TMCBLOG.com – Seperti sobat ketahui, Valentino Rossi via artikel yang lalu menyebutkan bahwa menurut dirinya saat ini Marc Marquez adalah pembalap terbaik di atas motor terbaik dan merupakan pembalap Honda yang paling bisa menginterpretasikan RC213V dengan benar. Marc Marquez memang finish 1,65 detik di depan Alex Rins, namun itu karena ia sangat melambat sekitar 3 detik dari Race Pacenya sendiri di lap terakhir. Kalau Marquez mau, angka gap finish dirinya dengan Rins bisa menganga di angka 4 detik-an . . . Yap jarak finish 1,65 detik memang seakan menipu . . Kita tidak bisa melihat bagaimana sebenarnya Ke-superioritas-an Marquez di Jerez kemarin sebelum melihat data menyeluruhnya  . . Ini dia sob . .

Jika dilihat dari data grafik pembalap Top-3 podium di atas . . . Dibandingkan dengan Rins dan Vinales . . Marc Marquez bukan hanya lebih cepat terutama di pertengahan race saat bahan bakar mulai berkurang, namun juga super konsisten race pacenya, boleh dibilang fluktuasi lap time-nya tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan Rins dan Vinales . . . Kalau sudah seperti diatas, memang agak sulit buat Rins dan Vinales bisa mendekati Marquez, apalagi untuk overtaking Marc. Logis bila Marc Marquez tak tersentuh di sepanjang 25 laps kemarin.

Tahun 2019 ini Honda RC213V mengalami update perubahan besar-besaran untuk mengail torsi yang ujungnya adalah performa, salah satu yang terlihat adalah perubahan jalur RAM AIR. Sasaran bidik dan patokan mereka adalah akselerasi serta Top Speed dari Ducati Desmosedici. Perubahan dalam bilik pembakaran dipastikan akan menghasilkan efek lain berupa perubahan karakter mesin, dan dipastikan juga akan ada karakter torsi yang berubah.

Solusi Engine Brake Terselesaikan, Namun Belum Sempurna

Salah satu efek real perubahan karakter torsi yang mungkin secara empirik dirasakan oleh Marc Marquez dan juga pembalap lain adalah karakter Engine Brake yang memang secara umum butuh lap time banyak untuk bisa mengetahui side effect negatifnya. Sayangnya side effect ini ketahuan paling kuat ketika di Austin dan harga yang harus dibayar oleh Repsol Honda adalah kehilangan 25 point untuk Marc Marquez kala itu..

Namun sepertinya kurang dari 3 pekan insinyur di Jepang lembur kerja siang malam ngutak-ngatik elektronik yang bisa mengawal karakter torsi dalam hal ini engine brake RC213V jadi lebih bisa di-manage dan lagi-lagi, Marc berhasil menginterpretasikannya dengan sangat baik di Jerez ini. Namun begitu masalah RC213V belum selesai . . Marc masih berkata bahwa motor ini masih bukan motor yang mudah untuk dikendarai.

Masalah pada front end masih menjadi kendala. Oleh karena itu saat test Jerez, Marc belum langsung mengiyakan kemungkinan dirinya mengunakan sasis Carbon-Wrapping yang sukses dipakai oleh Stefan Bradl. Marc ini tipe-tipe pembalap yang nggak bisa langsung merubah karakter secara radikal . . Masih ingatkah sobat sekalian tahun-tahun lalu ia bahkan keukeuh menggunakan sasis yang bahkan usianya 2-3 tahun lebih tua dari sat musim berjalan? Ia lagi fokus mencari solusi soal front end, dan sepertinya Marc tidak mau diganggu konsep lain di luar time line riset yang sedang ada di otaknya dan di otak team yang dikepalai oleh Santi Hernandez tersebut.

