputusan ‘jenius’ Audi yang menggunakan mesin diesel pada mobil balap Hybrid-nya beberapa waktu silam, yang teknologi pada mobil balap Audi R10 mereka tersebut akhirnya diturunkan ke mobil-mobil produksi massalnya. Sudah jelas bahwa banyak inovasi disana yang bisa lebih banyak diturunkan teknologinya untuk motor massal ketimbang turunan dari motor MotoGP.

Mengutip sedikit dari Steve English yang menyebutkan bahwa Mike Van der Mark pernah mengatakan soal perbandingan Yamaha R1M WSBK miliknya dengan Yamaha R1M Suzuka 8 Hours yang ia gunakan musim lalu; “Mesinnya berbeda antara kedua motor ini, karena mesin untuk Suzuka (S8H) harus sanggup bertahan hingga delapan jam tanpa kendala, tetapi elektroniknya sangat berbeda”.

“Pada Yamaha R1 M Suzuka, sangat lembut pada tenaga mesinnya. Ada beberapa perbedaan kecil yang membuat motor Endurance terasa lebih mudah dikendarai. Meski masih memiliki karakter yang sama dengan R1 M WorldSBK, tetapi jauh lebih mudah untuk mengontrol mesin dengan elektronik pada motor Suzuka 8 Hours. Rasanya Saya ingin memiliki karakternya di  motor WSBK Saya!” Ungkap Van der Mark..

Tak hanya perkara mesin, kalian tahu kan bahwa satu motor EWC dipakai oleh 3 pembalap? Dengan tiga pembalap pada satu motor yang sama pasti tidak akan pernah menemukan setup riding position yang sempurna untuk satu rider/pembalap. Tantangannya adalah memastikan bahwa ini motor yang nyaman untuk ketiga pembalap. Untuk tahun ini, kita ambil contoh dua team utama. Yamaha wajib bisa mendesain motor yang mengakomodir posisi 3 rider sekaligus agar sesuai dengan tinggi badan masing-maisng. Mike Van der Mark lebih tinggi ketimbang Alex Lowes dan Katsuyuki Nakasuga. Begitu juga Honda yang diisi oleh PJ Jacobson, Takumi Takahashi dan Takaaki Nakagami yang measurement badanya berbeda-beda. Mereka harus bisa menemukan kompromi terbaik untuk semua pembalapnya. Tidak seperti di balap mobil Endurance yang bisa mengganti jok saat pit stop, EWC motor tidak akan sempat untuk mengatur posisi Footpeg atau sudut setang kemudi dan mengganti jok dan body belakang.

Team Porsche Chopard Endurance Mengganti Pembalap Saat Pit Stop

Segala sesuatu pada mesin balap sudah lumrah dibangun/dibuat untuk mengejar kecepatan, tetapi dalam balap Endurance itu motor juga dibuat dengan pertimbangan kecepatan lain, yakni kecepatan dalam pemeliharaan/maintenance. Team sudah pasti dituntut untuk membuat motor yang bisa dengan cepat mengganti roda-ban, dan menghemat waktu sambil memperbaiki kerusakan akibat kecelakaan. Yes hal itu sangat krusial dan sangat penting bro di balap Endurance begini..

Beralih ke masalah kedua, soal Pit Stop. Setiap detik yang diperoleh saat pit sangat berharga banget dan team harus sanggup bekerja secara efisien. Maka jajaran Pit Crew merupakan aset yang sangat berharga bagi team mana pun. Semua sudah terlatih untuk bekerja dibawah tekanan dengan Zero Mistake.

Dibandingkan dengan motor WorldSBK atau MotoGP, motor EWC dirancang dengan mekanisme serba Quick Release. Maksudnya, setiap bagian dari motor harus bisa dibongkar-pasang secara cepat sekaligus mudah dilakukan. Bongkar pasang ban depan belakang, mengganti rantai-gear sprocket, dan juga pengisian bahan bakar wajib cepat dalam hitungan detik, tidak seperti yang terjadi di motor balap WSBK bahkan di MotoGP.

Pada balapan Endurance bisa dilakukan perbaikan motor saat Pit Stop. Misalkan pembalap terjatuh dan masih bisa lanjut balap, parts yang rusak bisa saja diganti ketika masuk Pit. maka dari itu hal-hal mengenai seberapa cepat team dapat menangani motor saat berada di area pit/paddock, semuanya merupakan prioritas utama.

