Wednesday, 6 November 2024

Analisis kebangkitan Yamaha sepanjang Jumat-Sabtu MotoGP Thailand 2018

TMCBLOG.com – Yamaha M1 antara Aragon dan Buriram Sudah seperti melihat Fenomena dua sisi Telapak tangan yang dibalikkan dengan jeda waktu dua Pekan . . Harap sobat catat bahwa antara waktu ketika Yamaha M1 diPacking Masuk Crate petikemas di Aragon Lalu diterbangkan ke Bangkok sampai Dibongkar di Sirkuit Chang, Itu Motor ( dan Juga motor motor Yang lainnya ) sama sekali tidak diakses oleh siapapun. Valentino Rossi sendiri mengaku Tidak ada Modifikasi besar besar besaran Yang dihadirkan Oleh team teknisnya Yang diketuai oleh Silvano Galbusera Untuk Yamaha M1 di Thailand dibandingkan dengan Di Aragon

” Kami hadir dengan sedikit modifikasi untuk mengejar akselerasi ( keluar tikungan ), Namun di atas kerta Kami tidak menyangka hasilnya jadi Lebih baik ”  . . ” Dari Aragon, sebenarnya kami memodifikasi sesuatu, Namun ( Secara umum ) Motor masih sangat Mirip  “  Begitu Kata Valentino Rossi. Valentino Rossi juga menginfokan Bahwa akhir akhir ini dalam organisasi balap Yamaha telah terjadi update besar besaran di area pengembangan elektronik seperti dengan hadirnya Michele Gadda dan Juga Tambahan teknisi Elektronik dari Jepang. TMCBLOG pernah mewartakan bahwa Yamaha Sampai membuat satu divisi khusus Elektronik berbasis di Italia yang diketuai oleh Gadda.

Seperti Kita ketahui, Secara singkat masalah Yamaha M1 akhir akhir ini adalah masalah delivery tenaga/ Power dari mesin sampai ke ban ( belakang ) di saat Pembalap ngebejek Gas untuk berakselerasi keluar tikungan. Spin pada Ban belakang adalah Masalah serius M1. Spekulasi penyebab bermacam macam sampai ke sinyalemen ekstrim yakni Soal  ringannya Crankshaft Mass yang tentunya tidak bisa diganti karena Regulasi mengharuskan mesin Yamaha M1 disegel sepanjang Musim . . . Tiga Alternatif Solusi masih terbuka dan bisa dilihat dari sudut pandang  Sasis, suspensi, tentunya setingan Elektronik. Keseriusan Yamaha di sektor Elekronik ini lah yang menjadi salah satu sinyalemen penyebab meningkatnya performa Yamaha Secara tiba tiba di Thailand. Sepertinya ada yang ditemukan Oleh Gadda dan kawan kawan  . . begitu kasarnya sob

Fenomena Michelin di Buriram

Yap Elektronik adalah salah satu sinyalemennya . . Sinyalemen Lain ada ? Yap ada Yakni soal Kombinasi ban, Morfologi serta Cuaca sirkuit Chang International Circuit di Buriram. Seperti Kita Ketahui Michelin membawa ban dengan kompon Karet Unik dan Spesial Untuk Thailand. Ban ini Boleh dibilang berbeda dengan ban yang dipakai Pembalap saat test Pramusim 8 Bulan sebelum Race weekend MotoGP Thailand 2018. Lalu Gimana Kolaborasi antara ban, Asphal sirkuit dan Cuaca ini ?

Di hari Sabtu Kualifikasi, Cuaca Chang Circuit di Buriram Sendiri boleh dibilang 10 derajat Celcius lebih panas ( 57°- 58°  C) dibandingkan saat Pembalap melakukan test Pramusim 8 Bulan yang lalu  ( 47°- 48° C ).  Teorinya Jika menggunakan ban yang sama, Dengan temperatur Yang lebih panas, maka Kualitas Grip Ban akan semakin turun. Namun yang terjadi pada Karet Special Michelin Untuk Buriram adalah bahwa Grip Ban tidak Hilang sama sekali saat Motor digeber akselerasi keluar tikungan Bahkan Buat Yamaha M1 yang selama ini sangat mengeluhkan Problematika ini  . . .  Sisi bagian Samping kanan dan Kiri dari Ban Special Buriram ini awet.

