TMCBLOG.com – Salah satu yang ditengarai cukup membuka debat masalah legal atau tidak legalnya aero devices / part aerodinamika di MotoGP adalah regulasi yang belum bisa menilai secara tegas hal yang diakukan Pabrikan. So jadi di artikel ini kita kembali akan membicarakan Soal regulasi

Sedikit Flashback, Kisah ini dimulai dari usaha Promotor untuk membuat MotoGP lebih ‘murah’ secara biaya karena setelah tahun 2011 kesini telihat banyak pabrikan yang jor joran menggelontorkan dana terutama di riset Elektronik. Tahu Elektronik jadi potensi biaya tinggi, Dorna ambil Veto untuk menyeragamkan elektronik, itu juga dilakukan pelan pelan Mulai dari ECU dulu baru sampai akhirnya Full ECU plus Software.

ECU Magneti Marelli

Motor sudah kadung powerfull, Harus dijinakan. Biasannya pakai Software Inhouse bisa beres, kini harus putar otak lagi. Selain menggunakan elektronik Magneti Marelli ( Yang kapasitas kendalinya lebih inferior dibandingkan  Software Inhouse ) , Segala efek samping performa motor seperti slide dan wheelie dicoba dijinakan menggunakan sesuatu yang hanya bersifat mekanis.

Yap harus mekanis dan regulasi sangat ketat soal ini. Saking ketatnya Dorna sempat menyangka bahwa Part elektronik IMU pun ditengarai bisa dijadikan ‘Otak kedua’ bagi motor yang bisa di gunakan Pabrikan untuk membantu ECU ‘mikir’. Oleh karena itu mulai tahun 2019 alat yang jeroannya mayoritas berupa Sensor giroskopik ini diseragamkan juga. Setelah sebelumnya ada penggantian Suplayer ban dari Bridgestone ke Michelin.

Hasil dari segala Pengebirian penggunaan elektronik ini adalah hadirnya banyak hasil pemikiran kreatif yang walaupun secara estetika banyak yang bilang bikin tampilan motor jadi ‘jelek’. Namun memang alat alat ini berguna membantu elektronik : Aero winglet, Holeshot devices dan lain lain. So Praktis dalam 4 Musim terakhir kita cukup kenyang disuguhkan beberapa detail detail part prototipe menarik.

Setelah Grip Roda depan dan Belakang ditingkatkan Level ‘ nempelnya’ tentu akan banyak konsideran lain yang muncul. Grip terlalu tinggi karena Load dari downforce yang terlalu besar bisa membuat Ban cepat panas. So Pabrikan Pun harus pula memikirkan bagaimana cara memanage durabilitas ban agar bisa tahan dipakai 20-an lap.

Mulailah hadir berbagai usaha lain di sektor ini mulai dari  bagaimana adaptasi Pembalap yang mengubah riding stylenya sampai upaya pabrikan membuat alat yang bisa ‘ mendinginkan ‘ secara langsung ban tersebut.

Sobat tentu sempat ingat bagaimana Yamaha sempat mencoba open-fairing yang seperti laba laba di Motor Valentino Rossi 2018 agar bagian roda depannya lebih bisa didinginkan oleh angin ( walaupun fairing ini tidak jadi dihomologasikan) . Atau mungkin yang sempat dihomologasikan adalah Spatbor kolong yang sobek sobek untuk mendinginkan ban belakang M1. Nah di awal 2019 Ducati Hadir dengan membawa aero devices berupa deflektor yang menurut pengakuan Gigi juga sebagai part pendingin ban belakang.

Nah disinilah mulai hadir riak riak. Jika Spatbor kolong sobek ala Yamaha M1 pabrikan lain masih bisa mangut manggut tanda setuju. Namun melihat tiga bilah wing di deflektor yang selalu ditandemkan penggunaannya dengan semacam aero device di roda depan  Seorang massimo Rivola Yang lama di F1 langsung ‘ngeh’ dan menengarai bahwa part tersebut punya ‘fungsi tersembunyi’ sebagai part penghasil downforce untuk roda belakang. Yap Formula 1 seperti yang sempat dituliskan Oleh manuel pecino di artikel kemarin memang awalnya sudah terbiasa mengenai hal protest- memprotes soal aero devices.

Segala Hal ini memang berawal dari keputusan promotor yang membatasi satu hal ( elektronik) namun mencoba membuka-namun tetap mengendalikan-hal lain ( aero devices ). Cuma masalahnya Ke-depan MotoGP punya potensi memang akan membingungkan apabila setiap race hasilnya bukan hasil final karena harus menunggu dulu proses ‘ peradilan’ yang mengadili protes. Sobat bisa lihat bahwa Kunci utama ada di regulasi.

