TMCBLOG.com – Race MotoGP Qatar adalah sebuah Race pembuktian terhadap apa yang telah dilakukan Oleh para terknisi dalam Rehat musim dingin. Race Pembuktian terhadap update perubahan apa yang dilakukan sepanjang Rehat Musim dingin untuk menjawab hasil evaluasi kekurangan mereka di Musim 2018. Ducati Fokus ke Handling dan speed saat menikung, Honda berupaya Mengejar Top Speed Ducati, Yamaha Berusaha mengeliminasi Masalah spin dan akselerasi keluar tikungan, Suzuki Berusaha mensejajarkan level Power mereka terhadap Honda Dan Ducati sementara KTM dan Aprilia berupaya mencoba lebih baik dari 2018. Namun apa yang bisa disimak dalam 22 lap Race malam tersebut ? De Javu Race yang sama tahun 2018 dimana kita bisa melihat Hampir sepanjang race, Pack terdepan dihuni oleh Banyak Pembalap, Ini sudah seperti Balap ATC, Moto3 ataupun Moto2. Bahkan sampai Lap Terakhir Sulit untuk menentukan siapa yang akan menjadi Juara.

TMCBLOG melihat Racenya seperti hampir semua Pembalap Pack terdepan setelah menemukan Ritme Balap seperti tidak memiliki napsu untuk berbuat nekad. Valentino Rossi memang amazing start dari Posisi 14 bisa merangsek satu persatu sampai terakhir di Posisi lima. Namun setelah berada di belakang Rins, Rossi dan Juga empat pembalap didepannya seperti memasuki threshold speed dan performa . . . Sobat bisa lihat di Grafik bawah betapa Secara Race pace, Laptime pembalap finisher top-5 tidak terlalu berbeda signifikan di antara mereka.

Jika dilihat dari Grafik terkesan pembalap pada posisi dua, tiga dan seterusnya hanya mengikuti bagaimana Pace Leader pack . Kalau depannya kencang, mereka ikut kencang, Kalau Pimpinan Race lambat yang belakang ikut melambat, imho. Namun patut sobat catat juga melihat Grafik cacing tawuran di atas terlihat bahwa race Pace tidak melambat di akhir balap, cenderung cepat walaupun tidak terlalu signifikan.

Walupun Mirip, Namun jika dibandingkan dengan tahun 2018 terlihat ada perbedaan dimana tahun 2018 seperti ada ‘ayunan’ race Pace yang dikontrol oleh Pimpinan race yakni Dovizioso. sobat bisa lihat di Grafik Top 3 Finisher Race Qatar 2018 ada Pace mengendor di tengah sebelum akhirnya geber kencang di akhir.

Kenapa ? Sinyalemen terkuat adalah Karena hampir semua Pembalap sadar bahwa mereka akan mungkin mendapati kondisi Track yang makin memburuk di akhir sesi race. Kesadaran ini berdasarkan apa yang mereka dapatkan di sesi test Pra-Musim dan tentunya sesi sesi latihan Hari Jumat dan sabtu. Sepertinya pembalap Tidak mau berbuat terlalu konyol dengan ngepush semenjak awal dan suffer di akhir. Mereka seperti hanya berusaha bersiap di waktu dan tempat Yang tepat sembari mempertahankan kondisi motor terutama Ban.

Marc Marquez sendiri mengaku bahwa doanya sebelum race dimana ia berharap akan race Pace yang lambat terkabul. Marc sudah mengukur kemampuan dirinya dan Motor sepanjang sesi Latihan dan sangat tahu bahwa masih ada ketidak seimbangan setingan mesin sehingga membuat masalah Degradasi Ban terutama ban belakang. Yap, Marc Dan team melakukan setup RC213V sehingga Load ke Ban belakang dilakukan lebih banyak. Oleh Karena itu jangan Kaget jika Marc terlihat menggunakan Ban Depan Medium dan ini tidak biasa.

Marc Dan Honda Biasannya menggunakan ban depan lebih keras dibanding pabrikan lain karena mereka saat itu masih melakukan setup di mana Ban depan memiliki tumpuan beban yang lebih terutama saat hard Brake. Marc Bisa menggunakan Ban medium namun Setup load Motor sedikit diarahkan sehingga ban belakang saat race menjadi lebih dominan. Namun efeknya, Grip roda belakang habis.

