TMCBLOG.com – Bro sekalian, pasca race ke 11 MotoGP Austria 2018, 3 pembalap yang memperoleh mesin Honda RC213V model 2018 yakni Marc Marquez, Dani Pedrosa dan Cal Crutchlow memberikan hasil yang berbeda-beda Paling tidak dari posisi championship. Marc Marquez hanya tidak podium saat tidak finish (DNF) dan memimpin championship sementara dengan 201 point. Cal Crutchlow menempati posisi ke 8, namun begitu Cal sempat menjadi juara seri Di Argentina 2018. Dani Pedrosa mungkin yang paling inferior dari segi championship. 66 point . . Posisi finish terbaik Dani di 2018 sampai race ke 11 adalah posisi finish 5, padahal sampai tahun 2017 Dani Pedrosa selalu pernah juara seri pada setiap musim semenjak ia masuk ke kategori MotoGP tahun 2006 yang lalu . . . Kenapa berbeda, sobat TMCBlog asal Spanyol, Manuel Pecino memberikan hasil analisanya berikut ini  . .

Pada GP Brno saya bertanya kepada Takeo YokoyamaHead of the MotoGP Project at HRC – sebuah pertanyaan kritis mengenai siapa yang paling berpengaruh terhadap kuatnya kolaborasi Honda/ Marc Marquez saat ini, Honda atau Marc Marquez ? Yokoyama menjawab : ” Saya rasa Kamu berharap saya mengatakan Marc, namun saya tidak akan berkata demikian. Hasil race bergantung pada Paket : Pembalap, Motor, dan team. Ketika Marc Menang, Ia-Motor, dan team yang menang “

Jawaban Yokoyama diatas secara politik memang benar, namun pada saat yang bersamaan secara implisit hadir sesuatu yang ia hindari untuk jawab. Jika sukses dan gagal dibagi antara faktor pembalap, motor dan team . .  Jadi yang mana yang bikin sukses atau gagal . . . Pembalap, atau team, atau keduanya ? Sekarang mari kita breakdown satu satu.

Paket Pedrosa

Variabel team di sisi Dani Pedrosa sepertinya tidak ada kekurangan. Kita tidak pernah mendengar atau memperoleh informasi mengenai kelemahan team dalam mensupport Dani. Lalu variabel motor Honda RC213V juga tidak bisa dianggap faktor yang sangat mempengaruhi Pedrosa karena motornya boleh dibilang sama dengan motor milik Marc Marquez dan dengan besarnya sumber daya HRC mudah untuk mereka membuat tiap pembalap sebuah customisasi dari bentuk fisik motor.

Variabel ketiga dari Dani pedrosa adalah soal dirinya sendiri. Saya rasa kita semua setuju bahwa saat ini sepertinya merupakan saat/momentum ‘terlemah’ . Dengan pengumuman pensiun dan kehadiran ‘musuh dalam selimut ‘ Puig di Box, Motivasi Dani tidaklah tinggi . . Kesimpulan kami Hal terlemah di paket Dani Pedrosa adalah sesuatu yang berasal dari diri Dani Pedrosa sendiri.

Paket Cal Crutchlow

Menarik untuk menganalisa paket Cructhlow ini. Ia merupakan seorang pembalap yang secara jelas memiliki kekurangan. Mari kita mulai dari variabel team. Perbedaan team Cal dengan team Marc tentulah besar. Walaupun LCR memiliki link yang kuat dengan HRC namun LCR tetaplah sebuah Team Private dengan keterbatasan teknis dan sumber daya manusia. Secara teknis mereka bergantung terhadap apa yang diberikan HRC kepada mereka. Dalam hal jumlah orang, tidak ada angka pasti mengenai berapa jumlah teknisi dan insinyur yang bekerja di team Cal.

Variable kedua adalah motornya. Walaupun motor factory, namun secara fisik tidak sama dengan motor yang dipakai Marquez. Cal akhir akhir ini vokal soal keinginannya menggunakan swing arm carbon, namun jelas bukan hanya itu saja perbedaan motor Cal dengan motor Marc Marquez.

Variabel ketiga yakni pembalap. Saya jelaskan, pertama tama, kita tahu bahwa Crutchlow belum bisa mendemonstrasikan aksi terbaik yang ia miliki. Dan dalam kasus ini, sepanjang yang kita ketahui, ini dikarenakan soal isu Non-Teknis ( emosi )  ketimbang sisi teknis. Hal ini sepertinya dikarenakan sifat apatis Honda terhadap dirinya terutama ketika menempatkannnya di posisi terbawah sebagai kandidat pembalap pengganti Dani pedrosa. Perasaan di ‘support’ bisa membuat pembalap bisa lebih kencang ketimbang beberapa setingan klik di suspensi ataupun penambahan 5 hp di mesin.

