TMCBLOG.com – Yap Yamaha di MotoGP dan WSBK menghadirkan Motor 1000 cc  silinder segaris dengan firing order yang mirip yakni Cossplane Crankshaft. Dan ternyata Nama dan Filosofi Crorsplane ini diturunkan ke Motor motor dengan jumlah silinder di bawahnya Yakni Motor 3 silinder segaris ( CP-3) dan mesin Motor 2 silinder segaris ( CP-2 ). Yap Yamaha memang seperti Membangun dinasti Crossplane engine akhir akhir ini. Nah Kali ini Kita akan membahas soal Mesin CP2 atau secara umum merupakan mesin Dua silinder segaris dengan Filosofi Crossplane Crankshaft.

Jika Kita bongkar mesin Yamaha R25, CBR250RR, dan Ninja 250 maka akan ditemukan bahwa firing oder ketiga mesin twin-inline ini adalah 180° . Namun Firing order dari mesin CP-2 bukan 180°, melainkan 270°. Mesin Twin CP2 ini Oleh Yamaha awalnya banyak di pakai di Motor motor petualang seperti tenere series. Kenapa Begitu ? Karena Torsi Bro ..

Jadi Gini penjelasannya. Kita sekalian pernah sama sama diskusi toh tentang Torsi dan Power dimana hasil dari ledakan Pembakaran di Ruang bakar adalah torsi yang ‘ menggenjot ‘  setang piston sehingga membuat Crankshaft berputar dan akhirnnya Via transmisi diteruskan ke Roda belakang.

Nah Bisa dibayangkan gini, Jika Firing ordernya 180° maka ledakan akan berlangsung di 0 – 180 lalu ada ‘jeda panjang ‘ ke 720. Namun Jika mengguankan firing order 270° maka ledakan akan berlangsung di 0 – 270 lalu ke 720. jedanya tidak terlalu panjang sehingga efek yang dirasakan rider adalah torsi lebih lembut dan tidak terlalu meledak ledak.

Untuk 360° maka ledakan akan sangat teratur yakni 0 – 360 – 720, asli teratur banget sehingga Motor dengan konfigurasi mesin seperti ini dentuman suara di Knalpotnya pun lebih kontinu sehingga kita seakan akan seperti mendengar suara mesin motor 4 silinder ( contoh adalah benelli TNT 250 twin )

Balik lagi ke mesin CP2, Mesin ini seperti serigala berbulu domba. Tampang fisik seperti mesin Twin Inline yang sederhana, namun punya karakter mesin seperti V-twin ( L-Twin ) yang biasa dipakai di Ducati. Bukan hanya untuk motor motor bergenre Adventure saja CP2 bisa diaplikasikan, Jika kita bisa membuat dimensi piston dengan stroke pendek dan bore besar maka mesin ini pun akan bisa diajak memiliki karakter racing, contohnya adalah mesin MT07 Bore x stroke nya di 80 .0 mm x 68.6 mm.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa Yamaha Tetap menggunakan Mesin 249 cc twin Inline dengan firing order 180° di Yamaha R25? Padahal kalau Yamaha Mau, mereka juga bisa mengaplikasikan mesin berfiring order 270° alias Twin CP2 untuk R25 mereka sekalian bisa bilang bahwa Motor ini punya filosifi mesin yang sama dengan R1 yakni Crossplane Crankshaft  . . Nahhhh .

Ada banyak kemungkinan pertimbangannya. Salah satu yang tmcblog pernah diskusikan dengan Mas Imam bengkel sepeda motor adalah Karena mesin 250 cc Dengan firing order 180° Menang di pumping loss yang rendah, crank case pressure paling rendah dibanding yg lain.

Pada Umumnya Mesin 250cc twin menggunakan firing order 180° lebih dikarenakan untuk mengurangi pressure crankcase, lumayan bisa dapat tenaga extra dari pumping loss yang rendah. Mesin ber firing order 180°, pas piston satu turun, ada piston yg naik sehingga tekanan di bawah piston (pumping loss) lebih stabil dan kecil . Tekanan tinggi di bawah piston (crankcase) atau yang disebut Pumping Lost menghambat langkah tenaga atau yang biasa dirasakan sebagai tenaga Nge-drop.Semoga berguna sob

Taufik of BuitenZorg

63 COMMENTS

    • Cm bisa bilang mereka …jepang…(khusus dlm hal ini otomotif) Sudah sangat maju baik secara teori n praktek… D3ngan banyak bukti n fakta… Mereka bisa mengobrak abrik amrik eropa..dan belahan bumi lainnya…

      La kita cm bisa teori2 n teori…. Cm bisa debat sana sini tp itupun cm ” omdo” ….