Namun saat sisi Kanan dan Kiri dari dinding ban awet dan menyediakan grip yang dibutuhkan, Tidak begitu yang Terjadi Pada Bagian tengah ban yang habis dan menyebabkan Grip Ban Hilang di bagian Terakhir Straight saat Pembalap memasuki gear ke-6. Ini aneh melihat kenyataan Bahwa Spin paling Parah malah Terjadi di Bagian tengah dari Ban . Dengan Kondisi ini menurut tmcblog akan mencegah Motor motor yang memiliki top speed gila gilaan seperti Ducati Desmosedici GP18 dan Honda RC213V bisa mengeluarkan senjata Top Speednya dengan Maksimal . . .

Di awal lumrah lumrah saja kita berfikir bahwa dengan straight yang sangat panjang setelah T2 yakni sepanjang 1 km maka Ducati akan bisa torehkan laptime 330 sampai 340 km/jam . . namun Nyatanya di Q2 Top Speed Dovizioso hanya di angka 328,4 km/jam dan Hanya beda 1,6 km/jam saja dengan Top Speed Yamaha M1 besutan Valentino Rossi . . . yap Ducati dan Honda Masih Lebih kencang Di Buriram, namun beda Top Speednya tidak terlalu Jomplang dengan Yamaha  . . Disinyalir memang spin area tengah dari ban Michelin Menghambat raihan Top Speed Maksimal Mesin V di Chang Circuit terutama di dua sektor pertama yang memiliki 3 Straight panjang.

Hadirnya sinaylemen masalah Bagian tengah dari ban Michelin Special Buriram ini sebenarnya sudah bisa kita Lihat saat Marc Marquez melakukan latihan Start di akhir sesi FP2 Hari Jumat dimana Marc Mengalami Spin Ban belakang saat start. ini menarik, bagaimana penjelasannya ? cekidot deh  . .

Untuk Sobat Ketahui menurut info dari Mat Oxley, Saat Pembalap melakukan start Pembalap tentunya menggunakan launch Control ( LC ) Untuk mengoreksi Wheelie dan lompatan Torsi akibat lepasnya tuas Kopling secara tiba tiba  . . nah Saat Pilihan LC diaktifkan maka secara Otomatis Unified ECU Dari Magneti Marelli akan mematikan Setingan traction Control (TC) yang berguna untuk mengoreksi spin Ban belakang. Ok sampai sini jelas ya . .

Kondisinya saat itu semenjak awal Sesi FP2 Marc Marquez tidak beganti Ban selama 23 Lap Yakni Kombinasi ban depan Slick Hard dan ban belakang Slick Soft . . . dan disinyalir Karkas Karet bagian Tengah dari ban belakang Michelin  soft yang dipakai Marquez sudah habis ditambah tidak hadirnya Traction Control (TC) sehingga ia tidak memperoleh Grip yang memadai untuk melakukan Latihan Start Yang sempurna . . . Hasilnya adalah . . Burn Out Tak sengaja yang mungkin dari segi penonton atau spectator malah jadi semacam Hiburan tersendiri 😀

Oke Jadi Begitulah abnormalnya Kombinasi Michelin di Sirkuit Chang Thailand ini. Kalau menurut tmcblog Grip Sisi wall samping kanan dan Kiri yang bagus membuat Yamaha Tidak struggle menghadapi 12 tikungan di Buriram, dan grip tengah dari Michelin yang aneh Membuat Kegaharan Top Speed mesin V sedikit bisa di dekati Oleh Yamaha . . So Silogismenya adalah Buriram ini bisa jadi Momen yang sangat Bagus Untuk membalikan Momentum Buat Yamaha. Mengenai Kebangkitan secara Keseluruhan dari yamaha Mungkin baru kita bisa simak nanti saat MotoGP menyambangi Track yang lebih ‘ normal ‘ seperti Motegi dua pekan mendatang.

Via Jurnalis David Emmet, Michelin mengakui keanehan Isu Grip ban bagian tengah ini dan sampai sampai membuat Piero Taramasso, Kepala divisi Motorsport Roda dua Michelin mengeluarkan statement Saran agar di race nanti Pembalap menggunakan ban dengan kompon hard agar bisa memperoleh durabilitas Sepanjang race. Namun begitu Never say never buat soal strategi nanti . . . Seperti Kita tahu, Di Sesi FP2 sendiri dengan Suhu yang sama dengan race Time Marc bahkan sudah mencoba Hampir Full race distance ban belakang Soft dan bahkan bisa tahu kapan ban tersebut Hilang grip, Bisa jadi Ia akan kasih kejutan dengan menggunakan strategy ban soft Misalnya  . . . silahkan dikunyah kunyah dan Share Opini sobat semua mengenai Kebangkitan performa yamaha M1 di Thailand ini  . . semoga berguna sob

Taufik of BuitenZorg

62 COMMENTS

  1. Saran saja wak haji, mengingat blog sampean dibaca jutaan pembaca, biar ikut nyumbang pemakaian bahasa yang benar , …mohon menggunakan kata ‘analisis’, bukan ‘analisa’. Suwun….

