TMCBLOG.com – Via artikel ini kita akan mencoba mendiskusikan Hal mendasar dari sistem Desmodromic. Kita selama ini kala membicarakan Brand Ducati nggak pernah lepas dari kosa kata Desmo, Desmosedici dan lain lain. Yap semua itu didasarkan dari kata desmodromic yang tidak lain merupakan sistem Valve Train dari sebuah mesin bakar. Valve train : pengendali mekanisme gerakan Klep di ruang bakar. Sistem ini sebenarnya tidak ditemukan Oleh Ducati, Sistem ini pertama dipatentkan tahun 1896 oleh Gustav Mees. Namun memang saat ini Ducati adalah pabrikan yang paling sering menggunakan sistem ini di produk produk mereka. Oke Jadi sebenarnya apa itu sistem Desmodromic ?
Untuk menjawab tmcblog mau Flash back dulu ke sistem ValveTrain yang biasa dipakai Oleh sepeda motor pada umumnya. Sistem valve train ini dinamakan sistem spring-valve atau sistem Penggerak valve yang menggunakan spring/ Per/ pegas.
Nah bisa sobat lihat pada Gambar di atas sistem Valvetrain yang menggunakan Spring ( pegas ). Jika Bagian atas dari Batang Klep (stem) ketemu dengan Profil camshaft yang melendut maka klep akan tertekan ke bawah. Karena Klep berfungsi sebagai Pintu, Maka saat tertekan kebawah lubang klep seperti ‘Pintu yang Terbuka’. Ini akan membuat campuran Udara dan bahan bakar Masuk ke ruang bakar untuk nantinya diledakan. Note saat profil menekan, maka pegas akan tertekan dan ‘menyusut ‘
Nah dalam siklus pembakaran khususnya 4 tak kan ada yang namanya kompresi dimana ‘pintu’ Harus tertutup. Nah Klep yang tadinya terbuka saat bertemu profil biasa maka dengan energi potensial Pegas ( masih ingat pelajaran SD kan ? ) maka pegas akan membuat klep balik ke atas dan menurut lubang klep.
Valve Float hadir di RPM tinggi
Masalah sistem Valvetrain dengan pegas akan timbul saat putaran mesin digeber tinggi sekali. Motor balap biasa geber mesin di atas 14 ribu rpm. Pada RPM tinggi Pegas akan bekerja memadat – mengembang dengan frekuensi yang lebih cepat. Dan biasannya akan hadir penyakit Valve Float [1] dan akan membuat proses pembakaran tidak sempurna.
Sistem Desmodromic
Biasannya untuk menghindari Valve Float ini Orang mengganti per Valve dengan yang lebih kaku ( stiff), penggunaan Dual Spring, penggunaan Pneumatic dan Satu lagi . . . Mengganti sistem Valvetrain dengan sistem Desmodromic . . .
Silahkan sobat simak pada VLOG yang tmcblog siapkan, Secara umum sistem ValveTrain Pegas dan Desmodromic itu mirip. Sama sama memiliki cam untuk menggerakkan Valve, sama sama menggunakan Valve. Namun ada bedanya yakni  jika di sistem Spring, proses mengangkat/ Menutup valve dilakukan secara PASIF menggunakan Pegas. Sedangkan di sistem Desmodromic proses mengangkat/ Menutup valve dilakukan secara AKTIF menggunakan Profil Cam kedua.
Jadi Di sistem Desmodromic minimal ada dua Profil Cam aktif untuk satu Klepnya. Satu profil Cam untuk membuka pintu Klep, dan satu lagi untuk menurut Pintu Klep. Dan Ini artinya sistem Desmodromic tidak bergantung pada Karakter dari Spring ( valve ) yang kadang error ( penyakit Valve Float ) di RPM Tinggi . ..
Sehingga umumnya sistem Desmodromic bisa membuat Motor digeber lebih tinggi rpm dibandingkan sistem Valvetrain spring biasa. Oleh karena itu Juga Di Starting Grid MotoGP, Ducati jadi salah satu Pabrikan yang tidak menggunakan Pneumatic Karena Desmodromic tahan diajak kerja pada RPM super tinggi . . . Semoga berguna
Taufik of BuitenZorg
mantap wak, kagak ada cerita males buka mama males nutup kalau kyak gt
*ama
mama males buka
papa pun males nutup
Waduuh. Wkwkwk. Tar malam jumat.
