TMCBLOG.com – Yamaha M1 di 3 Seri MotoGP 2019 lebih baik dari Awal 2018, Paling tidak Hasil empirisnya dapat dicerminkan dari apa yang diperoleh Valentino Rossi di Qatar, Argentina dan Amerika. Di tiga seri ini pada Tahun 2018 Vale masih berjibaku pada masalah Akselerasi Keluar tikungan dan spining ban belakang sehingga hanya bisa meraup 29 Point, namun di 2019 ini ? 51 Point telah Vale Peroleh di 3 Seri pembuka MotoGP. No Wonder Sekelas Dovizioso menempatkan Valentino Rossi sebagai salah satu pembalap yang akan bersaing memperebutkan Titel Juara Dunia 2019. Selain Faktor Pembalap yang lebih rileks, Ada Juga faktor update dari Yamaha M1 berperan disini.

Kepada Crash.net vale mengemukakan bahwa Untuk 2019 Yamaha Bekerja keras via elektronik memperbaiki setingan untuk meningkatkan akselerasi keluar tikungan. Vale Juga mengatakan Bahwa Yamaha M1 tahun 2019 lebih seimbang ketimbang Tahun 2018 Oleh Karena itu semenjak awal Rossi Bilang Bahwa Yamaha sudah berada di jalur yang benar. Yap walaupun kemenangan Belum berhasil diperoleh di tiga seri pembuka, namun Vale telah membuktikan Bahwa M1 bisa terus hadir di Posisi Top 5 bahkan Top 3.

Walaupun sudah melihat bahwa yamaha sudah On-Track, Vale tidak serta merta gegabah melihat situasi ini ” Kami berupaya bekerja di sektor engine Brake, Akselerasi dan kehalusan kerja mesin. ( namun ) sepertinya kami masih butuh waktu karena kami memiliki beberapa area dimana harus ditingkatkan. Kelihatannya kami telah memulai dengan awal yang bagus, kami mengikuti jalan yang benar. Ini Penting, Kami memiliki team Yang bagus di Box, tantangannya sulit namun jelas kami telah mengalami peningkatan “

Secara Umum Sebenarnya Jika Kita Mau detail, Perubahan yang terjadi pada yamaha M1 sudah berawal pada seri Burram 2018 dimana saat itu Baik M1 Rossi maupun Vinales disinyalir telah mengubah beban dinamik ( Dynamic-Load ) dari awalnya ke arah depan menajdi ke-arah belakang. Perubahan beban dinamik ini paing mudah diperoleh via perubahan distribusi Bobot. Caranya macam macam, perubahan inklinasi dan posisi mesin, perubahan sasis, sub frame dan lain lain Namun yang pasti, yang tidak dibekukan.

Ini dilakukan karena memang sebenarnya semenjak lama diketahui bahwa Michelin memiliki Grip Karet yang cukup spesial untuk Ban belakangnya dan ini berbanding terbalik dengan karakater Bridgestone. Yap Buriram Merupakan awal dari akhir era strugglenya Yamaha, Namun ingat dari Buriram sampai Valencia Yamaha masalah utama Low Crank Shaft – Mass/ Inertia masih ada karena memang area Jeroan Mesin tidak bisa diubek ubek sepanjang Musim berjalan.

Untuk Sementara ini konklusi mengenai apa kira kira Yang diubah di Jeroan Mesin Inline 4 Yamaha M1 adalah ‘penambahan bobot Crankshaft’ yang menyebabkan inersia agak sedikit bertambah sehingga egeknya akan menghasilkan Putaran Crank yang ‘ tidak telalu ‘ Mudah berkitir atau yang secara feel dirasakan pembalapnya adalah spin Ban belakang berhasil diminimalisasi.

Namun Jangan dulu berekspektasi terlalu tinggi, Kita tunggu dulu hasil race Seri seri eropa Yang terkenal dengan karakter Low Grip dan sirkuit sempitnya. Jika di Jerez, le Mans respon motor bagus, Baru deh mulai kita bisa naikkan kadar ekspektasi.

Taufik of BuitenZorg

23 COMMENTS

  1. 2017 malah lebih tinggi lagi, lebih sering menang diawal awal bahkan dieropa. begitu mau masuk paruh pertama akhir marquez naik keatas dan paruh kedua kena serangan balik dah ?

      • marquez mah gak ada apa apanya, begitu lah kata sebagian orang ketika menang dan ada prediksi vinales jurdun. sampe akhirnya dipenutup paruh musim pertama marquez naik ke peringkat 1 dengan selisih 4 poin kalo gak salah. eh paruh kedua malah marquez vs dovi wkwk

      • Memang harusnya minder, jika yang mentrigger mesin v akan membuat banyak alasan yang keluar. Tapi jika sesama inline, mau ape ngeles lu hahaha.

        Sebenarnya mirip-mirip strategi marketing disini. Jika menurut mereka aman, maka tidak akan mengeluarkan jurus baru. Sampai ditelan merk sebelah. Terlena bahasanya.
        Sama juga dengan sebelah, strateginya mirip marketing disini “ser*k*h” wkwkekek

    • gimana gak minder, suzuki termasuk baru ngembangin mesin inline dimotogp. 2012 project dimulai dan 2019 ini progress yang sangat bagus buat suzuki, jadi ada waktu sekitar -+ 7 tahunan yak. kalo yamaha udah dari kapan tau ngembangin mesin inline, ibarat kata sudah jauh lebih khatam lah

  2. Saya setuju wak,memang terlalu dini menilai progress yamaha sebelum seri eropa. Team ecu eropa dan tes ridernya mulai diuji kerja nyatanya diserieropa. Terlepas dr kalah sama suzuki race lalu,mirip waktu dovi disalip rossi,dovi dah bilang traksi dah menurun daripada dlosor,mengamankan poin lebih penting. begitu jg kemarin rossi melebar saat mau mngejar rins.Dalam balap strategi pembalap beda” saat dah masuk top 5(jaga poin). cuma pendapat saya.

    • betul, kemampuan motor bisa mempengaruhi mental si pengguna. gw sendiri ngerasain kalau motor bermasalah pasti ketika lagi gaspol jadi males2an

  3. Terima kasih Vinales, kl g gara-gara dia protes dan ngotot masalah distribusi bobot M1, mungkin M1 tetep ky tahun kemaren……….. #ceklikbait

  4. menurut saya rapor yimihi masih abu-abu, padahal lebih bagus bila warna rapornya kuning-kuning. tinta emas loh itu. hehe..

  5. Menurut gue progres semua tim harus dilihat sampai beberapa seri kedepan dan terus berkembang sepanjang tahun. Hanya biasanya yg memberikan progres paling baik beberapa tahun terakhir adalah honda. Sepertinya disini peran sumber daya di balik layar sangat berpengaruh, makanya yamaha ngotot bikin tim pengembangan di eropa yg lebih responsif. Disaat gap antar motor sangat tipis, hasil positif di awal musim yg selalu di raih yamaha akan percuma jika evolusinya lambat. Suzuki, yg selalu keteteran saat qualifikasi, jika di biarkan tidak akan bisa berbicara banyak sepanjang tahun. Saat ini Honda dan Ducati punya tim dibelakang panggung yg siap memberikan respon yg lebih baik. Semoga tim yg baru dibentuk oleh yamaha dan suzuki bisa mengimbangi, sehingga bisa memberikan perlawanan yg lebih seru sepanjang tahun.

  6. Dek YAMA .H belajar yg bener Jgn sampe kek taon kemaren wali murid sampe dipanggil pak DARNO gegara nilai raportnya anjlok .

Leave a Reply to izanagi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here