Yap menurut tmcblog dan Juga mungkin sama dengan sobat sekalian, Dorna Butuh membuat regulasi yang sangat tegas khususnya soal aero devices. Dari beberapa interview yang tmcblog baca ke Rivola maupun Brivio mereka sebenarnya menginginkan ketegasan regulasi dan tidak ada  hard Feeling sama sekali ke Ducati. Saat ini sebenarnya Regulasi sudah cukup tegas seperti misalnya dilarangnya Wing aktif yang bisa dikendalikan. Namun ada beberapa celah regulasi di area abu abu ( Grey area) yang masih bisa dimanfaatkan oleh Pabrikan.

Paling Mudah dan simple memang adalah Menghadirkan regulasi yang men-banned secara menyeluruh segala jenis aero-devices. Namun Jikapun Dorna Mau meneruskan MotoGP seperti sekarang ini, dengan tetap mempertahankan beberapa ketegasan seperti active aero wing serta dimensi wing, ada Regulasi yang di F1 terbukti bisa meredam segala Protest .

Yakni regulasi yang membiarkan part ‘aero device’ baru tersebut digunakan Pabrikan selama masih masuk dikoridor regulasi sampai musim berakhir. Lalu di akhir Musim ada semacam pengkajian dari regulator yang ujung ujungnya memutuskan apakah alat seperti itu diperbolehkan dipakai seterusnya ( oleh semua peserta ) atau ditolak.

Regulasi F1 terakhir ini mungkin bisa digunakan sebagai inspirasi karena Kita tidak bisa menyalahkan atau menghukum seseorang begitu saja karena kejeniusan dan kecerdasan mereka melihat celah regulasi terlebih lagi di balapan Prototipe seperti MotoGP ini. Menukil kata Bang Odinx  “ inovasi, itu yg membuat MotoGP beda dengan kejuaraan lainnya ” Jika ada opini lain dari sobat sekalian silahkan di tulis di kolom komentar, akhir kata monggo dikunyah kunyah dan semoga berguna.

Taufik of BuitenZorg

103 COMMENTS

    • Om Center Anoa numpang nulis ya..
      aah,.. Bang Haji bisa aja nih bikin saya tersipu…
      makasih ya, udah nulis namaku yg indah ituuhh…

      saya pribadi beberapa kali nonton MotoGp dari era 90-an saya udah mantengin (pernah nonton di sentul loh,.. waktu masih GP500) dan ke Sepang utk nonton GP.
      Inovasi ini lah yg mengilhami setiap perkembangan dalam balapan. Bang Haji pasti juga Ngeh, bahwa ducati juga yg membawa virus winglet ini ke WSBK (lihat deh..)
      dulu Doohan pernah balapan dengan bantuan alat elektronik dan mekanis khusus, hingga akhirnya hal ini diterapkan di motor masal Honda ( ada matic yg bisa pindah gigi pake tombol )
      dan saya sangat setuju, jangan batasi kecerdasan selama masih dalam koridor regulasi…
      BTW jadi ketebak kan umur saya kalo SMA udah nonton di sentul ngelihat Rossi kecil?… hehehee

    • numpang cerita yo

      Isu untuk mengangkat salah satu tim balap pernah juga terjadi di F1 sebelum tahun 2000an, sebelum schumy merajalela dgn ferarri nya… masih jamannya Benneton Ford ( smp Benetton Renault) perkasa disusul McLaren Mercedez mendominasi banyak regulasi muncul membatasi inovasi mereka demi kuda jingkrak…. hingga schumy direkrut dan jd juara terus…. sampai gossip para pembalap ikrar ABS – asal bukan schumy waktu race…. pokoknya seneng deh waktu schummy serempetan trus melambat…. tp schumy jg ganas, klo lawannya mepet n pengaruhi klasemen ya ditabrak beneran…. cek deh waktu jurdun selisih 1 atau 2 poin…. lupa ceritanya

  1. Amandemen kemaren dihapus saja. Itu yg jadi celah.
    Kalopun mau ada pendingin ban harus sesuai desain yg disarankan.