Balik lagi ke grafik. Untuk Rins dan Vinales sekilas hampir sama, namun jika kita lebih jeli lagi akan bisa terlihat bahwa di pertengahan race Rins secara umum memiliki race pace yang lebih cepat dari Vinales. Salah satu senjata Rins yang sementara ini tidak bisa di duplikasi oleh team factory manapun adalah corner speed yang boleh dibilang tercepat se-grid-start MotoGP. Yang bilang demikian adalah Andrea Dovizioso. Honda, Yamaha, Ducati kalah semua soal corner speed dari Rins ini. Mungkin kekurangan dari Rins satu, yakni bagaimana caranya ia bisa start di posisi terdepan saat race di mulai. Dan ini adalah persoalan management pada saat Kualifikasi.

Menurut TMCBlog, hal ini mungkin dikarenakan soal akselerasi dan top speed. Tercatat di saat race, top speed milik Rins kalah sekitar 2 sampai 3 Km/jam dari Marc Marquez, soal akselerasi nggak ada data. Namun ini bisa menjadi sinyalemen awal. Namun apakah Suzuki butuh buru-buru soal ini ? Kalau menurut TMCBlog, Suzuki sedang dalam track Development yang benar. Mereka mungkin dihadapkan pada dua pilihan soal balance pada speed corner, entry corner dengan mengorbankan 2-3 Km/jam di top speed. Atau lebih pada mengoptimalkan sisi top-speed tapi kemungkinan akan acak-acakan di sektor tikungan. Dan untuk sementara Suzuki ambil strategi pertama. Paling tidak sirkuit itu lebih banyak tikungannya ketimbang straight tho?

Untuk Dovizioso memang agak kesulitan kali ini menandingi Marc Marquez. Honda RC213V lebih baik dari Ducati GP19 di Jerez dan itu adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan. Mayoritas lap time Dovi masih kalah cepat dari pace Marc sepanjang race berlangsung. Mungkin saat GP Le-Mans yang nanti akan memiliki banyak titik Top Speed dan akselerasi , Ducati akan lebih bisa bicara ketimbang race awal pasca Losail, Qatar.

Beralih dari Ducati, kita bisa melihat bagaimana performa Cal Crutchlow di race Jerez 2019 dari grafik di atas. Yap memang secara umum walaupun di sekitar 2/3 balap race pace Cal lumayan stabil, namun lap time-nya tidak cukup cepat dibandingkan dengan Marc Marquez . .

RC213V Lebih Kecil, Load ke Tangan Jadi Lebih Terasa Buat Lorenzo

Nah gimana jika dibandingkan dengan Jorge Lorenzo. Grafik di atas sangat sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Lorenzo mengenai race di Jerez yang sangat mengecewakan bagi pribadinya. Secara pace memang tidak terbantahkan lap time Lorenzo paling lambat dibandingkan kedua pembalap lain yang menggunakan RC213V 2019. . Sobat bisa lihat bahwa trend lap time-nya sebenarnya cukup bagus . . Namun kenapa pada lap-lap awal laptime Lorenzo begitu parah awut-awutan. Sudah lambat, labil pulak . .

Jorge Lorenzo seperti yang sudah TMCBlog tulis di artikel yang lalu mengalami masalah load (beban) yang besar pada kedua tangannya sehingga membuatnya mudah letih dalam meng-handle RC213V. Secara dimensi, jarak handling RC213V lebih pendek seperti layaknya motor-motor Jepang dibandingkan dengan Ducati Desmosedici GP yang ia pakai selama dua tahun sebelumnya. Dan jarak handling yang pendek ini disinyalir membuat load ke kedua lengan Jorge makin besar. Ditambah lagi pada awal-awal lap tangki BBM masih penuh, sehingga jelas inersia yang harus ditahan oleh kedua lengan Jorge makin besar . . . Yang korelasinya, makin tidak stabilnya ia pada lap-lap awal race Jerez kemarin.