Suzuka 8 Hours adalah event yang luar biasa besar bagi penggiatnya. Bahkan banyak dari media Eropa mengatakan setiap tahunnya Suzuka 8 Hours merupakan balapan yang brutal, sulit, cepat, dan sangat spesial. Bridgestone begitu mendominasi di Suzuka dengan kemampuan grip ban depan yang luar biasa dibandingkan dengan Dunlop yang sedikit inferior. Lalu apakah effort HRC yang turun gunung bisa menghentikan dominasi Yamaha selama 3 tahun kebelakang? Gak sabar nih sama Suzuka 8 Hours.. Semoga ada rejeki datang ke sana suatu saat nanti. Hehehe..

Nugi TMCBlog

48 COMMENTS

  1. Wak, caara nonton nya gimana ya? apa ditayangkan di TV swasta kita? atau ada link channel nya buat streaming? JAdi penasaran nihh..

  2. Motor ke-dua kpn boleh keluar? Apakah saat hujan ato sewaktu rider crash langsung boleh diganti daripada nunggu perbaikan?

  3. klo salah satu jebolan EWC mobil alias FIA yang saya ketahui saat ini ada Brendon Hartley di Scuderia Toro Rosso Honda F1. Bahkan juga memberikan input soal reliabilitas mesin ke Honda. Makanya mesin honda punya Reliabilitas yang lrbih baik dibanding dengan saat bersama McLaren. naahh klo Honda saja bisa memanfaatkan EWC melalui Hartley Bagaimana dengan Aprillia? Kan lumayan tuh bisa untuk input meningkatkan reliabilitas RS-GP mereka agar lebih kompetitif di MotoGP

  4. klo di FIA EWC ada Brendon Hartley yang menjadi pembalap F1 di STR-Honda F1, klo di FIM EWC kira2 ada yang tembus motoGP gk? kan lumayan bisa kasih input soal reliabilitas mesin terlebih adanya pembatasan jumlah pemakaian mesin permusimnya

  5. Busyet 12H di sentul, malem2 penerangannya pakai obor??
    Yg ada nyungsep kena aspal tambalan krn gelap

  6. dulu sempet ada tuh event endurance 2 jam di sentul gede sama sentul kecil. Pas di sentul kecil kelasnya gk dibagi menurut cc, tapi menurut tipe motor, bebek atau sport. Jadi waktu itu pada nyampur tuh yg balap. Ada yg pake ada yg pake motor 150cc, 250cc, bahkan ada M. Fadly sama Gerry Salim yg pake gp mono 😀

    • Event nya koh Joy Albert, N2N motor.. Saya diajak, tapi motor dan rider gak siap.
      Sentul besar 2 jam balap, yg menang Harlan Fadhilah pake CBR250RR.

      Balap fun race lainnya ada juga, di Sentul karting, D Event, gaweannya Doedy Gunawan alias om Doed… Sama2 2 jam balapannya. Waktu itu yang menang Nico Julian pake Vixion standar ting ting ting

  7. ntar media eropa kasih komen

    ‘balapan paling horror dan fatal yang pernah ada, anda diharuskan menulis surat wasiat anda sebelum balapan’

  8. ekekekek,kampret! pake nulis surat wasiat
    pembalap TT island yg sering balapan di pinggir jurang pun bergidik balap di Sentul 12hour ??
    sebelum balap harus siapin dana buat yasinan 7 harian ??

  9. Keqnya balap endurance bisa dijadiin referensi buat korek harian (kohar) :v

    Btw, ada pabrikan eropa juga kah di ewc 8H? Keqnya masuk akal kenapa moge jepang terkenalnya durable dan reliable

  10. Coba balap endurance motor ada kelas prototype kaya balap endurance mobil kaya LMP1 atau LMP2 pasti keren bngt,kaya MotoGP tapi durasinya berjam-jam

  11. Kok ga ada Endurance matic yaa ?? Ekekekk .. kan bnyak pabrikan jepun matic nya .. dri mbitch..lexri .. pecex.. dkk .. apa ntar dikira balapan bencong ?? Laki kok nge gas ama rem doang .. buakakaka

