TMCBLOG.com – Ada Banyak hal yang menarik untuk dibicarakan di analisis Pasca race MotoGP Aragon 2018 dan Hal pertama yang mau tmcblog bawa ada Fenomena mengejutkan dari Pilihan ban belakang Marc Marquez yang setelah Sightning Lap mengganti ke Pilihan Soft Compound. Bukan apa apa, ada banyak data Race sebelumnya yang membuat Hal ini begitu mengejutkan. Yang pertama jelas karena Honda RC213V biasannya selalu menggunakan ban dengan Kompon Paling keras se-grid start saat race kering. Yang kedua, adalah karena race weekend Jumat-sabtu-ahad tergolong stabil secara Cuaca yang harusnya bisa memperkirakan bahwa deorang Marc Marquez akan melakukan strategy Latihan Signaturenya dimana biasannya di waktu waktu dengan suasana dan cuaca dama dengan Saat race ( FP2 dan FP4)  , Marc Marquez melakukan apa yang biasa kita sebut dengan Riset ban . . Namun Di Aragon tidak, Di FP2 saja Marc tancap gas mengikuti Time Attack di 5 menit terakhir.

Silahkan sobat lihat data akumulasi riset ban yang dilakukan marc Marquez sepanjang Race weekend MotoGP Aragon 2018 yang lalu  . .

Dari data yang tmcblog bisa kumpulkan di atas terlihat bahwa Marc Marquez sama sekali belum pernah menggunakan Kombinasi ban yang ia pakai saat race Yakni Kombinasi ban Slick Michelin Hard-Soft ( H-S) selama sesi FP1 Jumat sampai warmup di ahad.

Kebanyakan dari Kita awalnya mengatakan bahwa di sisa 6 race semenjak Aragon kemungkinan Marc Marquez akan Main Aman . . namun fakta yang memperlihatkan bahwa akhirnnya Marc Memilih ban belakang Soft seakan menampar kita semua bahwa mindset kita akan fighting spirit Marc harus diubah.

Marc Marquez mengatakan Bahwa pada ahad pagi jelang Warm-up ia memutuskan untuk mengambil Resiko pada Race nya . . . awalnya Marc Bingung, Ban Kombinasi Hard hard jelas adalah Kombinasi Ideal untuk main-aman. Namun Marc Mengaku ada kekurangan ban belakang hard untuk bisa menyamai Pace Ducati Desmosedici GP18 Yakni di Corner entry. Dari pengakuan ini lah ketahuan bahwa Di Aragon, Marc Memang niat Buat menang

Dengan gaya mirip Oversteer, menghempaskan bagian belakang terlebih dahulu menggunakan Teknik Rem belakang untuk mempersiapkan Posisi menyambut Corner dengan Ban Hard Menurut marquez ia merasa ada yang kurang, Mungkin Kurang tajam dalam Menutup sisi dalam Corner.

Oleh Karena itu di Aragon 2018 ini Tiba Tiba ahad Pagi Marquez begitu percaya diri akan berniat menggunakan Ban belakang Soft. Ban belakang Soft sendiri secara Parsial pernah di coba sebanyak 19 Lap Oleh Marquez di FP3 dengan kondisi temperatur Track hanya 29 derajad Celcius . . . FYI angka 19 lap sendiri boleh dibilang sudah mendekati lap Saat rac ( 23 Lap )

Satu satunya data penggunaan Ban belakang soft di situasi Suhu Track Yang mirip adalah ketika selama 4 lap Marc Melakukan Time attack di FP2 ketika itu suhu Track ada di 44 derajad celcius. Secara umum, tetaplah sebuah ajang coba coba saat Marc Memutuskan pakai ban ini di Saat race Dimana Suhu Track Motorland mencapai suhu 45 derajad Celcius.

Pertanyaan selanjutnya Koq Bisa durabble Itu ban soft Michelin saat dipakai Marquez di suhu 45 derajad celcius?