Tahu sendiri Marc Sangat mengandalkan Roda belakang saat nikung. So Masalah Grip sehingga ini pun yang menghalanginya untuk bisa berbuat lebih di lap lap terakhir, terlihat akselerasi marc selepas tikungan tidak sedahsyat Desmosedici GP19 yang digeber Dovi. Mengenai Jalannya race bisa sobat lihat di Grafik atas bertapa Race Pace Marc Marquez dan Andrea Dovizioso sudah kayak amplop dan perangko alias nempel ketat plek ketiplek

Entah apa yang dibisikan HRC ke Cal Crutchlow, namun memang terlihat race pace Cal dan marc Pun mirip banget. Akan ada banyak sekali spekulasi mengenai hal ini, apakah Cal berlaku sebagai ‘BodyGuard’ Marc ? tapi ya memang seperti yang sudah tmcblog bahas di awal Artikel ini sepertinya semua pembalap tidak mau konyol geber motor di awal, mereka semua bersiap akan kemungkinan kondisi tarck terburuk yang bisa saja hadir di akhir Race.

Alex Rins dengan suzuki GSX-RR nya memang bikin kejutan. SUzuki hadir di Qatar dengan modal speed corner yang menakjubkan sehingga membuat Dovizioso harus melancarkan Taktik menghentikan aksi Rins secepat mungkin di awal. Rins dan Suzuki GSX-RR bisa jadi adalah Satu satunya pabrikan yang tidak terlalu bermasalah dengan grip Roda belakang. Rins dapat leluasa melakukan speed corner sesuka dia yang biasannya akan lebih mempercepat habisnya Grip Roda belakang buat rider pabrikan lain.

Dovizioso tidak mau berada di belakang Rins, Karena jika Rins ada di depan Ducati maka Ducati akan ‘kepontal pontal’ untuk ngejabanin Speed corner GSX-RR di tikungan. Kepontal pontal di sini dalam artian Jika Ducati dan Juga Mungkin pembalap lain ( Non-Suzuki ) harus mengikuti ritme Rins di tikungan, maka hukumannya adalah akan menghabiskan Grip Roda belakang mereka di akhir Race

Oleh karena itu Dovi melancarkan strategi yang membuat Rins Putus asa. Yakni Berupaya membuat Kicep Rins di Track Lurus dengan muntahan  tenaga Khas V-4 desmodromicnya Ducati dan sesegara mungkin menutup Pintu di tikungan dengan Stabilnya Braking Khas Ducati juga.

Ada satu fenomena yang menarik di Race yakni Bagaimana Hebohnya Fabio Quartararo bisa mengejar ketertinggalannya saat Start karena mesin motornya stall saat dilakukan warm-up Lap

Dapat sobat Lihat digambar Grafik atas bahwa Laptime Quartararo luar biasa cepat di sekitar 5 Lap pertama dan Bahkan melampaui Laptime tercepat yang pernah dilakukan Oleh Marquez dan Dovizioso saat race. Namun sepertinya durabilitas ban Quartararo terbatas sehingga menyebabkan  setelah Lap ke 11, laptimenya cenderung menurun. Sebagai perbandingan , laptime pembalap pack terdepan malah naik karena mereka semua save ban di awal.

Mesin Baru Bikin Top Speed Marc Tambah

Sobat bisa lihat di Gambar Grafik atas betapa di banyak Lap Top Speed Marc Marquez pada MotoGP Qatar bisa melampaui / Lebih tinggi dibandingkan dengan Top Speed Ducati Desmosedici GP19 yang digeber Andrea Dovizioso. Yap Hal ini dimungkinkan setelah tahun 2019 ini secara kasat Mata HRC memang mengubah Jalur Asupan Udara RAM Air dari yang awalnya dari depan lalu ke samping menjadi dari depan langsung lurus masuk ke Filter udara  Via head stock

Perubahan yang banyak me-redesain bentuk fisik RC213V seperti pemindahan Posisi steering damper, adanya bridge kabel di samping plus sinyalemen kehadiran bento Box paling tidak terbukti meningkatkan Top Speed Honda RC213V yang digeber Marc Marquez.

