TMCBLOG.com – Salah satu Konfirmasi Yang tmcblog mau tanyakan kepada Lin Jarvis dan Kouichi Tsuji saat perilisan Monster Energy Yamaha MotoGP team 2019 kemarin adalah Persoalan Yamaha M1 Spek A dan Spek B yang dipakai Oleh Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo di Musim 2019 ini. jadi Sebenarnya apa itu Yamaha M1 Spek A dan Yamaha M1 Spek B? Seperti apa Perbedaan Policy Layanan Spek Motor antara Yamaha factory racing dengan tech3 dan Petronas Sepang ? Silahkan simak penjelasan langsung dari Lin Jarvis dan Tsuji San kepada TMCBLOG ini sob

Lin Jarvis kepada tmcblog menjelaskan Perbedaan Policy terlebih dahulu. Tahun Lalu ( 2018 ) Menurut Lin jarvis kedua Pembalap Tech 3 ( Johann Zarco dan Hafizh Syahrin ) di awal Musim ( Qatar 2018 ) keduanya memperoleh Full Factory yamaha M1 MY2018 versi pertama. Yamaha tech3 di 2018 tidak memperoleh Update Hardware maupun software lagi setelah Qatar. Itu artinya Di 2018 Yamaha Tech3 pada dasarnya speknya stay atau tidak berubah.

Sedangkan Tahun 2019 ini Policy layanan Lease Mesin Yamaha M1 dari Yamaha Factory racing ke Petronas sepang Yamaha berbeda. Di mana  Khusus Untuk Franco Morbidelli jika  Monster energy Yamaha MotoGP team memperoleh Update Software maupun hardware Maka  Morbidelli Pun secara Konstant terus memperoleh Update yang sama. Sehingga menurut Lin jarvis Secara spek, M1 yang dipakai Oleh Franco Morbidelli akan dekat dengan apa yang dipakai Oleh Rossi Maupun Vinales.

Tsuji san Juga mengatakan Bahwa mengenai yamaha M1 Spek A itu sangat mirip antara yang dipakai Oleh Morbidelli dan Rossi-Vinales. Tidak 100% sama namun sangat mirip ( very similar ). Menurut Tsuji san, Starting Point penggunaan yamaha M1 untuk masing masing pembalap adalah sama. Namun Pembalap factory memperoleh Upgrade terlebih dahulu. Tsuji san mengatakan perbedaaannya hanya 2-4 Race saja antara Upgrade factory team dengan Morbidelli. Sedangkan mengenai Quartararo, Upgradenya berlangsung jauh lebih lambat dibandingkan yang diperoleh Morbidelli. Tsuji san mengatakan bisa sekitar 6 sampai 7 race ( Seri ).

Lin Jarvis menambahkan semua Policy ini sebenarnya bergantung pada kemauan dari team Satelit. Tahun 2018, Deal dengan Tech3 melakukan adalah proses Lease Motor dengan spesifikasi seperti itu. Dan sekarang Petronas Sepang yamaha team melakukan Deal Lease Motor dengan spek A. Ada perbedaan biaya yang dibayarkan Oleh team satelit untuk Dua Hal berbeda ini. Saat tmcblog tanya apakah Jika di tahun lalu Tech3 secara finansial Bisa membayar Spek A maka mereka bisa memeproleh M1 spek A, jawaban Lin Jarvis tegas YA.

Penjelasan Lin dan Tsuji San ke TMCBLOG ini dalam bahasa inggris juga diPublish Oleh Crash.net . Menurut Informasi yang tmcblog peroleh dari Crash.net, Fabio Quartararo Hanya di siapkan Yamaha M1 di bawah 7 Unit. Lebih sedikit dari Jumlah Motor M1 yang disiapkan Untuk Morbidelli ( 7 Unit ). Dan Rumornya agar Fabio bisa memenuhi jumlah angka ini maka ada pemotongan RPM mesinnnya sob

Ini jelas penting sebagai konfirmasi mengenai apa yang pernah dikatakan Oleh Herve Poncharal Di Tahun Tahun lalu mengenai Kesempatan dirinya memperoleh M1 dengan spek yang sama dengan apa yang dipakai Rossi dan Vinales. Di mana Herve kadang memperlihatkan kekecewaannya kepada yamaha Karena tidak memperoleh spek yang sama dengan apa yang di pakai Oleh Pembalap factory yamaha.