Dijembreng dong kalo males nutup ??
kok mlh jd males buka males nutup
http://duatak.com/2018/12/28/pesona-kawasaki-binter-kh-100-yang-tak-lekang-oleh-zaman/
berarti pabrikan lain bisa pake sistem tsb jika bayar patennya.
Mereka gengsi mungkin kalo harus ikutan pakek desmodromic ?
Bayar patent nya, plus nempelin tulisan desmodromic by ducati sama aja iklan berjalan
honda rc212v my2008 pernah membuat 2 engine berbeda (era dp26 n nh69), menggunakan sistem pneumatic-valve dan sistem desmo-valve. setelah melakukan serangkaian ujicoba saat itu, honda memutuskan untuk tetap menggunakan sistem pneumatic-valve, hingga sekarang. pertanyaannya, kenapa honda tidak jadi menggunakan sistem desmo-valve? apakah ada faktor lain selain hal teknis?
saya menduga (mudah-mudahan dugaan saya benar), ini nanti akan mengarah ke teknologi tercanggih peranti gearbox. mantap mas. saya pantengin terus wes. hehe..
Waktu itu Honda baru kembangin pneumatic sama per klep yang bahannya udah mereka patenkan, dan ternyata pneumatic lebih baik. Di tahun itu kan Gresini dapet versi per klep dan Repsol dapet pneumatic. Nah 2009 Gresini dapet versi pneumatic sama per klep, saat itu Alex De Angelis sampai ngiri ke Toni Elias karena motornya yang cuma pakai per klep beda 1500rpm dibanding Elias yang pakai pneumatic.
Jadi Honda sama sekali TIDAK PERNAH kembangin desmodromic. Justru di Indonesia ada yang kembangin desmodromic custom dipasangin ke Jupiter Z pada 2008, oleh mekanik kawakan Purwokerto. Tapi sayang di rpm rendah mesin sering nembak karena klep gak bisa nutup sempurna waktu masih rpm rendah, saat itu motornya pernah dicoba turunkan di roadrace tapi dapet posisi buncit dan si pembalap kesusahan buka gas di tikungan karena ada gejala klep bocor di rpm bawah. Akhirnya proyek itu berhenti deh, selain karema ditakut2in media cetak saat itu katanya kalau Ducari tahu bakalan kena denda milyaran, juga Pak Bobeng sudah males cari solusi klep gak bisa nutup sempurna di rpm bawah.
Kompor
darso; honda sudah punya patent-nya sendiri untuk sistem desmo-valve, mas. betul, memang pada tahun 2007, honda rc212v menjadi satu2nya motor dg sistem konvesional spring-valve, dimana kompetitornya sudah siap berpindah ke sistem pneumatic-valve. saat itu honda beralasan untuk sistem pneumatic-valve masih digodog oleh hrc pusat. yg menarik adalah, honda ini pabrikan yg penuh dg insinyur “gila”, yg membuat hal tidak mungkin jadi mungkin. maka honda membuat 2 engine dg sistem pneumatic-valve dan desmo-valve sekaligus, yg sempat ngetes kedua engine tsb nh69 (alm). pertanyaan yg sampai sekarang belum terungkap, adalah mengapa honda memutuskan menggunakan sistem pneumatic-valve dan tidak menggunakan sistem desmo-valve?
kalau hanya karena tidak cocok dg sasis, sepertinya bukan tipikal honda. bukan tidak mungkin, honda ke depan jg sudah mempersiapkan engine baru dg sistem desmo-valve. input dari ridernya terutama jl99, bisa membuat perubahan tsb bisa terjadi.
padahal pihak honda pada saat itupun (2008) jg sempat menyatakan kelebihan dari sistem desmo-valve diakui memang lebih banyak keunggulannya dibanding sistem pneumatic-valve. ledakan tenaga pada motor ducati di rpm atas yg pernah diungkapkan mm93, bisa jadi input tersendiri ke pihak honda ditambah input rider barunya jl99 yg merasakan langsung sensasi “power” buas tsb
tes komen lagi. mudah-mudahan masuk deh. hehe…
itu komen saya baru muncul setelah ngantri 1 jam lebih kayae.
sabar ya mas darso, komen tanggapan saya nyangkut soalnya. hehe..
genesis; kompornya merk apa, mas? hehe..
ealah… komen tanggapan saya dari jam berapa kok jg belum muncul ya? jaringnya mantap wes. hebring banget. hehe..