  12. Om Nugie, jujur saya penasaran sekali sama regulasinya gimana perhitungannya apabila ada rider yang crash atau trouble pada motor, untuk balapan ini di hitung jumlah lap terbanyak selama balapan dengan waktu tercepat atau bagaimana yah.
    satu lagi untuk pit stop ini yang paling seru di mana prosesnya cepat sekali dan seperti sebuah atraksi keterampilan kalau menurut saya, saya kepo sama model as roda, gear set dan lain2 desainya mudah di bongkar pasang jadi pengen di aplikasikan di motor harian. Oh iya untuk pengisian bahan bakar ga buka tutup tangki yah gimana yah itu caranya

    • Balapan tidak menghitung jumlah lap, tapi menghitung waktu. Setelah tanda race dimulai [Start] waktu akan dihitung mundur 08:00:00 sampai finish ketika jam menunjukkan 00:00:00 ..
      Nah nanti siapa yang finish duluan setelah 8 jam dia yang menang, otomatis jumlah lap nya paling banyak. Selisih dengan nomor dua bisa saja sampai 5-10 laps.

      Soal pit stop seperti yang saya tulis, boleh memperbaiki motor selama itu masih memungkinkan dipakai balap. Di tiap paddock ada panitia yang mengawasi jalannya pit stop.

      As roda depan belakang beda dari motor balap lain ataupun dari motor Superbike harian.
      Insyaallah nanti ada artikelnya sendiri deh ya.

      Soal refueling pake fuel transfer. Jadi kayak di pesawat/helikopter. Hose nya spesial dan tinggal colok, bahan bakar langsung ngucur ke tangki dan kalo mau lepas juga tinggal ditarik.. Aman dari kebocoran dan kebakaran karena udah bertahun2 evolusi teknologi nya.

    • pemenang ditentukan siapa lap terbanyak, misal ada 5 tim yg mencapai 160 lap, stlh itu dilihat yg waktu totalnya paling sedikit.
      klo gearset setau sy nempel di swingarmnya, IMHO ?

      • Kalau pencapaian lap itu biasanya balapan track oval di Amerika bro..
        Daytona 500 (balapan sampe 500 laps) atau lainnya.

        Lah itu piye caranya kalo rantai nempel di swing arm kang bro?

    • makasih om Nugie infonya, saya tunggu artikel pembahasannya soal model as roda dan lain2.
      BTW kapan nih TMC blog ngadain touring bareng pembaca setia, itung2 latihan endurance hehe

    • @nugie
      ohh jd ada timer mundurnya ya? kirain dilihat jumlah lapnya dulu bro wkwkk
      dulu aku prnh baca RC45 kan single arm, klo gak salah utk endurance arm blkngnya udh dimodif pake dudukan khusus jd pas ganti ban itu gearset tetap nempel di swing arm. kira2 gitu klo gak salah,, lupa sih gmn detailnya

    • koreksi om Nugie, balap oval Amrik ga melulu soal jumlah laps Daytona 500 itu sebenernya Daytona 500 Miles sementara lapsnya 200 karena panjang Daytona cuman 2.5 miles, ada juga yang nunjukin jumlah laps kaya Bristol 500 yang jumlah lapnya 500 karena Bristol termasuk short oval yang cuman 0.5 miles

  13. suzuka 8H itu pusatnya balapan di jepang. dari era “regulasi tanpa batas” F1 sampe ke skrg superbike EWC pabrikan yg menang pasti bangga sangad ?
    klo soal spek motor sih sebenarnya masih kalah ekstrim dibandingkan lemans/bold’or 24H. bayangkan digeber 24 jam bro hehehehh

  14. kalo indo ada pantua 12 hours saat lebaran.
    1 motor isi 2 rider boncengan.
    pitstopnya bisa sambil pijet dulu… wkwkwkkwk

  15. Harusnya di Indonesia ngadain nih event kyk gini. Balap 500 lap dengan spek standar pabrikan, semua serba pabrikan kecuali ban, di sesi terakhir panitia memeriksa semua komponen motor, dan seberapa besar keausan nya.. Jadii kita sbg calon buyer tau ketahanan motor yg akan kita beli

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here