  2. Kurang kuraingin deh drama ginian. Klo drama antar pembalap sih oke. Ini drama korporasi antar dorna, ducatrok, honta, suzuka, aprolia bikin eneg pembaca doang. Ntar yg ada kaya bola juga nih mainnya kasar antar mafia

  3. Part aero harusnya jangan dihomologasikan lagi. Sudah terlalu banyak yang dihomologasikan sampe-sampe hampir berasa OMR. MotoGP tempatnya ide gila motor prototype yang suatu hari bisa diaplikasikan ke motor sport massal atau malah bebek harian.

    • kalau dibebaskan bakal ada pabrikan adu pke robot, honda pke asimo yamaha pake motobot yg dah bisa imbangi rossi. trus pabrikan lain bakal mundur dr motogp. dorna rugi, ini bisnis kawan. baiknya jgn pke winglet, merk ban bebas, tenaga motor disamakan. biar seru

  4. .. kalo aku sih cuma pingin lihat tampilan motor2 motogp yg “bersih”kayak dulu, yg layak buat harian, gak dibilang norak, lebai.. motogp yg fokus pada aero sangat menjemukan

  5. mending larang winglet,trus upgrade otak ECU MM (biar anti wheelie nya lebih canggih,dan menghilangkan kecanduan winglet) dan diperbolehkan ngembangin mesin hybrid
    kan lebih bermanfaat buat motor produksi massal,biar gak terlalu jomplang antara mobil dan motor, liat PCX hybrid dan mobil hybrid sangat beda toh cara kerjanya
    motor selalu always tertinggal beberapa langkah dr mobil

    • dikit2 dibatasi, susah juga. dan juga regulasi MotoGP biasanya tidak mendorong pabrikan agar mengeluarkan teknologi terbaru yang cocok untuk dipakai pada motor produksi massal. gw sih maklum karena di eropa, amerika, dan negara2 maju lainnya Motor cuma kendaraan hobi, jadi perkembangannya tidak terlalu signifikan seperti pada mobil. coba lihat F1 dari V12 N/A sampe jadi V6 turbocharged with KERS. ??? motoGP dari dulu sampe sekarang tetep aja 4 silinder N/A, paling bedanya dari 2 tak jadi 4 tak ??? winglets mah buat apa atuh, kalau KERS jelas berguna pada mesin hybrid

      • Bene wes bro.. motogp digandrungi masyarakat Indonesia, krn disini lbh enak oprek motor drpd mobil. Ya jelas. Alasan utama dana, kedua kepraktisannya (1 atau 2 silinder lbh gampang ketimbang 4 apalagi 12 silinder, mumet dan abisin dana kalo sekalinya jebol). Ketiga susah nyari “musuh” yg bejaban. Keempat kelima keenam dll msh byk lg.

        Level sultan disini banyak, tp kalo murah dan terjangkau? Bakalan byk yg ikut. Makanya dr dlu balapan kelas bebek mulu drpd sport krn alasan diatas td. Lbh murah. Baru2 ini aja kan ada penjenjangan dr nol pake motor sport.. angkat topi

        F1? Dulu ane demen ini mobil, apalagi jamannya kakek mc.schumi, skrgg justru pindah ke motogp..

    • iya mas bro mobil hybrid juga lebih gede dari PCX hybrid, drpd riset hybrid yg udah telat mending riset motor eletrik sekalian

    • Teknologi hybrid nanggung sebenarnya kalau diaplikasikan di motor.hybrid berarti punya dua sumber tenaga atau dua mesin,dan kurang praktis diaplikasikan di motor yg ukurannya lebih kecil dari mobil.kalau disebut teknologi motor ketinggalan dibanding mobil sih iya,teknologi baru yg ada di mobil bukan berarti langsung ada di motor.tapi saat ini banyak muncul pabrikan motor baru yg main di industri sepeda motor listrik bahkan turun di dunia balap

  6. Bagi saya yg dilakukan dorna sampai saat ini sudah sangat tepat untuk meningkatkan profit perusahaan ???

    Dan sebagai penonton saya sangat mengapresiasi drama-drama yg disajikan

    • gw masih inget bro tahun lalu ketika mm nubruk vr, dramanya enggak habis-habis, sampe ada yang bilang kalau drama seperti ini tidak sehat buat motoGP. tapi nyatanya? malah diulang lagi. yang penting fulus ???

  7. Mungkin pemilihan ban dibebaskan trus winglet dihapus saja dari motor motogp. Kita akan tahu motor mana paling berjaya dah.

