TMCBLOG.com – Ducati Panigale V4 RS19 tunjukkan kekuatan dan juga keunggulannya di sirkuit Aragon kategori World Superbike. Sebagai kategori balap motor produksi massal paling bergengsi, kondisi Panigale V4 jadi polemik di musim perdananya ikut WSBK akibat standarisasi limiter RPM yang diatas kompetitornya. Dan, sudah bukan berita baru kalau tidak ada kendala teknis, Alvaro Bautsita yang keluar sebagai juara Race. Praktis ini merupakan kemenangan Bautista yang ke 9 dari 9 balap WSBK 2019 sampai pada seri ke 3 weekend ini.

Lagi lagi seperti ketapel Bautista melesat sejak balapan dimulai hingga bendera finish dikibarkan. Posisi runner-up diisi oleh rider kawakan Jonathan Rea dengan selisih jarak 6,867 detik sedangkan posisi podium 3 ditempati oleh rekan setim Bautista yakni Chaz Davies.

Sebetulnya bila melihat jalannya Race 2 ini, Kawasaki Rea dan Haslam terlihat sepadan dengan Ducati Panigale yang ditunggangi Davies. Karena Davies yang seorang rider veteran di WSBK terlihat penuh perjuangan dalam mempertahankan posisinya dari Rea dan Haslam di lap lap akhir. Apakah memang faktor Bautista yang lebih dominan sehingga mampu sapu bersih seluruh juara seri race WSBK musim ini dan sekaligus selalu membuat gap jauh dari rider dibelakangnya?

Dengan hasil Race 2 barusan Alvaro Bautista berhasil menyamai pencapaian Neil Hodgson yang memenangi 9 kali juara seri beruntun pada tahun 2003 silam yang juga menggunakan motor Ducati.

Well, Worls SBK 2019 sudah 3 seri berjalan dan selalu dimenangi oleh Alvaro Bautista nih sob, kira kira Dorna bakalan memberlakukan revisi peraturan soal limiter RPM mesin para kontestan WSBK setelah ini gak yah? Namun di Aragon barusan jalannya balap seru juga loh dan bisa dinikmati banget perebutan tiga rider untuk posisi ke dua. Hehehe …

Hasil Race 2 World SBK Aragon 2019

1. Alvaro Bautista  Aruba.it Racing Ducati 18 laps

2. Jonathan Rea Kawasaki Racing Team +6.867s

3. Chaz Davies  Aruba.it Racing Ducati +7.127s

4. Leon Haslam  Kawasaki Racing Team +7.581s

5. Alex Lowes  Pata Yamaha +11.549s

6. Eugene Laverty Team Go Eleven Ducati +16.797s

7. Jordi Torres Team Pedercini Racing Kawasaki +17.825s

8. Michael van der Mark Pata Yamaha +18.788s

9. Michael Ruben Rinaldi Barni Racing Team Ducati +19.329s

10. Sandro Cortese GRT Yamaha +20.351s

11. Marco Melandri GRT Yamaha +23.546s

12. Tom Sykes BMW WorldSBK Team +23.974s

13. Leon Camier Moriwaki Althea Honda Team +35.177s

14. Markus Reiterberger BMW WorldSBK Team +1m+

15. Ryuichi Kiyonari Moriwaki Althea Honda Team +1m

 

61 COMMENTS

  1. mario p4 dan cetak fast lap
    tpi masih ada aja yg nyinyirin mario, heran saya. pdhal sekelas andi gilang saja di tahun keduany baru dia bisa top5

  2. Kalo dorna emang berani, lepas aja tuh rev limitnya kawasaki, biarin berkitir sampek 15.200 rpm, sekaligus buat pembuktian kalo rea memang gak ada apa apanya dibandingkan bautista ???

  3. Wah….. Bingung juga wak. Mau revisi rpm limiter, kecepatan ducatinya Davies bisa di bilang mirip sama kawasaki nya rea. Kecuali motornya si Davies mirip Bautista baru perlu revisi.

    • yang gampang sih tinggal lepas limiternya ZX-10R, tapi hasilnya makin gampang ditebak, 1. AB19, 2. JR, 3. LH ?

  4. harusnya sehabis race motor bautista dan chaz davies di periksa apakah ada perbedaan spek. jangan jangan memanag bener ini akal akalan ducati saja untuk mengelabuhi dorna..