      China sudah .. Bisa bikin mobil(motor)sendiri ..merk sendiri.. Mereka jg sudah berlari kencang mengejar…

      India sm jg sudah bisa bikin mobil(motor) sendiri ..merk sendiri…

      La kita…plonga plongo… Cm bisa berteori..

      Ya …sudahlah…???

      • Bangsa kita paling pinter debat.
        Lihat saja di tv,acara debat paling tinggi rating.
        Contoh paling nyata,komengtator2 diblog sukanya saling mengejek dan menyebar hoax.bangsa lain sudah sampai kebulan,bangsa kita masih disibukkan sama hal2 yg gak penting

    • @anonimuse kalau praktek sih saya dulu pernah turun balap jaman sma sebelum rusuh krismon dan setelah itu korek2 motor drag sebelum ngajar, tapi masa saya mau sotoy, nanti ketauan yang lebih ahli saya diketawain?

      Bukan sombong loh, karena saya dulu nggak ada prestasinya bhahahaha

    • @anonimuse kalau praktek sih saya dulu pernah turun balap jaman sma sebelum rusuh krismon dan setelah itu korek2 motor drag sebelum ngajar, tapi masa saya mau sotoy, nanti ketauan yang lebih ahli saya diketawain?

      Bukan sombong loh, karena saya prestasinya kalah sama Dicky Setiawan, Asep Hendro, Hendriansyah hahaha

  1. Iya saya juga mikir gitu kenapa r25 dan mt25 gak pake filosofi crossplane, menurutku mubazir kalau gak di turunkan teknologinya ke mesin 250 cc series. Lawong mt07 dua silinder aja pake crossplane. ?

    • Dan kenapa juga rangka dan arm alakadarnya, padahal R15 justru udah ala supersport tulen hahaha

      Sebenarnya sederhana, R25 maupun Ninja 250 kan cuma kopian motor A2 Eropa, sementara motor A2 itu cuma komuter bukan supersport. Kenapa 125cc Eropa justru lebih keren? Ya karena orang Eropa gak akam ngeluh harga 125cc hampir semahal 300cc. Kalau 300cc dikasih fitur ketinggian nanti harga jauh melambung.

  2. Nah knapa yamaha dgn kelebihannya ini gak dipake,itu pertanyaan serius wak. padahal bikers selain model,suara mesin sprti v twin,l twin, croosplane dan multi silinder itu menggoda. Andai mesin croosolane kluar mesin dua silinder lain bakal jadul.

    • TNT250 mewakili kami yg pecinta suara 4 silinder namun belum mampu beli yang cc gede dan legal.

    • @Martin Kayaknya type orang yang sprti itu bukan bikers. HP lebih besar atau torsi lebih besar kalau nyali yg naik selevel naik matic entry ya percuma juga. Kalau mau kenceng dimanapun bisa, korek sekalian,ganti gir. baru lawan yang mau tes tuh. klo saya gtu…dlu jaman masih balap liar, F1ZR saya sering kalahin Satria 150. nah tergantung joki n korekan mesin klo emang mau adu kenceng.

      • maaf sob sekedar koreksi, Beneli TNT250 itu firing ordernya 360 derajat alias piston naik turunnya bersamaan. Beda dengan firing order 270 derajat dimana piston naik bergantian dengan jarak 90 derajat di crankshaftnya. Coba bandingkan saja suara Beneli TNT250 dengan MT07, pasti beda sob

    • Oke nih, bisa menjawab sedikit rasa penasaran.