    • Saya rasa kurang tepat kalo pemilihan ban di bebaskan karena nanti salah satunya ada pabrikan yg di untungkan dengan aturan tsb,soalnya ban salah satu paling krusial dikancah dunia balap…
      Pendapat saya yg lain yg setuju ecu seragam,winglet di hapus seluruhnya baru pas… Atau ngak balik lagi ke ecu inhouse nah ducetec ngalihin dananya buat kembangin ecu mm dari pada buuat winglet yg katanya juga ga kalah mahal

  8. Banyaknya aturan jangan dilihat sebagai beban, tapi justru lihat sebagai tantangan. Dalam kondisi tertekan manusia jadi lebih berpikir out of the box. Justru sekarang gue lebih bisa menikmati setiap part baru yg ditampilkan dengan macam-macam bentuk yg katanya bikin jelek (relatif). Klo semua bisa diselesaikan dengan elektronik, justru inovasi akan berhenti, padahal kita sebagai penikmat motogp hanya bisa melihat yg kasat mata. Part baru hanya masalah waktu, karena belum ada part hasil penemuan original yg tidak bisa ditiru. Jika diizinkan semua akan pakai, jika tidak diizinkan akan ditinggalkan, tinggal siapa duluan. Satu jalan ditutup manusia akan cari jalan lain.

    • Sy lebih setuju ECU+software MM yg ditingkatkan.
      Riset electronic akan sangat bermanfaat buat produksi masal kendaraan motor/mobil, bahkan di kecepatan standar jalan raya.
      Kalo paket aero, mereka hanya akan bekerja seiring kecepatan bertambah.
      Mau winglet segede sayap pesawat juga tidak akan ‘bermanfaat’ jika dipakenya di kecepatan jalan raya.

      Membayangkan traction control tersemat di Beat/Mio dgn harga sangat murah kan wow banget.

      • Kebayang teknologi elektronik di motor yg bisa mendeteksi peluang kecelakaan.. baik jatuh karena jalan licin.. atau juga mengendalikan motor agar tidak saling bertabrkan.. di situasi apapun..
        Jadi sisi safety berkendara jadi meningkat..
        Sapa tau bisa di temukan dari riset di motogp dan bisa di turunkan k produksi massalnya..

      • sekarang aja sudah ada traction control dan riding mode di kelas 250 cc. tidak menutup kemungkinan diturunkan di kelas2 bawahnya. kalau aero devices? udah banyak sih tapi variasi yang fungsinya juga enggak jelas ???

  9. Kenapa jadi rumit ya? Bukankah ketika motor yg sdh ada di grid start, itu artinya motor yg sdh lolos regulasi?
    Apakah part yg dipakai Ducati itu jg sdh dipakai dlm sesi tes pra musim? Jika iya harusnya itulah saatnya untuk protes.
    Kecuali dlm suatu race ada part baru yg tiba2 nongol tp regulator mendiamkan, bolehlah protes.

    • nah itu juga yang bikin Gigi banyak bicara. sebelum race dia sudah dapat persetujuan dari FIM technical director. “Techinical Director” seharusnya dia lebih paham tentang kelayakan parts aero dan lain-lain

    • Lah kenapa Aprilia yang duluan ngajuin itu part di tolak oleh Darno? Giliran Gigi Duc boleh, makakanya Rivalo protes. Sebelum race juga udah di wanti2 oleh Aprilia dan Suzuki keless…

      • karena ducati pada saat mengajukan parts tersebut bilangnya hanya untuk pendinginan ban belakang. kalau Aprilia kan terang2ngan kalau partsnya untuk menghasilkan downforce. ducati sih emang licik, tapi ya kesalahan sepenuhnya ada di technical director. harusnya dia lebih paham soal regulasi2 macem gini, biar enggak gampang kecolongan

        • Dan yang diprotes memang bukan ducati, tapi kenapa dari pihak ducati yg nyolot? kan aneh ???

    • Makanya kalo ada artikel tuh dibaca, pabrikan lain sblm race udah ngingetin, mereka protes resmi karena part itu dipake race, lagian yg protes gk nyerang dikiti, lah ini dikiti malah balik nyerang hahrese, lucunya lagi yg ngetek dikiti juga kelojotan

  10. ..”Dorna Butuh membuat regulasi yang sangat tegas khususnya soal aero devices.Dari beberapa interview yang tmcblog baca ke Rivola maupun Brivio mereka sebenarnya menginginkan ketegasan regulasi dan tidak ada hard Feeling sama sekali ke Ducati”….
    Ducati si anak emas hueeehehhee..