darso; honda sudah punya patent-nya sendiri untuk sistem desmo-valve, mas. betul, memang pada tahun 2007, honda rc212v menjadi satu2nya motor dg sistem konvesional spring-valve, dimana kompetitornya sudah siap berpindah ke sistem pneumatic-valve. saat itu honda beralasan untuk sistem pneumatic-valve masih digodog oleh hrc pusat. yg menarik adalah, honda ini pabrikan yg penuh dg insinyur “gila”, yg membuat hal tidak mungkin jadi mungkin. maka honda membuat 2 engine dg sistem pneumatic-valve dan desmo-valve sekaligus, yg sempat ngetes kedua engine tsb nh69 (alm). pertanyaan yg sampai sekarang belum terungkap, adalah mengapa honda memutuskan menggunakan sistem pneumatic-valve dan tidak menggunakan sistem desmo-valve?
kalau hanya karena tidak cocok dg sasis, sepertinya bukan tipikal honda. bukan tidak mungkin, honda ke depan jg sudah mempersiapkan engine baru dg sistem desmo-valve. input dari ridernya terutama jl99, bisa membuat perubahan tsb bisa terjadi.
padahal pihak honda pada saat itupun (2008) jg sempat menyatakan kelebihan dari sistem desmo-valve diakui memang lebih banyak keunggulannya dibanding sistem pneumatic-valve. ledakan tenaga pada motor ducati di rpm atas yg pernah diungkapkan mm93, bisa jadi input tersendiri ke pihak honda ditambah input rider barunya jl99 yg merasakan langsung sensasi ledakan “power” buas tsb
elahalahalah.. komen saya baru muncul lolos dari razia jaring akimet. byuh… byuh… haha…
asli ngakak saya. jaringnya akimet bikin saya merinding sendiri. haha…
Sekedar menduga
Kailan power pneumatic mungkin dianggap honda masih cukup
Sementara honda mencari kecepatan lebih dan stabilitas di area tikungan
Toh power besar butuh effort lebih untuk handlingnya
Kalo motor (sasis kaki2 rem) nya gak cukup maka imbasnya ke pembalapnya
Sedangkan waktu itu dp yg mungil lebih d prioritaskan honda
Tp mungkin saja dgn makin kuatnya ducati ditikungan bisa membuat honda kembali mempertimbangkan opsi desmo kedepannya
Honda belum pernah mengembangkan desmo valve ,itu baru isu yang beredar terkait pihak honda yang menyangkal. Dan juga itu sudah hak paten ducati sangat dilarang keras menjiplak untuk di terapkan di motogp
Desmodromic bukannya nama anak orang? ??
Anak siapa tuh? ???
Desmo bersaudara ?
Artikelnya bagus Wak haji, tapi minta tolong di koreksi lagi pengetikannya Wak, banyak typo di sana-sini ??
Ah kamu ini berlebihan pake kata sana sini, saya cek cuma satu kata hehehe
Menutup jadi menurut.
Paragraf 4 baris trakhir
Jgn2 auto complete text word processor nya si wak aji ini
Para suhu mesin sekalian, saya ingin bertanya. Jika dengan pegas yg lebih keras atau dengan sistem pegas ganda bisa melayani mesin dengan rpm tinggi, mengapa mesin2 prototipe seperti di F1 dan motogp tidak ada yg memakai sistem pegas lagi? Padahal ada mesin yg bisa sampai 20ribu rpm dengan sistem pegas, dan itu dijual bebas. Padahal putaran mesin di F1 dan motogp saat ini tidak melebihi 20ribu rpm (dari apa yg saya lihat melalui TV yg kadang2 rpm mesin juga ikut ditampilkan saat race)
terimakasih bagi yg bersedia memberi pencerahan ?
koenigsegg pakai teknologi namanya FREE VALVE, coba googling keknya hampir sama
coba jawab semampu saya. untuk mesin prototipe lomba secara umum mungkin ga pakai sistem pegas selain karena rawan gejala floating, perlu dipertimbangkan sistem valvetrain yang awet juga. belum lagi kalo ada batasan penggunaan part/engine secara keseluruhan. kasarannya sih seperti itu. mungkin masih ada alasan yang lain. silahkan yang mau nambahkan
Jadi kaitannya ke rugi power yg makin besar seiring makin kerasnya pegas yg digunakan ya,
Terus kalo dibandingin desmodromic dan pneumatic, mana yg rugi powernya paling minim?
