TMCBLOG.com – Assalamu’alaikum sobat sekalian.. Yamaha FreeGo 125 dipasarkan oleh PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing sebanyak 3 varian, mulai dari Freego standar, Freego S dan yang paling tinggi adalah Freego S ABS. Kali ini PT. YIMM meminjamkan satu unit Freego S ABS warna merah matte yang eye catching kepada TMCBlog untuk ditest review pemakaian sehari-hari. Skutik seharga Rp. 22.500.000 on the road Jakarta ini sukses digembleng oleh Nugie selama kurang lebih 5 hari pemakaian dalam dan luar kota. Berikut rangkuman hasil Lengkap test harian Yamaha Freego S ABS 2019.

Fitur Freego S ABS

Adanya fitur Stop and Start System (SSS) membantu membuat irit konsumsi bahan bakar dalam kota. Hanya saja Saya pribadi tidak merasa nyaman dengan pengaktifan fitur tersebut ketika menemui kondisi macet. Freego memiliki kapasitas bagasi yang besar, sekitar 3 kilogram rambutan hasil kebon mas Taufik sanggup ditampung di dalam bagasi Freego ini. Adanya fitur output port namun sayangnya tidak terdapat laci untuk meletakkan handphone ketika charging selama perjalanan.

Jalur pengisian bahan bakar yang ditempatkan di sebelah kiri atas dek Freego memiliki plus dan minus. Kelebihannya memudahkan dalam pengisian bahan bakar, tidak perlu buka jok terlebih lagi tutup tangki BBM memakai sistem engsel sehingga tidak merepotkan harus meletakkan atau memegang tutup tangki saat pengisian.

Kelemahannya hanya tidak bisa dikuras dengan mudah, Saya sudah mencoba untuk memasukkkan selang guna menguras BBM dari dalam tangki untuk mengukur konsumsi BBM tapi ternyata susah karena mentok di beberapa sudut jalur. Di bagian ini, sobat sekalian tidak perlu khawatir jika saat mengisi bensin sampai penuh ke atas dekat tutup tangki. Pasalnya Yamaha sudah menyiapkan tabung reservoir khusus di bagian atas untuk menampung bensin yang kelebihan isi saat refueling. Saya pun mengisi sampai ke dekat tutup tangki BBM tersebut.

Artikel FreeGo: Yamaha Indonesia Resmi Merilis FreeGo125

Adanya ABS pada rem depan sempat saya explore dengan mengerem agak keras di jalan yang berpasir. Hasilnya? ABS bekerja dengan lembut dan memang torsi rem yang terasa di tangan kecil sekali, tidak seperti NMax apalagi XMax yang terasa ‘meronta ronta’ di genggaman tangan. Panelmeter digital Freego terlihat cukup jelas oleh jangkauan mata saat posisi berkendara normal meskipun dimensi layarnya cukup kecil. Sayangnya MID (Multi Information Display) di Freego ini hanya menunjukkan odometer, trip-meter dan tegangan aki (Voltmeter).

Ergonomi Berkendara

Posisi segitiga ergonomi Freego seperti halnya matik entry level yang lain. Hanya saja jok lebih besar dan busanya tebal dan empuk, mirip skutik maxi dari Yamaha. Ketika motor ini Saya pakai berboncengan pemakaian dalam kota dari rumah ke kantor dengan jarak tempuh sekitar 40 Km PP terasa nyaman karena jok memiliki dimensi yang panjang. Sehingga pembonceng tidak terlalu berdempetan dengan pengendara.

Ini bisa jadi salah satu pertimbangan bagi sobat semua yang sedang kepikiran untuk ganti motor guna keperluan ojek online. Ditambah lagi bagasi yang luas yang bermanfaat untuk penyimpanan barang bawaan. Posisi kaki pengendara cukup lega dengan dek tengah yang memiliki pattern anti-slip yang baik, dan bisa diselonjorin sedikit dengan menempatkan kaki di bagian ujung depan dek sedangkan pijakan kaki pembonceng tidak banyak bedanya dengan matik lainnya.

Handling

Soal handling, hadir keunggulan serta kelemahan dari Freego berdasarkan hasil test yang saya lakukan selama 5 hari ke belakang. Begini sob, Freego memiliki handling yang mantap ketika dipakai dalam kota. Melewati macetnya jalanan Jakarta-Bekasi dengan sedikit usaha bermanuver selap selip di antara kendaraan roda 4 (atau lebih) sangat nyaman dengan Freego ini.

Bobotnya yang ringan dan ban yang gemuk memberikan kenyamanan tersendiri saat bermanuver. Meski dalam kondisi berboncengan tidak membuat rider kewalahan pakai Freego saat macet. Demikian pula dengan pengereman yang pakem khas Yamaha, motor terasa ‘nurut’ dan langsung berkurang kecepatannya sesuai dengan keinginan pengendara. Nice…

Sektor suspensi berperan penting juga. Awalnya agak kaget ketika pertama tes Freego di area parkir sirkuit Sentul sebab suspensinya lebih empuk dari skutik Yamaha lainnya. Setelah dibawa ke jalan umum dan ketemu bermacam-macam kondisi jalan raya, memang betul bahwa suspensinya tidak lagi stiff khas Yamaha. Namun, dengan karakter suspensi yang smooth ini sekaligus menjadi kekurangan Freego di mata Saya pribadi karena hadir gejala limbung ketika menikung kencang. CMIIW

Test Freego 125 di Sentul: Ulasan Test Ride Yamaha FreeGo S 125

Sebab ketika dipakai menikung lumayan kencang, gejala limbung muncul pada Freego ini. Sesuatu yang jarang Saya temui di skutik Yamaha sebelumnya. Saya punya asumsi bahwa penggunaan supensi yang lebih lunak dan juga pemilihan ring roda 12 inchi menjadi faktor penyebabnya.

