TMCBLOG.com – Di Era MotoGP Modern Pilihan Ban menjadi salah satu hal yang boleh dibilang sangat penting selain persiapan Fisik Pembalap dan motornya itu sendiri. Dan Boleh dibilang masing masing pembalap memiliki Gaya Riset Pemilihan bannnya masing masing. Dan Khususnya Untuk team team yang tidak terlalu banyak berkutat di masalah teknis selain ban – Seperti misalnya Repsol Honda Kubu Marc Marquez – Riset ban semenjak 2018 Yang lalu memang lebih mudah dianalisa. Di 2018 biasannya Marc terlihat fokus memilih ban di Sesi sesi dimana Hadir pada Jam yang sama dengan race yakni di FP2 atau pun di FP4 dan Bahkan di sesi sesi tersebut jarang sekali Marc sengaja Melakukan time attack dengan mengguankan ban belakang berkarakter soft biar laptimenya tajam. Di Jerez kemarin seperti apa ? 

Berikut tmcblog rangkum pemakaian Ban yang dilakukan Oleh marc Marquez di sepanjang race weekend MotoGP Jerez 2019 :

  • FP1 [1st] : Soft-Hard (8 Lap ) | Medium Hard ( 5 Lap ) | Air: 20°, Ground: 28°, Humidity: 48%
  • FP2 [4th] : Medium Soft ( 9 Lap ) | Hard Hard (4 Lap ) | Air: 25°, Ground: 46°, Humidity: 51%
  • FP3 [2nd] : Medium Hard ( 11 Lap ) | Medium Soft ( 3 Lap ) | Air: 18°, Ground: 21°, Humidity: 85%
  • FP4 [1st] : Hard Hard (13 Lap) Baru | Air: 21°, Ground: 26°, Humidity: 71%
  • Warm-Up [1st] : Medium Hard (8 Lap ) LAMA | Air: 17°, Ground: 20°, Humidity: 77%
  • Race : [1st] : Hard hard ( 25 Lap )  | Air: 21°, Ground: 42°, Humidity: 61%

Sesi Kualifikasi tidak tmcblog hadirkan datanya Karena tmcblog fikir itu sesi dimana Marc Tidak berfikir soal Riset Ban race, Murni buat Time attack. Nah dari data data di atas terlihat bahwa memang semenjak awal Marc Mayoritas menggunakan Ban belakang tipe Hard yang akhirnnya menjadi Pilihan akhirnnya saat race Time. . .

Nah sekarang ke persoalan ban depan. Jika di FP2 Marc Masih Galau antara dua Pilihan Ban medium dan bah Hard, namun akhirnnya di FP4 sore hari Marc dan team Sudah terlihat memutuskan pilihan  . . Ia menggunakan Ban Baru HARD HARD dan Tidak menggunakan Kombinasi ban lain di sesi FP4 itu sob . . fokus.

Di sesi Warm Up Marc Sudah Juga fokus di Satu pilihan Kombinasi Ban dimana ia menggunakan Ban belakang Hard Yang lama ( bekas dipakai di sesi sebelumnya ). Marc Menggunakan ban depan medium diperkirakan untuk alasan Safety dimana pada Pagi Hari suhu udara dan Track Masih sangat rendah sehingga sulit untuk mencapai Suhu kerja optimal Buat Traksi ban depan Jika diilih Hard.

Dan akhirnnya memang benar, Ban Hard Hardlah yang ia Pakai di sepanjang 25 Lap yang menghasilkan Podium satu plus konsistensi Laptime yang cukup mengerikan dibandingkan dengan Rins dan Vinales.

Buat Marc, Ban depan dan belakang sama pentingnya. Marc Marquez adalah tipikal pembalap Yang butuh kepercayaan diri yang kuat terhadap Front end dalam hal ini kestabilan dan nurutnya set dari Kaki kaki depan ( suspensi, durablitas dan Grip Ban ) Karena Marc Marquez sangat bergantung pada ban depan. Bila Marc Marquez hilang kepercayaan di Ban depan, Makan Marc akan struggle

Mengenai Ban belakang, ternyata Juga sama sama penting untuk bisa mewujudkan Style Marc Marquez dalam melibas tikungan. Menurut Santi Hernandez – ( Marc Crew Chief ), Marc Marquez Sering menggunakan rem belakang terutama di awal tikungan. Rem Belakang digunakan Marc Marquez untuk membuat motor slide mirip mirip Oversteer githu sob . . yap Marc Marquez menciptakan style mirip Oversteer dengan Menggunakan rem belakang. Dengan Oversteer ini posisi RC213V dibuat siap untuk melakukan akselerasi ataupun melakukan Speed corner tergantung tipe tikungannya