Thanks @mentega
bro..kelebihan dua sistem ini (desmo&pneumatic) power dari mesin bisa kesebar di range rpm yang lebih lebar..toyota 2006 pernah minta bikinin katup desmo sama ducati buat mesin v8 f1 waktu itu…pihak toyotanya sendiri bilang kalo desmo nggak nambah peak power,,tapi tenaga di low-mid rpm nya lebih tebal dan gemuk,,
kelemahan katup desmo sendiri beban inersianya besar dan makan tempat di area head
bro..kelebihan dua sistem ini (desmo&pneumatic) power dari mesin bisa kesebar di range rpm yang lebih lebar..toyota 2006 pernah minta bikinin katup desmo sama ducati buat mesin v8 f1 waktu itu…pihak toyotanya sendiri bilang kalo desmo nggak nambah peak power,,tapi tenaga di low-mid rpm nya lebih tebal dan gemuk,,
kelemahan katup desmo sendiri beban inersianya besar dan makan tempat di area head
Sistem pegas di honda rc166 atau yg lain, misal 250 cc 6 silinder, katupnya kecil. Beban pegas sebenarnya tidak terlalu berat dibandingkan properties bahan. Beban katup pun juga tidak terlalu berat dibandingkan properties bahan. Analoginya, stroke pendek dikasih 20k rpm masih aman, sementara stroke panjang tidak. Beda engine 1000 cc 4 silinder, agar bisa 20k rpm, properties bahan pegas harus jauh lebih baik. Sementara logam dari dulu sama saja. Paling dengan teknologi metalurgi terbaru (honda pernah buat) tetap kalah dengan pneumatik.
Bisa saja rpm setinggi pneumatik, tapi tekanan pegas perlu ditambah. Mesin jadi terbebani (power berkurang). Keausan bertambah, usia komponen pendek. Kalau sedang race rawan jebol. Mau dibuat lebih awet juga bisa, tapi mengorbankan tenaga dan efisiensi.
Sebagus apapun material/desain per klep, gejala katup melayang msh bs terjadi krn kelenturan tdk dpt dipastikan konstan. Ditekan rapat-renggang dng kecepatan >10rb kali per menit selama +/- 45 menit pasti ada saat tertentu dia lelah tdk mau renggang sempurna atau terlalu letoy walau sekejap
Mantaaaappp ulasan nya…. Di blog atau tabloid otomotif lain adakah yg bahas seperti ini…?
#seriusnanya.
ada bro di speedweek atau kadang motomatters. tapi mesti pake google translate klo di speedweek, di motomatters mesti buat akun dulu biar bs baca full ?
Asik tmcblog disamain sama motomatters dan speedweek 😀
Ada banyak, ada majalah Otosport, juga kadang setahun sekali Motorplus keluarin majalah Motorace. Lagian kalau situ iseng baca Motorplus pasti bakalan nemuin 2-3 halaman artikel yang gak akan pernah ditemui di blog manapun, entah itu wawancara eksklusif, liputan balap netral maupun tips korek mesin.
wangun…
awalnya cuma baca artikel masih bingung,tapi setelah liat vlog jadi agak ngerti,rasanya kayak les privat
terimakasih Ruang Guru,eh tmcvlog! ?
saya kira selama ini demodromic penemunya murni oleh ducati, atau ducati membelinya jadi hak paten dari Gustav Mees.
Pertanyaan saya wak, adakah kelemahan dari sistem desmodromic, dana saat ini kira-kira teknologi apa yang bisa menyaingi desmodromic khususnya untuk di pakai pada mesin sepeda motor
lah kan sdh jelas, pabrikan jepang meladeni desmodromic dgn pneumatic.
Ya benar, pneumatic
Kelemahan, komponen lebih banyak, lebih mahal dibanding konvensional, kepala silinder lebih besar dan berat. Dan, lebih berisik macam mesin jahit.
haduh jaring muluk wak
loh ada yg sama terkena jaring akimet jg ternyata. hehe..
test
Lah ini lolos ?
iya mas. komen pendek saya bisa lolos, tapi yg panjang biasanya nanti muncul sendiri selang sekian jam. asli bikin saya ngakak ini jaring akimetnya. super hebring
saya angkat baju wes dg ketatnya jaring akimet, mas. hehe..
Mirip DOHC hello kitty
wak coba bahas juga teknologi systemnya FREE VALVE punya koenigsegg pabrikan sportscar swedia, kok blm ada pabrikan motor yg menggunakan yah padahal keuntunganya banyak dan bisa juga digeber sampai RPM tinggi
Menarik, namun daya hold karena masih belum tersentuh oleh roda dua nih, cmiiw
Nah ini sepaham, minta dibahas secara mendetail juga..