      Btw, fungsi bandul itu apa sih, kenapa bentuknya kayak gitu, dan gimana kerjanya si bandul ini di mesin. Ane masih bingung dari dulu kenapa ada mesin yg pakek bandul, dan ada yg bulet bentuk crankshaftnya

    • gaya2 kan ada yang first and second order forces. first order force itu gaya yang dihasilkan ketika pembakaran terjadi. bandul tersebut digunakan untuk menghasilkan first order forces yang arahnya berlawanan dengan gaya yang dihasilkan pembakaran. sehingga efeknya tidak ada getaran yang dihasilkan. mesin ada yang butuh bandul dan tidak disebabkan oleh firing order yang menentukan posisi piston relatif terhadap crankshaft. misalnya inline 4 180 derajat, ketika piston 1 pada langkah pembakaran, piston 4 pada langkah intake alias sejajar. jadi wajar tidak terlalu membutuhkan bandul. lain lagi kalau crossplane crankshaft, tidak ada piston yang sejajar ketika terjadi proses pembakaran. CMIIW

    • “Fungsi bandul membantu mendorong piston mengompresi silinder saat langkah kompresi maupun saat langkah buang. berat bandul berbanding lurus dgn silinder pressure ya diperlukan untuk memutarnya keatas”

      Nah om, kalo ini salah satu faktor yg menentukan berat bandul, kenapa bisa mesin V punya bandul lebih ringan dengan mesin inline? Padahal di mesin V satu bandul untuk mendorong 2 piston, mestinya beratnya sama dengan 2 bandul di mesin inline 270° (maaf om, logika saya aneh)

    • Nah nih diskusi sehat dan cerdas. saya gak ngerti mesin. klo balap saya ngerti dikit. yg jelas croosplane bakal lebih mantap dan lawannya ya 270° kyk benelli TNT250.

    • koreksi, bandul ada yang nyatu sama conrod dan ada juga yang terpisah dari conrod. nah kalau crossplane harus pakai tambahan bandul karena pada dasarnya tidak balanced

    • Fungsi bandul itu untuk mengimbangi berat piston+stang+bid end DALAM GERAKAN SEJAJAR
      (Posisi piston,stang,big end dlm satu garis lurus)
      Jd getaran dlm gerakan posisi sejajar bisa teredam
      Namun tidak bisa meredam getaran yg arahnya skktar 90 drajat (bisa kurang bisa lebih) yg dihasilkan bandul (HANYA BANDUL)
      Maka dari itu diperlukan balancer yg biasa posisinya selalu dsamping bandul entah posisinya ddepan atau belakang guna melawan gaya kruk as yg tegak lurus arah 90an derajat td..
      Nah dalam mesin V yg bisanya bersudut 65 sd 110 itu sudah cukup efektif bisa saling menetralkan gaya bandul samping td dgn memanfaatkn arah gaya piston yg bisa saling melawan secara bergantian
      Imho

    • Desain Bandul motor bebek 110cc yg menganut model bulan sabit adalah punya Jupiter Z 110 5TN/5TP/2P2. Makanya ini motor terasa ngejambak torsinya di tiap gigi, namun lantaran tidak pake balancer pada putaran atas motor jadi susah mengembangkan kecepatan karna mungkin putaran mesin kurang lancar sebagai akibat kruk as bulan sabit yg butuh balancer tambahan itu, kenapa kok gitu? karna ane juga miara satu dirumah Yamaha 5TP ini, dimana motor ini paling enak power midrange nya namun atasnya loyo. Ini mesin lebih cocoknya buat modif balap grasstrack atau road race di sirkuit “alun-alun” kota dimana lebih didominasi trek yg pendek2 dihiasi hairpin yg lebih mementingkan torsi nampol untuk berakselerasi.

  3. Jadi itu ya Wak, alasan kenapa posisi blok silinder pada konstruksi mesin dgn timing order pembakaran 270 derajat digeser..
    Berarti getaran yg dihasilkan juga lebih besar dari yg 180 detajat ya Wak ? Kalau silindernya cuman dua..

