TMCBLOG.com – MotoGP sedang membicarakan wacana Regulasi Bobot Kombinasi Pembalap/ Motor MotoGP. Bobot Kombinasi disini artinya gabungan antara bobot Motor dan Bobot pembalap. Yap Memang di dalam kejuaraan ini terdapat rentang Bobot kombinasi Yang terbentang lebar. Rerata Bobot pembalap Top -10 di 10 Race pertama MotoGP 2018 Tulisan Mat Oxley adalah 66 kg. Rerata Pembalap di urutan 10 sampai ke bawah adalah 71,4 kg. Secara personal Dani Pedrosa (160cm/51kg) sangat jauh dibandingkan Danilo Petrucci (181cm/78kg) atau Scott Redding (185cm/78kg).

Sebenarnya apa efek yang terjadi jika memiliki tubuh yang tinggi dan bobot yang lebih berat? Logika pertama pasti soal Power to weight ratio ( PWR ). Dimana dalam rumus umum mesin, pemilik PWR paling besar akan memiliki potensi performa lebih. Lebih dari itu Beberapa Pembalap Seperti valentino Rossi ( 181 cm/ 69kg ) pernah bercerita soal postur tubuh

” Jika kamu tinggi, maka akan lebih sulit untuk ban belakang. Ada beberapa keuntungan menjadi Orang tinggi di atas Motor. Namun pastinya kamu akan memberikan stress lebih kepada Ban belakang. Ini dikarenakan kta tidak bisa bergerak ke arah depan motor lebih banyak. Maverick ( 171 cm/64 kg )  10 cm lebih pendek dari saya, sehingga ia Bagian atas tubuhnya bisa ( diarahkan ) lebih ke depan. Dengan Ban ini ( Michelin ) kita akan lebih menderita jika memberikan beban lebih banyak ke ban belakang.

Secara umum Memang Regulasi MotoGP tidak mengatur soal Bobot Kombinasi. Sedangkan Formula 1 ( 728 kg termasuk pembalap – 2017 ) dimana Bobot di regulasi 4,5 kali lipat dari Motor MotoGP ada aturan Kombinasi Bobot. Moto2 dan Moto3 yang memiliki Power dan torsi yang signifikan di bawah MotoGP pun memiliki regulasi Kombinasi Bobot ( cek sc di atas dan bawah )

MotoGP weight

Di MotoGP, Bobot mesin itu rata rata hanya dua kali lipat Bobot Pembalap. Sedangkan Di Formula 1 bobot mesin sekitar 9 kali lipat Bobot Pembalap. IMHO, Logikanya adalah pengaruh bobot pembalap terhadap performa di MotoGP harusnya lebih berpengaruh dibandingkan di Formula 1. Namun kenapa di Formula 1 ada aturan Kombinasi Bobot sedangkan MotoGP Nggak?

Gigi Dall Igna dan Lin Jarvis mengenai Kombinasi Bobot

Sudah tentu harus ada kesepakatan jika ingin dilakukan amandemen dan penambahan / pengurangan di regulasi. Yap Baik itu IRTA, MSMA dan Juga tentunya Dorna Sport dan FIM harus duduk dalam satu meja. Namun beberapa petinggi team sudah angkat Bicara. Gigi Dall Igna Via Crash.net ia berkata ” saya tidak bisa memaksakan, Namun jujur saya rasa ini ( bobot kombinasi ) merupakan Peraturan yang adil “

Sementara itu Lin Jarvis dari Yamaha Factory Racing  Agak berbeda pendapat. Ia berkata ” Kami memiliki dua pembalap yang berbeda tinggi dan bobot. Ada keuntungan dan kekurangan : Cara mereka memanage Ban, Posisi riding. Namun saya pikir setiap pabrikan dapat dengan Mudah beradaptasi. Menurut saya MotoGP belum membutuhkan ( regulasi Kombinasi bobot ). Tidak ada tekanan dari sisi kami ( yamaha ) ke arah sana ” . Kalau menurutmu Gimana sob ?

