TMCBLOG.com – Danilo Petrucci ditegaskan oleh Ducati untuk tidak ‘ ganggu ‘ Dovizioso. Adalah Ducati Sporting Director, Paolo Ciabatti menceritakan kepada Matthew Miles bahwa di musim 2017 dan 2018 ada pelajaran Strategi yang diperoleh Ducati. Pelajaran tersebut adalah ketika memiliki dua pembalap Kuat, Ducati sadar akan kehilangan Kesempatan. Hal ini dikarenakan kedua pembalap kuat saling bejibaku satu sama lain. Menurut Ciabatti ini bukan merupakan kondisi ideal jika satu team ingin fokus memperoleh point Maksimum. Bukan Kondisi Ideal juga jika ingin mengalahkan marc Marquez yang boleh dibilang jarang melakukan kesalahan.

” Ada satu ide yang kami ( ducati) siapakan untuk musim mendatang. Saya akan katakan dengan segala hormat saya dengan Danilo ( Petrucci ). Danilo masih harus berkembang satu tingkat lagi. Di team Pabrikan dengan segala support dari teknisi, kedewasaan, Ia akan memperoleh kesempatan untuk selalu berada di posisi top 5. Namun tentu target Utamanya bukan untuk mengalahkan Andrea ( Dovizioso ). Jika ia memperoleh kesempatan untuk memenangkan GP, Kami akan lebih senang lagi. Namun Ia tidak berada pada situasi seperti Jorge dan Andrea. “

Danilo Petrucci

Yap Jelas Yah sob, melihat apa yang disampaikan Ciabatti di atas menurut tmcblog Ducati di awal musim akan melihat dulu seperti apa Kemampuan Petrucci. Di awal Musim Danilo tidak akan diberikan tugas yang sekiranya akan bersinggungan dan atau ‘ mengganggu ‘ kesempatan Dovi untuk mengejar Titel Juara MotoGP 2019. Hal ini direncanakan Oleh Ducati walaupun dalam kenyataannya ada kemungkinan Danilo terlihat lebih siap ketimbang Jorge saat awal bergabung di team Factory Ducati ini.

Dovizioso bukan Rival Utama Danilo Petrucci dan sebaliknya

Bagaimana megenai Danilo Petrucci Sendiri? Ia sudah menjalankan kebersamaan dengan Dovizioso paling tidak di dua Test sebelumnya ( Valencia dan Jerez ). Dari kedua test tersebut terlihat memang atmosfer garage berbeda ketimbang tahun 2017 dan 2018. Hubungan Keduanya Lebih harmonis dan telihat lebih seperti Aliansi ketimbang kompetisi. Via Motorsport Petrucci mengungkapkan : ” Dovizioso bilang ke saya bahwa ia butuh partner yang kuat utuk mengembangkan motor dan membuatnya lebih kuat lagi.”

” Juga di Ducati, ( Davide ) Tardozzi bilang ke saya bahwa ia tidak pernah melihat dua pembalap berkomunikasi seperti ini saat test. Andrea jelas jelas bilang bahwa kami tidak akan melakukan seperti yang dilakukan rekan sebelumnya ( dimana team mate ) merupakan Rival Pertama. Mari saling membantu, sia sia merusak hubungan baik seperti yang kami bangun. Mari Bangun motor yang baik. Bagi saya ini adalah awal yang bagus, mengetahui bahwa team mate ada di sisi bukan Rival utama “