  4. Gausah terlalu kagum sama hal2 yang baru. Mereka sebut2 itu teknologi, tapi pada dasarnya semua itu plus minus. Bukan berarti yang terakhir adalah yang terbaik. Firing order 180 sebenernya menuju ke arah efisiensi produksi. Secara struktur mesin ini paling gampang dirancang, paling sedikit membutuhkan counter balancer Dan bisa berputar sampe RPM tinggi tanpa mikir banyak2. Di firing order 180 satu piston mengcounter balance piston yang lain. Di firing order 360 kita harus memikirkan counter balance untuk kedua piston yang bergerak bersamaan. Dan itu menghambat mesin ini berkitir lebih cepat. Lalu bagaimana dengan firing order 270-450? Seperti yang dikatakan om Taufiq, ini akan memberikan karakter mirip mesin L twin. Uneven firing Yang tidak terlalu jauh jedanya akan memberikan power delivery yang lebih halus dibanding 180, tapi sedikit lebih galak dibanding 360. Namun sistem counterbalance akan sangat rumit mengingat struktur crankshaft dan pergerakan naik-turun piston akan sangat tidak rata.

    • Setuju om, saya termasuk yg agak kesel denger embel embel crossplane crankshaft, terutama di mesin inline 3 silinder, perasaan mayoritas mesin inline 3 sudut antar crank pin nya sama semua 120°, dan jarak pengapian tiap silinder sama yaitu setiap 240°.

      Intinya saya gak ngerti kalau dibilang mesin mt09 dan mt10 menganut filosofi yg sama, yaitu crossplane crankshaft ?

      • Setau saya, kalo 3 silinder inline emang rata jarak antar piston di crankshaft itu 120 derajat, cuma dimesin Yamaha CP3 itu jarak antar piston di crankhaftnya bukan 120 derajat tap 90 derajat, sob. #CMIIW

    • intinya sudah terbukti MT07, MT09, MT10 semuanya wheelie happy. memang torsinya jadi lebih njengat dengan kapasitas yang sama.

      • Nah, ini satu lagi om, torsi kan berkaitan langsung dengan VE mesin, sebenarnya apa kaitannya desain crankshaft dengan VE mesin?

      • kalau crossplane kan waktu pengapiannya berdekatan, jadi peak torquenya juga lebih tinggi dari crankshaft 180 derajat yang jarak pengapiannya berjauhan. makannya crossplane bisa juga disebut Big-Bang firing order karena keempat piston meledak hampir bersamaan. berlaku juga untuk V4 big bang seperti DesmoGP dengan Crankshaft 70 derajat (normalnya 180 derajat)

    • Tanya donk, apa ad fungsinya kah posisi air filter, entah itu di atas tangki atau di bawah jok. Dgn sistem yg sama yaitu downdraft. Mohon pencerahannya, soalnya rada bingung. Bnyak yg bilang klo di atas tanki lebih direct meskipun sama2 downdraft.

    • makanya, setiap engine yamaha yg pakai CP 2 inline macam MT-07, Tenere, semua pake balancer tambahan untuk menyeimbangkan putaran bandul kruk as yg unbalance tersebut, mesin 270 paralel twin (dan inline 4 crossplane) sebetulnya adalah jenis mesin yg tidak balance waktu berputar alias pincang, makanya pada mesin R1 diperlukan balancer tambahan yg bobotnya lumayan berat yg bikin power atas rada terkebiri itu. Saya mau tanya bro @Pengamat kenapa mesin inline 6 adalah jenis mesin inline yg paling balance putarannya tanpa butuh balancer tambahan lagi?

      • Gak perlu sampai inline 6, inline 3 juga udah seimbang, sudut 120° antar crank pin nya sudah saling menyeinbangkan satu sama lain, toh inline 6 juga cuma seperti 2 mesin inline 3 yg diparalelkan, sudut antar crank pin nya sama 120° juga, cuma bedanya inline 6 jarak pebgapuan tiap silindernya 120°, sedangkan inline 3 240°

        Intinya, arah gaya di mesin ini sudah saling menetralkan/menyeinbangkan satu sama lain.

        Arrrggh.. Pusing mau jelasinnya, gak bisa pakek gambar soalnya kalo mau komen ??

      • @qnoniMUSE kata siapa mesin triple inline itu seimbang? yang ada itu termasuk juga mesin yg pincang karna tidak ada piston yg berpasangan saat di TMA atau TMB, namanya aja ganjil. Masih mau bukti, semua mesin triple inline pasti ada balancernya, MV Agusta F3, Triumph 765, MT-09, Benelly TNT 900, semua ada balancernya, adanya tambahan balancer sudah bukti mutlak bahwa mesin tsb ngga balance, terkhusus mesin MV F3 balancernya mempunyai fungsi ganda, pertama sebagai balancer kedua sbg kruk as pembalik atau beken disebut counter rotating balancer crankshaft, makanya kalo boleh bilang, di kelas triple mesin MV adalah yg paling advance sebetulnya.