Top Speed Marc Marquez di Race MotoGP Qatar 2019 jelas umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan Top SPeed Marc Di race MotoGP Qatar 2018. Namun yang jadi pertanyaan adalah kenapa belum cukup Untuk Melawan Ducati. Marc Mengatakan bahwa pemilihan Ban depan Medium membuatnya tidak lebih pede saat melakukan Late Braking karena kompon Ban yang lebih lembut dari biasannya ia pakai Yakni Kompon hard. namun ya seperti itu racing, peningkatan di satu point biasannya berhubungan dengan pengurangan di point lain. secara umum RC213V meningkat, namun Belum Cukup !

Secara umum Ducati dan KTM mengalami Pengurangan Top Speed di 2019 ini dibanidngkan dengan tahun 2018 smeentara terlihat Suzuki mengalami peningkatan Top Speed yang paling signifikan dibandingkan tahun 2018 diikuti Honda, Aprilia dan Yamaha.

Taufik of BuitenZorg

133 COMMENTS

    • istilahnya motor juara tahun lalu aja yang ada peningkatan sedikit belum bisa dibilang cukup..apalagi motor ampas yg katanya problemnya masih sama dgn tahun lalu..mungkin survive agar tidak dipermalukan sijuki aja kali tahun ini..xixixi..

    • memang secara kasar seperti itu mas ali ttpi smua itu tdk bs dilakukan utk musim ini.krn mesin sdh di segel.dan meningkatkan top speed itu tdk segampang yang qt pkirkan.semua step by step,,krna resiko itu dpt berimbas pada hal lain sprti spinning dll.. maka perlu perhitungan yg cermat dr para insinyur

    • jng berandai-andai dlu kl szka power ditmbh bs pling joss,krn spt kta marc,kl ad satu sisi yg brtmbh mka sisi lain akn berkurang,tdk ad yg bnr2 smw sisi bgus,mningkatkan power jg hrus merelakan hal yg lain,,,,

  1. logikanya gimana ya wak, rossi dari posisi 14 jauh di belakang posisi 1, mungkin jarak 2 detikan, tapi di akhir race jaraknya bisa cuma 0.6 detik dari dovi padahal dari lap 1 sampai last lap race pacenya mirip2? malah terkadang lebih cepat dovi dan marq

    • Yap Rossi sepertinya sedikit push di awal untuk nyodok ke depan, namun di akhir dia mengaku ban nya sudah habis grip dan tidak bisa push lagi lebih jauh, Puas di posisi ke 5

    • Kalo jarak berdasarkan berapa detik memang jadi gak masuk akal, karena waktu start motornya diem di tempat, sedangkan saat finish motor bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 km/h.

      Coba liat tayangan ulangnya, jarak mereka berapa meter kira2 waktu start dan finish, kalo menurut saya sih gak beda jauh

      • gw juga paham maksudnya jarak berdasarkan detik. misalnya pada kecepatan tinggi jarak 1 detik bisa beda 500 meter sedangkan pada kecepatan rendah paling cuma beda 200 meter. gw udah paham tadi gw salah baca grafik 2018. kalau grafik 2019 kelihatan rossi pada lap 14 dan 15 memangkas jarak sekitar 2 detik, lumayan banget

    • dovi memang mengatur ritme balap, selalu terlihat santai. dia paham betul potensinya untuk mencetak waktu yang lebih cepat, tapi tetap saja harus main aman di era ban Michelin.

  2. kayanya boxnya cuma buat test aja, sebagai data logger yang lebih advanced. datanya sudah dapat buat apa pakai bento box lagi, tinggal setting aja sebelum race

  3. Intinya ducati udah bosen dengan topspeed paling tinggi, dan berusaha menyaingi kecepatan hodna di tikungan. Sedangkan hodna mulai mengejar topspeed untuk mengimbagi ducati. Dua pabrikan ini sudah saling “menyerang” satu sama lain.

