Home WSBK Penyebab Rea dan ZX-10RR bisa tinggalkan Lawan di test Pra-Musim WSBK

Penyebab Rea dan ZX-10RR bisa tinggalkan Lawan di test Pra-Musim WSBK

56

TMCBLOG.com – Kawasaki sebagai juara dunia WSBK 2018 dan 3 tahun sebelumnya memang terus berupaya memperbaiki performa mereka di 2019. Lawan ZX-10RR di 2019 tambah ngeri. Ducati Menghadirkan Mesin ala MotoGP 2010, Yamaha meningkat, BMW dengan shiftcam, Honda dengan turunnya HRC. Nggak ada alasan kawasaki Untuk berleha leha. Hasilnya? Pada test Pra-musim terakhir di Portimao portugal Jonathan Rea berhasil menjauh dalam soal Laptime dari lawan lawannya. laptime nya hampir 1 detik dari R1 besutan Alex Lowes terlebih lagi dari Panigale V4R Bautista . ..  ini kenapa? ternyata ada alasan teknisnya sob

jadi Pada dasarnya, Kawasaki ZX-10RR untuk Musim 2019 bisa digeber dengan RPM lebih kencang dari pada versi 2018. Untuk versi Homologasi 500 unitnya sendiri New kawasaki ZX-10RR menperoleh konrod ( conecting rod )/ Batang piston yang terbuat dari bahan Titanium. Penggantian ini memapas bobot sebanyak 102 gram. Sobat silahkan membayangkan untuk sesuatu yang berputar 12 ribu RPM penurunan bobot 102 gram pasti banyak efeknya. dan salah satunya yaitu Limit rpm bisa dinaikkan sebanyak 600 rpm.

Apakah Penggunaan Konrod titanium diperbolehkan ? regulasi mengatakan Bila di Motor homologasi 500 unitnya ada , maka di Motor Balap WSBK diperbolehkan. Dan kawasaki ZX-10RR yang bisa dibeli umum pun sudah pakai Konrod Titanium ini jadi amaan.

Bicara Soal RPM Mesin di regulasi WSBK ( cek gambar di atas ) ada yang namanya Initial rev limit atau Limit RPM Mesin awal. Nah dalam prakteknya Regulasi menggunakan Rev Limit sebagai ‘ penyeimbang ‘ Balap WSBK. Untuk team dengan hasil yang selalu Positif mereka bisa menurunkan RPM limit dari Limit RPM Mesin awal sebanyak 250 rpm. Pihak Penyelenggara ( dorna ) Juga bisa menentukan bahwa Satu pabrikan RPM nya tetap, atau Bahkan menaikkan 250 rpm untuk menolong team/ pabrikan yang masih belum memperoleh hasil bagus.

ZX-10RR dengan Finger follower

Sobat bisa lihat bahwa Kawasaki mencoba membuat ZX-10RR base model Meraung 600 rpm lebih tinggi . . ini jelas nggak sembarangan, butuh material yang kuat dan tentunya sistem Valvetrain ( per-kelp-an) yang lebih ringan  . . . dan ternyata memang itu Resepnya sob . . btw, Kawasaki ZX10RR MY 2018 memiliki sistem Valvetrain sebagai berikut sob  . .

Yap dari Diagram part cataloque ZX-10RR MY 2018 di atas diketahui bahwa  ;

  • 12005 : Valve / Klep
  • 16007 : Seat Spring
  • 49078 : Spring/ Per klep
  • 12009 : Reatainer Valve
  • 92180 : shim
  • 12032 : tapped

Nah Di Sistem Klep Kawasaki ZX-10RR 2018 di atas, Profil camshaft ( lobe/ tonjolan kem) langsung ‘ketemu’ sama yang namanya Tapped sedangkan Untuk kawasaki ZX-10RR MY 2019 Profil kem tidak lagi ketemu tapped.  Tappednya dihilangkan dan sistem diubah dengan menghubungkan melalui sebuah finger follower/ rocker arm seperti Gambar berikut ( warna hijau )

Nahh, menurut klaim kawasaki Penggunaan Finger follower seperti di atas dapat menekan bobot sistem valvetrain menjadi 20% lebih ringan. Dan pengurangan bobot 20% ini lah yang memungkinkan mesin dikail teriak lebih tinggi lagi sekitar penambahan 500 rpm dan memperbolehkan kawasaki memberikan profil kem yang lebih agresif . . .