Balik Lagi mengenai Fakta Bahwa baik Rossi, Vinales, Morbidelli maupun Quartararo yang musim 2019 ini semua menggunakan Yamaha M1 Spek 2019 Full, maka tmcblog melihat ini sangat strategic bagi yamaha. Artinya Yamaha Memperoleh tanbahan data data lagi dari satu – dua pembalap tambahan Selain test rider Jonas Folger yakni Franco Morbidelli dan Quartararo.

Lebih banyak data artinya akan lebih banyak yang bisa dianalisa dan ini dipercaya bisa meng-akselerasi – proses development Motor itu sendiri. Akan ada banyak lab berjalan yamaha m1 tahun 2019 ini. setelah memproleh penjelasan dari Lin jarvis dan Tsuji san, tmcblog malah jauh lebih kepo mau lhat seperti apa yamaha Berkiprah di 2019 ini.

Taufik of BuitenZorg

60 COMMENTS

  1. Wow.. article first hand directly from the sources. Even crash.net based their article from this blog.

    This is the reason why your blog is always top of my list for motogp, sir..

  2. Herve yang gak punya finansial to lease yamaha M1 spek A mass… at least baca tulisannya dulu pelan pelan gitu loch

  3. Padahal kenyataannya Zarco cuma pakai mesin 2017 yang dipasang di sasis 2016 sementara Syahrin dapet full 2017. Dan di awal 2018 juga Jarvis sendiri yang bilang kalau Yamaha gak kasih spek 2018 buat satelit. Kok bisa-bisanya sekarang bilang kalau mereka dapet M1 2018? Jarvis ini macam politikus, omongannya gak pernah bisa dipegang. Gimana timnya mau menang, tabiat petingginya aja begini.

    • udah kelamaan nggak ada pergantian posisi kabinet nya,Lin jonpis jadi makin seenak jidat karna udah merasa sangat berkuasa n Yamaha sangat membutuhkan dia

      • Yamaha jauh lebih baik ditangan Davide Brivio. Di masa Jarpis ini Yamaha bukannya jadi pabrikan yang push pembalap buat tampil baik tapi malah jadi pabrikan yang dipush pembalap bikin motor seolah selama ini Yamaha gak pernah bikin motor yang sesuai kemauan mereka.

      • ternyata sampean2 masih “tajam” melihat perbedaan. hal inilah yg membuat saya melihat yamaha sudah “bukan” yamaha lagi mas. perbedaannya semakin kentara ya ternyata

    • Salut sama hrc kepala orang jepang(kuwata>>yokoyama)setelah itu baru eropa(puig) dan mereka gk sungkan2 kritik pembalap…dan kontrol no 1 masih dr jepang..la ini kepala eropa(jarvis)si jepang jd pendamping,celakanya jarvis ewoh pekewoh sama pembalap senior..jdnya kalo salah lgsg ditutupi…disitu perbedaan sudah cukup besar..

  4. brarti bs dbilang startnya 4 pmbalap sm wak, yg beda cm cpt gk nya dpt update.. atau jgn2 yg ddpat fabio m1 2018 update trakhir, tp krn beda gk sgnifikan dblangnya sm vrsi 2019? soalnya jarko kmren yg pk mongtor staun lbh tua kdang bs finis ddpan factory.. cm emg akhrnya klsemen ttep kalah..

  5. Money,money, money,money
    timnya Jack Miller ama Cruthchlow bayar berapa ya itu bahkan updatenya kadang lebih cepet dr factory nya tuh,oh iya mereka kan gak di ‘yamaha’

    • cb lht2 lg komen cal tuh.. dia srg blng mski mtornya spek pbrikan, ttep aj update yg dia trima lbh lmbat dr tim repsol.. mkanya kkeuh pngn pndh k repsol.. kl trima update sm2 ya ttep d lcr aj g msalah..