    Kemudian ada satu yg mulai lepas dari masalah, dan bersiap ikut perang dengan hodna dan ducati

    Sisanya lagi 3 masih sibuk dengan masalahnya sendiri

    • ducati top speednya terkebiri oleh banyaknya aero winglets mereka. trade off lah, enggak mungkin bisa semuanya

    • ya lu liat aja wingletnya ducati. udah begitu masih ditambah aero device swing arm. downforce arahnya tegak lurus dengan aerodynamic drag, jadi kalau mau punya downforce pasti aero dragnya harus ditambah. situ tau kan efek dari drag?

  4. Terlepas dari data yg tersaji, menurutku peningkatan rcv sudah signifikan. Cuma pas finish aja marc kena jebakan lawas, yaitu melebar pas tikungan, jadi kalah cepat saat buka gas. Tapi dari finish nya yg mepet banget, kelihatan nya rcv bisa dipacu lebih kenceng lagi (baik akselerasi & top speed)

    • bukan jebakan, itu dia sendiri yang melakukan. dia rencananya mau block pass dovi supaya ikut melebar, tapi dovi udah paham betul taktiknya. udah berapa kali sih kejadiannya?

    • . . Yori
      . . peningkatan rcv sudah signifikan . .
      kalo saya bilang bangettt, terlebih jika dibandingkan Top speed dengan tahun lalu, banget banget nambah

    • karena hanya itu satu2nya cara melawan paket “Dovi-Desmo” di Losail dalam kondisi trek yg demikian.
      apakah ada cara lain ??? dan bila ada, bisakah ditemukan caranya oleh Marc dgn segera sementara dia sibuk mengatasi kondisi motornya di last2 lap & kondisi adrenalin udah memuncak ??? Tidak semudah itu.

      Mungkin benar Marc pede dgn akselerasi & top speed RCV current,
      hanya saja dia melupakan kondisi grip ban belakang yg udah parah rusaknya (dan itu diketahui oleh Dovi setelah dia yg dgn sengaja; sepertinya; mengalah untuk disalip Marc pada “2 laps remaining”.
      Lihat aja top speed Marc di 2 last lap, yg walaupun udah dibantu towing sekalipun dilast lap, nyatanya top speednya anjok, & jauh dibanding top speed saat lap 17
      (hmm…, Marc kenapa selalu dpt top speed paling tinggi di lap 17 ya di 2 musim terakhir di Losail-Qatar ??)

    • sebenarnya 2 laps to go Marquez udah coba buat didepan Dovi(karena buat counter Dovi kayak di Buriram ya harus didepan dia),tapi dovi counter lagi pas late braking,terus celahnya ditutup semua sama Dovi di last lap,jadi mau ga mau ya nyoba di last corner kayak tahun kemarin walaupun kemungkinan keberhasilannya kecil,tapi kalo ga dicoba kan katanya ga bisa tidur ?

  5. Top Speed Marc Marquez di Race MotoGP Qatar 2019 jelas umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan Top SPeed Marc Di race MotoGP Qatar 2019

    Mungkin 2018 wak

  6. Suzuki g banyak berita tapi langsung menyalip speed corner Yamaha..ha..ha..
    Yamaha masih bingung pembalap mana yg dipilih sebagai leader project…

    • Lah tahun kemarin Yamaha sendiri bilang akan lebih memperhatikan masukan Rossi hehehe tapi tidak cemerlang juga

      • kalau begini kayanya lebih ke masalah engineering departmentnya yamaha sih. mereka (rider) cuma bisa memilih paket yg disediakan pabrikan, pokoknya harus menentukan antara pilihan tersebut. kalau ternyata pilihan tersebut enggak ada yg lebih baik dari tahun lalu, ya terpaksa memilih yg terbaik dari yg terburuk. enggak mungkin juga kan rossi ikut desain mesin pake autocad dsb wkwkwk

    • nanti kalo ngikutin rossi terus masih struggle mau alasan apalagi ? nyari kambing hitam apalagi ?
      gitu aja terus sampe nenek nenek main PUBG tamat

    • Sy setuju opininya nih.
      MV itu keliatan sekali hanya tau pake motor untuk digunakan sendiri. giliran mbalap, dia sering bingung dgn riding style-nya sendiri untuk digunakan overtake.

