TMCBLOG.com – Seperti yang sudah tmcblog ungkapkan berdasarkan Paparan Data laptime di artikel analisis Pasca race MotoGP Sepang 2018, Valentino Rossi membawa Yamaha M1 di Sepang dengan sangat fantastik. Fluktuasi Perubahan Laptime Yang ditorehkan Rossi hanya berubah diangka Plus minus 0,2 -an Detik saja dan tidak pernah lebih dari 0,28 detik  . .  which is ini sangat Konsisten dan bisa jadi ini adalah Race terbaik Juara dunia 9 kali ini selama 17 seri MotoGP 2018. Bukan Hanya pengamat yang melihat by data, Bahkan Pembalap lain terutama yang menjadi Lawan Vale Yakni Marc Marquez dan Jorge Lorenzo sangat terkesima sama Performa Rossi di sepang ini  . . . Rossi Bilang Ia memang menikmati Race di Sepang, Ia seperti membalap dalam Mimpi selama 15 Lap, dan Walaupun ia sangat yakin Marc akan mendekat padanya di akhir, Ia yakin dan siap menyambut Marc . . namun sayang sedikit kesalahan kecil Bukan hanya membuyarkan bayangan kesempurnaan race weekend setelah kemenangan Adik Tirinya Luca Marini dan Pecco Bagnaia yang merengkuh Juara Moto2 2018 Namun Juga menghilangkan kesempatannya menjadi Runner Up MotoGP 2018 ini. Namun Vale ini  Mature . . ia tetap positive Thingking, 15 Lap terbaiknya menjadi pengobat dan booster Motivasi setelah selama ini ia hanya berkutat pada masalah Yang awalnya bahwa membuatnya Pesimis Bisa memenangkan Satupun seri di sisa MotoGP 2018 ini . . . Namun yang jadi Pertanyaan adalah . . . perubahan apa yang terjadi Di M1 Vale, padahal Sepekan sebelumnya di PI ia Suffer bahkan bisa dengan Mudah di overtake Alex Rins ?

Masalah Umum Yamaha M1 di dua tahun terakhir ini adalah spining Ban belakang  yang sudah beebrapa kali Kita Bahas dan analisa sinaylemen penyebabnya Mulai dari keinginan awal Yamaha Yang ingin menambah Power sehingga M1 tidak malu maluin saat adu akselerasi dan Topspeed dengan Desmosedici dan RC213V, sampai akhirnnya ada side-effect Yang terjadi akibat usaha ini yakni seperti yang sempat dikatakan managing Director yamaha Racing Lin Jarvis di artikel yang lalu dimana Jika pembalap pabrikan lain selepas tikungan akan secara otomatis bisa membejek gas untuk memulai melakukan akslerasi bahkan ketika Motor masih dalam keadaan Miring rebah, tidak dengan Kedua Pembalap Yamaha. Menurut Lin Jarvis sesuai Yang tmcblog baca adalah, Pembalap yamaha Hanya bisa memegang ( mengantung RPM ) di angka tertentu dan menahannya sampai Yamaha M1 bisa agak kembali agak Tegak baru setelah itu mereka bisa melakukan akselerasi.

Yamaha tentu Tidak bisa serta merta Membuka Mesin dan mengubah apa yang menjadi sumber masalah di jeroan Mesin M1 Karena mereka terpenjara oleh regulasi konsesi. Arah upaya Hanya di fokuskan ke hal lain yg bisa dijamah : Elektronik, sasis, dan hal hal lain yang diperbolehkan oleh Koridor regulasi  . . Untuk Versi Maverick Vinales sudah kita Bahas di artikel sebelumnya dimana Maverick Malah Konsentrasi di penambahan load dari roda belakang agar bisa memberikan pengereman yg lebih baik.

Maverick yakin Jika Bisa Ngerem dipintu tikungan lebih baik, maka Masalah menikung akan  mengikuti lebih baik  . . Arah Development Kubu Maverick dan Valentino Rossi Boleh dikatakan berbeda walaupun objek opreknya mirip yakni memberikan Tambahan bobot ke Roda belakang . . Bagaimana Kubu vale ?