Jadi Begitu Sob, Marquez Style Itu banyak . . . Cara Save dari Kejadian hampir Crash, dan yang paling impresif dan Metodik adalah Marquez style dalam Riset ban. Ini sebenarnya sudah dilakukan semenjak 2018 dan Kembali dilakukan di Jerez. Gaya Riset ini menurut tmcblog sangat bisa direplikasi Oleh pembalap manapun, namun memang Butuh Motor Yang sudah settle dulu tanpa masalah lain sehingga riset ban Bisa fokus.

Taufik of BuitenZorg

44 COMMENTS

  1. pengen liat marquez nge push sampe buntutnya mobat mabit pas masuk tikungan kayak 2015 gitu,kayaknya susah terwujud ya

    • Selama kualitas ban depan Michelin blm bisa menyamai Bridgestone, y g bakalan bisa. Saking bagus kualitas ban depannya, banyak pengguna Bridgestone yg abuse habis-habisan ban depan saat masuk tikungan, g cuma Marc tp emang dia yg lebih ekstrem. Cal penah bilang (IIRC), saking pedenya dengan front end RC213V dan ban depan Bridgestone, Marc seing ambil resiko merebahkan motornya saat masuk tikungan walaupun ban belakang belum napak tarmac.

    • ciri khas marquez 2015 slah satunya yg kliatan dan di slo-mo.. sm kamera motogp ialah sdikit wheelie saat masuk tikungan dgn ftont tyre BS. edun mmng itu ban depannya BS bisa buat atraksi pmbalap yg biasa ngebut 300 km/h ??

  2. Artinya motor² lain blm settle dg pembalapnya. Rcv & gsx-rr sdh menemukan rider yg mampu menundukkannya.
    Smg ga 4L yg juara seri, biar rame…

    • Antara belum settle, ato mereka yg masih memilih berkutat di situ. Pendekatan Marc sebenarnya sederhana, dia cuma butuh memahami karakter motornya, kepastian feel di front end, and he’ll take care of the rest.

      Dan ini sebenarnya sejalan dengan prinsip pengambangan motor d era GP Modern, yaitu “Building your bike around the tyre”, apalagi d era unified ECU dimana tweaking cara delivery power k ban terbatas.

      Sementara pembalap lain yg belum settle dengan tunggangannya hanya berkutat di satu variabel kemungkinan solusi untuk menyelesaikan satu masalah. Seperti misalnya Yamaha di musim 2017 terkait delivery power k ban belakang, selalu berkutat pada tweaking ECU, padahal dengan menggeser CoG M1, problem bisa berkurang dan bisa kompetitif d banyak tempat. Atau Ducati dengan problem d karakter Stop n Go sehingga hanya berkutat pada aero package yang berbeda-beda sesuai sirkuit, tapi akhirnya proses setting motor jd complicated banget.

      • Wah broo aimin cocok jadi incingur ,enjinering sekalian juru masak team di salah satu team MotoGP
        Analisanya begitu mantap ??

  3. dan tentunya insting dan mentalitas juga berperan penting disini. Karena cara, tehnik, dan model pemilihan pendekatan riset sangat bisa ditiru dengan mudah. Namun cara yang dibahas diatas jelas merupakan metode yang lahir dari diri marc marquez sendiri berdasarkan pengalaman dan kreatifitas marc dalam mengeksplorasi pemilihan ban yang tepat. imho

    • mungkin yg “hard” biasa bro. bukan yg “extra hard” klo extra hard bisa jdi mlah susah buat race pace yg konsisten dri lap ke lap karena harus mmbangun panas di ban biar compoundnya lengket dgn aspal sirkuit.