Setau saya itu sistem buka tutup valvenya pake semacam “solenoid valve”, bisa lebih ringkas juga di area “head cylindernya”.
Dah cuman itu doang yg ane paham, hehee..
Pertamaxxx pinterrrr
Pertamax
Kalingan tuas jungkat jungkit Wak..?
Secara umum, memang itu armnya bekerja atas dasar pesawat sederhana jungkat jungkit, imho
berarti desmo sebenarnya boleh juga dipakai pabrikan lain ya ?
ada sinyalemen model desmo lebih mahal biayanya dari pneumatic/per biasa ? ko kalau dilihat lihat komponen malah lebih simpel.
ane teknisi Genset / GAS ENGINE (MWM / Deutz), sering banget bongkar dan stel klep GAS ENGINE kap.10 MW dengan 20 Cylinder..
suka sekali dengan hal yang berbau – bau begini..
Ngebayangin gimana jadi kalau Gas Engine (namanya Diesel kalau BBnya solar), pakai sistem Desmo.
Selagi valve spring konvensional masih sanggup ladeni rpm ya adem2 aja gan. Desmo ini kan tujuannya mengatasi valve floating pada rpm tinggi.
Kalo genset biasanya main rentang rpm brp gan?
Genset rugi besar pakai desmo.
desmodromic ini kalau gak salah hasil pemgembangan rossi waktu di ducati!
Mau mancing mancing ya ? Cmiiw 🙂
Gak akan ada ikan yg makan umpan lo ???
Itu yg jd ciri khas n ngangenin dari blog ini ndan ,lagi pula sambil ngasah otak ,contoh :hodna berarti honda ,menutut : dalam kasus desmo berarti menutup .dsb
Kok saya jadi kepikiran setelah lihat gambar,
Kenapa ga dipakai juga per di stem klep yah supaya proses menutupnya klep lebih sempurna, jadi ada tekanan dari per dan cam. Apa jadi mubazir gitu?
Desmo ada pernya. Coba perhatikan gambarnya. Fungsinya untuk merapatkan katup ketika posisinya sudah nutup. Agar dimensi mesin tidak melar, pernya tetap coil spring tetapi gayanya secara memuntir, bukan menekan (aksial). Per itu tidak keras, hanya sebatas merapatkan. Yang dorong katup ya cam. Kalau Buatan pak bobeng dari purwokerto pakai per biasa spt katup biasa.
Ohh ada,
Ok saya perhatikan lg gambarnya
mantap sistemnya….
sebuah solusi sederhana tp joss
Bagus banget wak ..
Abis ini bahas yang sistem Pneumatic skalian biar tambah juooosss gandozz ..
kalo ga salah desmo 4 valve double rocker arm dgn liquid cooled engine yg modern dan sampe skarang dipakai ini.. idenya dari massimo bordi ya wak? seorang insinyur dan mantan petinggi MV Agusta dan Ducati. dulu massimo ini mudanya membuat thesis mngenai desmo 4 valve engine dan Fabio Taglioni(orang yg pertama kali nerapin desmodromic di Ducati).memberikan gambar rancang desain mesin ducati desmo 2 valve. massimo muda berhasil membuat karya pengembangan mesin desmodromic 4 valve. tapi ide tersebut baru bisa diterapkan sekitaran tahun 86′ lewat superbike pertama Ducati yaitu Ducati 851 yg mmenangi kejuaraan d’Bol D’or kala Ducati berpindah tangan ke claudio castiglioni. dan castiglioni yang jadi kawan akrabnya Bordi baru bilang, bahwasanya Taglioni itu dulunya jealous karena kamu berhasil ngembangkan desmo 2 valve nya dan karyamu kurang diperhatikan ?
nice, saya malah baru tahu
Wow
Ducati kebanyakan gaya tapi pernah jurdun ?
Dari dulu desmodromic begitu ya. Apa gak ditambahin roller seperti roller rocker arm di motor honda biar minim gesekan.
Comment: Joss..
nitip jemuran wak https://youtu.be/ffYbGOHHq4s
Joss wak..
numpang nitip jemuran https://youtu.be/ffYbGOHHq4s
Koment saya jadi ilang padahal cuma post test jaring akimet gitu
Motor prototipe Ducati masih kalah teknologi sama Honda Absolute Revo. Tuh lihat rocker arm nya, masih konvensional..belum RRA..hehe
Wak bahas juga dong yg sistem pneumatic valve..