Karakter Kompon Karet Michelin memang sangat berbeda dengan Karakter Karet Bridgestone Yang eksak. Dan TMCBLOG yakin team respol Honda tahu hal tersebut. Sepertinya Repsol Honda Dan Marquez yakin bahwa Jika Ban belakang Soft ditreatment dengan baik Maka ia bisa durable dipakai muter muter 116 km muterin Aragon. Treatment disini dapat diartikan benar benar ‘dirawat’ di bagian pertama race. Oleh Karena itu bisa kita lihat jarang sekali Kita bisa melihat marc Marquez push di setengah Race pertama . .

Sekarang Mari kita simak data data Laptime sepanjang race . .

Grafik di atas merupakan Grafik Top 6 Plus Valentino Rossi . . Sekarang kita simak dulu Grafik top 3

Bisa sobat lihat bagaimana Marc Marquez berusaha mengikuti seperti apa Pace yang dihasilkan oleh Andrea Dovizioso. dalam Interviewnya Marc Marquez mengatakan bahwa sepanjang Lap ia melihat dan menganalisa apa yang terjadi pada Andrea Dovizioso Dari belakang. Dan Marc melihat Dovi banyak melakukan slide di aragon ini.

Slide artinya Friksi/ gesekan berlebih yang bisa menyebabkan lapisan Kompon semakin habis . . dari pengamatan ini lah Marc memperkirakan bahwa Jika ia bisa merawat ban belakang RC213V nya, Maka Sejata rahasia ban Soft akan bisa di Luncurkan di akhir Lap.

pict : cormac

Dan Jika sobat lihat di Grafik atas telihat memang di 3 Lap terakhir Laptime Marc Marquez pada umumnya lebih cepat dari Dovizioso, dan Iannone . . . ini lah saat dimana Marc Marquez melepas segala Potensi ban belakang soft.

Suzuki adalah Fenomena Lain yang patut dicermati. Dari Grafik Top 3 terlihat bahwa dengan mesin Inline 4 pun secara umum iannone bisa meladeni Dua Kompetitornya yang bermesin V-4. Kalo tmcblog lihat sih secara kasat mata kekurangan GSX-RR hanya di top speed . . ini jelas terlihat ketika Marc-Dovi saling Overtake dan sempat kondisi ini dimanfaatkan Iannone, seketika itu juga Marc melakukan fightback di Back Straight dan Itu GSX-RR benomor 29 Kayak Yang mudah banget ditekuk dengan top speed . . asli geleng geleng kepala  . . . dalam hati iannone mungkin bilang asyeeeemmmm

Iannone VS Rins Memang layak Iannone finish di depan Rins . . Pace Rins memang tergolong stabil, namun Pace Iannone bisa lebih cepat terutama setelah lap ke 6. Patut dicatat bahwa kedua nya menggunakan Ban hard-soft  . . persis sama dengan Marquez.

perbedaan antara Rins dengan iannone dalam Hal detail kasat mata adalah di sektor Sasis dimana Main Frame GSX-RR Rins menggunakan Carbon Fiber strengthened yang membuat Sasis Rins lebih stiff ( kaku ) Namun diluar itu semua, Pace kedua Pembalap Suzuki Ecstar ini jelas luar biasa di Aragon kemarin.

Di luar Top 4 bisa kita lihat seperti apa Pace Pedrosa yang di Aragon ini seperti Come back, lalu Pace Dari Aprilia dan tentunya kita bisa lihat seperti apa kabar dari Pace Yamaha M1 valentino Rossi.

Dari Grafik sobat bisa lihat bahwa Laptime Pedrosa bisa dijabani oLeh Aleix Espargaro yang menggunakan RS-GP, namun begitu Pace Aleix agak menurun di setengah race kedua. Smeentara Itu data diatas juga Klop dengan apa yang dikatakan Oleh valentino Rossi bahwa ia berhasil mempertahankan Pace/ kecepatannya di sepanjang Lomba.

Yap dari Lap 8 terlihat Valentino Rossi berhasil menjaga ritme Kecepatan dari yamaha M1 nya. Ini jelas buat tmcblog mengundang pertanyaan, apakah mesin M1 cuma bisa segitu doang? kayaknya Soal potensi performa, Yamaha M1 punya ruang lebih luas untuk bisa dibetot lebih dalam Oleh Vale, namun sepertinya itu adalaah Ritme Paling aman Bagi Yamaha M1 untuk mencegah hadirnya spin ban belakang dan hal hal lain yang selain membuat sia sia juga bisa membuat durabilitas ban berkurang dengan cepat.

Taufik of BuitenZorg

67 COMMENTS

  1. sepertinya itu adalaah Ritme Paling aman Bagi Yamaha M1 untuk mencegah hadirnya spin ban belakang
    ########################
    kirain biar mesinnya gak rontok wak ekekek

    • wkwkwkwk tim bc yamaha kelojotan. rontok macem r25 yang awal lomba didepan begitu pertengahan lomba ke belakang mesinnya gak kuat. ngohahaha
      email sama semua cuma gonta ganti nickname.
      hahahaha marc vds motogp bangkrut gak ada urusannya sama honda, orang duitnya dikorupsi sama managernya si michael bartholemy.

    • ngapain mvds di bawa bawa, justru yg kolaps itu mvds nya sampe ga sanggup nyewa recikvi lagi,gitu kok malah disuruh nyewa M1 yg harganya lebih ga masuk akal ya jadi tutup toko dia di MotoGP
      mau itu morbideli juga ga ada diskon,kalo mau unit terbaru ya rogoh kocek lebih dalem (soalnya lagi butuh fulus buat bayar Folger sama gadda )tuh makanya yg berani si tajir Petronas,ga kayak crutcrot di LCR ga ada tuh gonjang-ganjing harga recikvi nya bikin tepok jidat mereka,malah sponsor mereka saling bergantian ngisi fairingnya

    • Ente ini mau ganti username K, E, Q, dll tetep ketahuan KLO FBY akut bro.
      Sampai komen sendiri bales sendiri buat angkat Yamaha yg udah terpuruk tetep ketahuan bro

  2. strategi pergantian ban marquez setelah Sightning Lap kemarin gak diperhatiin sama musuh wak, malah pada ngeliatin pergantian ban iannone. kru mekanik suzuki pada nenteng nenteng ban dari paddock ke grid start, mungkin memang bener kalo masalah strategi tim repsol honda paling the best ?

    • Kok mungkin thho..
      Jelas race 2018 jumlahnya 19.
      podium 1 dah ada 6 di kantong. Msh bilang mungkeen
      Keberuntungan berulang2 itu bukan lg beruntung. Ada magic beraroma science disana

  3. Di era Michelin dan unified ECU Software seperti sekarang, pembalap harus berkepala dingin dan harus pinter memainkan pergelangan tangan kanannya. Setidaknya hipotesa itu terbukti saat membandingkan Iannone dan Rin di Aragon kemarin. Ianone menunjukkan pengalaman dan kedewasaannya dengan memainkan pace untuk menjada kualitas ban. Wajar kalau akhirnya dia bisa menekuk Rin dengan mudah, bahkan sempat menjepit Marc saat pacenya melambat akibat block pass yang dilakukan Dovi. Dan ini sebenarnya cukup mengagetkan untuk ukuran Ianone, mengingat dia punya karakter balap yang “twist and hang” yang seringkali terlihat dari kecepatannya saat race, tapi sering kali over shoot di tikungan. Sayang banget, padahal dia punya bakat, tapi jadi terlihat seperti pembalap mediocre dan dibuang dari satu tim ke tim lainnya (Padahal saya sendiri berharap suatu saat dia bisa nemplok RC21XV series pabrikan dan bertarung dengan Marc. Gaya balapnya cocok banget -sayang kepalanya kurang dingin)

    • Ianone memang punya talent besar, sayang nasib berkata lain. Dulu sy memprediksi bakal gantiin pedrosa, sayang JL menelikung. Sy malah berpikir kenapa ga Ianone aja yg gantiin Vinales ataupun Rossi. Sekarang sy melihat Ianone sudah lbih matang.
      atau mungkin 2 tahun lgi abis dr aprilia ke ducati lagi gntiin petrucci.