Kepada Mat Oxley, Crew Chief Valentino Rossi menceritakan dengan cukup Blak Blakan mengenai apa yang berubah di Kubu Vale. Menurut Galbusera di beberapa race terakhir ini Valentino Rossi dan team Mekaniknya tidak lagi Konsentrasi di Peningkatan performa dari yamaha M1 . . Mereka hanya Fokus dalam durabilitas penggunaan ban terutama Ban belakang. Yap galbusera menegaskan realitas yang ia hadapi saat ini dimana race demi race yang ia dan Vale Hadapi malah lebih berat ke Konsentrasi setingan race endurance ( lomba Ketahanan ) ketimbang adu performa layaknya MotoGP.

Secara lebih detail Galbusera menjelaskan bahwa yang Dilakukan adalah di sekitar perubahan geometri dari yamaha M1 sehingga membuat Ban belakang berkurang ‘ stress ‘ nya sob. Menurut Galbusera, Awalnya Vale tidak bisa menggunakan Ban belakang Michelin secara durable sepanjang race distance karena Karkasnya terlalu Lunak dan Mudah Overheat.

Team Vale Berkonsentrasi pada Variasi setingan mekanis di geometri Motor (sasis ) , melembutkan Deliveri Torsi Motor dari Crankshaft mesin Inline 4 ke Ban belakang, dan beberapa setingan Traction Control. Menurut Galbusera Yamaha M1 Saat ini pada dasarnya bukan merupakan Motor ideal bagi vale dalam hal Geometri dan distribusi Bobot. Tidak Mudah bagi vale mengendarai M1 saat ini, namun itu adalah satu satunya cara yang bisa ia Lakukan dan oleh sebab itu Vale harus mengesampingkan soal Performa, yang Penting ban belakang bisa konsisten dan Durable . . .

So jadi Gitu walaupun Maverick dan Valentino Sama sama konsentrasi di rear end dari yamaha M1, Namun goalnya berbeda ..  Maverick Vianles Konsentrasi di perbaikan pengereman sedangkan valentino Rossi konsntrasi di usia pemakaian Ban . . . Race Finale Valencia Nanti secara umum Bukanlah Track Yamaha . . Namun sepertinya Vale dan team yang saat ini Juga konsntrasi dari Kejaran Maverick yang mengincar Posisi Top 3 Punya rencana  Khusus setelah memperoleh Feeling positif selama 15 lap di Sepang kita tunggu saja sibyalnya mulai FP1 haru jumat nanti . . . Silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna sob

Taufik of BuitenZorg

51 COMMENTS

  1. kenapa sudah tau ban belakangnya mudah stress tapi masih digeber habis habis disepang ? kalo emang yakin kenceng kan bisa mundur beberapa lap baru kemudian menyerang sambil mengurangi stresnya ban belakang.
    ini marquez makin deket makin dipush aja gimana ban motor gak stress ?

  2. Bagus kalimatnya wak
    ” Race in the dream on 15 lap ”

    Aku sungguh terkesima n gk percaya selama 15 lap Rossi kasih contoh dibelakangnya seorang rider motogp sesungguhnya.

    Gk asal terjang rider lain koyok kebo ketaton di medan perang

  3. mungkin harus niru setingan nya R1 Suzuka 8H biar bs awet ban
    eh,tapi mungkin karna pake ECU inhouse juga si R1 Suzuka 8H,lha M1 terpenjara magneti mreteli

  4. Saya gak sepakat istilah kompetitif karena Rossi cuma finish p18

    Mengubah geometri agar ban belakang minim stress, ya dapet efek lanjutan donk : Ban depan lebih stress

    Settingan Rossi kemaren itu membuat dia leading 15 lap kemudian crashed.. Settingan sebelum2nya membuat Rossi finished tapi cuma P4 atau P6

    Masih jauuuh dari istilah kompetitif

  5. Om Nugie atau Om taufik pernah hitung ga dalam 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan rilis berapa artikel serta kerolasi dengan kunjungan pembaca? Bisa sharing Om, mungkin juga dengan peak hour atau peak season kunjungan? Sepertinya menarik kalau dibuatkan artikel.. ????