      • cb lht2 lg komen ane diatas tuh.. ada kata KADANG yg artinya nggak selalu cal dapat update lebih cepet
        biasanya pas poin championship masih ketat kayak Marc vs Dovi misal,pasti cal sama Petrux yg disuruh coba part update dulu,biar Marc/Dovi lebih fokus ke perolehan waktu secepat2nya,tanpa mikirin feel yg beda atau nggak nya setelah pake part update itu

      • cb lht2 lg komen ane diatas tuh.. ada kata KADANG yg artinya nggak selalu cal dapat update lebih cepet
        biasanya pas poin championship masih ketat kayak Marc vs Dovi misal,pasti cal sama Petrux yg disuruh coba part update dulu,biar Marc/Dovi lebih fokus ke perolehan waktu secepat2nya,tanpa mikirin feel yg beda atau nggak nya setelah pake part update itu

  6. Fabio Quartararo Hanya di siapkan Yamaha M1 di bawah 7 Unit. Lebih sedikit dari Jumlah Motor M1 yang disiapkan Untuk Morbidelli ( 7 Unit ). Dan Rumornya agar Fabio bisa memenuhi jumlah angka ini maka ada pemotongan RPM mesinnnya sob

    gimana bisa berkembang secara luwes tuh anak kalo belom2 udah ‘dibatas2in’ begitu
    untung bukan Sam Lowes rider nya,bisa2 7mesin aja kurang kalo bisa 9 kayak tim konsesi,soalnya sering dimelipirin ke gravel ??

    • Sebenarnya Petronas sanggup Memberikan dua M1 spec A. Rencanannya emang Buat Morbidelli dan Pedrosa.
      http://tmcblog.com/2019/01/22/dani-pedrosa-yamaha-sic-petronas-sempat-hampir-deal/
      namun sayang pedrosa putuskan pensiun, Pilihan terbaik di mata mereka kala itu mungkin cuma Quartararo. Namun Quartarato masih hijau, dan target mereka ke Fabio Nggak muluk2 .. bisa cepat beradaptasi dengan rem karbon, speed, elektronik dll, sehingga dikaih motor dengan spec b which is sebenarnya M1 2019 namun updatenya Lambat.

      • Sedangkan target Fabio pun gak muluk2, cukup tempel ketat Morbidelli kalau perlu kalahin. Selanjutnya tim yang lebih layak dan lebih menghargai pembalap akan rebutan jasanya. Kasian Fabio, punya potensi tapi semenjak dilepas Leopard jadi sering dapet tim/paket alakadarnya. Terlebih di Moto2 yang perbedaannya cuma SDM tim, bukan seperti di MotoGP/Moto3 yang bedanya banyak karena mesin open suppliers

    • fabio salah sendiri susah diatur dan malah kabur dari esterella galicia pindah ke leopard, udah bener dibina HRC. sampe honda ngotot minta dorna rubah regulasi umur ketika fabio masuk moto3 dengan predikat juara umum cev moto3 honda yakin fabio punya potensi. tapi yak kalo di motogp dia bisa oke dengan umur yang masih muda mungkin bisa aja dilirik HRC lagi nanti dia.

  7. Pengin lab berjalan tp kok kaya setengah2… masih takut satelit lebih baik dari team pabrikan.
    Ga kya sultan, motor sama semua, update distribusinya cepat, bahkan tim satelit kadang nyobain part baru lebih dlu dri pabrikan…
    tp ya emang financial bicara banyak disini heuheuheu

    • sebenarnya sama aja dan Bahkan lebih parah HRC, Nakagami masih pakai RC213V MY 2018 . . Lha ini quartararo udah pakai Motor 2019, Soal Setingan, saya pikir kalo fabio terlihat sanggup di tengah musim bisa jadi, spek dinaikkan , limit rpm bisa dinaikkan, piece a cake itu kayaknya buat Petronas

  8. “..bisa memeproleh M1 spek A, jawaban Lin Jarvis tegas YA” halah halahhh pak jarvis banyak omong cari alasan ?? klo bisa pastinya Tech3 bakal bertahan, gak cabut ke KTM