  11. sebenernya dengan penggunaan aero devices motoGP lebih cepat atau lebih lambat ya? mungkin lebih cepat di corner tapi lebih lambat di trek lurus. dan juga emangnya pengembangan elektronik lebih mahal daripada pengembangan aero devices yang software simulasi maupun biaya riset wind tunnel bisa jutaan dollar? menurut gw mending banyakin riset elektronik karena memang lebih mudah untuk diturunkan motor produksi massal

    • ntahlah bro

      regulasi jga tdk memperbolehkan intervensi electronic
      mungkin yg mahal itu isi daleman electronic data2 algoritma softwarenya dr pada riset mekanik windtunel dan fisik aerodevice cenderung lebih terjangkau…

  12. Yakni regulasi yang membiarkan part ‘aero device’ baru tersebut digunakan Pabrikan selama masih masuk dikoridor regulasi sampai musim berakhir. Lalu di akhir Musim ada semacam pengkajian dari regulator yang ujung ujungnya memutuskan apakah alat seperti itu diperbolehkan dipakai seterusnya ( oleh semua peserta ) atau ditolak.

    Jadi intinya.. pabrikan boleh riset part aero di musim berjalan ya wak..? Dan akan hasilnya untuk musim yg akan datang..??

  13. sebenarnya motogp tuh udah kadung jd olahraga mahal.. so imho seharusnya biarin aja dari dulu team2 pake software inhouse.. daripada pake aero2 gini yg juga mahal R&D nya dan ngerusak keindahan fairing.

    • niatnya agar tim papan bawah bisa lebih kompetitif, kenyataannya biaya RnD membengkak untuk pengembangan aero devices. kira2 lebih mahal biaya RnD elektronik atau aero ya? harusnya kan ada laporan akhir tahun yang isinya total biaya RnD untuk motor, karena alasan awalnya penggunaan Unified ECU untuk memotong biaya RnD

    • Semua balapan itu “mahal dan kejam” bor
      Yg murah balap karung saja

      Ini soal biaya2 yg dr dulu jd masalah klasik, knp ga bisa dibikin semacam limit biaya utk memproduksi satu buah motor prototipe drpd di homologasi per part, kalo di sepak bola semacam pembatasan anggaran belanja pemain per musim

  14. Pendapat saya yg lain yg setuju ecu seragam,winglet di hapus seluruhnya baru pas… Atau ngak balik lagi ke ecu inhouse nah ducetec ngalihin dananya buat kembangin ecu mm dari pada buuat winglet yg katanya juga ga kalah mahal

  15. apakah Dorna tidak berpikir untuk meningkatkan elektonik yg di pakai sekarang ini agar kedepannya dapat mengatasi hal2 yg kurang yg menyebabkan motor harus menggunakan aero firing tambahan. Berarti bisa di simpulkan kalau ECU dan elektronik M. Mareli saat ini sangat jauh atau memang ada keahlian khusus untuk melakukan settingannya. Kalau tidak salah ducati dari dulu sudah pakai ECU dan elektronik M. Mareli ini kalau memang mereka sudah lebih expert tentunya mereka tidak menggunakan aero fiing yg berlebihan untuk mengatasi beberapa kekurangan. Mungkin teman2 ada yg tau apakah ducati punya ECU dan software sendiri untuk motornya atau memang meraka mempercayakan perangkat elektroniknya dengan M. Mareli atau pihak kedua, karena kalau pabrikan lain hampir rata2 sebelumnya meraka mempunyai Software masing2 dan selalu melakukan pengembangan saat masih menggunakan ECu inhouse.

    • semua kekurangan motor dulunya bisa diatasi oleh software in-house. tapi dengan alasan biaya RnD yang sangat tinggi diputuskan lah penggunaan Unified ECU. tapi faktanya biaya RnD membengkak untuk Aero devices. siapa juga tau kalau RnD Aero pasti mahal banget

    • Gak ada jaminan upgrade elektronik akan serta merta menghilangkan winglet atau part aerodinamika sejenis, umumnya elektronik itu berfungsi untuk mengeliminasi kesalahan-kesalahan yg dilakukan pembalap yg mengakibatkan laptime melambat, kecelakaan, atau prilaku yg membuat penggunaan sumber daya (ban dan bensin) jadi tidak efisien.