  6. Dengan ban michelin harusnya bukan lap konstan yang di cari.. Karena gk penting seberapa konstan nya pembalap.. Tp strategi agar ban bisa tahan
    Seperti AD4 yang memainkan ritme lapnya.. Pernah di bahas wak haji di artikel sebelum nya.. AD4 memainkan lap seperti yoyo.

  7. Nah kalau gak salah problem solve untuk menjaga keawetan ban, sudah dilakukan honda dan ducati duluan. Kenapa baru sekarang yamaha melakukannya?? Kata adek saya yg juga ikut komentar…yo karang nggo nutupi isin to mas…nak ra ngono arep ngomong opo meneh le kalah bola bali

  8. gw : kenapa ga coba pake ban dgn kompon lebih keras aja biar lebih awet
    vr46 : so tau loe! gw ini “the doctor”
    gw : untung cuman julukan, kalo jadi dokter beneran … banyak yang tiwas

  9. Ketika dokter (sudah tiba waktunya) menjadi pasien, atau jangan2, lebih tepatnya pasien yang memaksakan diri jadi dokter.

    Apa gunanya konsistensi dengan simpangan 0.1 atau 0.2 detik tiap lap, tetapi ada konsekuensi lain yg harus dibayar? Mahal dan kontan pulak?

    Every rose has its thorn.

  10. Nick “tak ada yg bisa” itu kagak ada kerjaan kali ya. Setiap artikel pasti dikomen, hampir setiap komen dikomentari jg. Dan komentarnya pun gak berbobot sama sekali..

  11. Saya rasa memang untuk mengurangi spin ini hrs nambah berat atau pindahkan berat kebelakang..bisa dengan ubah posisi pijakan kaki sdikit. Dan kalau bisa jangan pernah pakai ban medium utk blkg…klo bsa extra hard.

  12. Jadi teringat hrc 2016, bahkan saat itu hrc dibully oleh epbeye sebagai motor lemot karena masalah akselerasi (akibat pemberlakuan single ecu), namun berkat kerja keras marquez dan tim yg solid akhirnya tetap bisa jurdun juga.

  13. hmmm..
    baca komentar komentar sekarang bikin gak nyaman yaa..
    Beda dengan 7 tahun ke belakang, yg namanya diskusi itu enak. Adem.. saling berbagi ilmu
    Bukannya saling tebar ujaran kebencian.
    Aneh memang.. Ada apa dengan kualitas manusia sekarang?

    • Tapi kalo ada komentar sampah yg dirapihkan sama moderator, pasti mereka marah/kesel/baper/purik.
      Padahal demi kenyamanan reader lain juga..
      Bahkan ada tuh yg sampe mencak2 gak karuan
      😀

    • soalnya sebelum 2010 kita semua banyak terhibur oleh kmenangan2 rosi …
      tapi stelah dia ga menang lagi dan spertinya malah uring uringan …
      post power syndrome kali ya …
      dan kita malah kcewa dgn yg katanya legend tsb …
      anggap saja … rosi menabur angin – menuai badai …

    • menurut ane sama aja…
      dr 2010 sampe sekarang dominasi dibumbui perang fb
      dan sekrang pun juga ada momen diskusi berbagi ilmu
      tergantung sudut pandang aja kali om

    • tercermin kualitas mental manusia Indonesia. bisa dilihat by data, dari CPNS tingkat kelulusan cuma 3%, dimana kegagalan disumbang oleh tes karakteristik pribadi (karakter orang). bukan wawasan kebangsaan atau kecerdasan. banyak orang cerdas dan pandai, tapi sedikit sekali orang yang punya akhlak baik.

  14. Halah konklusi seorang Mbingha mana ada yang bener…paling2 isinya comberan brosur…sampe elek lu belain sembahan lu…kalo emang produknya jelek mau dikate ape…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here