kepada Bikesportnews Jonathan Rea sendiri mengiyakan hal ini. ” Saya merasa ada tambahan Rev ( kitiran ) mesin, Kami memperoleh tambahan power di mana ini bagus karena Tahun lalu kami kehilangan power. Tahun ini Mesin lebih baik dari tahun lalu. Ini merupakan satu langkah kearah yang tepat. namun kami harus mengerti dengan benar perubahan ini. “

Yap KRT Musti mengerti seperti apa perubahan karakter yang terjadi karena ubahan di atas. Menurut Crew Chief Rea, Pere Riba pindah ke Mesin dengan RPM lebih tinggi bukanlah merupakan pekerjaan Mudah. ” Mesin baru memiliki sedikit perbedaan karakter pada corner entry dan Corner exit. Respon raungan mesin berbeda yang mengakibatkan perubahan Karakter. Ini akan mengakibatkan perubahan pada sasis, Kami sedang mengusahakannya. “ yap namun begitu memang hasil empirik berupa Laptime memang cukup inline dengan apa yang terjadi di Tarck bahwa ZX-10RR sekali lagi memperlihatkan kebuasannya.

Taufik of BuitenZorg

 

 

56 COMMENTS

  1. Rea lagi rea lagi….?
    Mungkin butuh keajaiban untuk ngalahin rea &kawasakinya.
    Semoga si panigale & R1 bisa ngejabanin.kalo CBR mungkin masih susah untuk bersaing di depan.

    • dengan adanya bautista, kayaknya bakal seru, sih, cuma test kemarin laptimenya masih kalah, apakah dia emang belum ngeluarin 100 persen kemampuannya, atau emang fokus buat pengetesan jadinya laptime gak terlalu dikejar.

    • mesin yang pake RRA/roxker arm itu mesin banci, baik SOHC maupun DOHC, buat harian

      finger follower itu masuknya direct tappet, jangan sisamain kek rra pls ga sudi

      • Ini finger folower sma kali sma rra cbr150, cma gak pke roller aja punya zx10rr
        Kalo kita liat d gambarnya ya
        Penggunaan roller memang bikin reliability berkurang untuk putaran tinggi, tpi lbh minim gesekan n efisien

      • finger follower ya rocker arm tong, direct tappet mah technology jadul. kasian yang punya gsx, mau banggain apa lagi wkwkw sok2an superior padahal mah menang bobot doang

      • @widhy n waqit
        Nope sma koq rra cbr150 n cbr250 jomblo dg finger follower zx10rr
        Hanya punya cbr untuk efisiensi saja, less friction dg penambahan roller
        Zx gak pke roller untuk reliability di putaran atas
        Hanya penamaannya saja berbeda
        Intinya sama

  2. bukannya dipangkas ya rpm nya di peraturan buat yg keseringan menang

    yah lepas lagi deh tuh KRT (Rea KRT lebih tepatnya)
    ZX-RR riwayatmu kini andaikan berani turun juga di MotoGP

  3. Jangan harap era Y-H-D-S salip2an rebutan juara sampai finish hampir bersamaan terulang lagi kalo K masih di tunggangi rea hehehe

  4. Kalau untuk superbike ini kira2 1 motor habis berapa ya? Kalau harga motornya USD 15.000-20.000, terus dengan racing kit apa bakal lebih dari USD 100.000/motor?

  5. biasannya mereka akan riset dulu soal Pasar penontonya apakah sebesar MotoGP atau nggak, lalu mencari sponsor buat tayang

  6. yaah,dromic dromic kalah ama rocker arm per
    padahal mesinnya udah turunan Desmo GP udah bersayap pula,mau ditaruh dimana tuh muka desmo motor yg paling smpurna saat ini

    apa Gearbox spesial nya diturunkan juga?

    • Susah sih kalo mau all out teknologi motogp diturunin semua buat motor masspro yang ada teknologinya dicontek ama kompetitor, beda ama kawasaki yang emang ga ikutan motogp jadi bisa all out penerapan teknologi di motornya. Gitu menurut ane

      • yap betul, tuh kata tahilalat, kawasaki mah buka-bukaan aja, toh, kalo menang terus kan penjualan bakal tetap laris manis, dan efek bagusnya ya ke pabrikan sendiri, jadi buat apa terlalu pelit dengan ilmu kalo hasilnya merugikan, hehe

    • Belum tentu juga, mas bro, karena pernah tampil di IOMTT dan Macau GP tahun 2018, dan tetep aja kalah, di IOMTT butuh gak cuma motor, kalo di Macau GP, butuh gak cuma motor dan skill tapi juga timing late braking, karena berhubungan dengan tembok, hehe.

  7. Eaaa.. Sekarang giliran kawasaki meninggalkan yg katanya “real dohc”.. Ganti pake rocker arm, lebih tepatnya finger follower.. Padahal dulu honda pindah ke sistem ini banyak dihujat..