Sekarang kita lihat bagaimana soal Rossi dan Vinales di race Jerez 2019. Secara umum pace Vinales di awal race lebih tinggi ketimbang Rossi pada sekitar 8 lap awal, namun ini bisa terjadi mungkin karena kondisi Rossi yang harus berjibaku lebih sulit, secara ia start dari posisi 13 dibandingkan Vinales yang lebih baik posisi startnya. Fluktusi lap time Rossi dan Vinales hampir mirip, dengan Vinales bisa menutup akhir sesi race lebih baik dari Rossi. Mungkin Maverick berhasil me-manage pemakaian ban lebih baik dari Rossi kali ini. Namun secara umum dari lap time di atas, TMCBlog menilai antara Rossi dan Vinales di Jerez seperti tidak ada gap yang terlalu signifikan soal performa keduanya.

Perbedaan Rossi – Vinales dengan pembalap pada team satelit yang sama-sama menggunakan motor Yamaha M1 MY2019 – Franco Morbidelli, adalah Franco tidak bisa mempertahankan lap time cepat di paruh kedua race.. Bisa sobat lihat bahwa lap time milik Morbidelli kalah cepat secara umum dibandingkan dengan Rossi serta Vinales, dimulai semenjak lap 13 sampai selesai race . . Masalahnya apa ya? Management ban juga kah ?

Monster Energy Yamaha Pakai Data Petronas Yamaha di Jerez

Walaupun bermasalah dan akhirnya kembali masuk Pit, TMCBlog tetap kepo sama performa dari Pole Sitter termuda sepanjang sejarah, Fabio Quartararo sebelum dirinya kena problem dan kembali masuk pit. Bisa sobat lihat pada lap-lap awal ia dan juga mungkin Morbidelli boleh dibilang sanggup menyamai race pace dari Marc Marquez . . . Satu lagi konfirmasi yang TMCBlog peroleh dari Jerez adalah data settingan race yang dipakai oleh Vinales dan Rossi di hari terakhir sudah mengkolaborasikan data yang diperoleh dari Quartararo dan Morbidelli di team Petronas Yamaha SRT. Yap begitu memang keuntungan memiliki team satelit yang menggunakan motor yang sama persis. Silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna . .

Taufik of BuitenZorg

67 COMMENTS

  1. Kalo Quartararo gak bermasalah mesinnya mgkn bisa tetep nempel Marquez, walaupun gak bisa nyusul…

    • Kalo lorenzo mengalami masalah load, mengapa pembalap hrc lainnya yg tinggi badannya 11-12 tidak mengalami itu, apakah bisa disimpulkan lorenzo lebih lemah dari pedrosa yg mungil itu? Hehehe..

      • mungkin belum kebiasa nge handle RCV nya mungkin paduka. sama itu, progres pemulihan cedera paduka gimana juga itu…
        kalo tangannya udah waras, mungkin bisa lhah ya di compare. seperti kata orang, time will tell

  2. Baca dulu baru lihat komen…. Apakah solusi yang tepat buat Paduka jika jarak handling terlalu dekat…

  3. yg rada aneh rins pas masuk tikungan pedrosa kayak ngloyor tapi gak melebar dr apex,line nya beda gitu dr para yamaha

  4. gaya corner entry alex rins emg unik,, macam mau tumbang dr motornya, tp kenceng ternyata..
    trus M1 quartararo lbh knceng dr motor factory ymh meski disunat 500rpm. tinggal mslh keawetan ‘part2’ nya aja nih..

  5. Kemampuan speed corner punya Suzuki Rins kn terhebat segrid MotoGP, jadi penasaran nanti di Assen sama d Sachsenring, Sachsenring kn kesempatan terakhir Marc pertahankan juara seri 7 kali beruntun ky rekornya Vale, apakah seorang Rins mampu merebut podium tertinggi disana??? So Curious…..