      Sedangkan part aerodinamika bisa meningkatkan performa motor itu sendiri, salah satunya dengan meningkatkan traksi

      Winglet mampu mengurangi wheelie dengan menambah downforce, sedangkan elektronik hanya membatasi tenaga yg disalurkan ke roda, dengan winglet tenaga bisa disalurkan lebih banyak daripada tanpa winglet

      • iya juga sih, dengan elektronik yang canggih torsi keluaran mesin bisa diatur dengan akurat. tapi kalau intervensinya terlalu besar efeknya kecepatan malah berkurang. kalau dibandingkan dengan aero fairing kira2 gimana performanya ya? soalnya kan aero fairing mengatur wheelie dan wheel spin tapi berefek pada drag coefficient yang mengurangi top speed dan akselerasi. masing2 punya kelebihan dan kekurangan masing2

      • setau saya, traction control secara electronic buat nyunat tenaga biar efisien penyaluran tenaga nya jd ga berlebih dan roda ga spining saat slip. bukan itu artinya traksi nya efisien? itu untuk daily use, gmn motogp yang lebih advance.

        terlepas sehebat apapun rider nya. rcv, m1 (2016 ke bawah) pake ecu inhouse lebih efisien power deliveri nya. dan no singlet.
        cmiiw

    • Alasan ecu inhouse mahal itu buat nutupi dikiti yg gk bisa ngikuti pabrikan lain, alasan aja! Mana kita tahu rnd aerodinamika lebih murah dari ecu inhouse, kalaupun lebih murah berarti dikiti yg gk bisa ngimbangi finansial pabrikan jepun

      Kembalikan motogp jadi motor prototype sesungguhnya!

  16. 2 akarnya ada pada kondisi ketidakseimbangan peserta kompetisi dan dominasi yang membosankan, regulasi lama-lama nanti berubah jadi 1 make rule/race

    • gw yakin lebih bocor biaya RnD aero sih mas. liat aja RnD F1 biaya RnD. elektronik mah cuma sebatas software dan hardware, enggak perlu wind tunnel dan software CFD yang miliaran ??

      • liat aja YFR narik Michelle Gadda dari WSBK kaya enggak ada dosa. kalau bikin wind tunnel atau beli software CFD pasti kelamaan mikir, tapi akhirnya enggak jadi ???

  17. ya wajar sih, pasti ada penurunan pemasukkan ketika Rossi pensiun. tapi kalau kita lihat race Qatar kemarin, gw yakin motoGP will do just fine after he retires. Carmelo sudah merencanakan dari jauh2 tahun ?

  18. duhh ada yang bikin cloningan, sampe segitunya gara2 kalah debat berkali-kali ??? sooo sooo satu kata buat lu, PATHETIC ???

  19. Regulasi masih bisa debatable

    tp Ducati diposisi Kuat statement tentang Deflectornya

    kalaupun kalah itu karena suara voting bukan krn rule deflector

    • itu yang gw bilang, kesalahan sepenuhnya ada di tangan FIM technical director. dia yang memperbolehkan penggunaan alat tersebut tanpa diuji terlebih dahulu. gara2 itu juga Rivola protes ke Dorna, karena dia terlalu jujur sehingga alatnya ditolak. ???

    • Gak juga kaya nya
      Beberapa ahli aero devices f1 sudah mengatakan bahwa itu menghasilkan downforce
      Ducati punya keuntungan karena sudah diloloskan
      Walaupun pihak berwenang berkilah bahwa di dokumen yg ada pada mereka alat tsb untuk mendinginkan ban (pihak tsb membiarkan apakah efek downforce dr alat tsb tetap memgambang)
      Menurut gw memang saat ini harus ada ketegasan dorna
      Boleh atw tidak itu aja dulu
      Kalo boleh yah semua bisa pakai
      Kalo tidak yg perlu dibuktikan efek downforce n efek pendinginan ban nya

    • sekecil apapun efek mendinginkan ban tetep aja itu Deflector fungsi utama buat mendinginkan ban !!!!
      kecuali di deflector itu ada semacam part tambahan di luar / samping deflector yg menonjol keluar seperti aerodevice body motor

      • Bukan masalah fungsi utama atw sekunder nya bro
        Masalahnya adalah diregulasi boleh untuk mendinginkan ban, menghindari cipratan air n debris, tidak boleh untuk fungsi aerodinamik
        Nah menurut ahli aerodinamika f1 part tsb memiliki efek aerodinamik
        Ini kan kontradiksi yg harus diluruskan
        Kalo keputusannya 100% tidak boleh ada fungsi aerodinamik, bisa saja ducati tidak melepas part tsb, namun desainnya tidak 3 bilah bersusun miring seperti skrg sehingga tidak ada efek aerodinamik nya
        Masalah itu menyusul setelah keputusan banding spt apa
        Kalo ternyata boleh yah selesai… paling pabrikan lain ikut pasang

        • yang pasti orang-orang ducati jauh lebih paham tentang regulasi sampai2 mereka berani untuk melakukan ini. kita2 mah cuma baca sampulnya aja ???

