TMCBLOG.com – Bro sekalian, Jorge Lorenzo di ujung masa baktinya dengan Ducati melontarkan opini bahwa Ducati bisa menjuarai seri MotoGP tersisa mulai Silverstone sampai finale di Valencia dan bahkan bisa menjuarai MotoGP 2018 apabila bisa sesegera mungkin mencari dan memecahkan solusi dari satu masalah yang tersisa . . Masalah inilah yang bahkan sampai di seri Brno dan seri Austria membuat Desmosedici GP18 masih inferior dibandingkan kombinasi antara Marc Marquez plus Honda RC213V . ..  Masalah apa Itu ?

Speed Corner . . Yes jika diartikan secara bebas adalah ” kecepatan motor saat melibas tikungan ” atau ” Kecepatan motor saat berada di tikungan ”  . . . Nah, keuntungan motor yang memiliki speed corner tinggi bukan hanya sekedar lebih unggul saat head to head di tikungan, melainkan juga jika memiliki speed corner yang lebih tinggi, maka secara logika throttle gas tidak terlalu dalam dibejek oleh pembalap. Kenapa ini penting? Karena bejekan lebih dalam dari throttle inilah salah satu penyebab dari wheelie ban depan saat berakselerasi . . . Wheelie artinya ada satu part dari motor yakni ban depan yang sedang berada di udara yang pada saat itu tidak bisa di kendalikan oleh pembalap  . . Nggak total Control begitu mungkin bahasa marketingnya.

Nah awalnya dahulu terlebih saat MotoGP belum menggunakan Software Championship dari Magneti Marelli ( unified software ) , Yamaha M1 dipercaya merupakan motor yang memiliki senjata speed corner paling mematikan di grid start MotoGP. Siapapun pembalapnya Rossi, Edwards, Crutchlow, Dovizioso, maupun pembalap yang sudah dari orok punya karakter cornering yang soft seperti Jorge Lorenzo sangat diuntungkan oleh karakter Yamaha M1 yang memang filosofi developmentnya berasal dari sasis . .

Di dua tahun terakhir, Yamaha M1 bukan bermasalah sama Speed corner-nya, namun akhir dari speed corner tersebut di mana pembalap harus keluar tikungan dengan menghadirkan akselerasi saat membuka gas throttle. Spin ban belakang hadir membuang sia sia power yang dihasilkan mesin 4 silinder inline yang memiliki filosofi Crossplane ini, sehingga muaranya adalah hal hal yang sering dikatakan baik pihak management maupun pembalap ..  Yamaha M1 kehilangan akselerasi.

Honda RC213V tahun 2018 ini terlebih lagi dikolaborasikan dengan talenta Marc Marquez menurut info yang kita pernah bahas berdasarkan cerita dari Crew Chief Marc Marquez – Santi Hernandez sudah lebih tinggi speed corner-nya dibandingkan dengan tahun 2017 yang lalu. Mengenai penyebabnya sudah pula kita bahas secara mendetail di artikel sebelum ya ( jika belum baca silahkan lonpat dulu ke artikel yang dimaksud sob ) yakni Marc Marquez bisa lebih PEDE menghadirkan style rear wheel steering-nya saat memasuki tikungan.

Nah menurut Jorge Lorenzo, saat ini ( pasca race MotoGP Austria ) speed corner atau kecepatan Motor saat di pertengahan tikungan dari Ducati Desmosedici GP18 masih di bawah Honda RC213V. Penyebabnya apa ? Lorenzo adalah pembalap yang smart, ia bisa menjelaskan secara teknis bahwa penyebab inferiornya Cornering speed milik Ducati ketimbang milik Honda. Dan penyebabnya adalah ketidak sama-an level grip ban depan dan ban belakang dari Michelin. Ban depan Michelin memiliki Level Grip yang lebih tinggi sehingga hadir ketidak-seimbangan antara front end dan rear end saat menikung yang muaranya pembalap harus menurunkan speed saat menikung dan ini artinya kalah dari Honda..

“Because, if we can improve our corner speed so that we have the same corner speed as the Honda, while keeping our acceleration and braking performance, then we will win every race!” . . . Nah Jorge Lorenzo pun melanjutkan bahwa apabila Ducati bisa meningkatkan corner speed dengan tetap mempertahankan ke-superioritasan mereka dibanding Honda RC213V yakni di bagian akselerasi, dan pengereman ( dan juga top speed ) maka kemenangan setiap seri tersisa adalah sebuah keniscayaan. Namun Bro, menurut Mat Oxley, setingan karakter yang sudah dimiliki Ducati GP18 sekarang adalah kombinasi hal-hal kecil dari variabel seperti : Geometri sasis, keseimbangan depan – belakang, kekakuan sasis dan swing arm, posisi dinamis motor, titik pusat massa (Center of Gravity) dari motor dan lain lain . .