    Btw, rea+zx nya bakal mendominasi lg nih.. Ayo dong bmw, ducati, yamaha, honda, kasi perlawanan..

    • dulu Honda di hujat karna pake RRA pada mesin DOHC 150ccnya bro, buka RAFF. RRA = Roller Rocker Arm, RAFF = Rocker Arm Finger Follower, jangan mentang2 sama2 pake rocker arm lantas trus di sama2in kayak komentator yg lain itu. Nama hampir sama namun fungsi jelas beda, pada RRA (seperti mesin CiBi 150 series) fungsinya lebih diutamakan untuk efisiensi, yakni mengurangi gesekan dengan noken as, makanya Honda mengkombinasikannya dengan mesin overstroke, putaran mesin tak perlu berputar terlalu tinggi, cukup 10 ribuan RPM aja (mirip mesin SOHC 4 klep tetangga sebelah), hal ini dikarenakan keberadaan roller justru malah membebani pada putaran mesin tinggi, karena makin banyak komponen bergerak, inersia bertambah, efisiensi malah berkurang(untuk putaran atas). Sedangkan RAFF berfungsi kurang lebihnya agar proses buka tutup valve lebih agresif/lift klep lebih tinggi atau dg kata lain tidak perlu menggunakan profil noken as yg ekstrim untuk mendapatkan lift klep yg tinggi, untuk superbike pertama kali dipake di BMW S1000RR lalu di mesin New YZF R1, kemudian New Gixxer 1000 terakhir Kawi ZX-10 ini. pada dasarnya klo ane lihat IMO RAFF ini tetep mengambil filosofi tappet/SHIM, hanya yg beda mekanismenya saja, kalo dibilang ini sama dengan RRA Honda (mesin CiBi Series) itu artinya IMO yang bersangkutan adalah orang yg Gagal Paham.

      • @itsuki
        Nope sma dg rra honda koq
        Secara prinsip dan cara kerja sama dan memang sama
        Hanya tujuan dan targetnya beda
        Di cbr mengejar efisiensi dg menggunakan roller sehingga friction dapat d kurangi secara drastis d bagian valvetrain, kelemahan dg roller adalah reliability untuk putaran atas karena as rollernya, bebannya numpuk d situ, makanya gak bsa tinggi2 putaran mesinnya
        Beda dg zx menggunakan solid metal yg sdh d hardening n surface treatment entah mungkin pakai diamond like finish bikin permukaan rocker arm aka finger follower licin n mengkilap mengurangi friksi dg cam
        Yg jelas tanpa roller, rocker arm solid n tahan d hajar sampai 14rbu rpm
        Rra cbr pun pke shim tetep
        Tpi keduanya zx n cbr gak pke tappet

  8. perubahan material dan bobot daleman mesin sekecil apapun akan berpengaruh pada power atau output pada motor itu sendiri, tapi salut sama perhitungannya, apakah sejauh ini sudah ada info wak apa kira2 kekurangan atau efek negatifnya ada, karena seperti yang dikatakan crew chif nya harus disesuaikan dengan sasis dll

  9. Pabrikan yang smart yah.. Saat yang lain ngutamain branding.
    Doi fokus sendiri ngutamain reliability produk.. Keren sih ini mah !!!

  10. Yah, anggap aja kayak Stoner, lah, dia pake motor RCV1000 sama RC213V cuma beda dikit banget laptimenya, sedangkan pembalap honda yang lain bener bener kesusahan. Mungkin itu yang membuat perbedaan besar di kubu Kawak, sayangnya Leon Haslam juga terlalu joss skillnya, jadi juga laptime gak terlampau jauh, lah, meski di test portimao ini masih terpaut lebih dari 1 detik.

  11. kalo waktu 2009, malah gak cuma WSBK, tapi MXGP dan juga SUpermoto, meski yang supermoto beberapa kali cuma highlightsnya, sih

  12. ZX10RR tiap tahun update walaupun minor, sementara pabrikan lain paling cepet 3 tahun sekali. R1 aja gak pernah update sejak 2015 tapi udah nempel ZX10RR di pramusim 2019. Sayang balapan WSBK makin sepi.

  13. Wak, Saya butuh “satu kalimat” untuk mengambarkan perpaduan Rea dan ZX10RR kenapa bisa sebegitunya tak tersentuh oleh yang lain. 1DETIK dalam kejuaran Dunia bedanya jauh bgt loh, motoGP aja belakangan ini gap saat QTT 1 Detik itu untuk posisi 1 sampai 10. lha ini 1 ke 2 hampir 1detik.