Dan terlihat ada kepincangan dalam hal HRC menganggap seorang Cal Crutchlow. Itupun belum seberapa, bisa dibayangkan apabila nanti benar benar kejadian dimana HRC disinyalir punya rencana me’nyedot’ beberapa teknisi LCR untuk mencover Lorenzo di 2019  . .

Kesimpulan kami Kekurangan Paket Cal Crutchlow terdiri dari 3 Variabel yakni Fakta bahwa teamnya adalah Team Privater, kebergantungan kepada HRC akan update paket motor dan rasa ‘di-abaikan’ oleh Honda.

Paket Marc Marquez

Variabel pertama adalah team. Ini adalah salah satu kunci performa dari Marc Marquez. Ini adalah jangkar dan titik referensi. Mereka bekerja tanpa henti dalam segala hal dan tampak cukup otonom dalam mengambil keputusan. Mereka sangat profesional dalam hal bekerja  . . . Baik secara teknis maupun dengan orang-orang. Márquez memercayai mereka sepenuhnya, dan mereka mendukung pembalap selama masa-masa sulit.

Contoh pencarian terus-menerus mereka untuk peningkatan adalah bahwa mereka adalah “penemu” Gaya Lompat motor saat Flag to Flag yang pernah dulu dilakukan Márquez (dan sekarang sisa pengendara) gunakan untuk mengganti motor, dan mereka adalah yang pertama yang membuat tiga kali Run pada Q2, dan mereka adalah yang pertama menggunakan FP2 sebagai sesi pengujian ban. Tim Marquez sekarang adalah tim Rossi di momen-momen tertinggi Valentino, dan saya tidak tahu apakah itu Márquez yang memutuskan untuk mengatur lingkungan seperti sekarang. Saya ingin tahu, dan saya akan bertanya padanya.

Variabel kedua motor RC213V, Saya minta maaf untuk para insinyur yang bekerja di HRC, tetapi menurut pendapat saya — dan saya pikir juga oleh hampir semua orang — faktor motor tidak yang paling utama Márquez menjadi pemenang. Diakui, di tahun tahun yang lalu terutama di 2014, Marquez laksana membalap dengan hanya  “satu tangan di belakang punggungnya” pada 10 balapan pertama yang dia lakukan dan juga musim musim lain dimana Marc memenangkan gelar juara dunia terlepas dari kehebatan motornya ( terutama saat RC213V sangat bermasalah seperti tahun 2017 dan 2015 )

Variabel pembalap . . apa lagi yang bisa saya katakan, ia adalah petarung. Tidak diragukan lagi Marc Marquez merupakan pebalap terbaik saat ini, dan ini bukan kebetulan. Dia bekerja keras di trek dan off track, ia memberikan segalanya saat balapan, ia menebus kekurangan motor bila itu diperlukan, ia adalah seorang ahli strategi, ia tidak memberikan kesempatan apapun, ia mengendalikan segalanya … Dan sekarang ia akhirnya bisa menerima bahwa ada hari-hari ketika ia tidak bisa menang sehingga ia harus memilih opsi menyelesaikan balap/Finish dan mengumpulkan poin. Sesuatu yang butuh waktu lama baginya sadar akan hal tersebut.

Kesimpulan kami, maaf kepada Takeo Yokoyama . . Namun faktor terkuat dalam kesuksesan paket Marc Marquez tidak dibagi rata antara team, motor dan pribadi Marc . .  Paling berpengaruh adalah variabel diri pembalapnya. Dan ini lah yang paling membedakan Marc Marquez dengan dua pembalap factory Honda lainnya. Team menciptakan suasana yang membuat Marquez bisa hadir maksimal ..  Dan mengenai Motor ? Well, dalam paket Marc Marquez ini adalah variabel terlemah . . dan Honda pun sepertinya mengetahuinya.

Manuel Pecino

41 COMMENTS

  1. Memang untuk saat ini motor terbaik adalah ducati,tapi team terbaik masihlah HRC,dan pembalab terbaik adalah marc marquez.kesimpulannya honda punya pembalab terbaik,dan team terbaik,itulah alasan mereka bisa mengalahkan motor terbaik/ducati.