Dan biasanya untuk mengubah sedikit saja karakter seperti meningkatkan corner speed, teknisi akan melakukan setingan di sekitar list variabel variabel di atas tadi . . Namun dari yang sudah sudah,  biasanya semua ini berada dalam level keseimbangan tertentu . . Artinya jika Speed corner mau ditingkatkan, biasanya ada salah satu variabel yang tergadaikan entah Braking stability ( stabilitas pengereman ) , entah akselerasi keluar tikungan . .  Jujur, TMCBlog kepo menunggu dan melihat evolusi dari Desmo GP18 di sisa race kedepan . . Walaupun tertinggal point cukup banyak, namun sepertinya angin sedang berada di kubu Ducati saat ini. Di tengah kompetitifnya championship Plus sulitnya untuk mengerti karakter ban Michelin, mengejar 71 point sepertinya bukanlah suatu hil yang mustahal . .

Taufik of BuitenZorg

78 COMMENTS

    • Klw medan mulus gini y jgn pke Sasis Ladder Frame, pke Monocoque ja… Pke Suspensi Independen Multilink y udh mantebs, lbh2 pke Double Wishbone.
      Twin Turbo, AWD plus VVA!

      Kaborrr… ?

  1. tapi dovi dn jl kadang tidak konsisten seperti mm, kita lihat mm kalo ga juara seri dia tetep podium atau dnf. mm belajar dari tahun kemarin akan konsistensi

  2. Kengerian itu akan datang wkwkwk. Mantap juga kalau bisa ditemukan solusinya bakalan beringas nih Ducati. Ternyata emang Honda masih inferior ya di beberapa sektor dari Ducati. Marquez effect aja yang mengesankan kalau Honda itu motor yang top notch

    • Inferior koq juara motogp nya sering..dari dulu lho,bukan era mm aja.kekuatan motor tidak dilihat dari beberapa sirkuit saja,honda tanpa banyak cingcong membuktikan kalau motornya terkencang,buktinya?ya sering juara,itu saja udah.

    • Maksud mang udin mungkin inferior untuk pembalap honda selain marquez, tapi perlu di ingat cc35 juga lumayan bisa top 5, sama kaya ducati yg bisa 5 besar cuma jp99 ad04 ama petrux doang, sisanya papn bawah juga, tergantung pabrikannya mau ngasih semua pembalap dengan spek motor yg sama seperti tim pabrikan atw nggak, tapi yg bikin bingung kenapa yamaha tim satelitny malah sering di depan tim pabrikan.. Ya inilah motogp ??

    • @ emang.

      mm effect ….Nyatanya ada embel2 juga…
      jgnkan Honda dr dulu Yamaha Ducati Mv Agusta Derbi Aprillia Juga sering juara..hahaha..

      wes gitu sazaa

  3. hohe pembalap smart, motor ada masalah dia tau yg harus diutarakan kepada tim. beda dengan vinales, bingung sendiri dia mau ngasih masukan apa 😀 😀 pokoknya motornya ga kencang haha

    • teknisi : ‘oi vina, masalah lu apa.. lemot amat lu.. tu yg tua aja masih betaji.. gimana sih lu..’

      vinales : oi coeg! lu nyetting motor yg bener donk.. kok oleng” gitu!

      teknisi : oleng” dimana nya kampret.. ngomong yg jelas donk

      vinales : daerah tangki tuh kayak kepenuhan isinya, lu apain tu..? jdi begoyang kayak wanita jalang gw..

      teknisi : ok! next race gw bakal buat kenceng ni motor di paruh pertama..

      vinales : lah paruh kedua..?

      teknisi : sorong!

      dn kpala kru pun di pecat..

  4. dan tahun depan lorenzo ke honda, cari solusi untuk akselerasi keluar tikungan honda yg selalu kalah dg ducati, hahaa honda semakin di depan

    • Tahun ini jd special buat honda, dapat rider berbakat utk tahun depan plus calon triple crown lagi

      Sepertinya dgn pembatasan aerokit utk tahun depan, akan memperlambat pengembangan cornering speed utk ducati. Kecuali mau mencoba bereksperimen diluar faktor aerodinamika

  5. hail horge..
    tiket juara dunia 2018 masih bisa di rebut..
    strategi menghemat ban sambil nempel rider terdepan udah mulai jago..
    seperti kata wak haji..
    juara dunia bukan hal yg gak mungkin buat paduka..