    • klo assen masih bisa kyknya, tapi klo sachsenring berat, lebih banyak tikungan patahnya dibanding assen yg flowing..klo ane nunggu sizuka di sirkuit kyk brno, klo disitu bisa deketin RCV or Desmo, udah masuk motor terbaik tinggal nungguin rins matang, juara dunia di depan mata

    • untuk juara dunia rins butuh lebih dari sekedar matang saja! dovi,cal,hohe,vina&rossi mereka kurang mateng apa? dovi sudah pake motor terbaik, Cal dan hohe sudah pake motor terbaik, vina rossi dengan motor termudah!
      alex rins??? msh tergantung Marc hidupnya, gak percaya? podium 1 di austin karena? podium 2 di jerez karena?
      andai marc kemaren jatoh di jerez, rins akan jadi pembalap hebat?!
      hahaha

  6. Suzuki best chassis on the grid dalam hal speed corner yang bisa menginterpretasikan sekarang adalah alex rins, joan mir belum bisa berbicara banyak selalu ada masalah dalam race dengan motornya. Dan ditenggarai kedua pembalap ini gaya balapnya berbeda,, joan mir lebih pakai gaya marquez yaitu elbow, sedangkan rins pakai tubuh miring ala hamer lorenzo.

  7. itulah keuntungan factory yang punya tim satelit.
    bayangkan Suzuki bekerja dan berpikir lebih keras riset cuma dengan 2motor factory dan dana yang minim.

  8. sekarang saya menantikan rins overtake Marc untuk podium 1 dimanapun itu, best rider satu2nya yang belum mampu di overtake rins sampe saat ini.

    biar makin sahih gelar Master Of Overtake Rins di blognya wak haji. haha

    • setuju! Rins biar bener2 ngerasain juara “mengalahkan” lawan, bukan juara “berharap” lawan…hehe

  9. kira2 apa yang bisa buat Quartararo pacenya bagus dan bisa mendekati marq di awal2 sebelum akhirnya bermasalah, memang harus di akui marq dan rcv kombinasi yg ok, tapi mudah2an makin banyak perlawanan di seri2 selanjutnya

    • aspal baru..penyakit spinning M1 bener bener ilang, sialnya gearbox rusak, tapi in the end nasibnya bakal kyk morbid, manajemen ban masih kurang, maen geber mulu

      • nah itu dia yg bikin penasaran bro, spining hilang tapi tidak bertahan lama, tapi jika memanage ban dari awal banyak kehilangan waktu juga, memang tidak semudah yg kita bayangkan butuh hal2 teknis tingkat tinggi

        • jam terbang ga boong, itu di artikel wak haji. udah dijelasin Vina sama Oci dah ngeliat data telemetri punyaan morbid ma quartararo dan settingannya dipake, vina n oci bisa fight sampe akhir.

  10. 8 lap awal VR pace nya lebih lambat diantara rider M1
    wajar, krn terjebak ditengah
    sementara yang lain leluasa mengikuti pace MM didepan
    8 lap pertengahan terlihat mulai naik turun,
    seperti diantara menjaga ban n menjaga pace
    9 lap akhir
    MV masih bisa push
    FM kehilangan grip
    VR still naik turun
    sulit membayangkan FM kehabisan grip karena diawal “memaksa” mengikuti pace MM
    (mungkin juga penyebab FQ out)
    karena pace MV pun mirip, bahkan pertengahan MV lebih cepat dr FM
    padahal MV : medium hard
    VR + FM + FQ : hard hard
    michelin memang sulit dipahami,
    setiap pembalap harus cari komposisi ban yang sesuai dengan gaya balap masing-masing
    plus harus pinter jaga ban hingga akhir lomba

    • Nah , kemampuan “sixth sense” utk memahami ban michelin dr vale atau rins perlu diasah sejak free practice, biar dapat hasil race yg lebih baik.

    • yang aneh sih, waktu mau nyalip Miller lama banget, tapi giliran nyalip Morbid dan Crutchlow kaya nyalip pembalap moto2 ?