Ketika melewati tikungan lebar di kawasan terminal Kampung Rambutan hari Ahad kemarin, motor goyang saat diajak menikung di kecepatan 55 Km/h (on speedo). Jadi kesimpulannya Freego bukan motor yang bisa diajak menikung kencang, dan lebih kepada pemakaian komuter dalam kota dengan berkendara santai.

Performa Mesin

Mesin Blue Core 125 air cooled generasi baru ini memiliki getaran yang sedikit lebih halus ketimbang mesin Blue core 125 cc air cooled sebelumnya. Hadirnya Smart Motor Generator (SMG) ikut menambah peningkatan pada performa mesin karena hilangnya gear starter dan juga dinamo starter. Cukup disesali bahwa gejala getar saat mesin di posisi idle/stasioner masih terasa, tambah lagi getaran di transfer sempurna ke bagian stang. Hmmm..

Hanya saja getaran tersebut hilang saat motor digas dan juga gejala ‘gredek’ pada CVT berkurang banyak dibanding matik keluaran sebelumnya. Mungkin ada pendapat bahwa gejala tersebut berkurang karena unit test masih baru, tetapi unit test yang TMCBlog terima sudah menempuh 1500 an KM karena unit tersebut sudah keliling dari tangan media-media lain sebelum sampai ke tangan TMCBlog.

Akselerasi Freego tidak terlalu responsif, cenderung smooth dan tidak menghentak. Ini cocok untuk dipakai oleh wanita. Tapi torsi tetap terasa karena ketika mesin berkitir di rpm tengah atau sekitar 4500-an Rpm tenaga mulai mengisi dan mesin terasa padat.

Top Speed Yamaha Freego

Beda lagi kalau ngomongin top speed nih, yang meskipun tidak terlalu pengaruh ke motor skutik 125 cc macam Freego ini, namun gak ada salahnya saya test dan sampaikan di artikel ini. Angka speedometer digital Freego menunjukkan 98 Km/h saat Saya uji top speed di jalan raya Jakarta-Bogor selepas lampu merah Cibinong City Mall (arah ke Bogor).

Memang kenaikan speed nya cukup perlahan-lahan tapi konsisten naik terus sampai di angka 98 Km/h on speedometer. Pada speedometer loh ya, karena tidak pakai Racelogic jadi tidak terdeteksi deviasi antara kecepatan asli dengan kecepatan yang ditunjukkan pada layar speedometer.

Kepoin tangki BBM Freego: Tangki Yamaha FreeGo 125 Ada Protectornya

Konsumsi Bahan Bakar Yamaha FreeGO

Sekali lagi, peran lingkar roda 12 inchi pada Freego ikut mempengaruhi sisi performa keseluruhan [IMHO]. Menurut kami mesin ini berpotensi untuk dinaikkan performanya namun dengan roda yang mini membuat handling Freego di kecepatan tinggi menjadi kurang baik. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakarnya, Saya melakukan metode full to full .

Bertolak dari Bekasi pada hari Ahad pagi jam 06:00 saat mengisi bensin Shell Regular penuh sampai stopper plastik (lihat gambar) pada jalur pengisian BBM freego dan kembali mengisi di pom Shell yang sama, dan di mesin pompa yang sama, batas bensin yang sama pula sebanyak 2,72 Liter Shell Regular.

Selisih tersebut dihasilkan setelah Freego menempuh jarak Bekasi-Bogor sejauh 129 KM, maka 129 Km dibagi 2,72 Liter bensin hasilnya 1 liter bahan bakar di mesin Freego dapat menempuh jarak sejauh 47,42 Km (47,42 KM/L).

Sepanjang perjalanan Freego terus digeber di kecepatan rata-rata 50-55 Km/h dan mematikan SSS. Jadi saat lampu merah dan saat sedikit kena macet mesin tidak mati.  Saya biasa pakai NMax ketika melihat angka tersebut rasanya irit banget, tapi Sobat boleh simpulkan sendiri dengan hasil pengetesan ini Freego tergolong irit atau tidak untuk motor sekelasnya. Semoga artikel ini bermanfaat, wassalamu’alaikum..

Nugi TMCBlog

47 COMMENTS

  1. nyobain punya temen emang mantep getaran stangnya getar sampe ketulang tulang lama kelamaan bikin tangan kesemutan wkwk ?

  2. Mesin xeon lah, body gambot kok dikasih mesin 125cc entry level, next facelift?
    Baca review ini, mending nukerin motor libert saya dengan aerox keknya ?

  3. Komplit ulasanya kang Nugi. Masuk kandidat nih. Tp basicnya mirip Filano jd galau, apa nanti Yim bakal keluarin Filano. Suka klasiknya.

  4. klo sy mah semua metik sama aja bro gak tertarik. ngueng brrr ngueng brrr ngueng bbrrrrr cuma gas rem doang ? pecinta motor kopling selalu hehehh

  5. Sempat test duduk, lumayan nyaman n tingginya mirip kakak2nya yg maxi. Cuma keduluan ambil lexi eh freego launching 2 hari kemudian… Hehehe

  6. my main concern “Adanya fitur output port namun sayangnya tidak terdapat laci untuk meletakkan handphone ketika charging selama perjalanan…”

    terus naruh dmna ya ?

    sama getar sih dr dulu, zaman mio gk berubah2…

  7. Nah ini yang aneh..ada output charger tapi tidak ada laci buat naruh HP..apa mungkin designer nya kelupaan?
    Terus naroh HP nya dimana dong? ditempelin di speedometer gitu kayak OJOL?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here