Taufik of BUitenZorg

58 COMMENTS

  1. seandainya dalam 1 team seperti YFR mpunya pembalap yg gap bobot tubuhnya 10 kg,gap tinggi 10cm misalnya,,mana yg harus menyesuaikan,,,yg lebih tinggi +berat harus diet dengan resiko lebih kelihatan cungkring atau yg lebih pendek+ringan nambah berat badannya hingga lebih gembul??
    #nanya beneran

  2. itu maksudnya motornya yg diberatin atau di ringanin sesuai tinggi dan berat rider,biar pwr nya merata semua? atau pembalapnya yg suruh diet ketat,atau yg pendek suruh minum appeton weight gain,tapi kasian
    kan ada yg kayak Pedrosa yg karna keturunan jadi gak bisa gemuk/berisi

  3. Loh.. Bukannya marques lebih tinggi dan berat dibandingkan Pedrosa, kenapa lebih baik hasilnya? Bahkan dengan motor yg sama..

    • traksi ban belakang Pedrosa jadi kurang karna terlalu ringan/spining,apalagi kalo lagi hujan atau wet race bisa makin tersiksa dia
      tapi kadang dia bisa bagus banget kalo wet race,itulah anehnya rcv kadang kumat kadang ilang

    • Dani yg bobotnya lebih ringan bikin ban belakang susah mencapai suhu optimal. Dia butuh lebih banyak lap untuk mengoptimalkan suhu ban. Dl wkt jaman ECU pabrikan, kondisi seperti itu tidak menjadi masalah. Sekaran,g saat unified ECU diberlakukan, Dani makin kesusahan. Lebih parah lagi saat Michelin gagal memproduksi ban dengan kualitas bagus

    • gak sesimpel itu sepertinya bro
      kalo masalah dp cuma krn dia ringan trus ban belakang sulit dpt traksi
      ya tinggal tambah pemberat di motornya
      bahkan bisa di stel sesuai geometri yg diinginkan
      tp kenyataannya kan tidak

      • Itu salah satu faktor aj. Sebagian besar fans motogp juga tau, dg tubuh mungilnya, body positioning Dani terbatas. Tapi dengan gaya balap mengalirnya, didukung ECU Honda dan Bridgestone, dia masih bisa kompetitif. Saat DORNA mulai mengganti suplier ban mjd Michelin dan menerapkan unified ECU (RC213V langsung punya masalah akselerasi saat menggunakan unified ECU pertama kali), prestasi Dani langsung drop.

        Michelin yang kelebihannya di ban belakang, berbeda dengan Bridgestone yang memiliki kelebihan di ban depannya. Dengan Bridgstone, pembalap masih bisa mengerem di apex dalam posisi rebah, sehingga pembalap dengan kemampuan late braking dan gaya smooth alumni GP250 bisa mengoptimalkan gaya balapnya. Sementara, Michelin yang ban depannya kurang optimal, tetepi memiliki kualitas lebih bagus di ban belakang, sangat mendukung bagi pembalap yg gemar memainkan entry dan exit corner. Dani, dengan bobot tubuh ringan dan postur tubuh kecil, makin kesusahan mengombinasikan ban Michelin dengan gaya balapnya. Contoh paling aktual, saat dia tanpa sebab crash di Buriram, track di mana Michelin mewajibkan pembalap menggunakan Hard Compund.

        Sekali lagi, tambah balast untuk pembalap macam Dani Pedrosa, alih-alih leveling the playfield malah jadi shackling his ankle. Dengan kondisi normal aj dia kesusahan menaklukkan banteng bernama RC-213V (merujuk k komentarnya saat dia harus mengatakan apa yang dipikirkan pertama kali saat reporter menyebutkan satu kata di Trans7 dl), apalagi bantengnya beratnya ditambah. Makanya, IMO, regulasi bobot minimal motor + pembalap sebenarnya tidak terlalu diperlukan.