    • mungkin (mungkin yah) yamaha menuntut tech3 bayar lebih untuk spek A
      sedangkan ktm tidak, krn ktm lebih butuh banyak data untuk riset
      hal tsb yg membuat tech3 lebih memilih ktm

  9. Kalau mau spek bagus,bayarlah lebih. hehe. saya rasa yamaha bakal selevel mulai tahun ini. Keuntungannya adalah punya 3 pembalap top tanpa cedera plus mesin yg sudah bisa dibongkar dan diperbaiki crankshaff nya. Fabio juga lebih hebat dr syahrin kayaknya. Cuma nunggu kapan moge lokalnya neh.

  10. Kalo gak salah, fenomana “lab berjalan” ini baru muncul setelah peraturan single ECU. Ditambah lagi ada yg namanya engine freeze

  11. saya kog rada bingung ya. sepertinya isi mou factory dan satelitnya lumayan jelimet, dan pasal adendumnya isinya pasti banyak, tetep satelitnya kalah tekanan di “ikatan” mou. sekilas saya baca sikonnya begitu

  12. Yamaha mengerti kebutuhan ?…

    toh musim sebelumnya tim satelitnya slalu kompetitif dgn spek B …

    gak ada ruginya deh mau pakai spek A dan B Yamaha

  13. “Fabio Quartararo Hanya di siapkan Yamaha M1 di bawah 7 Unit. Lebih sedikit dari Jumlah Motor M1 yang disiapkan Untuk Morbidelli ( 7 Unit ). Dan Rumornya agar Fabio bisa memenuhi jumlah angka ini maka ada pemotongan RPM mesinnnya sob”
    ini apa hubungannya stok motor dengan pemotongan RPM ?

    • biar mesinnya awet bro, putaran mesin dikurangi salah satu caranya, Moto GP jaman now dengan maksimal 4 silinder, diameter piston maksimalnya 81 mm maka stroke yg (mungkin) logis dipake adalah 48.5 mm supaya kubikasinya (hampir) pas 1000 cc. dengan piston speed mesin Moto GP yg kisaran 24-27 meter/sekon (putaran mesin 14.000-17.000an RPM) CMIIW maka kemungkinan motor Fabio cuma dibatasi kisaran 16.000-16.500 RPM (Yamaha Factory mungkin bisa 17.000an RPM CMIIW), yaahhh menurut ane ini sudah effort yg cukup maksimal dari suatu mesin inline 4 crossplane crankshaft, bagaimanapun juga mesin inline 4 crossplane memang kelemahannya ada pada top end, karena mesin ini sendiri pada prakteknya membutuhkan balancer tambahan yg tentunya menambah berat keseluruhan sehingga membebani mesin dibputaran atas yg artinya = power tereduksi, hal ini disebabkan lantaran sebetulnya mesin crossplane adalah mesin yg tidak balance putaran kruk as nya. (mesin inline yg balance adalah mesin inline 6, tanpa perlu nambah balancer tambahan sudah ada balancer alami).
      jangan samakan dengan mesin V4/L4 honda dan ducati yg sudah sejak dari lahir memiliki keunggulan alami yg tidak dimiliki meain inline ataupun mesin V lain yg bersudut sempit atau lebar. yap, mesin V4 honda dan ducati pake sudut 90° dimana efek pemakaian sudut siku2 ini mesin jadi punya balancer alami, kemudian karna V4 maka jumlah bandul kruk asnya lebih sedikit ketimbang inline 4, yg artinya beban mesin lebih ringan, sehingga dampaknya putaran mesin lebih enteng berputar dan bisa berkitir lebih tinggi dengan balance, dua kelebihan alamiah (yg tidak dimiliki mesin inline 4) sudah didapatkan, maka tidak heran jika honda dan ducati begitu merajai di straight lurus panjang dan akselerasinya ganas. Tetapi jika seandainya pabrikan pemakai mesin inline 4 bisa juara walaupun dihadang mesin2 ganas V4 artinya itu adalah hal yg sangat luar biasa dan patut di banggakan sangat!