  6. Tetep paling bahaya mah MM kl skrg, lorenzo sedikit ember, apa yg ada di pikirannya dikasih tau ke publik, tim lain jd bs baca kemana arah pengembangan ducati.. tp MM seringnya cengar cengir, komen normatif soal tim, motor dll, tau2 udh ada improvement ini itu..

    • hahaha marquez mah koplak kalo diluar balapan kaya bocah labil, segala uber uber anak kambing bareng adenya terus nyuru adenya megang kawat pager yg dialirin listrik ekekekek.

    • Memangnya yg mana menurutmu vital soal embernya mulutnya si kolor dalam pengembangan ducati? Tentang mulutnya yg mengatakan soal speed corner?
      Ente lucu deh…ini motogo mas bukan ajanh balapan tradisional! Ente pikir media dan penikmat ga baca hal2 sederhena itu?
      Dan kalau persoalan lain soal rahasia tim ke arah pengengembangannya itu juga ga pernah sy dengar sikolor ember kalau soal rahasia vital motor!
      Kalau ada yg menurutmu ember dan merugikan coba di utarakan siapa tau wak haji bisa nulis tentang artikel embernya mulutnya jolor sehingga merugikan tim!
      Bocah tua pake asumsi sehingga be*omu kelihatan!

  7. Ducati gak jualan motor kecil,fans di sini dikit wkwkww…

    walau pernah juara dunia,kok jarang ada FBD.. fix FBD di sini rare item

    • bisa bedain gak fanboy produk sama fanboy tim balap…kalau fanboy tim balap bkn berarti dia punya juga motor yg semerek dgn tim favoritnya.sama juga di F1 yg mana banyak juga fanboy ferrari,bukan berarti semuanya punya ferrari

  8. Muaranya Ban juga turut andil ….artikel tentang Ban moto gp zaman now jd pada tahu semua akhirnya
    Ducati emng kalah di Tikungan kurang luwes

    dan Salah satu Senjata Yamaha juga dikebiri…

  9. semenjak peraturan single ecu & software juga ducati udah diatas angin dibantuin dorna tapi sayangnya gak bisa dimanfaatkan sama ducati buat jurdun.
    single ecu & software biar semua pabrikan kompetitif hanya mitos, tetep aja ktm aprilia sama suzuki masih melempem. ekekek

  10. Hmm…. Jadi belum ada motor yg bisa punya aksekerasi, corner speed, dan pengereman yg bagus semua, harus ada salah satu yg dikorbankan.

    Kalau memiliki ketiganya adalah hal yg sulit, apa memungkinkan bikin motor yg bisa disesuiakan karakternya dengan tiap sirkuit? Bisa pilih mau kuat di bagian mana tergantung sirkuitnya

    • sebenarnya mirip kayak mau irit atau mau kencang
      motor yang bisa irit dan kencang itu banyak
      cuma untuk hadir kedua duanya secara bersamaan dalam satu keadaan kayaknya sulit 😀

    • sepertinya Yamaha py hal itu.dgn mesin sekarang sdh bs jabanin honda dan ducati saat ditrek lurus(trutama mesin yg dpke MV25),cornering jg msh rajanya karakter inline4.masalahnya ecu blm fix,ban spin cpt habis sehingga tenaga mesin tdk tersalurkan sempurna ke putaran ban.Cuma pendapat saya.

    • Mau kencang dan irit kan bisa diakali dengan VV…. atau sejenisnya ?

      Tapi tetep aja, kalo selalu gas pol gak bakal bisa irit ???

    • Mungkin aja wak tpi perlu terobosan dalam rekayasa engineeringnya, bsa dg material super ghoib, atau terobosan secara desain mekanikal seperti sistem valvetrain elektronik tanpa cam, sistem injeksi unkonvensional, geometri sasis baru, mungkin jga terobosan filosofi mesin pembakaran dalam terbaru yg belom kepikiran sama yg lain
      Hmmm, jangan2 mesinnya pke anti matter nanti nih atau vibranium?
      Ngoahahaha
      Ngomong apaan sih gw?

  11. Mungkin performa Ducati dan Honda itu aslinya dah mentok wak.. Sudah tercapai keseimbangan

    Ducati ingin speed corner, jadinya kayak current Honda..