  4. perlu diketahui bahwa yang menyebabkan valentino rossi stuck di motogp beberapa musim terakhir adalah karna bobot tubuh dan postur sehingga menjadikan motor tdk stabil dan menguras ban belakang lebih banyak ketimbang pembalap yg lebih pendek dari rossi…itu bisa di buktikan dengan raihan yg didapat marquez, dovi,lorenzo dan vinales. yg dimana beberapa pembalap tersebut mempunyai bobot dan postur lebih ideal dari rossi

  5. sejak era Stoner 2007 yg datang dgn PWR yg sempurna dan tubuh yg fit,dia sudah disadarkan kok kalo PWR itu sangat penting juga,sampe dia rela diet ketat merubah gaya hidup yg biasanya kalo abis menang dia pesta dan minum2 dia kurangi dan lebih sering ke gym

  6. Saya ngerti kena jarvis merasa belum ada aturan pwr ini. Karena secara tidak langsung hal ini masih menguntungkan mereka, terutama VR yg bobotnya lumayan besar.
    Efek spinning ban belakang dapat dikurangi kalo bobot pengendaranya besar

    • Bukan begitu bro, secara teory kalo diterapkan peraturan bobot kombinasi berarti pembalap yg berat badannya lebih ringan akan membawa motor yg bobotnya makin berat dan pembalap yg punya berat badan lebih besar akan membawa motor yg bobotnya makin ringan.

  7. Yang badannya berbobot 65 kg
    Terus yg badannya lebih ringan 5 kg!
    Gampang!! Yg bobotnya lebih ringan motornya kasih plat besi yg bobotnya 5 kg. Jd fear kan??? ????

  8. Hanya motor lah yg secara absolut bisa di manage bobotnya. Persaingan development inklut didalamnya bobot motor itu sendiri.
    Team balap berhak memilih pembalap dan hrs menerima paket pembalap sbg mana adanya: skil balap, insting dan kecerdasan, mental, spirit, termasuk kondisi fisik dan bobotnya.

  9. Katakanlah Pembalap dengan bobot ideal adalah 65 kg, bobot kombinasi pembalap-motor 200 kg. So, saat ada pembalap mungil dengan bobot 55 kg, dia harus bergulat dengan motor sebesar 145 kg. Sementara saat ada pembalap dengan bobot 75 kg, dia cukup bergulat dengan motor seberat 125 kg, Yah, cukup adil…….

  10. Banyak cabang olahraga yang menguntungkan badan tinggi seperti basket, voli, renang, lari cepat (atletik), dll, bisa dilihat dari pemecah rekornya. Namun bukan berarti makin tinggi makin bagus. Namun buat pemilik badan rendah ikut olahraga tersebut terbatas kapasitasnya.
    Demikian pula, di kehidupan sehari2, orang bertubuh tinggi relatif lebih disukai/dipilih (jujur saja, meski tidak semua). Banyak orang ingin menjadi tinggi. Namun adakah yang pengen menjadi pendek? Jarang sekali (mungkin orang yg merasa ketinggian).
    Biarkanlah motogp sebagaimana adanya agar olahraga ini memberikan pride bagi orang yang tubuhnya dianggap kurang tinggi yang mampu bersaing dengan orang yang lebih tinggi.
    Tubuh tinggi punya banyak keuntungan, yang sudah dijelaskan VR. jadi saya kira saat ini masih cukup fair.

  11. Nha itu kalo selisih bobot orangnya sampe 25 kg ,apa kagak kesian yg badanya ringan balapan smabil bwa karung beras 25 kg .

  12. Kalo F1 beda kasus, pembalapnya hanya tinggal duduk manis dibelakang kemudi tidak perlu menahan kendaraan dengan kaki dan tangan ketika berbelok.