    • semoga bener..khususnya klo MT25 CP2 muka kyk MT15.Mantappppp dah. apalgi klo MT07,katanya lokal tapi dah drth 2016 saya ikutin gak brojol juga.

    • prosesnya persiapannya pasti lama. proses produksi MT07 ke atas standarnya pasti jauh lebih tinggi dari motor 250 cc ke bawah. apalagi YIMM mau dijadikan tempat perakitan mesin moge untuk ekspor

  5. kl cm sekedar firing order crosplane gt kn bs dlkukan/diikuti jg sm pbrikan lain wak, kl gt keunggulan ymha bs d netralisir dong sm pbrikan lain… kl cm andelin cp2..

      • Kalo motor mungkin cuma r1, kalo mobil, mesin v8 amerika banyak yg make crossplane, kalo mesin mt07 firing ordernya sama kayak vultus jaraknya 270 derajat

    • karena mesin crossplane sebenarnya mesin yg pincang bro, kalo buat putaran tinggi kurang nampol lantaran butuh balancer tambahan, yg otomatis nambah beban kerja mesin, yg artinya = power agak tereduksi, kalo gak pake balancer ya gak imbang putaran bandulnya, alias dilema. Makanya tidak heran bukan kalo M1 di motoGP performa atasnya selalu inferior, ini juga dulu karna waktu 2004 Rossi pas pertama kali nyoba dia langsung suka, karna tenaganya lembut dibanding M1 2003 namun capaian lap time di sirkuit malah lebih cepat ketinbang M1 Screamer. dulu jaman sebelum Rossi pindah Yamaha, M1 Screamer atasnya sanggup melawan kedigdayaan performa engine V5 Honda di trek lurus, yg terkenal kuat putaran atasnya karna jumlah silinder lebih banyak itu.

  6. Kalo misal MT25/R25 pake 270° Crankshaft, yang 700cc gak bakalan laku lah kalo di Indo. Kalo dipasarkan di luar negeri yang 300cc malah bikin mahal karena kelas 300cc disana itu buat kelas intermediate setelah 125cc dimana dituntut biar murah. Makannya liat New R25 gak totalitas karena peruntukannya buat sport touring/komuter/penjenjangan menuju moge 600cc up walopun dalam beberapa event digunakan buat balap. Beda dengan CBR250RR yang hampir pure buat balap. #IMHO #CMIIW

      • mirip coy, ninja 250 sama ninja 650 aja sama persis. suara yang menentukan ya jumlah silinder, dan firing order. kalau keduanya sama suaranya enggak bakal beda jauh

      • laku emang laku, tapi apakah bakal laris sob ? Tujuan pabrikan intinya kan cari untung. Pabrikan bakal berpikir “Kalo dengan motor 250cc firing order 180 derajat dan biaya produksi murah, ngapain bikin motor yang lebih mahal”. Inget, bikin motor dengan firing order gak biasa macam 270 derajat itu mahal bro. Kecuali Yamaha udah bikin ide biar produksi murah misal bikin mesin MT07 versi bore down atau stroke down jadi 250cc yang dirakit di Indo, bisa deh dimurahkan untuk mesinnya. #IMHO

  7. Oo .. kirain ganti firing order cuma tinggal utak-atik Ecu doang.. ternyata perlu disain ulang crank plus bandulnya..

    • Ubah bandul , noken as, sensor pulser, oh iya kalo firing order 2 silinder selain 180 derajat bakalan bikin mesin bergetar hebat, perlu ditambah balncer yg berat, sekaligus membebani mesin

  8. benelli TNT250 yg twin itu 360 derajat, kalau benelli patagonian eagle 270 derajat.
    dengerin aja suara pas idle, patagonian eagle lebih pincang ala2 mesin v-twin. walau kalau udah digeber alias di rpm tinggi telinga kita ga terlalu bisa bedain-nya.

Leave a Reply to anoniMUSE Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here