    • 2020 tukar guling bautista n petrux…
      Kalau bautista mau.. Pasti nolak..
      Lebih baik jadi kepala teri daripada ekor kakap..

  5. balapan yang aneh, oke bautista mungkin punya skill diatas rata2 pembalap sbk, tapi gapnya itu lho kok sampai se kabupaten di 9 kali kesempatan race??
    kalau kita flashback saat max biaggi pindah ke wsbk saja tidak seperti ini, kita tau kan gimana skill max biaggi tentu tidak diragukan lagi, meski belum pernah jurdun, tapi biaggi berkali-kali jadi championship contender gp500 dan motogp terkuat bersama rossi dan gibernau di musim 2000 s/d 2004
    kalau dibandingin bautista mah tentu sepak terjang biaggi di motogp masih jauh diatas bautista
    meskipun biaggi akhirnya jurdun wsbk tapi kan prosesnya tidak seperti bautista gini..

      • Kalo melandri nurutku udah mulai menurun pas turun ke wsbk. Dah ga punya motivasi di moto gp.
        Beda dengan bautista, pas di wsbk, ibaratnya masih di puncak. Inget thn 2018. Begitu dikasih gp18, langsung ada dipack terdepan

        • 2020 motoGP comeback? ? kalo dikasih spek terbaru bisa balapan di pack depan mulu tuh orang ?

  6. mario joss wak cetak fastest lap biarpun posisi 4. Tapi sayang awal lap tertahan di grup 2 malah posisi belakang (8 / 9 kayaknya). nunggu ban panas atau gimana?

  7. beda lagi kalau balapan, piston speed enggak selalu jadi patokan, karena material yang digunakan sangat exotis, ringan dan keras. dan juga mesin balap hanya ditargetkan untuk beberapa balapan saja, karena sudah ada alokasi mesin per musim. lihat aja tuh mesinnya GP19, dengan asumsi struk paling pendek 48.5 mm dan limiter 19000 rpm, piston speednya sudah 30.7 m/s.

  8. Nah mirip pertanyaannya
    Kalau limiter RPM berdasarkan kemampuan dari masing-masing motor itu sendiri, kenapa harus diatur ya? Biarkan masing-masing tim menentukan RPM yang paling tepat untuk motor mereka sesuai kemampuan mesin motor.

  9. Jika minggu depan menang lagi di Assen, Neil Hodgson’s records would be buried as history…
    And he’ll gonna be the first person with ten consecutive wins at the start of a World Superbike Championship..

  10. apakah ada yg sudah merasa tidak nyaman dg balap wsbk dan sudah merasakan kebosanan level 9 dari 10?? hehe..

    mengapa pembatasan rpm tidak diberlakukan di angka maksimal saja untuk semua pabrikan? katakanlah maksimal rpm dibatas 16k, ya sudah biarkanlah semua pabrikan bisa mengeksplorasi sampai batas maksimal tsb.
    mau mesin jebol atau ngeblar, ya itulah resiko race. tergantung dari masing-masing pabrikan bagaimana mengemasnya memaksimalkan upgrade setingan engine-nya

      • wah, kalau variabelnya terbatas bore x stroke saja, maka para engineer-nya tidak dibutuhkan lagi mas. hehe..
        dalam ajang balap yg terbuka untuk dilakukannya upgrade di “beberapa” bagian, tentunya sangat luas setingan variabelnya untuk dieksplore yg dapat dimaksimalkan untuk mendapatkan balance yg tepat

        • tapi tentunya (walau variable luas seperti ente bilang) ini tetap bukan ajang balap motor prototype bukan? tetap ada batasannya kan?

    • Power maksimal motor standar berapa?
      Motor A di 16.000
      Motor B di 14.000
      Motor C di 12.000

      Terus dibuat aturan maks RPM di 14.000 (angka tengah).. adil?

      Sekarang dibuat maks
      Motor A di 17.000
      Motor B di 15.000
      Motor C di 13.000
      adil?

      Atau dibuat bebas sekalian.. no RPM limiter…
      Adil?

  11. Bautista bagusnya gantiin petrucci di tim factory ducati motoGP…
    Bautista kayaknya punya potensi juara dunia klo dikasih desmo factory…..

    Klo petrucci, ke wsbk aja kali ya…

Leave a Reply to Anto spyder Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here