  2. mungkin karena kelembaban udara di Asia tenggara tinggi,jadi agak menyunat tenaga M1 yg agak berlebih,kayak Honda di 2016 atau kapan itu yg terkecoh di winter test karna tenaganya agak tertutupi di Sepang,mungkin

  3. Ban Ajaib? Asli Michelin emang ngeselin bagi pabrikan dan teknisi. Sekarang filosofi motor untuk motogp jadi “Built the bike around the tyre”. Percuma bikin mesin power gede, atau sasis super agile kl ternyata g cocok sama bannya. Akhirnya cuma jadi “junk” kl g cocok sama bannya.

    Saat free practice sepertinya g ad yang nyoba ban asymetric y? Penasaran aj, seperti apa nantinya kl di race ada yang pakai ban asymetric. Kompon kerasnya bisa bikin pembalap kesulitan saat 1/3 bagian race, tapi bisa jadi senjata di sisa lap berikutnya. Atau klpun masih pada tetep ngotot pake ban soft, atau medium untuk mengoptimalkan last third, kynya bakal jadi race yang membosankan untuk dua pertiga race nantinya.

    Yang jelas, Yamaha kedatangan bejo dengan adanya kompon ban baru dari Michelin. Bisa jadi Gadda punya andil juga, tapi perlu dipastikan lagi sebesar apa andilnya terhadap perbaikan performance M1 secara keseluruhan saat race di Motegi, Philip Island, dan Valencia nanti.

  4. kalo dari penjelasan wak haji ini sih bukan kebangkitan tim yamaha, lebih tepatnya ke-strugle-an tim lain menghadapi keanehan isu grip bagian tengah Michelin. jd bukan tim yamaha yg meningkat tp tim lain yg menurun megikuti level M1… cmiiw

    • aku juga berfikir begitu. bukan mendiskreditkan yamaha akan kebangkitannya. tapi soal team lain yang lebih terkendala.

    • Ya perhatikan saya masih menuliskan : ” jumat – sabtu ”
      Sy belum menuliskan hal ini sebagai premis umum/ general .. saya masih mau tunggu hasil race, dan juga di motegi nanti

  5. Sangat logis analisanya. Karena klo lihat layout sirkuit, mestinya seri ini jd makanan empuk desmo dan rc213v. Semoga balapan akan sgt menarik dg munculnya yamaha ke papan atas

  6. Cak gitang atet Wak!!
    Yamama bangkit cak!!!
    Semua bakal ketinggalan sekecamatan bung!!!
    Kalau nanti melempem tinggal back to mode alasan motor masih sakit rek!!!

    Kangen ini blog pas bahas motogp dipenuhi FB biru/kuning.

  7. Maaf wak haji, saya menyebut kata yg tabu “BAN GHOIB” itu terindikasi nyata adanya. bisa jadi dorna sengaja minta ke michelin untuk kasi ban yg lebih cocok ke motor tim biru dan agak mengurangi kekuatan tim merah ???

    Bagi saya situasi ini seperti anomali, atau musim 2018 ini memang begitu skenarionya?

    • kalau sampai benar berarti dorna sama aja kaya mafia dong
      dan bisa jadi selama ini ban yg di pakai m1 ga cocok sehingga spin seperti yg di alami skr di buririm oleh team2 lain
      memang aneh secara tiba2 michelin menghadirkan ban yg berbeda di seri buriram ini
      kalau sampai si next race yamaha msh bagus berarti memang ada peningkatan ya bisa jadi disisi elektronik

    • Saya hanya berfikir karena suhu Asia Tenggara lebih ekstrim
      Tapi kepala roda dua motorsport menyatakan untuk menggunakan hard

    • @Oceania
      Iya dong, sama kayak waktu dovi/lorenzo/marquez menang, itu cuma yamaha aja yang motornya lagi jelek, pakek ban ghoib lah, curang dibantu dorna buat seragamin ecu lah, cari jalan mudah rekrut teknisi MM lah

  8. bukannya di awal musim michelin sempet bilang ga ada perubahan struktur ban selama musim berjalan… CMIIW
    knp sekarang di buriram di ubah ya?