  4. Sebenernya, M1 udah bermasalah dengan traksi ban belakang akibat power delivery dari mesin k ban belakang tidak bisa diatur dengan ECUnya. Apalagi ditambah residu ban Dunlop di aspal. Dan semua sebenarnya terdampak juga akibat residu ban Dunlop, cuma buat Yamaha masalah itu makin parah. Kebalikannya, ban Dunlop jadi lebih lengket ke aspal setelah track dilewati ban michelin (TBR, buka saos lg).

  5. ini anak koment sendiri dibalas sendiri, sedih amat ya, (liat aja gaya nulisnya sampe ke titik-titiknya juga sama) hahahahahahah

  6. paling suka kalo liat Marc udah nge push,kalo hard breaking oversteer buntutnya kayak dilemparin, ngeri ngeri sedap liatnya udah kayak ga mungkin selamet gitu tuh motor

  7. Jazakallahu khoiron wak…ulasan tajam gini yang sy tunggu sejak kemarin…

    Wak…Marquez ini sering mengejutkan rival rival soal strategi balap…termasuk kita juga geleng geleng kepala…kok bisa ya…Marquez pake ban soft…

    Semoga jurdun lah wak…wong ya layak jurdun kok…

  8. rins developer di tim suzy, dia selalu mencoba part yang terbaru dan berbeda dengan ionani
    terbukti di 2018 ini dia ikut andil dalam menentukan pilihan mesin
    di 2017 rins cuma ngetes gsxrr doang saat pra musim

  9. Analisa yang sangat bagus dan memang harus di akui marq pantas menang dengan segala kelebihannya.
    Mau komen yang macem2 takut di screen shoot dan di gass heheheh

  10. Yg ane kagum
    Berarti sensitivitas rossi msh sangat baik, utk ukuran rider gaek . Apa identitas motor lembut kaya gitu ya.
    Ane ga yakin vr46 bs lngsung mnentukan bhwa kcepatan optimum agar dpt mbawa M1 finish jika M1 beralih ke selain inline 4

    • Yamaha harus tetap inline 4, roh yamaha itu speed corner. Gak perlu punya topspeed macam ducati. Yang penting bisa efisien ban dan akselerasi bagus ?

    • kalo diliat pas race kmaren emang rossi keliatan ga gt ngepush sih.. bwanya cnderung santai kyk org yg pnuh perhitungan?. di lap” akhir baru dia mulai OT miller. karna mungkin tau klo compound wheels endurancenya uda nipis. hhe..

  11. Entah apa yg terjadi tahun 2014 dan 2015 saat Marc crash di race Aragon.. Kayaknya sih terlalu pede..

    Aslinya sih Aragon ini melengkapi Marquez circuit bersama Austin dan Sachsenring yg sangat susah dimenangkan pembalap lain

  12. itulah pembalap sejati dia akan berusaha tidak hanya mengandalkan motor. gp jaman now bukan hanya skill dan motor, strategipun diperlukan. selamat buat mm93 2 p1 msh menunggumu.

  13. Nanya wak, pasca Marq overtake dovi (sisa 3lap kalo gak salah) , dia ngepush banged tuh, terlihat godek2 terus motornya setiap mau masuk tikungan, itu emang pengaruh hard brake (push to the limite) atau ada pengaruh degradasi bannya Marq? Kalo karena bannya udah mulai habis…. Emang bener2 uedan tu bocah…
    Ane yg nonton aja, cuma mbatin jangan2 ndlosor ini…deg2 serrr…

    • emang gt bro.. istilah kerennya sih whooble(motor godek-godek ?) akibat push to the limit yg dilakukan rider. lorenzo pas di austria di straight jg gt.. tpi mmng marc sih yg sering keliatan gendeng klo urusan push to the limit. hhe..

    • Sudah dijawab pak haji, meski saya bukan salah satu fans Marquez tapi saya akui dia merupakan salah satu pembalap paling jago pada era MotoGP sekarang.

  14. Seperti biasa Marc dan strategi tim sangat perfect.
    Tapi melihat data apa yg dilakukan Vale dengan M1 ‘payah’nya sejauh ini bikin ga percaya dia sudah 39th.
    Edaan..

    • Setuju bung dengan segala keterbatasan baik dari segi mekanis, elektronik, dan lain-lain, Rossi masih bisa masuk rerata 10 besar.

Leave a Reply to Al Gembel Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here