Taufik of BuitenZorg

30 COMMENTS

  1. Sebenernya tanpa diganggu pun Dovi selalu kesusahan buat juara dunia. 2017 dikasih 1 kemenangan sama Lorenzo di Sepang aja malah di Valencia dia kalah mental, 2018 Lorenzo absen beberapa seri dan kakek lejen gak pernah menang aja dia kesusahan cuma buat sekedar dapet runner up klasemen. Dulu kala di Repsol H on da aja menang cuma berapa kali, puncaknya pas Repsol H ond a punya 3 pembalap di 2011 Dovi cuma sibuk balapan di posisi 4-5 sementara Stoner sama Pedrosa hampir selalu rebutan posisi 1 (bareng Lorenzo yang di Yamaha). Di 250cc pun kalah sama Lorenzo 2 tahun berturut2 padahal HRC udah kasih support maksimal, malah di 2009 motor bekasnya Dovi dipakai Aoyama bikin Aoyama jadi juara dunia padahal di 2009 Aoyama udah balapan tanpa support HRC, cuma pakai sisa2 peninggalan Dovi. Sorry to say, tapi Dovi ini bukan tipikal pembalap mental juara dunia di MotoGP. Penampilannya yang gemilang gak lain gak bukan karena peran GP17 dan GP18. Waktu masih GP16 aja yang pertama kali pecahin telor Ducati adalah Iannone, Dovi butuh perjuangan ekstra dan baru di Sepang dia bisa menang. Itupun dengan semangat “gue gak mau kalah sama teammate”, bukan mental ” gue balapan, gue yang harus menang”.

    Untuk 2019 musuh dia ada 2 dan mereka semua mantan juara dunia era 1000cc, belum lagi Vinales yang bakalan sesekali menang. Berat buat Dovi juara dunia, paling realistis dia cuma ke 3 di klasemen, atau lebih buruk kalau sang lejen pakai jurus andalannya (yang penting finish top 6)

    • Sedikit setuju dgn situ
      di 125 bareng tim Scot 2004 bisa dominasi juga waktu itu teammate nya ecek ecek, Lorenzo di Derby masih sering dlosor,Stoner di KTM Redbull masih belum konsisten
      Di 250cc adaptasinya cukup lama tapi
      ngepol 2007 cuma jadi Runner up di belakang Lorenzo
      Mental Spartan nya kurang ane rasa daridulu

    • Lebih kurangnya bener bor…pongah dovi msh di bawah bayang bayang ilusi…realita menuju juara dunia bukan hanya dengan sensasi menang di last corner…lebih dari itu…dan kalo mental ducati seperti itu ya jgn ada ilusi di antara kita kata petruci…wakandawakanda

    • makanya gue ketawa aja saat ada salah satu komentator dulu dimari yg mensejajarkan levelnya Dovi dengan Marc, Lorenzo, kakek legend dan Pedrosa hanya karena Dovi belakangan sering menang pake Ducati terkini.

  2. Kalopun ga boleh,bagaimana cara menilainya?
    Pembalap team order kan bisa saja pura2 out wide,supaya disalip oleh rekan seteamnya. Imho

  3. Kl ternyata tiba2 petruk bs ky bau?
    Bs cpt bahkan diatas dovi?
    Kesempatan jurdun lebih gede..
    Knp harus ngalang2in petruk?
    Kasian ky dikebiri kemampuan nya..

    • Nah, Kalo kejadian kayak gini Ducati kudu buru2 rubah strategy di tengah jalan ( improvisasi) dan harus bisa menguatkan hati Dovi bahwa dia memang harus ngalah…
      itu juga kalo dia mau..
      But,… I don’t know what would they do laah…
      wong JL yg potensial aja jadi sial… hahahaaa..

  4. awalnya banyak yg bertanya tanya kenapa pembalap sekelas lorenzo hanya diganti pembalap sekelas petrux. mungkin ini salah 1 tujuannya yak, petrux lebih mudah disetir wkwkwk.

    • Yoih, secara capaian si Loren udh 5 worldchamp.. mana mau diatur2 sama duc buat ngalah sama dovi.. petruci ini tepat sih buat sidekicknya dovi anak didik duc dari awal kiprahnya di kelas motogp, so pasti nurut kalo diatur2.. ?

  5. Walau ga dihalang halangi jg tetap Petrucci ga sekuat Dovi. Paling rebutan peringkat 3 sd 5. Beda level klo yg bawa Ducati itu Iannone.
    Sekarang jadi tahu alasan Ducati merekrut Petrucci, hanya dijadikan pelengkap atau pembantu atau asisten atau apalah yg tujuan utamanya membantu Dovi untuk mengejar champion. Oke2 aja sih.