  4. memang harus dengan motor yg sudah setle, akan lebih mudah untuk rist ban
    ow iya bener wak ada 2 type ban hard yg di bawa michelin sepertinya saat race pun tidak ada infonya yah

  5. Ada hasil risetnya dlm bentuk jurnal ilmiah gk wak? Biar bisa didonlot tim lain buat referensi riset ban ? bakal keren kyanya “optimasi pemilihan ban michelin di rc213v”

  6. komunkasi di team marc juga terlihat lebih cair, segala info resep data riset bisa di goreng secara presisi oleh para crew di garasi saat setting motor, dan di telen oleh marc secara perlahan dan menikmati ketika di lintasan, soal nanti masih kurang asin atw keasinan, kurang pedes atw kepedessan, kurang bumbu lainya data itu kembali di proses dengan cara yg sama antara marc dan crew di lintasa maupun di dapur…bener kata wak Haji, proses itu semua butuh motor (elektronik, sasis, mesin) yg siap minimal 90% untuk perang…
    wak kepoin juga donk resep baru apa yg di bawa bos besar HRC untuk sang paduka hohe, responnya segitu masif bgt (maaf team sutan) sampe motor di kirim ke japan ?

    • motor yang dikirim ke jepang motor Marc dan Jorge pasca austin
      itu persoalan setingan elektronik Engine Brake, hasinya -> Jerez

    • kepo yg soal test hari senin pasca race wak, ada resep khusus buat RCV 99, bos HRC sampe yg nganter tu part khusus buat paduka hohe

      @blue
      ana yakin ante sebagai salah satu penyumbang HRC…terima kasih yes

  7. paling jelas terlihat oleh angle kamera slide mm kemaren pas di tikungan terakhir/T13.
    dibuatnya ala flat track

  8. adiknya juga sering tuh mainin rem belakang ditikungan dan jadi slide tapi ini malah jadi kelemahan dia, yang mana kalo lap lap akhir bannya udah ancur duluan.
    wkwkwk

  9. gerombolan instagram taunya ban ghoib. titik !!
    malah pas seri jerez kemarin bikin ngakak tuh gerombolan instagram, diledek pas kualifikasi jagoannya kalah sama tim satelit.
    malah ban quartararro dibilang ghoib karena dia berasal dari 1 negara yang sama dengan ban.

      • wkwkwk ciusan bro. makanya kalo ente mau ketawa ngakak, kalo pas lagi ada motogp liat dah postingan” instagram tentang motogp dan liat komen komennya. liat komen fumi itu bikin ngakak ngocok perut

    • @stang lurus, say biasa liatnya oada ngaaih emot poop

      @qhandar saya bukan fummiyem dan bukan bagian dari 27nickgate

  10. HRC,RCV,MM dan crew mekanik adalah kombinasi sempurna di balik suksesnya MM mendominasi balap motogp…

    • Sebenarnya lebih tepatnya secara umum memang rc213v itu bisa di keluarkan potensinya lewat gaya riding elbow down dan slide seperti MM.

      Nakagami saja cocok pake rc213v dgn gaya riding mirip MM hanya saja Nakagami mungkin belum terlalu ngepush.

  11. Disamping Honda yang selalu memberikan paket terbaik buat pembalapnya, terutama Marquez, tapi saya juga yakin bakat & talentanya yang bikin dia menjadi pembeda dibanding pembalap lainnya yang membuatnya menjadi sangat kuat, bahkan sekelas pembalap banyak pengalaman seperti Rossi pun. Kemampuan adaptasi, braking / pengereman, kemampuan menganalisa & menyerap gaya balapan lawan dengan sekejap, kemampuan balapan dengan banyak gaya / style dan tekad untuk terus menang membuatnya menjadi mengerikan. Seolah doa sebagai satu kesatuan dengan motornya.
    Melihat Marquez, seperti memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan karakter tokoh utama anime Initial D, Takumi Fujiwara. Dengan Toyota AE86 Trueno nya, bisa mengalahkan pembalap kuat & mobil² yang jauh lebih kuat, bahkan pembalap kaya pengalaman Ryosuke Takahasi pun untuk pertama kalinya bisa dikalahkan Takumi berkat teknik, bakat & indra mengemudinya diluar akal sehat & juga bisa memaksimalkan potensi AE86 itu sendiri

    • Setuju Ada tALENTA di Sana, Karena di bilang sudah mapan pun blm itu RCV.
      Makanya Marc kasih statement blm lama ini media. Yg intinya “hohe akhirnya Tau knp MM sering jatuh”

      Yg aneh Kan di kasih motor struggle 2016-2017 jg tetap ngacir

  12. Inilah fanatisme duniawi yg sia² membuat orang tak bisa menerima kenyataan kebahagiaanya terus terkekang selama markes ada di motogp

Leave a Reply to UdinPetot Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here