    • kan yang lucu 2017 pas sasis 2017 di buli pembalap nya dan bilang sasis 2016 lebih baik. kalo ga salah yamaha langsung bikin tes untuk nentuin sasis 2016 apa 2017 yang di pake. aneh nya 2 2 nya kompak sasis yang di pilih adalah yang selama ini di buly. apa ga puyeng enginer nya. kesanya udh ngomong ini itu ternyata bukan itu masalah nya.

    • IMO
      sebenarnya tidak ada rider developer motor.

      tapi rider setup motor.
      develop motor itu engineer lebih cocok.

      rider itu feedback. lu kurang ini lho kemudian engineer yang bikinkan.
      selama engineer tahu siapa yang harus diprioritaskan maka tidak akan kejadian seperti di kubu biru ini yang bingung mo arah kemana. mo kearah R tapi ga ada hasil juga, kearah V sama aja ga ada hasil

    • @Vixioner
      masalahnya adalah butuh karakter butter hammer juga untuk itu, Mosok Rossi dan Vinales mau di kasih penataran Butter hammer ? kan keduanya sudah punya style sendiri
      yang dibutuhkan adalah mesin yang bisa sesuai dengan Rossi – Vinales sehingga bisa saling pas

  7. Losail Qatar mirip sirkuit Philips Island karakternya , yg satu di gurun pasir dimana race di malam hari yg satu di pinggir laut, dimana hembusan angin yg kuat, sangat sulit bagi pembalap untuk mencetak Pace terbaiknya, untuk leading di depan,,

    Apakah COTA masih jadi Marquezland,, ??
    Kita nantikan,,

    eeekkkeeekkk

  8. Wak haji request dong artikel perkembangan penggunaan elektronik di motogp dari awal awal transisi ke 4 tak sampe dikebiri dorna. Mulai dari kapan pabrikan anu mulai pake ecu, tc, launch control dll

  9. cerita losail emang beda wak, senyawa kimia yg terjadi antara ban dan aspal sirkuit sangat unik, ketambahan pasir2 lembut bak aplas di aspal…msh penasaran dengan kekuatan RCV yg sebenarnya di suhu siang…20 point yg marc dapat itu jadi kunci besok di akhir musim..itu luar biasa melihat kondisi bahu yg masih rawan!!! ngilu tiap liat marc mau masuk tikungan kiri…, dan Cal sangat menikmati peran barunya..jempol naik!

    • Sepertinya peran tersembunyi dari cal yakni mengcounter peran dari Petrux (pake ban soft-soft) yg mana tugasnya mengganggu Marq di lap2 awal hingga pertengahan biar ban Marq tersiksa dan sayangnya skill nya ga sampe ke level tsb dan hal inipun sudah ditunggu cutlux.
      Petrux akan sukses besar jika Marq diluar podium apalagi dlozoor tp Maaf ya Petrux, dibuntuti Rossi aja anda selalu minggir dan sungkem apalagi mau ganggu Marq…tugas itu terlalu berat buat anda…Biar jack ass saja ya (mungkin itu yg dibisikin Gigi ke Petrux makanya abis race wajahnya kosong).

      • bisa banget. kemarin dia selalu cepat tapi apes mulu ? ditabrak lah, jatuh ketika memimpin race lahh. kalau melihat paket ducati + dovi kayanya sudah perfect. menurut gw desmo versi terbaru sudah mendarah daging dengan dovi melalui pengembangan dari 2013 sampai sekarang, mudah2an membuahkan hasil yang manis. kemenangan itu hasil kerja keras team bukan rider sendiri

  10. sebenernya ada 3 kejadian menarik juga yang semestinya bisa dibahas.
    1. penampilan rookie joan mir yang bikin duo yamamud ngos ngosan.
    2. patahnya winglet motor pecco yang bisa ramai lagi kalo disangkut pautkan dengan penolakan proposal ktm.
    3. kejadian miller yang cukup berbahaya sebenernya melambatkan motor ditengah ketika pembalap lain lagi kenceng.