    • ingat saat lorenzo melakukannya dengan bersih di sepang? pura pura outwide untuk kasih jalan dovi? super clear dan magnificent move

  6. Tapi kayaknya gak bakal se-harmonis jika Aleix dan Pol dalam satu team,pasti data dan informasi lebih plong lagi karna kakak adik ??

    • Kasusnya mirip Lorenzo tahun ini, waktu itu mereka liat kesempatan emas Stoner seolah hampir dibuang Ducati dan Stoner pun muak sama Ducati. Bahkan bisa dibilang sama. Bedanya cuma saat itu Repsol masih punya kontrak Dovi 1 tahun dan belum ada aturan rider 1 tim maksimal 2. Sultan mah bebas, HRC gerak cepat ambil Stoner. Dan terbukti langsung kasih HRC juara dunia, sementara Dovi cuma sibuk rebut posisi 3 klasemen dari Pedrosa yang sering dnf. Dia gak mampu jadi trisula, 2011 Repsol punya 3 pembalap tapi sama sekali gak pernah mereka bertiga berdiri di podium. Pasti saat Stoner-Pedrosa finish 1-2 Dovi cuma ke 4, 5, 6 atau lebih buruk. Sekalinya Dovi podium itu lebih ke arah luck

  7. Kelihatan banget mental dovi cm pembalaap supersub, gak di hanya digp250 aja,di motogp dr motor pabrikan repsol honda mpe ducati gak pernah juara dunia, ni mlh seneng bgt ada pemblap supersub buat team dia hadeeh

  8. Hadeeh belum apa2, musim balap belum mulai, eh Ducati udah siap2 tim order aja.
    Udah kyk Ferrari dan Mercedes di F1 aja yg terlalu (sangat) mengutamakan Vettel dan Hamilton. Memaksa Kimi dan Bottas untuk jadi Wingman “Abadi”.
    Ato macam C.Edward di MotoGP.

    Ada baiknya tunggu setidaknya 1/3 musim telah berjalan, baru mulai mikir untuk team order dan ga perlu terang-terangan begini ke publik karena jadi kontroversi. Kasian Petrux klo kyk gini.
    Pembalap kan balapan untuk menang, bukan untuk ngalah atas instruksi atasan di tiap race berlangsung

  9. Nih Dovi nya yg ngerengek n manja ke Ducati kali ya… Kan dr jamannya Jolor, si dovi uda ngiri gitu sm si paduka. Trus jadiin alesan klo kegagalan dovi di 2018 adl karena di gangguin rivalitas rekan satu tim. Makanya dovi bikin si jolor ga betah dgn psy war, trus rekomendasi si petrux yg gantiin dovi biar bisa di atur, apalagi petrux cmn di kontrak setahun. Biar di lihat apakah petrux bisa bekerjasama bukan as rival, mungkin kalo sukses buktiin bukan rival dovi, kontrak Petruk bakal di perpanjang.

    • Petrux dikontrak setahun karena dia disuruh buktiin dulu bisa menang atau gak, karena Ducati sendiri seolah masih ragu sama pembalapnya. Dan memang pembalap Ducati saat ini meragukan buat bisa juara dunia.

      • Lho kan dari artikel di atas sudah jelas klo Petrux gak boleh gangguin Dovi. Jd gmn Petruk mau menang, selama dovi msh on-track kecuali dovi DNF bru bisa ada peluang

  10. Yang jelas Dovi cemen.. Sama dgn pakde Oci dulu.. Mau minta setim dgn pembalap inferior saja.. Giliran Jolor masuk eh dibikin tembok. Beda dgn ketika Jolor jd pembalap utama n pakde Oci comeback to Yamaha. Beda jgn Markes yg fine2 aja pny rekan setim yg kuat seperti saat ini. Dovi blm jurdu aja udh bnyk tingkah. Gua ragu ni org bakal jurdu. Levelnya msh beda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here