      • kalo cuma deflektor sih ga perlu harus dibuat sirip sampai 3 buah juga donk…
        ini bentuknya udah mirip winglet daripada hanya sebuah scoop untuk mendinginkan ban…

  20. Kita pernah belajar dari kehilangan sosok ikonik secara mendadak di sebuah balapan bergengsi, Ayrton Senna.
    Kemudian digantikan oleh Mika Hakkinen dan Michael Schumacher, dan sekarang keduanya pun sudah pensiun dari Formula 1, dan diganti dengan driver tangguh lain. Dan Formula 1 pun yang sempat dibilang akan redup setelah Schumi pensiun, namun nyatanya makin menambah gegap gempita nya.

    Jangan takut dengan perubahan karena perubahan itu pasti terjadi.

      • Taufik MotorCycle kok bahas mobil piye tho!
        atau bikin blog sendiri aja tapi tetep berafiliasi sama TMC,Nugi Mobile Car NMC atau apa gitu namanya ??

    • kalo ada yang bilang motoGp ga akan rame kalo ga ada rossi itu adalah penonton tahun 2000 keatas yang hanya tau rossi…
      sebelum era rossi ada era mick doohan..begitu doohan pensiun digantikan dengan sosok rossi…motoGp tetep rame, bahkan tambah rame…
      ketika nanti pensiun, bakal ada sosok yang akan menggantikan rossi…entah dari segi skill, entertainer, sensasi atau apalah…

  21. Regulasi part aero mmg blm tegas. Kemungkinan krn Dorna (Danny) krng pengalaman. Berawal dari winglet Ducati. Begitu tahu boleh, yg lain ikutan. Lalu kmrn KTM sampai bawa ahli dari F1 utk penyampaian dunia aero. Proses homologasi part di GP apakah sampai ada presentasi scr teknis di wind tunnel atau cukup lisan/tertulis/tergambar saat pengajuan?
    Lalu skrg bila scr teknis deflector tsb terbukti memberikan downforce diatas batas wajar bila dibandingkan dng fungsi yg disampaikan Ducati yg sekedar sbg pendingin, artinya homologasi yg telah disetujui jd dibatalkan. Dan ini bs jd pertanyaan mengenai kapabilitas Danny dan Dorna pd umumnya..

  22. mbah oci itu msh ada di motogp cuma karena marketing pabrikan dan dorna aja, kebetulan saat ini wabah media sosial sedang menjalar, jadi susah lepas! beruntung doohan jadi legend terakir yg berhasil slamat dan tenang pensiun tidak tergadai oleh dunia maya!

  23. Saya kira winglet gak begitu pengaruh dg kecepatan motor….itu bisa dibuktikan di motor blade repsol honda…dipasangi winglet ngadap atas , ngadap bawah ttp aja lemot

  24. saya kutip opini saya sendiri yg dahulu pernah saya utarakan;
    Pak Bangun March 16, 2019 at 10:30
    “……persoalan utama ini regulasi swinglet semestinya ada aturan “freeze” total, sperti hal engine. tidak boleh ada penambahan part-part yg berkaitan dg aero-techno. deflector itupun tetap aero-techno, jadi regulasinya mesti ditegaskan, hanya boleh digunakan saat gerimis membasahi relung sirkuit….”
    – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
    sejalan dg usulan saya sebelumnya, dan memang hal tsb yg mesti dilakukan oleh dirni sebelum memicu kejadian kurang baik lainnya. musim race masih panjang, jangan sampai tindakan “kecurangan” tsb jg memicu tindakan “kecurangan” rider di atas track. lebih baik mencegah daripada mengobati.
    mungkin melalui blog ini, usulan dan ide awal saya awal dahulu terkait sedikit inovasi yg bisa meningkatkan skill rider, kompetisi teknologi, dan kompetisi race, yakni supaya ke depannya semua tim diwajibkan untuk menggunakan ban segitiga atau trapesium mas. hehe..

    • untuk membuktikan part bilah-bilah wing tsb ada efek downforce atau tidak, bisa diuji di rumah masing-masing. peralatannya mudah dan murah. sediakan kipas angin/blower besar, kotak bekas roti kosong atau kardus kosong, 6 lempeng kardus untuk dijadikan wing.
      kotak bekas roti ditidurkan, pasang 6 lempengan di sisi kanan 3-kiri 3 dg posisi seperti bilah part wing dikiti. taruh di depan kipas angin. setel kipas angin berurutan naik dari posisi 3 (sedang) s/d di posisi 6 (paling kencang). lihat pergerakan kotak bekas roti tsb. mundur terangkat melayang atau mundur tetep menapak di lantai. lihatlah reaksi apa yg terjadi. hehe..