    • Absolutely, di tim dovi kayanya antara pembalap dan team belum bisa menemukan chemistry seperti di tim nya marc, begitupun hohe, apalagi udah dikompor2i sama petingginya ducati sendiri, masalah motor ducati tetep yg terkuat

  2. mereka tau faktor mm paling dominan drpda rc213v itu sendiri.. tp takeo emg kudu menjawab secara diplomatis. cal yg pernah bawa M1 n desmo 2014 aja kaget ama motor honda satu ini..

  3. Untuk nandingi Marc butuh
    Motor = 100%
    Pembalap = 110%
    Plus jangan buat dia tertekan, tau sendiri kalau dia dalam kondisi tertekan.
    Nah kira2 rider mana yg siap ?

  4. seperti yang pernah diulas oleh komentator-komentator sebelumnya bahwa kelemahan honda tertutupi oleh rider-rider gila macam marc dan stoner, karena keliaran rcv hanya cocok untuk rider super agresif.

    • setuju nih komen,hanya pembalap agresif dan berani ambil resiko.biasanya yg berjiwa muda. tapi apakah akan kuat lama” pke motor gtu? saat ad mslh sdkit ditubuh mk akan kliatan hasilnya.

  5. and like what you said wak. Honda seems to be wanna said. Nobodies has to be Superbody in HRC body other as Honda itself ??

  6. brarti ga jauh beda dengan masa ke emasan rossi di hrc, motorlah yg terbaik bukan pembalap makanya rossi mental, begitu juga dgn marc padahal saat ini rider terbaik tp kurang di hargai…

  7. rcv itu mustang, kuda liar binal agresif, butuh fisik prima buat ngendaliinnya. daped dlm kondisi pikiran bersih ga keganggu kejelasan nasibnya pun berat buat ngejinakkan ni kuda binal. klo umur daped masih 28-29 mungkin HRC masih ada pikiran buat jadiin satu daped ma chruchcrot di LCR, sambil nunggu pawang hohe ngejinakkan ni kuda binal

  8. Kayaknya dari tulisan penerjemahan wak haji mengagumi banget sosok markes. Mau gimana lagi pas di boo fans mbak oci, markes tetep senyum. Emang markes sosok the joker tuh, taktis..agresif..dan “slick”

  9. cuma koreksi dikit
    di argentina marc finish #5 n #18 setelah penalti
    di mugello marc finish #16
    kalo dnf kan tidak finish

    • Nah iya, mau highlight ini juga nih. tapi emang tulisannya Manuel Pecino persis kaya gitu sih, kalo diganti2 sama wak haji kan nanti kurang tepat juga sadurannya.

      Mungkin maksudnya om Pecino kalo race berjalan “normal” buat Marc.
      Karena tau sendiri di argentina sebenernya yang pertama kali salah adalah dari sisi Race Director yang kurang tanggap waktu mesin motor Marc mati. One thing lead to another, fair to say it’s not a “normal” race.
      Sementara di Mugello, inget kan Marc crash disitu, terlebih lagi banyak banget ‘harrasment’ dari fans Rossi, sekali lagi itu bukan race yg “normal”.
      Karena kalo race lancar, dry race, crash free, no mesin mati/masalah teknis dan/atau penalti, maka seingetku race result terburuk Marc itu di posisi 5/6 (lupa tahun berapa di sirkuit mana) CMIIW!

  10. Marc pembalap level dewa pakai motor ciamik ditambah lawannya yang cuma2 aki2 yang cuma jago nyinyir….makin berkibarlah marques…jlub

  11. ada 1 variable yg kurang menurut saya, antara carl dgn duo repsol team.
    Carl adalah laboratorium berjalan ala HRC, semua part percobaan akan di gunakan oleh Carl dalam balapan. jika part tsb fix membuat kemajuan maka duo repsol lah yg menggunakannay pertama kali.
    intinya motor LCR dan Repsol itu sama tapi tak sama.
    mungkin saja ketika Carl mewek minta Carbon swing arm, hrc tidak memberikan karna masih dalam develope part part yg sesuai dgn curent swing arm.

  12. Analisa ini sdh bolak-balik diutarakan sama si Crutchlow sejak 2015 walaupun dgn bahasa yg berbeda.
    Crutchlow selalu ngomong kalau Honda memiliki squad pembalap terkuat yg terus berkembang untuk mengendalikan motornya.
    Dulu omongannya dianggap mencari2 alasan tiap kalah atau kesombongan saat menang.
    Tapi setelah tahun keempatnya di honda akhirnya semakin jelas kebenarannya.

    Semoga Marquez tdk pernah pindah ke Ducati.
    Bisa bubar MotoGP

Leave a Reply to Usman Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here