      • @mentega
        nah… itu dia bro yg sy jg aneh.. knapa pas morbi dan cal. VR kyk moodbooster gt ya.. hhe.. tp syangnya petrucci trlalu jauh

  11. jadi sekarang semua pembalap hanya bisa berharap pada marc saja..?!
    ayo apa harapan pemirsa? hahaha

  12. kemana ya komen dari pabrikan paling hedon motogp yg ada mision msionnya gitu, teringat kisah di awal musim…ah sudah lah, cukup S &Rins saja yg melakukan…hahaha

  13. wak, kenapa ya alex rins pas belok kok badannya kayak tegak banget gitu, paling gak kalau dibandingin pebalap lain keliatan banget tegaknya

    • mungkin niru gaya norick abe yg eksentrik ngerebahin motornya tapi tubuhnya menolak buat rebah,tapi alih alih badan tegak terus pas motor udah rebah maksimal badan rins juga ikut rebah elbow down

      pokoknya dia ngerasanya nyamannya mengendarai gsxrr gitu mungkin,soalnya waktu di moto2 naik motor kalex pons riding style dia ya standar kayak pembalap lainnya

    • ada blogger yg nyebut sih itu nmanya classic style. yup bener.. era 90’an mirip doohan sma kevin schwantz

  14. Yang menarik, biarpun selama sepuluh lap Morbidelli bisa menguntit Marc, tapi lap timenya yang lebih cepat dari Marc hanya 4 kali , yaitu pada lap 2, 3, 4, dan lap 6. Begitu juga Quartararo. Kondisi ini bisa berarti, dengan speed yang lebih baik, Marc bisa dengan mudah mendikte kecepatan duo Petronas, sehingga biarpun mereka berdua menempel ketat, tapi tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk attack wlpun mereka di beberapa sektor lebih cepat. Fabio menguasai sektor 2 dan 4, tapi di sektor 1 dan 3, Marc mendominasi. Bahkan dibandingkan Morbidelli, Marc mendominasi di hampir seluruh sektor.

    Kondisi ini sejalan dengan pernyataan Quartararo kl di Jerez kmrn, kedua pembalap menjadikan Marc sebagai referensi. Saat dia mengerem, maka mereka berusaha mengerem di titik yang sama. Bahkan saat Marc berbuat kesalahan, Morbidelli pun ikut melakukan kesalahan d titik yang sama.

    • Keren om analisisnya.

      Gw pas liat tayangan ulangnya, sempat mikir kalo Marc sengaja mainin pace kaya yg sering dilakuin Dovi saat lagi mimpin race.
      Terlihat lambat, tapi sulit diovertake

    • tapi gw tetap berharap doi juara di RCV dulu lah….biar inline v line…mantep kaaan, mudah2an bisa!….tengah musim ketemu solusi distribusi bobot saat pengereman

  15. @super puma lhawong klo di ymh yg jd lab berjalan itu team factory, tim satelit gk usah pusing2, tinggal fokus balapan ?

  16. Pada banyak memprediksi Assen bakal dimenangi Rins. Sebagai FBS SEJATI, ane gak berpikir seperti itu. Assen menurut ane bisa dimenangkan oleh Cratcrutcrot35. Rins bisa podium tapi harus dog-fight habis2an. Karena Assen memang banyak tikungan, tapi tidak bakal memamerkan superiornya cornering-speed Sijuki. Prancis lebih cocok ke Sijuki. Belum lagi sirkuit Assen cukup sempit dan Rins bakal lebih kesulitan cari tempat overtake. Brno dan Sachsenring seharusnya Sijuki bisa colong podium pertama kalau Marc masih kesulitan dengan front-end nya.

    • klo cal ane rada sangsi. tapi assen itu biasanya jadi holy race nya si VR bro.. karna biar kata M1 lg susah biasanya sih rossi mendulang poin di sirkuit itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here