    Honda ingin akselerasi, jadinya kayak current Ducati

    Akhirnya skill yg membedakan.. Marquez memilih corner speed, aksel dikorbankan tapi dikompensasi pake skill ngesot

  12. Ducati emang pinter selain dgn ecu,mreka pt pembalap dulunya pke yamaha ,pernah VR46,JL dan Dovi.setidaknya mreka bs ksi masukan gmn kestabilan sasis yamaha.(kalau yamaha ksi bocoran kepembalap lo). soal speed cornering mesin Inline4 msh rajanya. ko mesin V4 meski bs dimodifikasi dgn ECU pembalap jg hrs extra power tuk kendaliin sepanjang balapan. salah dikit,dlosor. kecuali MM93 yg py gaya dirtbike.itupun rawan dlosor. mesin v4 emang krg ramah sma pembalap meski ecu canggih.

  13. MM kyknya sadar akan hal ini, terlihat dari race Austria kemarin, MM coba push buat ngejar JL. Keliatan banget dia harus bisa amanin P1.
    Disatu sisi biar Honda comeback di Austria, dilain sisi dia harus amanin jarak point championship..

    Karena kondisinya sekarang, bukan cuma VR yang nguntit, tapi tim Ducati mulai kelihatan pace nya nih..

    Mari berandai… (gak salah toh? jangan pada baper yak, ini cuma berandai… :D)
    Andaikan………… 8 race tersisa dimenangkan selalu oleh JL di P1 dan MM di P3 (asumsi P2 direbut oleh VR atau Dovi ya)
    Point sekarang
    JL: 130+200->(P1=25*8 race)=330
    MM: 201+128->(P3=16*8 race)= 329
    Epic banget ini buat Ducati kalau 8 race terakhir selalu dimenangkan oleh JL.

    Makin seru aja motogp.

    • Masih ada 5 seri yang Marc dengan RC213V 90% bisa memperoleh posisi 1. Dan jangan lupa, dua kemenangan Ducati terakhir terjadi di track yang memang cocok dengan karakter point and shoot GP18. Tapi coba liat Marc di dua sirkuit itu, masih tetep ngotot nambah poin, alih-alih finish sebisanya. Sementara kl hal itu terjadi bagi pembalap lain, kecenderungannya mereka udah “y wis lah, maksimal udah segini”. Penyebab musim 2017 Dovi gagal juara dunia karena mentalitas yang sama.

      Jadi problem di asumsi itu, saat ini yang bisa ngalahin MM cuma MM sendiri. Peluangnya masih cukup besar bagi dia untuk jadi World Champ musim ini. Pembalap lain tinggal berharap ada kejadian luar biasa. Tapi, namanya kemungkinan pasti ada. Adagium Fortis Fortuna Adiuvat memang masih berlaku, tapi Fortuna pun bisa aj favor sama orang yang bejo

    • Klo Ducati bisa menang di philip island tanpa casey atau paling ga podium dah, baru bisa berandai2. Itu aja dulu.

  14. makin ngeri tuh motor banteng kalo udah dapat speed corner yg tinggi,di Austria kemarin aja saat keluar tikungan Marquez wheelie2 yg menurut penuturan Johnny Lono memang disengaja Marquez untuk mengimbangi akselerasi Desmo yg lebih baik dr rcv saat fight dgn Jorge

  15. Makin ke sini kok jadi makin salut ya sama lorenzo, doi padahal tahun depan gak di ducati lagi, tapi soal teknis yg beginian masih diungkap…. Salut lah

  16. Jorge mmg pembalap yang pintar develop engine, kecuali matteo guironi yg tau develop cuma Rossi, wkwkwk tp d fox sport kemarin dy lebih objektif menilai Marquez & Lorenzo.

  17. Kalo begini mah Marquez juga bisa ngomong seperti ini..”kalau Repsol bisa benahi satu problem yaitu kekurangan power disaat trek lurus pasti Repsol tak tertandingi sepanjang seri…ekekekek

    • Menurut saya marques gak akan ngomong gitu..karena repsol honda ada dani..walaupun di kasih senjata power di track lurus dia udah gak mau give the best for the last..
      horge bilang gitu karena dia juga tau kekuatan dovi..

      hail horge..

  18. Horaisooo…jika mau cepat dicorner dengan ducati bukan dengan motornya, tapi dengan nyali, otot dan otak pembalapnya…jika bisa ducati pun tidak akan sedalam itu late brakingnya…nyali, otot dan otak tadi obatnya

Leave a Reply to nndy Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here