  25. ***Regulasi F1 terakhir ini mungkin bisa digunakan sebagai inspirasi karena Kita tidak bisa menyalahkan atau menghukum seseorang begitu saja karena kejeniusan dan kecerdasan mereka melihat celah regulasi terlebih lagi di balapan Prototipe seperti MotoGP ini.***

    Nanya nich wak.. Jika di F1 ada apa tidak kejadian sebelum pagelaran F1 seri pertama dimulai ada tim yg mengajukan part tapi ditolak , lalu ada tim lain yg mengajukan dengan alasan lain dengan bentuk menyerupai di legalkan?

    Dulu ada yg mirip. Tp kejadiannya (protesnya) setelah musim berjalan ,yaitu masalah difusser saat itu RossBrawnGP ex HondaF1 dan yg mengantar JB juara dunia f1.. Yang akhirnya ditiru tim lain. Baru setelah kalenderf1 berakhir regulasi di perbaiki.

    Kalau gak ada maka alasan (kutipan artikel) diatas gak bisa diterima. Karna sudah ditolak diawal bukan dimusim berjalan.

    Sekalilagi ini bukan politis. Dan bukan juga hard felling ke ducati. Hanya menanyakan legalitas.

    Seharusnya *orang* yg melarang (punya Aprilia)
    dan memperbolehkan (punya ducati) ini harusnya di introgasi. Dan ditanyakan alasannya.

    • Gw bantu jawab…
      F1 sama motogp beda penyelenggara dan beda cara mainnya
      Maka menurut gw tidak relevan membandingkan cara penyelesaian yg ente sebut
      Trus kejadian di f1 seinget gw double difusser brawn gp juga diprotes redbull krn mereka pernah juga mengajukan double difusser tp ditolak
      Perbedaannya adalah kasus di f1 adalah masalah desain yg menyebabkan pubya redbull ditolak
      Sedangkan kasus motogp adalah masalah perbedaan fungsi yg di ajukan yg menyebabkan punya aprillia ditolak dan ducati dibolehkan
      Seperti yg ente sebut d f1 akhirnya tim lain berusaha mengikuti, tp di f1 winglet hal yg sangat amat critical
      Perubahan satu komponen harus disertai perubahan komponen lain
      Yang artinya harus riset dr nol
      Makanya sepanjang musim tsb brawn gp sangat mendominasi
      Nah untuk menghindari polemik maka dibuat peraturan untuk musim berikutnya kalo double difusser dilarang
      Dorna bisa pakai penyelesaian ini tp tidak harus… knp… krn alasan pertama diatas

        • Walah
          Kalimat terakhir nya dibaca pelan2 mas

          Nah kenapa ane bilang tidak relevan
          Krn ente bilang “kalo gak ada maka alasan diatas tidak bisa diterima”
          Nah dr situ ane mengasumsikan ente menyamakan cara main f1 dengan motogp
          Kalo ane salah paham ya mohon maaf

  26. Tantangan buat dukati nih, kalo emang cuma buat dinginin ban, buat aja airscoop kaya buat rem depan yg posisinya nyamping bukan ke bawah, itu saya lebih percaya klo gk ada efek downforcenya.

  27. pusing komennya panjang2…gwilaaaa

    ayooo dorna lepas saja rule tentang aero…..

    kalau perlu lepas juga tentang ecu!….

    mantaps kan

  28. Isu untuk mengangkat salah satu tim balap pernah juga terjadi di F1 sebelum tahun 2000an, sebelum schumy merajalela dgn ferarri nya… masih jamannya Benneton Ford ( smp Benetton Renault) perkasa disusul McLaren Mercedez mendominasi banyak regulasi muncul membatasi inovasi mereka demi kuda jingkrak…. hingga schumy direkrut dan jd juara terus…. sampai gossip para pembalap ikrar ABS – asal bukan schumy waktu race…. pokoknya seneng deh waktu schummy serempetan trus melambat…. tp schumy jg ganas, klo lawannya mepet n pengaruhi klasemen ya ditabrak beneran…. cek deh waktu jurdun selisih 1 atau 2 poin…. lupa ceritanya

Leave a Reply to Cak juncak Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here