      • Serius nanya nih bro, kan katanya mesin M1 itu jarak masing2 crank pin nya 90°, jadi mesin si M1 ini katanya juga punya balancer alami seperti mesin V 90°. Terus masalah massa crankshaft, katanya gak bener kalo mesin inline di motogp massa crankshaftnya pasti lebih berat dibanding mesin V (pernah dibahas di blog ini)

        yang saya tanyakan, mungkinkah penyebab mesin inline di motogp tidak bisa dibuat punya power setara mesin V akibat masalah pendinginan yang kalah efisien?

        Karena mesin inline lebih lebar, berarti aliran udara di belakang radiator tidak selancar pada mesin V, soalnya saya perhatikan baik M1 atau GSX RR lubang di fairing samping untuk saluran udara radiator dan oil coolernya tidak sebesar RCV atau desmo

        Atau mungkin ada kaitannya dengan metalurgi, jadi mesin dengan material lebih kuat bisa diseting punya power lebih besar?

        Maaf kalau pertanyaan saya aneh, harap maklum karena saya awam soal mesin ?

      • Bro VAR :
        1. tidak2, mesin crossplane i4 itu aslinya ngga balance, lihat saja firing ordernya (90-180-270-180) di video youtube kayak ada yg pincang begitu juga bentuk kruk asnya yg ke empat bandulnya terpisah 90 derajat (dalam satu putaran penuh 360 derajat), lihat aja lah video atau gambar animasinya ada di internet lalu bandingkan juga dg flatplane atau straight six crankshaft, emang perlu lihat gambar untuk memahami secara mendalam kalo mau paham.
        2. Mesin V4 jelas bobot bandul kruk as lebih ringan dibandingkan mesin inline, dari jumlah saja V4 cuma punya sepasang (masing2 punya 2 daun/bandul), sedangkan inline 4 ada dua pasang, kruk as inline mau diringankan bobot kruk asnya bisa tapi ntar mesin jadi liar.
        3. Kenapa mesin inline 4 (crossplane) gak bisa dibikin setara powernya dg V4 (potensi capaian top end) ?
        patut diketahui dulu bro, tidak semua mesin V4 itu punya kelebihan mutlak (dibanding inline) karna ada berbagai jenis mesin dg V angle, intinya sih dibagi 3 macem ada yg bersudut sempit (kurang dari 90) ada yg sudut siku2 90 derajat dan ada yg bersudut lebar (over 90 degree), sementara AFAIK mesin V4 yg dipake Honda dan Ducati itu pake sudut V angle 90 derajat dimana menurut literatur yg ane baca jenis mesin V4 sudut siku2 ini punya satu keunggulan mutlak yg tidak dipunyai inline 4 YAITU “Primary Balancer” atau bisa disebut balancer alami, sehingga mesin jenis ini dikatakan tidak memerlukan balancer tambahan yg otomatis nambah berat seperti layaknya mesin inline 4 crossplane yg sudah terlahir “pincang” itu. digabungkan dengan kelebihan penjelasan nomer 2 (yg juga boleh dibilang bersifat mutlak) maka mesin V4 90 punya kelebihan dua lebih banyak dibanding mesin V4, tentu sampai disini seharusnya paham apa korelasinya terhadap pencapaian top end power 😛
        4. Justru seharusnya mesin inline itu pendinginan mesinnya lebih efisien, karna mesinnya sejajar tidak seperti mesin V4 dimana silinder yg angle ke belakang pastinya lebih panas suhunya dibandingkan yg depan, kalo gak lihat penampakan gambar dan gak main logika bakal sulit memahaminya 😛
        Naahhh… yg jadi pertanyaan kenapa Honda bisa bikin mesin V4 yg awet dan jarang trouble, lhah kalo itu gak usah heran dan dibangga2in, karna di dunia sepeda motor pabrikan Honda adalah masterpiece dunia di bidang mesin V4 yg artinya sudah makan asam garam dan kenyang akan pengalaman sejak dahulu, lihat contohnya salah satu maha karya mereka yaitu mesin V4 berpiston oval dengan jumlah klep 32 biji dengan jumlah stang piston 8 biji yg boleh dibilang seperti mesin V8, dimana kayaknya belum ada satupun pabrikan di dunia ini yg mampu bikin mesin serupa.

        intinya memahami soal permesinan musti cari referensi sebanyak2nya terutama yg bahasa inggris disertai dengan gambar dan video.

    • Bro itsuki ahli mesin kayaknya.
      nah pastinya V4 hebat powernya tapi keseimbangan saat mau masuk dan didalam tikungannya sangat menguras fisik pembalap. bahkan untuk bisa mengimbangi kecepatan mesin inline ditikungan pembalapnya banyak yg harus overlimit tiap saat. sehingga resiko dlosor dan cedera lbh besar dr mesin inline. Apakah ini pembawaan alami karakter mesin V dan inline?

      • iya kalo itu V4 nya Ducati (dan mungkin pabrikan lain juga), tapi kalau V4nya Honda ane rasa nggak!
        memang ada benarnya pernyataan ente diatas, tapi ini Honda bung, sebuah pabrikan yang paling terkenal bikin mesin dengan Power Delivery yang begitu terdosis ke ban belakang (termasuk juga karna faktor talenta pembalapnya), ane berani bilang jika semua motor kontestan MotoGP di uji Dyno test pasti kurva power dan torsi yang paling bagus adalah punya Honda, sedangkan punya Yamaha (dan mungkin Suzuki) pasti agak lemah di bagian midrange, hal ini terlihat dari semua pemakai mesin inline 4 tidak bisa memakai strategi menikung secara agresif main buka tutup gas mendadak seperti layaknya Honda dan Ducati, mesin inline 4 pasti membutuhkan cornering speed yang tinggi atau dg kata lain memakai teknik rolling speed ketika melibas tikungan guna menutupi kekurangan “tenaga” di midrangenya, mesin harus (selalu) bergasing tinggi supaya tidak kehilangan momentum, dengan kata lain pembalap musti pandai2 menjaga RPM biar gak drop, maka disitulah letak kelebihan dan kekurangannya, kelebihannya jelas mesin jenis ini sangat cocok buat sirkuit yg berkarakter flowing dan high speed cornering seperti misalnya Phillip Island, tapi begitu ketemu sirkuit yang stop and go yg mengharuskan buka tutup gas agresif jelas bakal kepayahan, lagipula dengan “terus2an memaksa mesin selalu bergasing tinggi” (lantaran kurangnya daya buat menjabani kompetitor) bisa berpotensi bikin engine blown seperti kasus M1 Rossi di Mugello beberapa tahun lalu itu (apalagi Rossi adalah seorang pembalap dengan karakter selalu membuka gas lebih awal (dari lawannya saat dogfight) dan menutup gas paling lambat untuk late braking, tentu hal demikian mesin seperti “dipaksa” berkitir tinggi mulu), makanya seperti di tulis Om Kang Taufik yg mengatakan problem Yamaha last year adalah karna bobot kruk as yg terlalu ringan, ini menurut hemat ane insinyur Yamaha (memang) mengharapkan dengan usaha meringankan bobot bandul kruk as maka (akan didapat) akselerasi bisa lebih kejam dan top end power lebih kuat yg muaranya supaya bisa bejaban dg kompetitor V4 saat ketemu trek patah2 dan straight panjang, namun apa daya ternyata elektronik (dan chassis ? ) katanya kan tidak sanggup mengatasi keliaran mesin tersebut yg berdampak juga pada keausan ban belakang.

  14. makin lama tmcblog bisa jadi blog yg go internasional nih

    sepertinya yamaha bakal lebih siap di tahun 2019 dan manajemennya makin bagus dan berbenah

  15. pernahkah ada yg memperhatikan perbedaan “suasana dalam” yamaha era vr46/jl99 dengan era vr46/mv12?

    seperti ada yg hilang dari “sisi dalam” yamaha.
    yamaha sekarang seperti “bukan” yamaha.

Leave a Reply to Pak Bangun Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here