    • untungnya jok motor yg dilepas ama Miller tidak mengenai atau bahkan terlindas oleh rider dibelakangnya
      berpotensi membuat celaka rider dibelakangnya

      • iya bahaya itu, pas ditengah2 lagi
        sempet mikir bakalan kena sanksi……..mungkin kalo podium kena kali yak

      • dorna tidak akan memberikan sanksi ke dikiti mas. yg ada adalah pemberian reward. hehe..
        lama-lama nanti bukan jok yg dilepas jek meler, tapi ke depan akan lepas full wearpack dan dalemannya. jadi jek meler balapan cuma pakai helem, sarung tangan, dan sepatu saja. fenomenal! hehe..

    • biarpun lemparan bekas joknya gak kena pembalap lain, melambatnya miller pas di racing line itu juga menurut saya berbahaya. apalagi posisi miller lagi di 3 besar yang artinya dibelakang dia banyak pembalap dan berpotensi ditabrak dari belakang atau tabrakan beruntun.
      yak mungkin miller pembalap ducati

      • @dealer tutup
        udah pasti berminggu-minggu dibahas terus,dgn judul rider urakan,rider membahayakan, harus di banned bla bla bla ??

  11. Kalo mereview dan yang saya tahu semenjak perubahan ecu ke magneti marelli ini hanya honda hrc yang berani memodifkasi mesin dan sasisnya secara besar besaran hingga rcv bermasalah karena masih dalam masa transisi di 2016, tapi ternyata hasilnya sangat luar biasa sudah di lihat di motor 2017 yang mengalami peningkatan signifikan.

    Enggak tahu apakah pabrikan2 lain juga sudah merombak secara ekstrem yaitu basic motor mereka sejak perubahan ke ecu seragam ini.

    Sepertinya menarik ini wak haji untuk diulas, mengingat motor yamaha kok masih bermasalah sejak era ecu mm ini, apakah yamaha juga sudah mengikuti hrc yang merombak besar2an motor mereka. Atau belum kalau belum siap2 yamaha merombak besar2an m1.

    • Ya mengingat HRC harus adaptasi besar besaran di masa transisi ke unified ECU. Ducati sudah terbiasa menggunakan ECU MagMar jadi mereka bisa lebih leluasa untuk berinovasi di bagian lain terutama aerodinamika sedang Yamaha terakhir ada inovasi revolusioner kan pas jaman pertama kali pakai crossplane sama pneumatic valve itu udah jaman kapan. CMIIW

      • Betul,, disaat honda hrc di 2016 sudah merombak besar besaran motornya di era ecu mm ini,, malah yamaha masih seperti bergerak ditempat pengembangannya dengan basis yang itu2 saja.

        Jika sampai akhir musim yamaha masih tertinggal dari honda dan ducati, apalagi suzuki, tidak menutup kemungkinan spertinya m1 akan mengalami perombakan besar2an.

    • Yoih gregetan sendiri lihat Yamaha cuma jadi pemeriah doang. Tapi roda emang bulet sih jadi teringat HRC pas transisi ke ban tunggal Bridgestone juga awalnya mereka terseok-seok cukup lama.

  12. Ini udah kupas tuntas tentang race apa belum, Wak ? Jujur saya menunggu ulasan tentang Quartararo di early race yang laptimenya kenceng walau finish tetep belakangan, hehehe

  13. seandainya:
    1. Quartararo tidak kena masalah motor saat pemanasan, sehingga dia dgn terpaksa harus “Gung Ho” di awal2 race dan kehabisan grip ban di sisa2 lap
    2. Miller kaga kena masalah jok
    3. Rins mau maen santai di awal2 race sehingga tidak kehabisan grip ban di sisa2 lap

    Last lap bisa jadi bakal lebih sengit lagi

    • Klo udah pake seandainya segala…gelar Marq ga mungkin 3tahun berturut2 dan gelar rossi 5tahun berturut2. Bisa jadi nicky heyden yg menang seandainya ikut race…just kidding

    • Bicara seandainya saumpama akan jadi abu abu cak karena Uda masuk Rana tergantung mental dan nyali pembalap di last lap apalagi ban keadaan Uda botak

      Seandainya saumpama dan saudara2nya udahak paten kaum kuning.