    • Bakat. Itu sama seperti jaman Stoner naik Desmo 800cc, dia selalu 1,5 detik dari pembalap Ducati lain tapi sama kakek lejen dibelokin opininya ketolong motor kenceng. Motor sama pembalap kalau bisa jadi satu pasti kuat, gitu juga Rea + Kawasaki. Untung di WSBK gak ada kakek lejen, kalau ada wah Rea cuma dianggap menang motor atau pakai ban dari planet lain

    • dia berbakat,tapi kurang entertainment dia makanya berusaha dijungkalkan Dorna,bahkan kurang suka disorot kayak Stoner hanya saja dulu Stoner kan disulut mulu sama VR dan fansnya jadi mau gak mau dia kadang ngeladenin di media,jadi namanya cukup sering dibicarakan
      kalo di WSBK kan terlalu harmonis kayak keluarga Cemara,walaupun pernah bentrok dikit sama Davies,kalo Biaggi masih disana dan masih kompetitif mungkin bisa di adu bacotkan sama Rea biar semarak ??

      • Fenati cocok tuh jadi tokoh antagonis disana daripada balik lagi ke Moto2/Moto3 nama dia udah gak bagus banget disana,siapa tau bisa mendongkrak nama WSBK dgn kenakalan dia

  14. Ngakunya pengamat tapi gak paham. Rocker arm mana mungkin bisa di aplikasiin ke pneumatic, yang ada malah rocker armnya patah gak bisa layani kerasnya tekanan pneumatic di rpm 19000. Semua ada peruntukannya, termasuk hitungan bore x stroke, durasi noken as dan pakem tuning. Gak asal bunyi kaya ente, kalau ente lebih ngerti ya pasti ente gak cuma mainan sosmed, googling kemudian belagak pengamat tapi udah jadi tuner.

  15. Ah jangan T7 lagi, nanti bentrok jadwalnya kayak dulu.
    Kesel dulu 250cc gak tayang krn race 1 wsbk, race 2 gak tayang krn jadwal motogp.

  16. Kalau pendapat saya lebih ke faktor pembalap nya saja.karena pembalap kawasaki lain beda hasil. Yang paling konsisten justru Yamaha. Bahkan dengan pembalap satelitenya bisa nempel. Sudah gak sabar nonton di oztrali neh. Ada Yg sponsorin gak wak di tv lokal kyk motogp oleh yamaha.

  17. Kurang paham Wak.. Itu dng tabel limiter, regulasi limiter ini bgmn ya? Musim lalu KRT sdh kena, apakah akan dilanjut ke musim depan? Atau tiap ganti musim kompetisi reset?
    Yg tercantum KRT dibatasi rpm s/d 14.100 atau itu angka batas bawahnya? Hubungannya dng upaya KRT menambah 500 ini apakah sdh pasti diperbolehkan atau tergantung Dorna?
    Utk teknis, kok agak aneh ya, apalagi hny krn alasan bobot part, shim tapped sampai diganti rocker arm. Sepengetahuan saya shim tapped ini irit tempat, clearance ga sesuai tinggal ganti dan “direct hit” antara profil kem dng katup. Knp tdk buat shim lbh ringan?

    • Sebenernya dg finger follower bsa dapet profil bukaan katup lbh agresif tanpa ganti profil cam, dg memanfaatkan rasio dri finger follower,
      Dan jga dg finger follower membuka klep lbh mudah dripada direct hit, karena ada mekanisme pengungkit oleh finger follower
      Secara bobot keseluruhan memang lbh berat tetapi secara bobot rotasional gak ada pengaruhnya finger follower, malah mungkin bsa lbh ringan karena tonjolan cam bsa d kurangin or maybe something else?

  18. lha ini, contoh nyata makhluk yang gagal paham. hahaha…. 😀
    mesin S1000RR sejak lahir juga udah pake RAFF (Rocker Arm Finger Follower) sedangkan mesin CB AHM pake Roller Rocker Arm (RRA) brati mesin S1000RR kalah advance dong dg mesin CiBi AHM?
    hahaha…. 😀

  19. Tergantung kondisinya aplikasi roller itu
    Kalau putaran mesin tinggi sekali ya pke roller malah ambyar lah
    Friction bsa d minimalkan dg surface finishing, walau mungkin gak seperti roller tpi udh cukup baik, yg paling penting untuk motor2 high rpm adalah reliabilitynya
    Jangan sampe bgtu d bawa ke redline mesinnya terutama valvetrainnya ambrol smw
    Mereka gak pke roller agar rocker arm logam solid tahan banting friction d atasi dg surface finishing

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version