  13. Dibandingin kok sama F1, F1 kan cuma tinggal bejek gas sama puter stir gak perlu pindah pantat, gelantungan di stang, jongkok di footstep. Adil secara PWR tapu sama sekali gak adil dari sisi pembalap. Gak bisa bayangin kalau ada lagi pembalap sekecil Pedrosa disuruh naik motor 170kg, sementara pembalap raksasa model Loris Baz cuma naik motor 140kg. Ya enakan yang badannya berat, udah badan lebih kuat karena otot lebih padat, juga cuma naik motor lebih ringan.

    Kalau Moto2 sama Moto3, bedanya gak akan terlalu jauh karena powernya kecil. Naik motor berat power kecil itu gampang, tapi naik motor berat power gede itu udah jadi handicap bagi pembalap kecil di kelas primer

    • Mentega kayaknya valeban akut yang selalu ke trigger tiap ada yang dia anggap musuh komentar disini, segala cara dia lakuin buat jatuhin komentator lain tapi sayangnya gak ada yang peduli?

      Tunggu aja mbak, nanti kalau ada komentar tentang fakta menyedihkan idolamu lagi, siap2 panas dan cari bahan yaa. Selamat bergerilya?

  14. yo wis, gimana kalo mengadopsi kategori kelas seperti di olahraga tinju/mma aja? sementara bobot motor sama untuk setiap kelas, tapi pemenangnya dibedakan berdasarkan kelas bulu, kelas super bulu, kelas ringan, kelas bantam, kelas menengah, kelas penjelajah, dan kelas berat.

    nanti, semalam sblm race, ada acara timbang badan, buka kaos/kemeja, adu stare down sambil mengepalkan tangan? dan ada adu b@cot thr@sh t@lk ala conor mcgregor?

  15. yang ringan diuntungkan dalam pwr
    yang tinggi diuntungkan dalam menguasai motor
    masing2 punya keuntungan dan kerugian
    dan akan susah nentuin agar fair
    kalo menurut ane sih setuju dengan adanya regulasi bobot minimun motor + pembalap
    sebabnya simpel biar sejalan sama moto2 n moto 3
    tinggal angka nya aja agar ringan tidak terlalu merasa dirugikan
    dan yang berat tidak terlalu diuntungkan

  16. cara paling adil, mesti dibuatkan sub kategori di masing2 kelas. di setiap kelas moto3, moto2, motogp, dibagi sub kategori menurut berat pembalap. ada kelas bantam dan kelas berat.
    berat badan di bawah 70 kg masuk kelas bantam, berat badan di atas 70 kg masuk kelas berat. nah, adil kan?
    untuk bonusnya, kelas super heavy, dimana khusus pembalap yg memiliki berat badan di atas 100 kg

  17. malah jadi ribet sih… klo skr pabrikan tinggal bikin motor dgn bahan yg sama yg hasil akhir beratnya sama. Paling tinggal menyesuaikan settingan buat msg2 pmbalap…
    kalau bobot motornya beda… jadi motor rossi dan vinales punya bobot yg lumayan jauh. Pabrikan puter otak bagian mana yg di kurangin bobotnya buat ngejar itu, belum settingan2 lain setelah ada perbedaan bahan. Belum lagi motor tsb tahun depan di pakai tim satelite yg berat pembalapnya juga beda dgn pembalap pabrikan.
    Kalau F1 bodynya saja sangat kompleks. sepertinya banyak celah yg bisa di gunakan untuk menyesuaikan aturan tsb. Lagi pula tim satelite cuma di kasih mesin sama pabrikan, sasis, body, gearbox tim satelite buat sendiri

  18. sebenernya aturan bobot oke, di indonesia aja ajang balap lurus juga di atur bobot motor sama pembalapnya,, biasanya kalo pembalap sama motor kurang nanti di akali pake pemberat lainya misal geer kunci dan lain2, itu di indonesia lho

Leave a Reply to Soleh Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here