      • yoi apalagi klo seandainya
        1. Race dimajukan 1 jam lebih awal
        2. Lorenzo kagak cedera
        3. Race lebih panjang 2 – 3 lap lagi ^^

        Lebih jauh lagi, seandainya
        3. kakek legend kagak tua-tua
        4. kakek legend boleh pake bridgestone pesanan
        5. kakek legend masih pake ondha
        6. oknum valeban (yg akhirnya muncul lagi) ikut balap pake motor bekas 2stroke full modif dan full oprek murah meriah dgn top speed 350++ dan tentunya udah pake usb eh usd anti dangak ^^

      • juara overtake yg diovertake bukan pembalap sekelas dovi atau marquez, lawan joan mir yg rookie aja ngos ngosan wkk

    • abis pipel champion sekarang ada lagi gelar juara overtake,sama juara slipstream???
      keknya kalo di Qatar yg juara overtake bukan Rossi deh,tapi Alex Rins
      berapa kali tuh dia overtake Dovi,Marquez, Crutchlow,outwide balik overtake mereka lagi ???

      • maklum kaum pemuja kuning2 memang punya standar penilaian yg unik2 dan “sakarape dewe”
        apalagi klo mereka lg komen di IG
        ngeri2 sedap

      • wakakakka…bagus buat judl di IG itu….
        “setelah memenagkan hati people champion, VR jadi juara overatke”

        ” 14 go to 5, sangat layak menjadi juara overtake malam itu”

        ” seandainya ditambah 3 lap, mungkin dapat overtake 4 pembalap terdepan”

        ” selain people champion sekarang ketambahan gelar baru overtake champion”

        dan masih banyak lagi….hahaha gombal kuning

      • juara overtake sejati jelas bukanlah rossi, tapi fabio qartaro mas. race dari pitlane, dan merangsek masuk ke top 20. hehe..

    • setelah lihat dari Laptime Fabio di Artikel sepertinya sulit Fabio ngejar pack terdepan walaupun dibantu Presmis seandainya, kalau pun atau yang lain. Fabio sepertinya belum bisa memanage Durabilitas ban sehingga Laptimenya kencang di awal namun kendor di akhir, sedangkan lawannnya malah sebaliknya.

      • sama seperti mir masih jiwa muda.blm ada pengalaman utk memanage ban biar awet tempur sampai titik darah penghabisan..wkk

    • Seandainya ghost rider ikut race….mmm….apalagi ya..seandai semua anggota marvel ikut race mulai dr hulk hingga ironman ditambah lagi pasukan DC team sepeti batman, flash, superman…Waduuh.. seru kali.

  14. Ini yg saya maksud pas latihan kemarin.kalau dirasa trek kurang bagus dan bahaya ya tinggal kurangi kecepatan dan kemiringan,gak usah minta race dimajukan jadwalnya.

  15. Terlihat di tiap akan memasuki tikungan desmo selalu lebih baik dari rcv dalam hal pengereman walaupun akselerasi keluar tikungan umumnya mereka seimbang

    Matteo : “dovi itu late braker terbaik”

  16. Nama Franco morbidelli lenyap kayak ditelan bumi,ga ada yg memperbincangkan
    Padahal di plot jadi the next Valentino Rossi lo

    Tapi masih race 1 sih, perjalanan masih panjang

  17. topspeed rcv meningkat kurng tepat?
    bisa dijelaskan kurang tepatnya dimana?
    kontradiksi dengan data grafik diatas loh

  18. iya kurang tepat,GPS nya aja yg ngibul kayak speedo motor ngahaem
    aslinya semua topspeed motor MotoGP 2019 menurun, Hando doang yg paling ngibul,dan ahamay yg paling akurat karena diukur langsung dr satelit luar angkasa

    tenang mo ane belain! ??