  9. Sekedar opini Wak Haji, kalo saya kok melihatnya bukan yamaha yg meningkat ya, tapi justru honda dan ducati yg menurun disini. Ini bisa dilihat dari top speed yg dihasilkan, dimana yamaha masih tertinggal 1,6km/jam dari honda dan ducati. Jadi dengan adanya ban baru yg khusus dibuat untuk seri di thailand ini, honda dan ducati berada pada posisi menurun yg hampir setara dengan yamaha…

  10. lagi cocok aja, kebetulan yg lain kurang kencang, #26 yang catat rekor di test gak ketemu settinganya balik .. faktor cuaca dan bulan yg beda kali ya ..

    di jepang atau austrlia ntar, kalo M1 still on the front row .. something big maybe has changed ..

  11. Nah jadi tonton saja hiburan balap ini,tak usah fanatik merk ato pembalap berlebihan. biarkan motogp tenar…nikmati. Kalau mau lihat produk massal yg baik,lihat wsbk,dan tentunya bagi bikers yang mau naik moge nyaman,suara ngebas namun power juga ok. inline 4 pilihannya.

  12. yang saya bingung sih malah ducati apalagi si dovi pas kualifikasi disektor 3 apa 4 itu catatan waktunya ancur banget sampe pada bingung gitu crew ducati pas kesorot kamera. apakah efek pernyataan petinggi ducati yang mulai besar kepala kemarin ? hahaha ducati jadi kena apes nih. lorenzo crash parah 2 seri berturut turut, lalu sirkuit yang keliatannya gampang bagi ducati macem redbull ring austria malah kesulitan dapet pole position

  13. kalo dari pernyataan marquez pasca kualifikasi diwawancarai ada yang menarik sih.
    kenapa honda tidak sekuat seperti waktu test awal tahun lalu ?
    marquez: untuk minggu ini kita mencoba settingan yang berbeda dibanding test karena suhu lintasan yang tinggi dan ban yang berbeda. target kami dikualifikasi awalnya 1.29.xxx pada saat Q1 saya tidak terlalu mempush motor dan membalap lebih rapih, pada saat Q2 saya mencoba mempush motor namun target untuk 1.29.xxx tidak tercapai karena saya berkali kali hampir crash.
    dengan cuaca yang pasti cerah kayanya bukan gak mungkin si marquez bakal jajal settingan test di WUP nanti nih, dimana motor sudah dalam kondisi siap tempur.

  14. noh catatan waktu WUP sedap bener dah ahh, kalo gak ada faktor apes. bakal ngepush dan ngotot menang kayanya nih orang.

  15. Yamaha terbantu power yg sedikit terkebiri akibat cuaca yg panas, kepadatan udara sedikit berkurang..shg agar AFR tetap terjaga maka asupan fuel pun ikut berkurang…
    Halah..analisis ngawur..ha..ha…

  16. Jadi kalo boleh menyimpulkan secara ngawur, karena ga ada settingan yg berubah luar biasa, keunggulan yamaha kali ini cuma disebabkan pengguna mesin v sedang tidak optimal karena ban, gitu ya ?
    Yaah lumayan deh rejeki buat kakek, tinggal dimanfaatkan semaksimal mungkin.

  17. Dilihat dari pace-nya, Yamaha Pabrikan punya tren podium. Dan kalau memang Rossi bilang skill dia 70% lebih mempengaruhi kemenangan, harusnya dia bisa menang disini. Let’s see if Rossi got the skills or only got dramas.

  18. Kali ini YMH wajib menang. Krn ini kesepatan emas terbantu spec tyre.
    Kalo gak menang ya siap2 puasa juara 1 sampai akhir seri

  19. Suwun wan Haji saran saya didengar, biar pembaca blog sampean yang masih SLTA tidak salah menjawab soal UN, wkwkwkwk….apa hubungannya? Ya adalah….

  20. Ada pengaruhnya dari aspal baru nggak Wak, ini kan sirkuit baru… Aspal masih lengket…
    Yamaha di sirkuit traditional eropa/sirkuit dan aspal tua, kan kerepotan…

  21. gak bs tidur koment ah. untuk menjadi juara, kompetitive, dan konsisten bayak faktornya rider motor dan juga bejo, tapi motor yang superior hanya satu ilmu. dan rider legenda hanya satu skill. hehe ngawur aja

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP