TMCBLOG.com – Alex Marquez Yang tahun 2019 ini tetap membalap di team EG 0.0 Marc VD menggunakan sasis Kalex hadir sebagai yang Tercepat Test Jerez Moto2 2019 Day 2. Yap, Laptime cepat akumulasi 1:41.208 dari adik kandung dari Marc Marquez ini diperoleh di sesi pertama dari total 3 sesi yang dilakukan Pada hari kedua kemarin. Sementara itu Brad Binder, Jorge Navarro, Lorenzo Baldasari dan Luca Marini hadir di posisi Top 5. Posisi Top 5 diisi oleh 3 Pabrikan Sasis berbeda, Kalex, KTM dan Speed-Up.

Namun ini artinya Secara Kombinasi 6 Sesi di kedua hari test Pra-Musim Moto2 jerez Laptime Terbaik diperoleh Oleh Luca Marini. Laptime cepat akumulasi 1:41.146 dari adik Se-Ibu dari Valentino Rossi ini diperoleh di sesi ke-2 dari total 3 sesi yang dilakukan  di Hari pertama. Secara Umum posisi 1 sampai 19 tercepat di akumulasi Day 1- Day 2 hanya ebrjarak Kurang dari 1 detik saja.

Sementara Itu perjuangan yang tidak ringan menanti di depan pembalap Indonesia Dimas Ekky Pratama. Walaupun Laptime dimas Kian membaik, Secara umum dari total 69 lap yang dilakukannya kemarin (1:43.460) Laptime tercepatnya berada di posisi 31 atau termasuk papan bawah dari Time sheet Baik akumulasi Hari ke dua maupun akumulasi Hari 1 dan 2. Dimas masih berjarak lebih dari 2 detik dari pembalap tercepat. Setelah Dua hari test di Jerez, Kelas Moto2 masih akan melakukan 1 event Test lagi Plus nanti test di Qatar 1 Maret 2019 .

Taufik of BuitenZorg

35 COMMENTS

  1. Alex marquez kelamaan di moto 2,motor udah kompetitif,mental juaranya kurang..
    payah ah,letingan dia udah pada di kelas gp,lama2 jadi tom luthi 2 ini orang…

  2. Jangan lagi kirimkan pembalap Indonesia ke CEV Moto2, karna pembalap bagus dari CEV moto3 langsung naik ke GP Moto3 bukan ke CEV moto2. Liat Odendal posisi berapa di GP Moto2!!

    Semangat buat Dimas Eki, semoga masih bisa berkembang

      • Bahasa kasarnya si gitu bro, yg jelas CEV Moto2 bukan jalur perjenjangan yang tepat. Biaya ikut CEV Moto2 bisa dialihkan ke cabang lain atau buat nambahin kuota pembalap di CEV Moto3. Untuk pembalap binaan yang sudah terlalu uzur untuk ikutan CEV Moto3 mungkin bisa turun di level Asia atau WSBK

    • Fokus saya sama prestasi Odendaal di Cev moto2. dia juara CEV 2016 lho, tapi prestasi dia ketika di Grand Prix cm dapet 1 poin doang. Finish posisi 15 di Mugelo 2018. saya si cm mengkritisi kualitas perjengangan ke CEV Moto2, itu aja si. Untuk Dimas semoga sukses dan membungkam netizen nyinyir

    • adaptasi dgn mesin triumph yg karakternya lebih liar, sasis baru, juga blum kenal karakter2 lawan.. baru debut full musim Moto2 jgn lngsng berharap tinggi

    • Faktor skill. Buktinya si Somkiat bisa kurang dari 2 detik selisihnya sama yang tercepat. Padahal naik moge baru kemaren2 dibanding Dimas yang udah dari 2008.

  3. Dhimas Ekky kaget dengan engine karakter moto 2 sekarang, udah offset 165 cc dari motornya tahun lalu, torsinya lebih gede, power delivery nya lebih liar lagi, terlalu lama dibesarkan dengan Honda “yg rider friendly” nampaknya membuat Dhimas kesulitan beradaptasi dengan engine 765 triple cylinder Triumph. Mungkin akan lain cerita kalo Dhimas masih nunggang Ducati, yg motornya lebih liar.

  4. sekarang tw kan rasanya punya wakil diajang tertinggi, dulu bilang lihat tuh wakil yang direkomendasikan pabrikan Y jadi bontot terus, padahal kapasitas cc motornya sama-sama.

    • paling nggak,nggak cuma mandek di satu generasi tapi berkesinambungan untuk mencari talenta yg terbaik
      bukannya karena gagal terus kapok,nggak mau nyemplung disana lagi

    • Solusinya ganti Andi Gilang atau Gerry, dia udah terlalu tua dan pelan. Tua kenceng oke, tua pelan itu yang namanya buang2 duit dan waktu. Reputasi AHAEM juga dipertaruhkan. Masa kalah sama wakil AP Hoonda yang masih bau kencur dan belum lama naik moge

      • wakil AP Honda lebih bagus karna mereka di negara asalnya punya sirkuit resmi dan beberapa sirkuit sendiri, ketrampilan balap bisa terus diasah. Jangan samakan dengan AHAEM yg berkedok marketing aja.

      • Jadi Dimas bertahun2 di CEV dibayarin AHAEM itu bukan asah keterampilan ya? Cuma liburan gitu? Atau studi banding?

        Kalau AHAEM cuma berkedok marketing ngapain mereka kirim Gerry ke RBRC yang pakai KTM sampai melanggar regulasi usia? Ga masuk di akal bosss. AHAEM cari perwakilan buat mereka kirim ke GP, nah sayangnya mereka blunder malah kirim yang udah tua dan stagnan, yang bagus2 malah direndem dikelas bawah lama2.

      • Tenang masbos..2020 gerry/gilang..2021 gerry/gilang…2022 mario…anggep aja dimas sebagai test driver..ngumpulin data…kl perlu sekalian ngumpulin batu akik.

  5. takaran di dimas20 adalah team matenya si somkiat. ..bahkan rekannya ini malah masih baru bgt naik moto2, justru lbh pengalaman dimas20…let see

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here