  19. ducati menang akselerasi awal sampai menengah dan ada peningkatan di tikungan, kita lihat saat balapan siang hari terutama saat udara panas dan suhu lintasan meningkat

  20. Nanya wak? Apakah honda mengubah ram air untuk mngejar top speed sudah 100% atau masih dlm pngembangan? Dilihat dari race kmaren di qatar honda rcv hampir jabanin ducati tuch di track lurus..?

    • nah ini dia, saya kudu pelajari dulu book of rules nya apakah sepanjang musim bisa di ubah atau nggak itu model ram air

  21. 14 finish 5

    jd Rossi gk perlu rebutan pole
    maksimal cukup start ke 8 bakal podium ( 1 )
    sprt ciri khas the doctor ini yg membuat race motogp lbh seru dan hidup

    keren emang ?

    • asal jangan start posisi 3 ,entar udah memimpin eh gemeteran dikejar anak kencur,dlosor di depan tribun fansnya di Sepang

    • Hheeellloooowwww lha tus kalo dia start dari pos 7 kebawah gimana ??
      Pos 6 podium 0
      pos 5 podium -1
      pos 4 podium -2 dst gitu ??
      Wahh ada rumus baru didunia permotojipian nih .

  22. komen saya belum muncul jg sudah 3 jam.
    seri qatar tidak akan bisa jadi pembanding untuk sirkuit di seri-seri berikutnya. karena karakter sirkuit qatar paling berbeda.
    kekuatan motor masing-masing tim baru bisa dilihat di seri cota. seri ini menjadi tolok ukurnya.
    tim hadno sudah sangat impresip performanya, tim dikiti tidak akan bisa lepas musim ini. ban tetap menjadi penentu krusial dan vital untuk meraih kemenangan. saya masih menjagokan jl99 sampai akhir musim meski kemaren cedera sedikit di qatar. hehe..

  23. Sijuki.
    Kalau RINS bisa sedikit menaikkan konsistensinya, paling tidak ya musim ini balapan akan seru sekali.
    MIR kalau udah dapat feel ama motor bisa lah meramaikan balap.
    Speed corner udah paling josss. RPM tinggal naikin lagi ke 18k bisa lah bejaban ama Hando.

  24. Dunia gaib itu memang nyata adanya bro tp kalo dibawa2 ke motojipi lucu jg sih .ntar kalo pembalapnya jatoh bilangnya ‘saya melihat skelebatan bayangan melintas ,jd saya reflek pencet rem’ hehehe

  25. “mArc Marquez sendiri mengaku bahwa doanya sebelum race dimana ia berharap akan race Pace yang lambat terkabul. Marc sudah mengukur kemampuan dirinya dan Motor sepanjang sesi Latihan dan sangat tahu bahwa masih ada ketidak seimbangan setingan mesin sehingga membuat masalah Degradasi Ban terutama ban belakang. Yap, Marc Dan team melakukan setup RC213V sehingga Load ke Ban belakang dilakukan lebih banyak. Oleh Karena itu jangan Kaget jika Marc terlihat menggunakan Ban Depan Medium dan ini tidak biasa.”

    pencerahannya wak haji,,,ko sepemahaman saya dipresscon marc blg pemilihan ban medium memang jd satu2ny opsi yg bs dipkai marc krn marc tdk bs ppke ban hard saat suhu track yg tnyt sgt rendah,tp dg ban medium pun marc mrasa msh trll lunak,dy sdh gk bs bermain2 dipengereman krn ban mediumny sdh sgt aus,,,marc jg blg kl memang tipikal mesin skrg sgt mmberi bantuan utkny trutama utk bs berthan smpe akhr balapan dg ducati,krn mesin yg sekarang spt mmbri power lbh tp dg cara memanfaatkan ban blkg,nah krn ban dpn marc sdh tdk bs diajk kompromi mkany marc mengandalkan ban blkgny utkk ttp berthan,pun bgitu di iyakan crutlow. jk melihat thn2 sblmny marc p[pnrh pkai ban dpn medium dn finish dipos5/4,tp dg mesin skrg,marc mski dg ban dpn medium msh bs podium,,,marc jg blg dilastlap memang sgt sulit utk tdk melebar krn memang sdh tdk memungkinkan bginy utk trll mengerem (ban dpn sdh aus)…

Leave a Reply to bawor Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here